Anda di halaman 1dari 2

1. Apa yang dimaksud masa pasa pra aksara?

Masa pra aksara atau biasa disebut masa prasejarah adalah masa kehidupan manusia sebelum
mengenal tulisan.
2. Berikan masing-masing contoh manusia purba?
Meganthropus palaeojavanicus, pithecanthropus erectus, dan homo sapiens.
3. Jelaskan perbedaan masa berburu dan ladang berpindah?
Masa berburu dan mengumpulkan makanan tingkat sederhana, kegiatan pokoknya adalah berburu dan
mengumpulkan makanan dengan peralatan dari batu, kayu dan tulang, Zaman Bercocok Tanam Pada masa bercocok
tanam, manusia purba sudah melakukan usaha pertanian secara berpindah-pindah menurut kesuburan tanah. Pertanian
berbentuk perladangan dengan cara membakar hutan terlebih dahulu, kemudian dibersihkan dan ditebarkan benihbenih tanaman. Tumbuh-tumbuhan yang mula-mula ditanam adalah kacang-kacangan, mentimun, umbi-umbian dan
biji-bijian seperti jawawut, jenis padi, dan sebagainya
4. Sebutkan tiga contoh peninggalan bangunan megalitikum?
menhir, batu berundak, dolmen, kubur batu, sarkofagus, waruga, serta berbagai jenis arca berukuran besar.
5. Jelaskan perbedaan bangsa Melayu Muda dan Melayu Tua yang datang ke Indonesia?
Melayu Tua (Proto Melayu)
Bangsa Melayu Tua ini memasuki wilayah Indonesia sekitar tahun 1.500 hingga 500 SM. Mereka masuk melalui
dua rute: jalan barat dan jalan timur. Jalan barat adalah melalui Semenanjung Melayu kemudian terus ke Sumatera dan
selanjutnya menyebar ke seluruh Indonesia. Sementara jalan timur adalah melalui Kepulauan Filipina terus ke
Sulawesi dan kemudian tersebar ke seluruh Indonesia. Para ahli memperkirakan bahwa bangsa Melayu Tua ini
peradabannya satu tingkat lebih tinggi dibandingkan dengan manusia purba yang ada di Indonesia. Orang-orang
Melayu Tua ini berkebudayaan Batu Muda (Neolitikum). Benda-benda buatan mereka masih menggunakan batu
namun telah sangat halus. Kebudayaan kapak persegi dibawa bangsa Proto Melayu melalui jalan barat, sedangkan
kebudayaan kapak lonjong melalui jalan timur. Sebagian dari mereka ada yang bercampur dengan ras kulit hitam.
Pada perkembangan selanjutnya, mereka terdesak ke arah timur karena kedatangan bangsa Melayu Muda.
Keturunan Proto Melayu ini sampai kini masih berdiam di Indonesia bagian timur, seperti di Dayak, Toraja, Mentawai,
Nias, dan Papua. Sementara itu, bangsa kulit hitam (Ras Negrito) yang tidak mau bercampur dengan bangsa Proto
Melayu lalu berpindah ke pedalaman atau pulau terpencil agar terhindar dari pertemuan dengan suku atau bangsa lain
yang

mereka

anggap

sebagai

peganggu.

Keturunan

mereka hingga kini masih dapat dilihat meski populasinya sedikit, antara lain orang Sakai di Siak, orang Kubu di
Palembang, dan orang Semang di Malaka.
2. Melayu Muda (Deutro Melayu)
Bangsa Melayu Muda memasuki kawasan Indonesia sekitar 500 SM secara bergelombang. Mereka masuk melalui
jalur barat, yaitumelalui daerah Semenanjung Melayu terus ke Sumatera dan tersebar ke wilayah Indonesia yang lain.
Kebudayaan mereka lebih maju daripada bangsa Proto Melayu. Mereka telah pandai membuat benda-benda logam
(perunggu). Kepandaian ini lalu berkembang menjadi membuat besi. Kebudayaan Melayu Muda ini sering disebut
kebudayaan Dong Son. Nama Dong Son ini disesuaikan dengan nama daerah di sekitar Teluk Tonkin (Vietnam) yang
banyak ditemukan benda-benda peninggalan dari logam. Daerah Dong Son ini ditafsir sebagai tempat asal bangsa
Melayu Muda sebelum pergi menuju Indonesia. Hasil-hasil kebudayaan perunggu yang ditemukan di Indonesia di
antaranya

adalah

kapak

corong

(kapak

sepatu),

nekara,

dan

bejana

perunggu.

Benda-benda logam ini umumnya terbuat dari tuangan (cetakan). Keturunan bangsa Deutro Melayu ini
selanjutnya berkembang menjadi suku-suku tersendiri, misalnya Melayu, Jawa, Sunda, Bugis, Minang, dan lain-lain.
Kern menyimpulkan hasil penelitian bahasa yang tersebar di Nusantara adalah serumpun karena berasal dari bahasa
Austronesia

Perbedaan

bahasa

yang

terjadi

di

daerah-daerah

Nusantara

seperti

bahasa

Jawa, Sunda, Madura, Aceh, Batak, Minangkabau, dan lainlainnya, merupakan akibat dari keadaan alam Indonesia
sendiri

yang

dipisahkan

oleh

laut

dan

selat.

Di samping dipisahkan oleh selat dan samudera, perbedaan bahasa pun disebabkan karena setiap pulau di
Indonesia memiliki karakteristik alam yang berbeda-beda. Semula bahasa bangsa Deutro Melayu ini sama, namun
setelah menetap di tempat masing-masing mereka pun mengembangkan bahasa tersendiri. Kosakata yang dulu dipakai
dan masih diingat tetap digunakan, sedangkan untuk menamai benda-benda yang baru dilihat di tempat tinggal yang
baru (Indonesia) mereka membuat kata-kata mereka sendiri. Jadi, jangan heran, bila ada sejumlah kata yang terkadang
sama bunyinya di antara dua suku namun memiliki arti yang berbeda sama sekali, tak ada hubungan. Ada pula kata
yang memiliki arti yang masih berhubungan meski tak identik, seperti kata awak. Kata awak bagi orang Minang
berarti

saya,

sedangkan

menurut

orang

Sunda

berarti

badan.

Selanjutnya, bangsa Melayu Muda inilah yang berhasil mengembangkan peradaban dan kebudayaan yang lebih
maju daripada bangsa Proto Melayu dan bangsa Negrito yang menjadi penduduk di pedalaman. Hingga sekarang
keturunan bangsa Proto Melayu dan Negrito masih bermasyarakat secara sederhana, mengikuti pola moyang mereka,
dan kurang bersentuhan dengan budaya luar seperti India, Islam, dan Eropa. Sedangkan bangsa Deutero Melayu
mampu berasimilasi dengan kebudayaan HinduBudha, Islam, dan Barat.

Anda mungkin juga menyukai