PEMBIMBING
Letkol CKM, dr. M. Birza Rizaldi, Sp.OG
Penyusun:
Ritno Ryadi
(1102011237)
KATA PENGANTAR
Puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, berkat karunia-Nya penulis dapat
menyelesaikan pembuatan referat yang berjudul USG PADA OBSTETRI yang merupakan salah satu
syarat dalam mengikuti ujian kepaniteraan klinik Pendidikan Profesi Dokter di Departemen Obstetri dan
Ginekologi Rumah Sakit Tk.II Moh. Ridwan Meuraksa.
Referat ini diharapkan bisa memberikan beberapa pengetahuan kepada para pembaca
sekalian mengenai persalinan preterm.
Dalam menyelesaikan tugas ini penulis mengucapkan rasa terima kasih yang sebesarbesarnya kepada Letkol CKM dr. M. Birza Rizaldi, Sp.OG selaku dokter pembimbing dalam
pembuatan referat ini dan teman-teman Co-Ass yang telah membantu dalam pembuatan referat
ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan referat ini banyak terdapat kekurangan dan juga
masih jauh dari kesempurnaan, sehingga penulis mengharap kritik dan saran dari pembaca.
Semoga referat ini dapat bermanfaat bagi teman-teman pada khususnya dan semua pihak yang
berkepentingan bagi pengembangan ilmu kedokteran pada umumnya. AmiIn.
Penulis
LEMBAR PENGESAHAN
REFERAT
USG PADA OBSTETRI
Diajukan untuk memenuhi syarat mengikuti Kepaniteraan Klinik di bagian
Obstetri dan Ginekologi
Rumah Sakit Tk.II. Moh Ridwan meuraksa
Telah disetujui
Tanggal :
Disusun oleh :
Ritno Ryadi
1102011237
2016
Pembimbing,
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ...........................................................................................................................ii
LEMBAR PENGESAHAN ..................................................................................................................iii
DAFTAR ISI .........................................................................................................................................iv
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................................................v
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................................................1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ..........................................................................................................3
2.1. Teknik pemeriksaan USG ........................................................................................3
2.2. Indikasi pemeriksaan USG .......................................................................................5
A. Pemeriksaan USG kehamilan trimester I..........................................................7
B. Kelainan pada kehamilan trimester I................................................................11
C. Pemeriksaan USG kehamilan trimester II dan III.............................................14
D. Penentuan pertumbuhan dan besar janin...........................................................17
E. Tindakan intervensi pada kehamilan trimester II dan III...................................31
BAB III KESIMPULAN ......................................................................................................................33
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................................34
DAFTAR GAMBAR
BAB I
PENDAHULUAN
Pemeriksaan USG merupakan suatu metode diagnostik dengan menggunakan
gelombang ultrasonik untuk mempelajari morfologi dan fungsi suatu organ berdasarkan
gambaran eko dari gelombang ultrasonik yang dipantulkan oleh organ.
Sejak diperkenalkan pertama kali di bidang obstetri oleh Ian Donald sekitar 50
tahun yang lalu, USG telah mingalami perken-rbangan yang sangat pesat, baik dalam hal teknik
maupun kualitas resolusi yang dihasilkan. Hal ini telah membawa kemajuan yang sangat
dramatis di dalam hal diagnosis dan penanganan kehamilan. Morfologi dan fungsi organ janin
dapat dipelajari secara kasat mata dengan menggunakan usg 2-dimensi (USG 2-D) jenis realtime.
Fungsi hemodinamik uterus plasenta janin dapat dipelajari dengan lebih mudah
dan akurat dengan teknik pemeriksaan Doppler (color Doppler dan pulsed Doppler). Dalam
dekade terakhir ini telah dikembangkan teknik pemeriksaan USG 3-dimensi (USG 3-D), baik
jenis 3-D-statik maupun 3-D real time-(USG 4-dimensi atau live 3-D). Melalui USG 3-D
morfologi, perilaku, dan sirkulasi janin-plasenta dapat dipelaiari dengan lebih mudah dan jelas
berdasarkan aspek 3 dimensi.
Pada kehamilan trimester I pemeriksaan USG paling baik dikerjakan melalui
vagina (transvaginal). Frekuensi gelombang ultrasonik yang digunakan adalah 7,5Mhz atau
lebih, yang mempunyai kedalaman penetrasi sekitar 5 - 10 cm, tetapi memberikan kualitas
resolusi yang lebih baik.
Kerusakan jaringan tubuh yang terjadi terutama akibat pengaruh panas (efek
termal) dan kavitasi (efek mekanis) yang ditimbulkan oleh gelombang ultrasonic. Hipertermia
yang terjadi pada masa organogenesis dapat menimbulkan cacat pada janin (teratogenik),
pertumbuhan janin terhambat, dan kematian janin. Oleh karena efek termal ini, pemeriksaan
USG obstetri sebaiknya dihindari pada ibu yang sedang mengalami demam, tenrtama pada
kehamilan trimester 1.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2..1.
Pemeriksaan USG obstetri dapat dikerjakan melalui cara transabdominal (USG-TA) atau
transvaginal (USG-TV).
A. Pemeriksaan USG Transabdominal
Transduser (probe) yang digunakan untuk pemeriksaan USG-TA adalah jenis linear atau
konveks (Gambar 2.1). Transduser jenis konveks lebih popular digunakan pada saat ini
karena dapat menampilkan lapang pandangan yang lebih iuas dibandingkan jenis linear.
Pemeriksaan USG-TA terutama dikerjakan pada kehamilan trimester II dan III.
Sebelum memulai pemeriksaan, dinding abdomen ibu harus dilumuri jel (gel) untuk
lubrikasi dan menghilangkan udara di antara permukaan transduser dan dinding
abdomen.
Pemeriksaan USG-TA mempunyai beberapa kerugian. Kandung kemih yang penuh akan
mengganggu kenyamanan pasien dan pemeriksa. Kandung kemih yang terlampau penuh
akan mendesak genitalia interna ke posterior, sehingga letaknya di luar daya jangkau
transduser. uterus mudah mengalami kontraksi, sehingga kantung gestasi di dalam uterus
ikut tertekan dan bentuknya mengalami distorsi. Keadaan-keadaan ini akan mempersulit
pemeriksaan. Adanya mudigah di dalam kantung gestasi dapat luput dari pemeriksaan
Pada kehamilan trimester II dan III uterus teiah cukup besar dan letaknya di luar rongga
pelvik. Volume cairan amnion sudah cukup banyak. Pemeriksaan USG-TA dapat
dikerjakan tanpa memeriukan persiapan kandung kemih.
10
mengatur penggunaan USG di bidang obstetri. Pedoman tersebut antara lain memuat indikasi
pemeriksaan USG dalam kehamilan.
Indikasi pemeriksaan USG pada kehamilan trimester I
1. penentuan adanya kehamilan intrauterine
2. penentuan adanya denyut jantung mudigah atau janin
3. penentuan usia kehamilan
4. penentuan kehamilan kembar
5. perdarahan per vaginam
6. terduga kehamilan ektopik
7. terdapat nyeri pelvik
8. terduga kehamilan mola
9. terduga adanya tumor pelvik atau kelainan uterus
10. membantu tindakan invasif, seperti pengambilan sampel jaringan vili koriales (chorionic
aillws samping), pengangkatan IUD
Indikasi pemeriksaan USG pada kehamilan timester II dan III
1. penentuan usia kehamilan
2. evaluasi pertumbuhan janin
3. terduga kematian janin;
4. terduga kehamilan kembar;
5. terduga kelainan volume cairan amnion;
6. evaluasi kesejahteraan janin;
7. ketuban pecah dini atau persalinan preterm;
8. penentuan presentasi janin;
9. membantu tindakan versi luar;
10. terduga inkompetensia serviks;
11. terduga plasenta previa;
12. terduga solusio plasenta;
13. terduga kehamilan mola;
14. terdapat nyeri pelvik atau nyeri abdomen;
15. terduga kehamilan ektopik;
11
16. kecurigaan adanya kelainan kromosomal (usia ibu > 35 tahun, atau hasil tes biokimiawi
abnormal); evaluasi kelainan kongenital;
17. riwayat kelainan kongenital pada kehamilan sebelumnya;
18. terduga adanya tumor pelvik atau kelainan uterus; dan
19. membantu tindakan invasif, seperti amniosentesis, kordosentesis, atau amnioinfusia
A. Pemeriksaan Ultrasonografi Kehamilan Trimester I
1. Kantung Gestasi
Struktur kantung gestasi (KG) intrauterin dapat terlihat mulai kehamilan 4,5 minggu
(17 hari pascakonsepsi, atau sekitar 10 hari sejak blastosis bernidasi ke dalam lapisan
endometrium. Pada saat itu diameternya mencapai 2 - 3 mm. Dengan USG-TA kehamilan
intrauterin dapat terlihat setelah diameter KG mencapai 5 mm; dan secara konsisten
terlihat mulai kehamilan 6 minggu, saat diameter KG mencapai > 1O mm.
Kantung gestasi terlihat sebagai struktur kistik (anekoik) berbentuk bundar atau
oval, dengan dinding yang hiperekoik, dan lemaknya eksentrik di dalam lapisan
endometrium yang menebal (Gambar 2.3)
Suatu kehamilan intrauterin baru dapat dipasrikan setelah terlihat struktur yolh sac di
dalam KG (Gambar 2.4). Yolk sac berbentuk cincin berdinding tipis yang letaknya di
dalam ruang korion.
Selama kehamilan 5 - 10 minggu diameter yolk. sac mencapai 5 - 6 mm. Setelah itu
yolk sac akan menyusut dan pada kehamilan 12 minggu biasanya tidak terlihat lagi
Apabila yolk sac tidak ditemukan di dalam kantung gestasi yang diameternya > 10
mm (USG-TV) atau > 20 mm (USG-TA), maka kemungkinan besar kehamilan tidak akan
berkembang normal dan akan mengalami abortus.
13
14
15
16
17
18
Pemeriksaan USG pada kehamilan trimester II dan III dilakukan dengan cara transabdominal
tanpa persiapan kandung kemih. Pada kondisi tertentu pemeriksaan dilakukan melalui kandung
kemih yang setengah terisi atau dengan USG-TV, misalnya untuk menilai letak piasenta,
ketebalan segmen bawah uterus (SBU), kondisi serviks, dan tumor pelvik.
Penentuan Usia Kehamilan
Setelah kehamilan 20 minggu variasi pertumbuhan janin semakin melebar, sehingga
pengukuran biometri untuk menentukan usia kehamilan menjadi tidak akurat lagi.
Pemeriksaan USG serial dengan interval sedikitnya 2 minggu dapat menambah akurasi
pemeriksaan.
Biometri yang cukup mudah diukur dan lazim digunakan adalah DBP, lingkar kepaia,
panjang femur, dan panjang humerus.
a. Pengukuran Diameter Biparietal dan Lingkar Kepala
Pengukuran DBP dilakukan pada penampang aksial kepala setinggi taiamus (bidang
transtalamik), karena melalui bidang ini akan diperoleh ukuran DBP yang terbesar
(Gambar 2.9.)
ke dalam'), tegak lurus falks serebri. Peneliti lain melakukan pengukuran DBP pada
permukaan luar tulang parietal bagian proksimal dan distal ('luar ke luar').
Alat USG yang dijual sekarang umumnya diiengkapi sofnttare yang dapat mengukur
lingkar kepala (dan bagian tubuh janin lainnya) dengan cara ellips atau cara tracing.
b. Pengukuran Panjang Femur Pengukuran dilakukan terhadap diafisis tulang femur yang
berada pada posisi horizontal. Bagian epifisis tulang tidak ikut diukur (Gambar 2.10).
Pengukuran panjang tulang humerus dan tulang-tulang panjang lainnya dilakukan dengan
cara yang sama seperti pengukuran tulang femur.
20
21
lainnya merupakan jenis simetrikle. Pertumbuhan janin terhambat jenis simetrik dapat
disebabkan baik oleh faktor intrinsik (kelainan genetik/kromosom) maupun ekstrinsik
(bahan teratogenik, infeksi intrauterin, malnutrisi berat, dan sebagai,nya), dan terjadi
sejak usia kehamilan muda.
Pada PJT jenis asimetrik penyebabnya adalah faktor ekstrinsik, terutama insufisiensi
plasenta, yang umumnya terjadi pada kehamilan trimester IIL Gambaran spesifik PJT
asimetrik terlihat pada besar atau berat janin yang berkurang, sedangkan panjang
janin hanya sedikit terpengaruh.
Bentuk tubuh janin tidak proporsional (asimetrik), yaitu ukuran tubuh (misalnya
lingkar abdomen) yang kecil, sedangkan ukuran kepala tidak banyak mengalami
perubahan (brain sparing phenomenon).
Pada janin normal, rasio lingkar kepala dan lingkar abdomen adalah 1,18 pada
kehamilan 17 minggu; berkurang menjadi 1,11 pada kehamilan 29 minggu; 1,01 pada
kehamilan 36 minggu; dan < 1,0 setelah usia kehamilan 35 minggu' Pada PJT
asimetrik rasio tersebut tetap > 1,020. Volume cairan amnion berkurang
(oligohidramnion) karena produksi urin berkurang. Ukuran plasenta mengecil.
Pertumbuhan janin terhambat jenis asimetrik jarang disertai kelainan kongenital. Pada
PJT jenis simetrik gangguan pertumbuhan terlihat pada berat dan panjang janin yang
berkurang. Ukuran kepala seringkali lebih kecil daripada ukuran normal
(mikrosefalus). Ukuran plasenta biasanya normal. Kelainan kongenital banyak
dijumpai pada PJT jenis simetrik dan biasanya berupa kelainan multipel. Volume
cairan amnion masih normal, kecuali bila disertai kelainan kongenital volume cairan
amnion mungkin menjadi abnormal (oligohidramnion atau polihidramnion).
Pengukuran lingkar abdomen sangat berguna dan paling sensitif dalam mendiagnosis
PII, baik jenis asimetrik maupun jenis simetrik. Pada PJT asimetrik, lingkar abdomen
22
Iebih kecil daripada ukuran normal untuk usia kehamilan tertentu; sedangkan ukuran
biometri janin lainnya tidak atau hanya sedikit terpengaruh. Pada PJT simetrik,
ukuran Iingkar abdomen dan biometri janin lainnya lebih kecil daripada ukuran
normal.
2. Kehamilan Kembar
Kehamilan kembar yang terdeteksi pada kehamilan trimester I harus seialu dievaluasi,
untuk mengetahui kemungkinan terjadinya reduksi spontan atau gangguan lainnya
selama masa kehamilan. Sekitar 21. ok kehamilan kembar akan mengalami reduksi
spontan (vanishing nuin) pada kehamilan trimester II2l. Kematian perinatal terutama
terjadi pada kembar monokorionik.
Pada kehamilan trimester II, korionisitas kehamilan kembar dapat diketahui dengan
memeriksa jenis kelamin kedua janin, jumlah plasenta, dan sekat pemisah kedua
janin.
Kematian yang terjadi pada salah satu janin kembar dikorionik umumnya tidak
menimbulkan pengaruh buruk kepada janin lainnya; akan tetapi bila terjadi pada
kembar monokorionik dapat menimbulkan gangguan pada janin lainnya, seperti
prematuritas, hipotensi, kerusakan otak, atau kematian janin.
3. Kelainan Kongenital janin
Saat ini sebagian besar kelainan kongenital janin dapat diketahui sebelum usia
kehamilan 20 minggu, yaitu sebelum memasuki masa perinatal. Beberapa petanda
kelainan kongenital yang seringkali dijumpai pada pemeriksaan USG adalah
a. volume cairan amnion yang abnormal (oligohidramnion atau polihidramnion);
b. pertumbuhan janin terhambat, terutama jika terjadi sebelum kehamilan 20
c.
d.
e.
f.
g.
minggu;
kelainan morfologi bentuk tubuh dan struktur organ janin;
ukuran biometri janin yang abnormal;
ukuran plasenta yang abnormal;
arteri umbilikal tunggal (single umbilical artery); dan
aktivitas biofisik janin yang berkurang.
23
atas
plasenta
previa
totalis
atau
komplit,
plasenta
previa
25
26
tali pusat. Tumor yang kecil dan letaknya intraplasenta sulit terdeteksi dengan
USG
6. Tali Pusat
Tali pusat berisi dua arteri umbilikal yang mengalirkan darah 'kotor' (berisi zat
metabolit) dari janin ke plasenta; dan sebuah vena umbilikalyaog mengalirkan darah
segar (kaya akan oksigen dan nutrien) dari plasenta ke janin. Ketiga pembuluh darah
umbilikal berada di dalam jaringan mukoid (jeli Vharton) dan dibungkus selaput
amnion (Gambar 2.14). Diameter arteri umbilikal sekitar 0,4 cm, lebih kecil dari vena
umbilikal (1 cm), tetapi mempunyai lapisan muskular yang lebih tebal.
28
Diameter tali pusat yang normal sekitar I - 2 cm. Tali pusat yang besar (> 3 cm)
tidak selalu berarti abnormal. Beberapa keadaan abnormal yang dapat
menyebabkan tali pusat membesar adalah diabetes mellitus, edema tali pusat
(hidrops fetalis, janin mati), hematoma, tumor tali pusat, hernia umbilikalis, dan
defek dinding abdomen.
b. Kelainan Pembuluh Darah Tali Pusat
Arteri umbilikal tunggal (AUT) merupakan kelainan tali pusat yang paling sering
terjadi, dan ditemukan pada sekitar 0,2 - 1,1 % kelahiran (Gambar 2.15).
29
pembuluh darah umbilikal yang saling bersilangan dan tidak terlihat adanya
kontinuitas pembuluh darah bagian proksimal dengan bagian distal simpul.
d. Lilitan Tali Pusat di Leher Janin
Seperti halnya simpul tali pusat, lilitan tali pusat terjadi karena gerak janin yang
berlebihan, tali pusat yang panjang, janin kecil, dan polihidramnion. Lilitan tali
pusat bisa terjadi di bagian mana saja dari tubuh janin, tetapi yang tersering
adalah di bagian leher (nuchal cord).
Lilitan tali pusat dapat menimbulkan bradikardia dan hipoksia janin dan bila
jumlah lilitan lebih dari sekali akan meningkatkan mortalitas perinatal2
Pada pemeriksaan USG lilitan tali pusat diketahui dengan melihat adanya satu
atau lebih bagian tali pusat yang melingkari leher janin (Gambar 2.16).
Pemeriksaan akan lebih jelas dengan menggunakan Color Doppler.
yang terjadi oleh sebab apa pun akan meningkatkan morbiditas dan mortaiitas
perinatal.
a. Mekanisme Pengaturan Cairan Amnion
Pada kehamilan 20 minggu jumlah cairan amnion sekitar 500 ml, kemudian
jumlahnya terus meningkat hingga mencapai jumlah maksimal sekitar 1.000 ml
pada kehamilan 34 minggu. Jumlah cairan amnion sekitar 800 - 900 ml pada
kehamilan aterm, berkurang hingga 350 ml pada kehamilan 42 minggu, dan 250
ml pada kehamilan 43 minggu.
b. Penilaian Jumlah Cairan Amnion
Penilaian Subjektif
Pada keadaan polihidramnion, janin menjauh dari dinding depan uterus sehingga
tidak ada bagian tubuh janin yang bersentuhan dengan dinding depan uterus (Gambar
2.17). Janin berada di luar daya penetrasi gelombang ultrasonik sehingga sulit terlihat
melalui USG. Pada keadaan oligohidramnion cairan amnion disebut berkurang bila
kantung amnion hanya terlihat di daerah tungkai bawah; dan disebut habis bila tidak
terlihat lagi kantung amnion. Pada keadaan ini aktivitas gerakan janin menjadi
berkurang. Struktur janin sulit untuk dipelajari, dan ekstremitas tampak berdesakan
(Gambar 2.18).
31
32
pada ibu.
Tindakan Intervensi pada Kehamilan Trimester II dan III
Beberapa tindakan interyensi dengan bimbingan USG yang seringkali dilakukan pada kehamilan
trimester II dan III, antara lain
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
33
BAB III
KESIMPULAN
Pemeriksaan USG merupakan suatu metode diagnostik dengan menggunakan
gelombang ultrasonik untuk mempelajari morfologi dan fungsi suatu organ berdasarkan
gambaran eko dari gelombang ultrasonik yang dipantulkan oleh organ.
Kerusakan jaringan tubuh yang terjadi terutama akibat pengaruh panas (efek
termal) dan kavitasi (efek mekanis) yang ditimbulkan oleh gelombang ultrasonic. Hipertermia
yang terjadi pada masa organogenesis dapat menimbulkan cacat pada janin (teratogenik),
pertumbuhan janin terhambat, dan kematian janin. Oleh karena efek termal ini, pemeriksaan
USG obstetri sebaiknya dihindari pada ibu yang sedang mengalami demam, terutama pada
kehamilan trimester 1.
Untuk mencegah terjadinya penyalahgunaan USG maka perlu dibuat suatu pedoman yang
mengatur penggunaan USG di bidang obstetri. Indikasi pemeriksaan USG pada kehamilan
trimester I yaitu untuk menentukan adanya kehamilan intrauterine, menentukan adanya denyut
jantung mudigah atau janin, menentukan usia kehamilan, menentukan kehamilan kembar,
perdarahan per vaginam, terduga kehamilan ektopik, terdapat nyeri pelvik, terduga kehamilan
mola, terduga adanya tumor pelvik atau kelainan uterus, serta membantu tindakan invasif, seperti
pengambilan sampel jaringan vili koriales (chorionic aillws samping), pengangkatan IUD.
Sedangkan indikasi pemeriksaan USG pada kehamilan timester II dan III yaitu untuk evaluasi
kesejahteraan janin, serta membantu tindakan invasive seperti amniosentesis, kordosentesis, atau
amnioinfusia
34
DAFTAR PUSTAKA
Sarwono. 2010. Ultrasonografi pada Obstetri dalam Ilmu Kebidanan. Edisi IV. Jakarta : P.T
Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo. Hal 245 - 26
35