PERTANYAAN
1. Bagaimana hasil pemeriksaan tes penala pada perforasi membran
timpani?
2. Perbedaan OMSK dan OMSK eksaserbasi akut?
3. Sebutkan tujuan dan persiapan timpanoplasti?
4. Bagaimana membedakan perforasi dan sikatrik pada membran timpani?
1. Tes Penala
Tes Rinne adalah tes untuk membandingkan hantaran melalui udara dan
hantaran melalui tulang.pada telinga yang diperiksa. Penala digetarkan,
tangkainya diletakkan di procesus mastoid, setelah tidak terdengar penala
dipegang di depan telinga kira-kira 2 cm. Bila masih terdengar maka
lateralisasi.
Tes Schwabach adalah tes pendengaran untuk membandingkan hantaran
tulang orang yang diperiksa dengan pemeriksa yang pendengarannya
normal. Penala digetarkan, tangkainya diletakkan di procesus mastoid
sampai tidak terdengar bunyi. Kemudian tangkai penala segera
dipindahkan ke procesus mastoid pemeriksa. Bila pemeriksa masih dapat
mendengar
disebut
schwabach
memendek.
Pemeriksaan
diulang
Tes Rinne
Tes Swabach
Diagnosis Telinga
Sama dengan
yang Diperiksa
Normal
Lateralisasi ke telinga
pemeriksa
Memanjang
Tuli Konduktif
yang sakit
Lateralisasi ke telinga
Memendek
Tuli Sensorineural
Tes Weber
sehat
Catatan : Pada tuli konduktif < 30 dB , Rinne masih bisa positif
Tuli konduktif terjadi akibat masalah di liang telinga, membran
timpani, telinga tengah, dan tulang-tulang pendengaran. Contoh: malformasi
struktur telinga luar, telinga tengah, dan liang telinga, infeksi telinga yang
menyebabkan terbentuknya sekret, impaksi serumen, dan perforasi membran
timpani.
Tingkat keparahan tuli konduktif akibat perforasi membran timpani
bergantung pada besar dan letak perforasinya. Perforasi membran timpani
dengan ukuran 1 mm atau kurang belum menyebabkan tuli konduktif.
Berdasarkan letak perforasi, maka perforasi atik atau marginal yang terjadi di
kuadran posterior-superior dapat menyebabkan tuli konduktif yang lebih parah
dibandingkan perforasi sentral yang terbatas di kuadran posterior-inferior. Hal
ini dikarenakan pada kuadran posterior-inferior tidak ada tulang pendengaran.
Perforasi membran timpani yang melibatkan kerusakan tulang-tulang
pendengaran dapat menyebabkan tuli konduktif 30-50 dB.4
Tuli sensorineural terjadi akibat masalah di telinga dalam dan berkaitan
dengan saraf. Contoh: terpapar suara keras, trauma kepala, akibat proses
penuaan (presbikusis), malformasi telinga dalam.
Tuli campur adalah gabungan tuli konduktif dan tuli sensorineural. 2
2. Perbedaan OMSK dan OMSK Eksaserbasi Akut
No
OMSK
mengalami
Penggunaan
antibiotik
pertama
3.Tujuan dan Persiapan Timpanoplasti
Tujuan Timpanoplasti:
Menghentikan infeksi secara permanen
Memperbaiki membran timpani yang perforasi
Mencegah terjadinya komplikasi atau kerusakan pendengaran yang
lebih berat
Memperbaiki pendengaran
Persiapan Timpanoplasti
Keadaan telinga sudah mengering (in aktif)
Mukosa telinga tengah normal tidak ada infeksi
Tidak ada infeksi sinonasal
Keadaan koklea baik
Sebelum rekonstruksi dikerjakan lebih dahulu dilakukan eksplorasi
kavum timpani untuk membersihkan jaringan patologis 1,3
Pasien juga akan dilakukan tes audiometri dan timpanometri pada
keadaan telinga kering untuk mengukur tuli konduktif secara
kuantitatif dan mengetahui keadaan hantaran udara dan tulang
Ada lima tipe dasar dari prosedur timpanoplasti menurut Zollner dan Wullstein
(1952):
1. Tipe I timpanoplasti disebut Miringoplasti. Hanya merekonstruksi membran
timpani yang berlubang.
2. Tipe II timpanoplasti digunakan untuk perforasi membran timpani dengan
erosi maleus. Ini melibatkan pencangkokan pada inkus atau sisa-sisa maleus
tersebut.
timpanoplasti
didapatkan
bahwa
pada
perbaikan
pendengaran
terjadi
apapun. Selanjutnya, perforasi membran timpani pasien ditutup dengan kertas dan
kembali dilakukan audiometri. Jika terjadi perbaikan hasil audiometri, maka
prognosis perbaikan pendengaran setelah dilakukan timpanoplasti akan baik.
Sikatrik
Berlubang
Batas tegas
telinga tengah
DAFTAR PUSTAKA
1. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Gangguan Pendengaran(Tuli).
Dalam: Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Kepala
Leher. Edisi 7. FKUI:Jakarta; 2014.p.17-18
2. Hearing Loss Association of America. Types, Causes, and Treatment.
Available from URL : http://www.hearingloss.org/content/types-causesand-treatment
3. Hughes GB, Pensak ML. Chronic Otitis Media In:Clinical Otology. 3 rd
Edition. New York: Thieme Medical Publishers Inc;2007.p.239
4. Poe D. Perforation in Tympanic Membrane. In:Surgery of the Ear and
Temporal Bone. 2nd Edition. Philadelphia: Lippincot William and
Wilkins;2005.163 14
5. Somashekara KG , et al. A Study Of Hearing Improvement After Tympanoplasty
By Means Of Pure Tone Audiometry. Vol 3(12) December 2014. Available from
URL
http://www.worldwidejournals.com/international-journal-of-scientific-
research-(IJSR)/file.php?val=December_2014_1418989754__74.pdf .
TUGAS UJIAN
Disusun oleh:
Rietschje Johanna
1261050018
Penguji:
1.
dr. Martinus
HALAMAN PENGESAHAN
Nama
: Rietschje Johanna
NIM
: 1261050018
Fakultas
Bagian
Diajukan
: 20 Juli 2016
Judul