Anda di halaman 1dari 7

Borang Portofolio

No. ID dan Nama Peserta :

dr. Yanita Dikaningrum

No. ID dan Nama Wahana :


RSUD Panglima Sebaya Paser
Topik :
Katarak Traumatika
Tanggal (kasus) :
18 Mei 2016
Nama Pasien :
Tn Tedeu
No. RM
02.14.53
Tanggal Presentasi :
Pendamping : dr. Nurdiana A.S
Tempat Presentasi :
RSUD Panglima Sebaya Paser
Objektif Presentasi :
Keilmuan
Keterampilan
Penyegaran
Tinjauan Pustaka
Diagnostik
Manajemen
Masalah
Istimewa
Neonatus
Bayi
Anak
Remaja
Dewasa
Lansia
Bumil
Deskripsi : Laki-laki 50 tahun datang dengan keluhan mata kabur
Tujuan :
Mengetahui Anatomi Lensa pada Mata
Bahan
Tinjauan Pustaka Riset
Kasus
Audit
Bahasan :
Cara
Diskusi
Presentasi dan Diskusi
E-mail
Pos
Membahas :
Data

Nama : Tn Tedeu
Pasien :
Nama Klinik : RSUD Panglima Sebaya Paser
Data Utama untuk Bahan Diskusi :
1. Diagnosis / Gambaran Klinis :

No. Registrasi : 02.14.53


Telp :

Terdaftar sejak : 2016

Seorang laki-laki 50 tahun datang dengan penglihatan mata kanan yang kabur sejak 6
bulan yang lalu karena terkena pelepah sawit. Penglihatan kabur perlahan. Pasien juga
mengatakan merasa silau ketika melihat cahaya. Pasien tidak merasakan adanya nyeri kepala
dan mata merah. Nyeri mata kanan (-), mata merah (-). Pasien tidak mengeluhkan gatal, rasa
mengganjal (-), silau (-).Riwayat menderita katarak (-). Riwayat diabetes dan hipertensi
disangkal.
Pemeriksaan Fisik
Kondisi Umum : Baik
Berat badan : 65 kg ; Tinggi badan : 160 cm
Kesadaran : Compos mentis E4V5M6
Vital Sign : TD : 140/90 mmHg , N : 84 x/menit, RR : 20 x/menit, Temp : 36,5oC
Kepala : konjungtiva : anemis -/Thoraks : Inspeksi: bentuk dada simetris
Palpasi : pergerakan dinding dada simetris

Perkusi : sonor +/+


Auskultasi
: vesikular +/+, S1-S2 reguler
Abdomen : Inspeksi
: dinding perut sejajar dengan dinding dada
Auskultasi : peristaltik (+)
Palpasi
: soepel, nyeri tekan (-)
Perkusi
: timpani (+)
Ekstremitas : Akral hangat (+), tanda peradangan (-)
Pemeriksaan Oftamologi :
INSPEKSI
No

Pemeriksaan

OD

OS

1.

Palpebra

Edema (-)

Edema (-)

2.

App. Lakrimalis

Lakrimasi (-)

Lakrimasi (-)

3.

Silia

Normal

Normal

4.

Konjungtiva

Hiperemis (-)

Hiperemis (-)

5.

Bola mata

Ke segala arah

Ke segala arah

6.

Mekanisme
muskular

7.

Kornea

Jernih

Jernih

8.

Bilik mata depan

Kesan normal

Kesan normal

9.

Iris

Coklat, kripte (+)

Coklat, kripte (+)

10

Pupil

Bulat, sentral,RC (+) Bulat, sentral, RC(-)

11.

Lensa

Keruh

Kesan normal

PALPASI
No

Pemeriksaan

OD

OS

1.

Tensi Okuler

Meningkat

Tn

2.

Nyeri Tekan

(-)

(-)

3.

Massa Tumor

(-)

(-)

4.

Glandula periaurikuler

Pembesaran (-)

Pembesaran (-)

Tonometri

: OD : 52,3 OS : 17,7

Visus

: VOD = 1/~
VOS = 20/20
Light projection

Campus visual

: Tidak dilakukan pemeriksaan

Color Sense

: Tidak dilakukan pemeriksaan

Light Sense

: Tidak dilakukan pemeriksaan

Penyinaran Oblik
Pemeriksaan

OD

OS

Konjungtiva

Hiperemis (-)

Hiperemis (-)

Kornea

Jernih

Kesan normal

Kesan normal

Iris

Coklat, kripte (+)

Coklat, kripte (+)

Pupil

Bulat, sentral, Refleks Bulat, sentral, Refleks

Bilik mata depan

Lensa

cahaya (+)

cahaya (+)

Keruh

Jernih

Diafanoskopi

: Tidak dilakukan pemeriksaan

Funduskopi

: Tidak dilakukan pemeriksaan

Slit Lamp
- SLOD : Konjungtiva hiperemis (+), BMD

normal, iris coklat, kripte (+), pupil

bulat sentral, Refleks cahaya (+) lensa keruh.


- SLOS : Konjungtiva hiperemis (-), kornea kesan jernih, BMD kesan normal, Iris
coklat, kripte (+). Pupil bulat sentral, Refleks cahaya (+) lensa jernih
Pemeriksaan Laboratorium :
WBC : 6,38
HGB: 13,5
HCT : 40,4

PLT : 234

2. Riwayat Pengobatan :
3. Riwayat Kesehatan / Penyakit :
Riwayat diabetes melistus : (-)
Riwayat penyakit jantung : (-)
Riwayat penyakit ginjal

: (-)

Riwayat penyakit mata

: (-)

Riwayat hipertensi
4. Riwayat Keluarga :

: (-)

Tidak terdapat anggota keluarga yang menderita penyakit serupa.


5. Riwayat Pekerjaan :
Pelajar
6. Kondisi Lingkungan Sosial dan Fisik :
Hubungan pasien dengan keluarga harmonis, selain itu hubungan dengan tetangga dirasakan
baik.
7. Riwayat Imunisasi (disesuaikan dengan pasien dan kasus) :
8. Lain-lain :
Daftar Pustaka :
1. Galloway N. Cataract. In Common Eye Diseases and their Management ed 3th. 2006. SpringerVerlag: London. 81-91.
2. Riordan P, et al. Lens. In Vaughan & Asbury's General Ophthalmology, 16th Edition. McGrawHill: New York. Hal 174-181.
3. Graham R, et al. Cataract Traumatic. In http://www.emedicine.medscape.com
4. Shock J, et al. Lensa. Dalam Oftalmologi Umum. Edisi 14. 2000. Widya Medika:Jakarta. Hal:
175-182.
5. Zorab R, et al. Cataract. In Lens and Cataract, American Academy of Opthalmology. Section 11.
Edition 2008-2009. San Francisco, USA. Hal: 5-9, 53-57.
6. Oliver J, et al. Cataract Assessment. In Ophthalmology at Glance. 2005. Blackwell-science:
Massachusetts. Hal 73-75.
7. Lang, G. Cataract. In Ophthalmology A short text book. 2000. Thieme: New York. Hal 183.
8. Lacmanovic Valentina, et al. Surgical Trratment, Clinical Outcome, and Complication of

Traumatic Cataract: Retrospective Study.


Hasil Pembelajaran :
Mengetahui Anatomi Lensa pada Mata

ANATOMI LENSA
Lensa adalah suatu struktur bikonveks, avaskular, tak berwarna dan hampir transparan sempurna,
lensa juga tidak memiliki inervasi persarafan. Tebalnya sekitar 4 mm dan diameternya 9 mm. Di
belakang iris, lensa digantung oleh zonula zinni, yang terdiri dari serabut yang lembut tetapi
kuat, yang menghubungkannya dengan korpus siliare. Di sebelah anterior lensa terdapat humor
aquaeus; di sebelah posteriornya, vitreus. Lensa disusun oleh kapsul, epitel lensa, korteks, dan
nucleus. 4, 5
1. Kapsul
Kapsul lensa adalah membrane yang transparan dan elastic yang terdiri dari kolagen tipe IV.
Kapsul mengandung substansi lensa dan mampu untuk membentuknya pada saat perubahan
akomodatif. Lapisan paling luar dari kapsul lensa, zonullar lamella, juga berperan sebagai
titik perlekatan untuk serabut zonular. Kapsul lensa yang paling tebal ada pada bagian
perrquatorial anterior dan posterior dan paling tipis pada bagian kutub posterior sentral.
Kapsul lensa bagian anterior lebih tebal daripada kapsul bagian posterior pada saat lahir dan
meningkat ketebalannya seiring dengan berjalannya waktu.5
2. Epitel lensa
Dibelakang kapsul lensa anterior adalah sebuah lapisan tunggal sel epitel. Sel-sel ini aktif
secara metabolis dan melakukan semua aktivitas sel yang normal, yang mencakup biosintesis

DNA, RNA, protein dan lemak; mereka juga menghasilkan adenoid trifosfat untuk
memenuhi kebutuhan energy lensa.5
3. Nucleus dan korteks
Nucleus lensa lebih keras daripada korteksnya. Sesuai dengan bertambahnya usia, serat-serat
lamellar subepitel terus diproduksi, sehingga lensa lama-kelamaan menjadi lebih besar dan
kurang elastic. Nukleus dan korteks terbentuk dari dari lamellae konsentris yang panjang.
Garis-garis persambungan yang terbentuk dengan persambungan lamella ini ujung-ke-ujung
berbentuk [Y] bila dilihat dengan slitlamp. Bentuk [Y] ini tegak di anterior dan terbalik di
posterior. Masing-masing serat lamellar mengandung sebuah inti gepeng. Pada pemeriksaan
mikroskop, inti ini jelas di bagian perifer lensa didekat ekuator dan bersambung dengan
lapisan epitel subkapsul.4

Gambar 1. Anatomi lensa tampak anterior dan lateral (dikutip dari kepustakaan no 7)

Enam puluh lima persen lensa terdiri dari air, sekitar 35% protein (kandungan protein
tertinggi di antara jaringan tubuh yang lain), dan sedikit sekali mineral yang biasa ada di jaringan
tubuh lainnya. Kandungan kalium lebih tinggi di lensa daripada di sebagian besar jaringan yang
lain. Asam askorbat dan glutation terdapat dalam bentuk teroksidasi maupun tereduksi.4

Gambar 2. Struktur lensa normal (dikutip dari kepustakaan no 4)

Anda mungkin juga menyukai