Nama
: Grisel Nandecya
NIM
: 2012730129
Pembimbing
Latar Belakang
Perdarahan intraserebral spontan (ICH) merupakan penyebab umum kematian dan
kecacatan di seluruh dunia. Hasil setelah mengalami ICH berkaitan erat baik dengan ukuran
hematoma maupun maupun perluasan hematoma, yang nantinya akan berhubungan dengan
1
hasil yang buruk (kematian dan kecacatan). Ekstravasasi darah arteri dapat divisualisasikan
sebagai titik putih dengan menggunakan kontras yang ditingkatkan dengan pemakaian
computed tomography (CT) dan/atau CT angiografi (CTA). Keberadaan titik tersebut
menunjukkan hasil positif adanya hematoma yang memprediksi terjadinya ekspansi
hematoma (HE) dan hasil yang buruk.
2-5
ini akan memberikan hasil yang baik masih belum jelas dalam percobaan STICH dan
7
STICH-2 . Penurunan tekanan darah secara akut tampaknya aman dan dapat meningkatkan
keluaran dari ICH meskipun hal ini tidak diperlihatkan secara pasti pada penelitian
INTERACT.
8-9
Terapi obat hemostatik telah di uji pada ICH spontan, dengan rekombinan faktor VIIa
(FVIIa) menjadi agen yang banyak dipelajari. Meskipun studi fase II dari FVIIa tampaknya
menjanjikan,
10
pada penelitian yang berikutnya dan percobaan FAST yang lebih besar
11
percobaan ini dan uji coba lain mengenai terapi hemostatik juga netral. Dalam lingkup
kasus yang kecil, terapi infus platelet untuk pasien dengan ICH dimana terapi antiplatelet
13
tidak mencegah kematian atau meningkatkan hasil akhir ; penelitian yang lebih besar,
PATCH, sedang berlangsung.
Asam traneksamat merupakan obat antifibrinolitik berlisensi yang dapat diberikan
secara intravena atau secara oral dan digunakan untuk mengurangi perdarahan dalam
beberapa kondisi termasuk menoragia dan selama pembedahan jantung.
15,16
Megatrial baru-
baru ini (CRASH-2) pada 20.000 pasien dengan perdarahan banyak setelah mengalami
trauma, asam traneksamat (TA) secara signifikan mengurangi kematian, tanpa meningkatkan
17
18
19
muda dan memiliki angka kesakitan yang kurang dibandingkan dengan ICH spontan. Pada uji
coba terkontrol lainnya yang dilakukan secara acak pada ICH akibat trauma, TA tidak secara
signifikan mengurangi kematian dan kematian atau ketergantungan tanpa disertai terjadinya
peningkatan tromboembolik.
20
Asam traneksamat telah diuji pada perdarahan aneurisma subarachnoid, dimana obat
ini mengurangi risiko perdarahan berulang perluasan peningkatan risiko iskemik serebral.
21
22
23
Selain itu, TA telah ditemukan untuk membatasi ekspansi hematoma (HE) dalam beberapa
serangkaian kasus kecil yang melibatkan pasien dengan ICH spontan.
24,25
Terdapat sebutan
terbaru dalam literatur untuk uji klinis berskala besar untuk memerikss pemakaian TA pada
ICH.
26
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji kelayakan dalam melakukan uji coba
acak terkontrol mengenai TA terhadap ICH dan menilai keamanan awal menjelang studi
definitif.
Metode
Kami melakukan penelitian prospektif, acak, kontrol plasebo, blinded end point, uji
coba tunggal fase IIa terpusat mengenai pemakaian TA pada pasien dengan ICH spontan akut.
Penelitian ini telah disetujui oleh Cambridgeshire 2 Komite Etik Penelitian (1 November
2010, ref: 10/H0308/80), Lembaga Pengatur Perizinan Penelitian Obat dan Produk Kesehatan
(03057/0044/0010001, Oktober 4, 2010), telah terdaftar dengan nomor penelitian (ISRCTN
50867461), dan dilakukan sesuai dengan Deklarasi Helsinki dan Good Clinical Practice.
Subjek
Pasien dewasa dengan ICH spontan akut (<24 jam setelah tekanan ritmik) yang
teridentifikassi dan terdaftar pada layanan Stroke di Rumah Sakit Universitas Nottingham
NHS. Kriteria eksklusi utama termasuk ICH sekunder (antikoagulasi, dikenal sebagai
malformasi vaskular), penyakit tromboemboli vena sebelumnya (VTE), kejadian iskemik
baru-baru ini (<12 bulan) (stroke iskemik [SI], infark myokard, penyakit arteri perifer
[PAD]), gangguan ginjal (perkiraan laju filtrasi glomerulus <50 mmol), dan kehamilan atau
menyusui.
Inform Consent secara tertulis diperoleh penuh dari pasien sebelum dilakukan
pengacakan, atau perwakilan persetujuan di ambil dari kerabat/perawat jika pasien tidak
memiliki kapasitas karena masih dalam pengasuhan, bingung, atau difasik.
Intervensi
Pasien di acak untuk menerima TA baik secara intravena (Cyklokapron, Phamacia
terbatas, kent, Inggris) diberikan 1 gr loading dose selama 10 menit di ikuti oleh 1 gr infus
untuk jangka waktu 8 jam atau pencocokan plasebo (9% salin) yang di atur dengan regimen
yang identik. Regimen ini telah digunakan dalam penelitian lain
27
17
dengan meminimalkan perbedaan usia, jenis kelamin, tingkat keparahan penyakit [Nationale
Institutes of Health Stroke Scale (NIHSS)], dan waktu dari onset stroke.
Hasil
Hasil utama adalah percobaan kelayakan (pengganti untuk uji coba kelayakan: jumlah
pasien terskrining yang memenuhi syarat untuk pendaftaran dan telah memberikan inform
consent).
Hasil yang kedua termasuk tolerabilitas (efek samping yang terjadi selama atau
setelah pemberian TA) dan keamanan (informasi klinis pada kejadian iskemik [IS, Transient
Ischemic Attack, Sindrom Koroner Akut, PAD] dan VTE juga di catat. Komite Pemantau
Data Keselamatan meninjau data keselamatan setelah 6,12 dan 18 pasien telah di rekrut dan
diikuti selama 7 hari.
Pengukuran klinis : perburukan (NIHSS) pada hari ke-7 (atau keluar dari rumah sakit)
dan hari ke-90 (akhir tindak lanjut); ketergantungan (pergeseran skala Rankin yang
dimodifikasi), kecacatan (Barthel Index), kualitas hidup (EuroQol), mood (Nilai Short
ZungDepression Scale) dan kognitif (MMSE) pada hari ke 90.
Gambar 1.
dalam volume hematoma ). Semua gambaran analisis di tampilkan tanpa memandang status
klinis dan alokasi pengobatan. Data CT scan yang dikirim Pengarsipan gambar dan Sistem
Komunikasi Rumah Sakit Universitas Nottingham dalam bentuk format DICOM untuk
analisis gambar secara offline. Data tersebut di konversikan untuk di analisis formatnya
29
Penguraian manual mengenai ICH, IVH dan edema dilakukan seperti yang dijelaskan
30
sebelumnya dengan menggunakan pemeriksaan tunggal dalam semua kasus. Dalam 8 kasus
tambahan, volume dasar ICH dan tindak lanjut scan (16 scan) di ukur oleh pengamat
Semua pasien menerima injeksi bolus mereka, dan 1 pasien pada kelompok
traneksamat tidak menerima infus mereka karena adanya kerusakan yang cepat, yang pada
awalnya di anggap sebagai reaksi alergi tetapi kemudian dikonfirmasi akibat ekspansi
hematoma (HE).
Tidak ada pasien yang tidak di follow up; Namun, data mengenai kognitif, mood dan
kualitas hidup hilang pada sejumlah peserta karena tidak mampu menjawab pertanyaan akibat
adanya masalah komunikasi. Tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada hasil fungsional
antar kelompok (Tabel 2); titik perkiraan yang bervariasi antara TA atau plasebo tetapi tanpa
kecendrungan yang jelas.
Enam pasien pada kelompok TA dan 2 pada kelompok kontrol memiliki SAE (Tabel
3). Satu pasien memiliki deep vein trombosis , 8 hari setelah pengobatan dengan TA; tidak
ada episode lain dari VTE atau trombosis arterial (IS, transient ischemic attack, sindrom
koroner akut, atau PAD); 5 pasien pada kelompok TA dan 2 pada kelompok kontrol
mengalami kemunduran neurologis (nilai NIHSS > 1).
Hematoma ganglia basal lebih umum terjadi dibandingkan dengan hematoma lobaris
pada kedua kelompok percobaan (Tabel 4). Hanya 4 pasien memiliki CTA sebelum
pengacakan, dan tak satupun pasien ini hasilnya positif pada ekstravasasi kontras (yaitu,
semua spot negatif)
meskipun pada sejumlah pasien, hal tersebut berkaitan dengan adanya penyebab sistemik,
seperti pneumonia aspirasi atau atrial fibrilation. Sehubungan dengan terjadinya VTE, yang
merupakan komplikasi potensial dengan TA, satu pasien memiliki deep vein trombosis 8 hari
setelah pengobatan dengan TA; angka yang lebih besar diperlukan untuk menilai keamanan;
Namun, tidak terdapat peningkatan VTE yang terlihat pada CRASH-2.
17
31
Penelitian terbaru menunjukkan bahwa uji klinis terhadap agen prohemostatik harus
didaftarkan sebagai pasien yang lebih mungkin rentan terhadap HE,
28
misalnya menggunakan
CTA tanpa titik (spot). Kami tidak memasukkan pasien berdasarkan CTA; pertama, CTA
bukan merupakan standar perawatan pada pasien stroke di Inggris (dalam penelitian kami,
hanya 4 pasien yang memiliki CTA), dan kedua, pasien dengan spot (titik) yang negatif masih
bisa berkembang menjadi HE.
32
Tidak terdapat peningkatan edema serebral, yang merupakan temuan penting, sebagai
contoh percobaan warfarin-menginduksi terjadinya ICH, dimana TA-pada hewan percobaan
meningkatkan edema cerebral. Dibutuhkan penyelidikan lebih lanjut pada penelitian yang
33
lebih besar.
Keterbatasan penelitian ini adalah 3 kali lipat. Pertama, itu adalah studi awal yang
sangat kecil, dirancang hanya untuk menguji kelayakan melakukan percobaan kontrol secara
acak TA untuk ICH. Kedua, pasien direkrut pada waktu rata-rata 10-15 jam post onset, yaitu
pada fase akut daripada fase hiperakut setelah ICH. Waktu perekrutan hingga 24 jam ini
sengaja dipilih karena ini adalah studi kelayakan. Namun demikian, ada kemungkinan bahwa
agen prohemostatik perlu diberikan lebih awal jika ingin efektif dalam mengurangi HE
karena ekspansi terjadi lebih awal setelah onset.
34
terdaftar lebih dari 4 jam setelah onset stroke, dan 5 dari 6 pasien menerima pengobatan lebih
dari 12 jam setelah tekanan ritmik. Pasien dalam kelompok perlakuan yang terdaftar lebih
awal dan memiliki volume hematoma awal yang agak lebih besar meskipun observasi
keduanya tidak signifikan; temuan ini tidak mengejutkan karena pengacakan yang lebih awal
diharapkan berhubungan dengan dengan presentasi stroke yang lebih berat.
35
Kelayakan
dalam merekrut pasien pada keadaan hiperakut (waktu yang singkat). Percobaan multicenter
tidak ditujukan oleh pimpinan percobaan ini; walaupun begitu, penelitian lain mengusulkan
9
bahwa hal ini akan menjadi layak. Ketiga, meskipun kami tidak mengkonfirmasi bahwa
fibrinolisis menghambat secara in vitro, regimen dosis yang digunakan untuk dalam
pengelolaan penggunaan TA di sini telah terbukti memiliki aksi antifibriolitik pada penelitian
lainnya.
27
Pada kesimpulannya, kami menemukan bahwa pemakaian TA pada kondisi ICH akut
adalah hal yang layak. Penelitian yang lebih besar, perekrutan pasien yang lebih awal, saat ini
dibutuhkan untuk menentukan keamanan dan keefektifan. Sejumlah studi sedang dalam
persiapan dengan 2 studi yang saat ini sedang merekrut pasien. Salah satu fase seperti
percobaan fase III, TICH-2,
36
37
ekspansi hematoma pada pasien yang terdapat gambaran titik (spot) positif.
Referensi
1. Steiner T, Bosel J. Options to restrict hematoma expansion after spontaneous
intracerebral hemorrhage. Stroke 2010; 41:402-409.
2. Delgado Almandoz JE, Yoo AJ, Stone MJ, et al. Systematiccharacterization of the
computed tomography angiography spot sign in primary intracerebral hemorrhage
identifies patients at highest risk for hematoma expansion. Stroke 2009;40:2994-3000.
3. Delgado Almandoz JE, Yoo AJ, Stone MJ, et al. The spot sign score in primary
intracerebral hemorrhage identifies patients at highest risk of in-hospital mortality and
poor outcome among survivors. Stroke 2010;41:54-60.
4. Ederies A, Demchuk A, Chia T, et al. Postcontrast CT extravasation is associated with
hematoma expansion in CTA spot negative patients. Stroke 2009;40:1672-1676.
5. Andrew M, DemchukDD, Rodriguez-Luna D, et al, for the PREDICT/Sunnybrook
ICHCTA Study Group. Prediction of haematoma growth and outcome in patients with
intracerebral haemorrhage using the CT-angiography spot sign (PREDICT): a
prospective observational study. Lancet Neurol 2012;11:307-314.
6. Mendelow AD, Gregson BA, Fernades HM, et al. Early surgery versus initial
conservative treatment in patients with spontaneour supratentorial intracerebral
haematomas in the International Surgical Trial in Intracerebral Haemorrhage
(STICH): a randomised trial. Lancet 2005; 365:387-397.
7. Mendelow AD, Gregson BA, Rowan EN, et al, for the STICH II Investigators. Early
18. The CRASH-2 Collaborators. The importance of early treatment with tranexamic acid
in bleeding trauma patients: an exploratory analysis of the CRASH-2 randomised
controlled trial. Lancet 2011;377:1096-1101.