Anda di halaman 1dari 10

Neuralgia Trigeminal merupakan suatu keluhan serangan nyeri wajah satu sisi yang berulang.

Disebut Trigeminal neuralgia, karena nyeri di wajah ini terjadi pada satu atau lebih saraf dari tiga cabang saraf Trigeminal. Saraf yang cukup besar ini terletak di otak dan membawa sensasi dari wajah ke otak. Rasa nyeri disebabkan oleh terganggunya fungsi saraf Trigeminal sesuai dengan daerah distribusi persarafan salah satu cabang saraf Trigeminal yang diakibatkan oleh berbagai penyebab. Serangan neuralgia Trigeminal dapat berlangsung dalam beberapa detik sampai semenit. Beberapa orang merasakan sakit ringan, kadang terasa seperti ditusuk. Sementara yang lain merasakan nyeri yang cukup kerap, berat, seperti nyeri saat kena setrum listrik. re!alensi penyakit ini diperkirakan sekitar "#$.% pada pria dan &##.& pada wanita per satu juta populasi. enyakit ini lebih sering terjadi pada sisi kanan wajah dibandingkan dengan sisi kiri 'rasio ()&*, dan merupakan penyakit pada kelompok usia dewasa 'dekade enam sampai tujuh*. +anya "# , kasus yang terjadi sebelum usia empat puluh tahun. Sumber lain menyebutkan, penyakit ini lebih umum dijumpai pada mereka yang berusia di atas %# tahun, meskipun terdapat pula penderita berusia muda dan anak-anak. Neuralgia Trigeminal merupakan penyakit yang relatif jarang, tetapi sangat mengganggu kenyamanan hidup penderita, namun sebenarnya pemberian obat untuk mengatasi Trigeminal neuralgia biasanya cukup efektif. .bat ini akan memblokade sinyal nyeri yang dikirim ke otak, sehingga nyeri berkurang, hanya saja banyak orang yang tidak mengetahui dan menyalahartikan Neuralgia Trigeminal sebagai nyeri yang ditimbulkan karena kelainan pada gigi, sehingga pengobatan yang dilakukan tidaklah tuntas. /N/T.01 N2R34S TR15201N4S Ner!us Trigeminus merupakan ner!us cranialis yang terbesar dan melayani arcus branchialis pertama. Ner!us ini mengandung serat-serat branchiomotorik dan aferen somatik umum 'yang terdiri atas komponen ekteroseptif dan komponen proprioseptif*, dengan nuclei sebagai berikut ) a. Nucleus 0otorius Ner!i Trigemini Dari Nucleus ini keluar serat-serat branchiomotorik yang berjalan langsung ke arah !entrolateral menyilang serat-serat pedunculus cerebellaris medius 'fibrae pontocerebellares* dan pada akhirnya akan melayani m. 0asticatores melalui rami motori ner!i mandibularis dan m. Tensor 3eli alatini serta m. 0ylohyoideus. b. Nucleus ontius, Ner!i Trigemini dan Nucleus Spinalis Ner!i Trigemini 6edua Nucleus ini menerima impuls-impuls eksteroseptif dari daerah muka dan daerah cal!aria bagian !entral sampai !erte7. Di antara kedua nucleus di atas terdapat perbedaan fungsional yang penting ) di dalam nucleus ontius berakhir serat-serat aferan N. 3 yang relatif kasar, yang mengantarkan impuls-impuls rasa raba, sedangkan nucleus spinalis N. 3 terdiri atas sel-sel neuron kecil dan menerima seratserat N. 3 yang halus yang mengantarkan impuls-impuls eksteroseptif nyeri dan suhu.

81S1.9.51 N2R34S TR15201N4S 8ungsi ner!us Trigeminus dapat dinilai melalui pemeriksaan rasa suhu, nyeri dan raba pada daerah iner!asi N. 3 'daerah muka dan bagian !entral cal!aria*, pemeriksaan refleks kornea, dan pemeriksaan fungsi otot-otot pengunyah. 8ungsi otot pengunyah dapat diperiksa, misalnya dengan menyuruh penderita menutup kedua rahangnya dengan rapat, sehingga gigi-gigi pada rahang bawah menekan pada gigi-gigi rahang atas, sementara m. 0asseter dan m. Temporalis dapat dipalpasi dengan mudah. ada kerusakan unilateral neuron motor atas, mm. 0asticatores tidak mngelami gangguan fungsi, oleh karena nucleus motorius N. 3 menerima fibrae corticonucleares dari kedua belah corte7 cerebri. Sebagai tambahan terhadap fungsi cutaneus, cabang ma7illaris dan mandibularis penting pada kedokteran gigi. Ner!us ma7illaris memberikan iner!asi sensorik ke gigi ma7illaris, palatum, dan gingi!a. :abang mandibularis memberikan persarafan sensorik ke gigi mandibularis, lidah, dan gingi!a. 3ariasi ner!us yang memberikan persarafan ke gigi diteruskan ke al!eolaris, ke soket di mana gigi tersebut berasal ner!us al!eolaris superior ke gigi ma7illaris berasal dari cabang ma7illaris ner!us trigeminus. Ner!us al!eolaris inferior ke gigi mandibularis berasal dari cabang mandibularis ner!us trigeminus. D281N1S1 N24R/951/ TR15201N/9 Secara harfiah, Neuralgia Trigeminal berarti nyeri pada ner!us Trigeminus, yang menghantarkan rasa nyeri menuju ke wajah. Neuralgia Trigeminal adalah suatu keadaan yang memengaruhi N. 3, ner!us kranialis terbesar. Dicirikan dengan suatu nyeri yang muncul mendadak, berat, seperti sengatan listrik, atau nyeri yang menusuk-nusuk, biasanya pada satu sisi rahang atau pipi. ada beberapa penderita, mata, telinga atau langit-langit mulut dapat pula terserang. ada kebanyakan penderita, nyeri berkurang saat malam hari, atau pada saat penderita berbaring. 5ambaran 6linis Neuralgia Trigeminal Serangan Trigeminal neuralgia dapat berlangsung dalam beberapa detik sampai semenit. Beberapa orang merasakan sakit ringan, kadang terasa seperti ditusuk. Sementara yang lain merasakan nyeri yang cukup kerap, berat, seperti nyeri saat kena setrum listrik. enderita Trigeminal neuralgia yang berat menggambarkan rasa sakitnya seperti ditembak, kena pukulan jab, atau ada kawat di sepanjang wajahnya. Serangan ini hilang timbul. Bisa jadi dalam sehari tidak ada rasa sakit. Namun, bisa juga sakit menyerang setiap hari atau sepanjang 0inggu. 9alu, tidak sakit lagi selama beberapa waktu. Trigeminal neuralgia biasanya hanya terasa di satu sisi wajah, tetapi bisa juga menyebar dengan pola yang lebih luas. ;arang sekali terasa di kedua sisi wajah dlm waktu bersamaan. 69/S1816/S1 Neuralgia Trigeminal 'NT* dapat dibedakan menjadi) ". NT Tipikal, &. NT /tipikal,

(. NT karena Sklerosis 0ultipel, <. NT Sekunder, %. NT aska Trauma, dan =. 8ailed Neuralgia Trigeminal. Bentuk-bentuk neuralgia ini harus dibedakan dari nyeri wajah idiopatik 'atipikal* serta kelainan lain yang menyebabkan nyeri kranio-fasial. 2T1.9.51 ' 2N>2B/B* Neuralgia Trigeminal 0ekanisme patofisiologis yang mendasari NT belum begitu pasti, walau sudah sangat banyak penelitian dilakukan. 6esimpulan ?ilkins, semua teori tentang mekanisme harus konsisten dengan) ". Sifat nyeri yang paroksismal, dengan inter!al bebas nyeri yang lama. &. 4mumnya ada stimulus @triggerA yang dibawa melalui aferen berdiameter besar 'bukan serabut nyeri* dan sering melalui di!isi saraf kelima diluar di!isi untuk nyeri. (. 6enyataan bahwa suatu lesi kecil atau parsial pada ganglion gasserian danB atau akar-akar saraf sering menghilangkan nyeri. <. Terjadinya NT pada pasien yang mempunyai kelainan demielinasi sentral 'terjadi pada ", pasien dengan sklerosis multipel* 6enyataan ini tampaknya memastikan bahwa etiologinya adalah sentral dibanding saraf tepi. aroksisme nyeri analog dengan bangkitan dan yang menarik adalah sering dapat dikontrol dengan obat-obatan anti kejang 'karbamaCepin dan fenitoin*. Tampaknya sangat mungkin bahwa serangan nyeri mungkin menunjukkan suatu cetusan @aberrantA dari akti!itas neuronal yang mungkin dimulai dengan memasukkan input melalui saraf kelima, berasal dari sepanjang traktus sentral saraf kelima, atau pada tingkat sinaps sentralnya. Berbagai keadaan patologis menunjukkan penyebab yang mungkin pada kelainan ini. ada kebanyakan pasien yang dioperasi untuk NT ditemukan adanya kompresi atas @ner!e root entry ConeA saraf kelima pada batang otak oleh pembuluh darah '<%-D%, pasien*. +al ini meningkat sesuai usia karena sekunder terhadap elongasi arteria karena penuaan dan arteriosklerosis dan mungkin sebagai penyebab pada kebanyakan pasien. .topsi menunjukkan banyak kasus dengan keadaan penekanan !askuler serupa tidak menunjukkan gejala saat hidupnya. 6ompresi non!askuler saraf kelima terjadi pada beberapa pasien. "-E, pasien menunjukkan adanya tumor jinak sudut serebelopontin 'meningioma, sista epidermoid, neuroma akustik, /30* dan kompresi oleh tulang 'misal sekunder terhadap penyakit aget*. Tidak seperti kebanyakan pasien dengan NT, pasien ini sering mempunyai gejala danBatau tanda defisit saraf kranial.

enyebab lain yang mungkin, termasuk cedera perifer saraf kelima 'misal karena tindakan dental* atau sklerosis multipel, dan beberapa tanpa patologi yang jelas. /T.81S1.9.51 Neuralgia Trigeminal dapat terjadi akibat berbagai kondisi yang melibatkan sistem persarafan trigeminus ipsilateral. ada kebanyakan kasus, tampaknya yang menjadi etiologi adalah adanya kompresi oleh salah satu arteri di dekatnya yang mengalami pemanjangan seiring dengan perjalanan usia, tepat pada pangkal tempat keluarnya saraf ini dari batang otak. 9ima sampai delapan persen kasus disebabkan oleh adanya tumor benigna pada sudut serebelo-pontin seperti meningioma, tumor epidermoid, atau neurinoma akustik. 6ira-kira &-(, kasus karena sklerosis multipel. /da sebagian kasus yang tidak diketahui sebabnya. 0enurut 8romm, neuralgia Trigeminal bisa mempunyai penyebab perifer maupun sentral. Sebagai contoh dikemukakan bahwa adanya iritasi kronis pada saraf ini, apapun penyebabnya, bisa menimbulkan kegagalan pada inhibisi segmental pada nukleusB inti saraf ini yang menimbulkan produksi ectopic action potential pada saraf Trigeminal. 6eadaan ini, yaitu discharge neuronal yang berlebihan dan pengurangan inhibisi, mengakibatkan jalur sensorik yang hiperaktif. Bila tidak terbendung akhirnya akan menimbulkan serangan nyeri. /ksi potensial antidromik ini dirasakan oleh pasien sebagai serangan nyeri trigerminal yang paroksismal. Stimulus yang sederhana pada daerah pencetus mengakibatkan terjadinya serangan nyeri. 2fek terapeutik yang efektif dari obat yang diketahui bekerja secara sentral membuktikan adanya mekanisme sentral dari neuralgi. Tentang bagaimana multipel sklerosis bisa disertai nyeri Trigeminal diingatkan akan adanya demyelinating plaFues pada tempat masuknya saraf, atau pada nukleus sensorik utama ner!us trigeminus. ada nyeri Trigeminal pasca infeksi !irus, misalnya pasca herpes, dianggap bahwa lesi pada saraf akan mengaktifkan nociceptors yang berakibat terjadinya nyeri. Tentang mengapa nyeri pasca herpes masih bertahan sampai waktu cukup lama dikatakan karena setelah sembuh dan selama masa regenerasi masih tetap terbentuk Cat pembawa nyeri hingga kurun waktu yang berbeda. ada orang usia muda, waktu ini relatif singkat. /kan tetapi, pada usia lanjut nyeri bisa berlangsung sangat lama. emberian anti!iral yang cepat dan dalam dosis yang adekuat akan sangat mempersingkat lamanya nyeri ini. eter ;anetta menggolongkan neuralgia glossopharyngeal dan hemifacial spasm dalam kelompok GSyndromes of Cranial Nerve HyperactivityG. 0enurut dia, semua saraf yang digolongkan pada sindroma ini mempunyai satu kesamaan) mereka semuanya terletak pada pons atau medulla oblongata serta dikelilingi oleh banyak arteri dan !ena. ada genesis dari sindroma hiperaktif ini, terdapat dua proses yang sebenarnya merupakan proses penuaan yang wajar) ". 0emanjang serta melingkarnya arteri pada dasar otak. &. Dengan peningkatan usia, karena terjadinya atrofi, maka otak akan bergeser atau jatuh ke arah caudal di dalam fossa posterior dengan akibat makin besarnya kontak neuro!askuler yang tentunya akan memperbesar kemungkinan terjadinya penekanan pada saraf yang terkait.

/da kemungkinan terjadi kompresi !askuler sebagai dasar penyebab umum dari sindroma saraf kranial ini. 6ompresi pembuluh darah yang berdenyut, baik dari arteri maupun !ena, adalah penyebab utamanya. 9etak kompresi berhubungan dengan gejala klinis yang timbul. 0isalnya, kompresi pada bagian rostral dari ner!us trigeminus akan mengakibatkan neuralgia pada cabang oftalmicus dari ner!us trigeminus, dan seterusnya. 0enurut :al!in, sekitar D#, dari neuralgia Trigeminal penyebabnya adalah adanya arteri Gsalah tempatH yang melingkari serabut saraf ini pada usia lanjut. 0engapa terjadi perpanjangan dan pembelokan pembuluh darah, dikatakan bahwa mungkin sebabnya terletak pada predisposisi genetik yang ditambah dengan beberapa faktor pola hidup, yaitu merokok, pola diet, dan sebagainya. embuluh darah yang menekan tidak harus berdiameter besar. ?alaupun hanya kecil, misalnya dengan diameter %#-"## um saja, sudah bisa menimbulkan neuralgia, hemifacial spasm, tinnitus, ataupun !ertigo. Bila dilakukan micro!ascular decompression secara benar, keluhan akan hilang. D1/5N.S1S 6unci diagnosis adalah riwayat. 4mumnya, pemeriksaan dan test neurologis 'misalnya :T scan* tak begitu jelas. 8aktor riwayat paling penting adalah distribusi nyeri dan terjadinya AseranganA nyeri dengan inter!al bebas nyeri relatif lama. Nyeri mulai pada distribusi di!isi & atau ( saraf kelima, akhirnya sering menyerang keduanya. Beberapa kasus mulai pada di!isi ". Biasanya, serangan nyeri timbul mendadak, sangat hebat, durasinya pendek 'kurang dari satu menit*, dan dirasakan pada satu bagian dari saraf Trigeminal, misalnya bagian rahang atau sekitar pipi. Nyeri seringkali terpancing bila suatu daerah tertentu dirangsang 'trigger area atau trigger zone*. Trigger zones sering dijumpai di sekitar cuping hidung atau sudut mulut. >ang unik dari trigger Cone ini adalah rangsangannya harus berupa sentuhan atau tekanan pada kulit atau rambut di daerah tersebut. Rangsang dengan cara lain, misalnya dengan menggunakan panas, walaupun menyebabkan nyeri pada tempat itu, tidak dapat memancing terjadinya serangan neuralgi. emeriksaan neurologik pada neuralgi Trigeminal hampir selalu normal. Tidak terdapat gangguan sensorik pada neuralgi Trigeminal murni. Dilaporkan adanya gangguan sensorik pada neuralgia Trigeminal yang menyertai multiple sclerosis. Sebaliknya, sekitar "-&, pasien dengan 0S juga menderita neuralgia Trigeminal yang dalam hal ini bisa bilateral. Suatu !arian neuralgia Trigeminal yang dinamakan tic convulsive ditandai dengan kontraksi sesisih dari otot muka yang disertai nyeri yang hebat. 6eadaan ini perlu dibedakan dengan gerak otot muka yang bisa menyertai neuralgi biasa, yang dinamakan tic douloureux. Tic convulsive yang disertai nyeri hebat lebih sering dijumpai di daerah sekitar mata dan lebih sering dijumpai pada wanita. Secara sistematis, anamnesis dan pemeriksaan fisik dilakukan sebagai berikut) /namnesis

I 9okalisasi nyeri, untuk menentukan cabang ner!us trigeminus yang terkena. I 0enentukan waktu dimulainya neuralgia Trigeminal dan mekanisme pemicunya. I 0enentukan inter!al bebas nyeri. I 0enentukan lama, efek samping, dosis, dan respons terhadap pengobatan. I 0enanyakan riwayat penyakit herpes. emeriksaan 8isik I 0enilai sensasi pada ketiga cabang ner!us trigeminus bilateral 'termasuk refleks kornea*. I 0enilai fungsi mengunyah 'masseter* dan fungsi pterygoideus 'membuka mulut, de!iasi dagu*. I 0enilai 2.0. emeriksaan penunjang diagnostik seperti :T-scan kepala atau 0R1 dilakukan untuk mencari etiologi primer di daerah posterior atau sudut serebelo-pontin. 2N/T/9/6S/N//N engobatan pada dasarnya dibagi atas ( bagian) ". enatalaksanaan pertama dengan menggunakan obat. &. embedahan dipertimbangkan bila obat tidak berhasil secara memuaskan. (. enatalaksanaan dari segi kejiwaan. Terapi 0edis 'obat* erlu diingatkan bahwa sebagian besar obat yang digunakan pada penyakit ini mempunyai cukup banyak efek samping. enyakit ini juga terutama menyerang mereka yang sudah lanjut usia. 6arena itu, pemilihan dan pemakaian obat harus memperhatikan secara cermat kemungkinan timbulnya efek samping. Dasar penggunaan obat pada terapi neuralgia Trigeminal dan neuralgi saraf lain adalah kemampuan obat untuk menghentikan hantaran impulse afferent yang menimbulkan serangan nyeri. :arbamaCepine .bat yang hingga kini dianggap merupakan pilihan pertama adalah carbamaCepine. Bila efektif maka obat ini sudah mulai tampak hasilnya setelah < hingga &< jam pemberian, kadang-kadang bahkan secara cukup dramatis. Dosis awal adalah ( 7 "## hingga &## mg. Bila toleransi pasien terhadap obat ini baik, terapi dilanjutkan hingga beberapa minggu atau bulan. Dosis hendaknya disesuaikan dengan respons pengurangan nyeri yang dapat dirasakan oleh pasien. Dosis maksimal adalah "&## mgBhari. 6arena diketahui bahwa pasien bisa mengalami remisi maka dosis dan lama pengobatan bisa disesuaikan dengan kemungkinan ini. Bila terapi berhasil dan pemantauan dari efek sampingnya negatif, maka obat ini sebaiknya diteruskan hingga sedikitnya

= bulan sebelum dicoba untuk dikurangi. emantauan laboratorium biasanya meliputi pemeriksaan jumlah lekosit, faal hepar, dan reaksi alergi kulit. Bila nyeri menetap maka sebaiknya diperiksa kadar obat dalam darah. Bila ternyata kadar sudah mencukupi sedangkan nyeri masih ada, maka bisa dipertimbangkan untuk menambahkan obat lain, misalnya baclofen. Dosis awal baclofen "# mgBhari yang bertahap bisa dinaikkan hingga =# hingga E# mgBhari. .bat ketiga boleh ditambahkan bila kombinasi dua obat ini masih belum sepenuhnya mengendalikan nyerinya. Tersedia phenytoin, sodium !alproate, gabapentin, dan sebagainya. Semua obat ini juga dikenal sebagai obat anti epileptik. 5abapentin 5abapentin adalah suatu antikon!ulsan baru yang terbukti dari beberapa uji coba sebagai obat yang dapat dipertimbangkan untuk nyeri neuropatik. .bat ini mulai dipakai di /merika pada "DD<, sebagai obat anti epilepsi. 6emampuannya untuk mengurangi nyeri neuropatik yang membandel dilaporkan secara insidentil mulai "DD% hingga "DD$ oleh 0ellick, Rosner, dan Stacey. ?aldeman menganjurkan pemberian obat ini bila carbamaCepin dan phenitoin gagal mengendalikan nyerinya. Dosis awal (## mg, malam hari, selama & hari. Bila tidak terjadi efek samping yang mengganggu seperti pusingBdiCCy, ngantuk, gatal, dan bingung, obat dinaikkan dosisnya setiap & hari dengan (## mg hingga nyeri hilang atau hingga tercapai dosis "E## mgBhari. Dosis maksimal yang diperbolehkan oleh pabrik obat ini adalah &<## mgBhari. ?aldeman menganjurkan "E## mg sebagai dosis tertinggi. Rowbotham dkk. menemukan bahwa gabapentin dalam dosis mulai D## hingga (=## mg sehari berhasil mengurangi nyeri, memperbaiki gangguan tidur, dan secara umum memperbaiki Fuality of life dari para pasien mereka. 4ntuk neuralgi yang menyertai pasien dengan multipel sklerosis ternyata gabapentin dalam dosis antara D## hingga &<## mgBhari juga efektif pada = dari $ pasiennya. :ara kerja gabapentin dalam menghilangkan nyeri masih belum jelas benar. >ang pasti dapat dikemukakan adalah bahwa obat ini meningkatkan sintesis 5/B/ dan menghambat degradasi 5/B/. 6arena itu, pemberian gabapentin akan meningkatkan kadar 5/B/ di dalam otak. 6arena obat ini lipophilic maka penetrasinya ke otak baik. Terapi Non-medis 'Bedah* ilihan terapi non-medis 'bedah* dipikirkan bilamana kombinasi lebih dari dua obat belum membawa hasil seperti yang diharapkan. Dr. Stephen B. Tatter menyebutkan bahwa pembedahan disiapkan untuk mereka yang tidak dapat mentoleransi efek samping dari terapi medis atau ternyata terapi medis tidak efektif. Terdapat beraneka ragam cara pembedahan, dari yang paling kuno, yang dapat menimbulkan kecacatan 'biasanya pendengaran dan gerak otot wajah* cukup besar, sampai cara yang lebih sophisticated, yang hanya sedikit atau hampir tidak pernah dijumpai efek samping.

;. 6eith :ampbell menulis dalam artikelnya GAre All of the Treatment Options Being ConsideredJ bahwa penatalaksanaan medik sering gagal dalam menghilangkan nyeri dalam periode yang panjang. +al ini sering didapati pada pasien usia lanjut. 4ntuk pasien-pasien muda, merujuk ke ahli bedah untuk dekompresi mikro!askular perlu dipertimbangkan segera sesudah diagnosis ditegakkan. Dua cara operasi kuno, yaitu ablatio total dari saraf perifer dan reseksi bagian sensorik dari saraf Trigeminal, kini tidak dikerjakan lagi karena ada metode yang lebih baik. ?alaupun demikian, ?aldeman masih menganjurkan Trigeminal ner!e block dengan menggunakan anestesi lokal K methylprednisolone. >ang dipakai adalah bupi!acaine tanpa pengawet yang diberi bersama dengan methylprednisolone. Suntikan dilakukan tiap hari sampai obat oral yang dimulai pada saat sama, mulai efektif. RadiofreFuency rhiCotomy '0eglio and :ioni, "DED* +ingga kini masih populer karena relatif aman dan murah. Sayang, cara ini mempunyai kemungkinan kekambuhan sebesar &%,. 2fek samping lain yang kurang enak adalah terjadinya anestesi kornea, rasa kesemutan, dan kelemahan rahang yang kadang-kadang bisa mengganggu. Bahkan, ada pasien yang merasa menyesal karena rasa kesemutan yang terus-menerus ini lebih tidak nyaman daripada nyeri yang masih ada masa bebasnya. ercutaneous retrogasserian rhiColisis dengan gliserol :ara ini adalah cara yang dianjurkan oleh ;ho dan 9unsforf '"DD$*. 6onon, hasilnya sangat baik dengan gangguan minimal pada kepekaan muka. +ipotesis yang dikemukakan adalah bahwa gliserol adalah neurotoksik dan bekerja pada serabut saraf yang sudah mengalami demielinisasi, menghilangkan compound action potential pada serabut Trigeminal yang terkait dengan rasa nyeri. :ara ini cepat dan pasien bisa cepat dipulangkan. 6erugiannya adalah masih tetap bisa terjadi gangguan sensorik yang mungkin mengganggu atau kumat lagi sakitnya. Microvascular ecompression Dasar dari prosedur ini adalah anggapan bahwa adanya penekanan !askular merupakan penyebab semua keluhan ini. Neuralgi adalah suatu compressi!e cranial mononeuropathy. ara penganut cara pengobatan ini mengganggap bahwa penyembuhan yang terjadi adalah yang paling sempurna dan permanen. 6erugian cara ini adalah bahwa bagaimanapun juga ini suatu kraniotomi dan pasien perlu tinggal sekitar <-"# hari di rumah sakit, dilanjutkan dengan masa rekon!alesensi yang juga perlu "-& minggu. ertimbangan lain adalah bahwa walaupun jarang, mikro!askular dekompression bisa menyebabkan kematian atau penyulit lain seperti stroke, kelemahan ner!us facialis, dan tuli. Di tangan ahli bedah yang berpengalaman, komplikasi ini tentunya sangat kecil. ada operasi yang berhasil, pengurangan atau bahkan hilangnya nyeri sudah dapat dirasakan setelah %-$ hari pasca bedah. Dr. 8red Barker dan timnya melaporkan dalam suatu pertemuan ilmiah tentang pengalamannya dengan mikro!askular dekompression pada "<(# pasien yang dilakukan di 4ni!ersitas ittsburgh. Sebagian besar dari pasien tersebut mendapatkan pengurangan nyeri secara lengkap atau bermakna. Dua tahun setelah operasi,

insidens kekambuhan ", per tahunnya. 6ekambuhan ini secara umum dikarenakan adanya pembuluh darah baru yang muncul pada ner!us trigeminus. Stereotactic radiosurgery dengan gamma !nife 0erupakan perkembangan yang masih relatif baru. 5amma 6nife merupakan alat yang menggunakan stereotactic radiosurgery. Tekniknya dengan cara memfokuskan sinar 5amma sehingga berlaku seperti prosedur bedah, namun tanpa membuka kranium. 5amma 6nife pertama kali diperkenalkan oleh Dr. 9ars 9eksell dari Stockholm, Swedia pada "D%#. :ara ini hanya memerlukan anestesi lokal dan hasilnya konon cukup baik. Sekitar E#-D#, dari pasien dapat mengharapkan kesembuhan setelah (-= bulan setelah terapi. :ara kerja terapi adalah lewat desentisisasi pada saraf Trigeminal setelah radiasi yang ditujukan pada saraf ini dengan bantuan komputer. Seorang ahli bedah saraf dari Seattle Dr. Ronald >oung mengatakan bahwa dengan 5amma 6nife hasilnya sangat memuaskan juga dengan komplikasi yang minimal. 0eglio dan :ioni melaporkan cara dekompresi baru dengan menggunakan suatu balon kecil yang dimasukkan secara perkutan lewat foramen o!ale. Balon diisi sekitar " ml sehingga menekan ganglion selama " hingga "# menit. 6onon cara ini membawa hasil pada sekitar D#, dari kasus. Belum ada laporan mengenai berapa banyak yang mengalami residif. enatalaksanaan dari Segi 6ejiwaan +al lain yang penting untuk diperhatikan selain pemberian obat dan pembedahan adalah segi mental serta emosi pasien. Selain obat-obat anti depresan yang dapat memberikan efek perubahan kimiawi otak dan mempengaruhi neurotransmitter baik pada depresi maupun sensasi nyeri, juga dapat dilakukan teknik konsultasi biofeedback 'melatih otak untuk mengubah persepsinya akan rasa nyeri* dan teknik relaksasi. S10 49/N Neuralgia Trigeminal merupakan suatu keluhan serangan nyeri wajah satu sisi yang berulang, disebut Trigeminal neuralgia, karena nyeri di wajah ini terjadi pada satu atau lebih saraf dari tiga cabang saraf Trigeminal. Rasa nyeri disebabkan oleh terganggunya fungsi saraf Trigeminal sesuai dengan daerah distribusi persarafan salah satu cabang saraf Trigeminal yang diakibatkan oleh berbagai penyebab. ada kebanyakan kasus, tampaknya yang menjadi etiologi adalah adanya kompresi oleh salah satu arteri di dekatnya yang mengalami pemanjangan seiring dengan perjalanan usia, tepat pada pangkal tempat keluarnya saraf ini dari batang otak. 6unci diagnosis adalah riwayat. 8aktor riwayat paling penting adalah distribusi nyeri dan terjadinya AseranganA nyeri dengan inter!al bebas nyeri relatif lama. Nyeri mulai pada distribusi di!isi & atau ( saraf kelima, akhirnya sering menyerang keduanya. Beberapa kasus mulai pada di!isi ". Biasanya, serangan nyeri timbul mendadak, sangat hebat, durasinya pendek 'kurang dari satu menit*, dan dirasakan pada satu bagian dari saraf Trigeminal, misalnya bagian rahang atau

sekitar pipi. Nyeri seringkali terpancing bila suatu daerah tertentu dirangsang 'trigger area atau trigger Cone*. Trigger zones sering dijumpai di sekitar cuping hidung atau sudut mulut. .bat untuk mengatasi Trigeminal neuralgia biasanya cukup efektif. .bat ini akan memblokade sinyal nyeri yang dikirim ke otak, sehingga nyeri berkurang. Bila ada efek samping, obat lain bisa digunakan sesuai petunjuk dokter tentunya. Beberapa obat yang biasa diresepkan antara lain :arbamaCepine 'Tegretol, :arbatrol*, Baclofen. /da pula obat henytoin 'Dilantin, henytek*, atau .7carbaCepine 'Trileptal*. Dokter mungkin akan memberi 9amotrignine '9amictal* atau 5abapentin 'Neurontin*. asien Trigeminal neuralgia yang tidak cocok dengan obat-obatan bisa memilih tindakan operasi. D/8T/R 4ST/6/ ". /ndri, /., dan Bajamal, /.+., &##&, enatalaksanaan Neuralgia Trigeminal 0asa 6ini, www.tempointeraktif.comBmedikaBarsipB , /kses tanggal #=-#<-&##E. &. Susanto, /bdi, &##$, Trigeminal Neuralgia, ?ajah Seperti Tersetrum, http)BBwww.gayahidupsehatonline.comB , /kses tanggal #=-#<-&##E. (. /nonim, &##E, Trigeminal Neuralgia, www.diagnose-me.comBcondB:%(%#=$.html , /kses tanggal #=-#<-&##E. <. Sukardi, 2lias, "DE<, Neuroanatomica 0edica, enerbit 4ni!ersitas 1ndonesia ) ;akarta, hal. "$=-"$D %. :ollins, eter., "DDD, "lectronic ictionary of Medicine, eter :ollins ublishing ) Teddington L 46. =. Suhardi, D., &##$, Trigeminal Neuralgia, Rasa Nyeri di ?ajah, http)BBwww.harian-global.comB , /kses tanggal #=-#<-&##E. $. 6aufmann, /.0., dan atel, 0., &##", :haracteristics and :auses of Trigeminal Neuralgia, http)BBwww.umanitoba.caB , /kses tanggal #=-#<-&##E. E. Saanin, Syaiful, Tanpa Tahun, Neuralgia Trigeminal, www.angelfire.comBncBneurosurgeryBtrigemilan.html , /kses tanggal #=-#<-&##E.

Anda mungkin juga menyukai