Anda di halaman 1dari 24

Referat Delirium

Andri Dwi Heryadi (2011730005)


Pembimbing:
dr. Metta Desvini P. Siregar, Sp.KJ

Definisi
gangguan kognitif dan kesadaran
dengan onset akut. Kata delirium
berasal dari bahasa Latin de lira
yang berarti keluar dari parit atau
keluar dari jalurnya.
Delirium bukan suatu penyakit tetapi
merupakan gejala.

Klasifikasi
DSM-IVTR

Aktifitas
Psikomot
or

Delirum akibat masalah


medis umum
Delirium akibat intoksikasi
zat
Delirium akibat putus zat
Delirium akibat etiologi
multiple

Delirum Hiperaktif
Delirium Hipoaktif

Epidemiologi

sekitar 10-15% pasien yang ada


di bangsal bedah
15-20% di bangsal ilmu penyakit
dalam
Insidensi
delirium
meningkat
seiring dengan bertambahnya
usia pasien

Faktor Predisposisi Delirium

Demensia
Obat-obatan multiple
Umur lanjut
Kecelakaan otak seperti stroke, penyakit Parkinson
Gangguan penglihatan dan pendengaran
Ketidakmampuan fungsional
Hidup dalam institusi
Ketergantungan alcohol
Isolasi social
Kondisi ko-morbid multiple
Depresi
Riwayat delirium post-operative sebelumnya

Faktor Presipitasi Delirium


Medikasi
Penyakit:
1. Infeksi
2. Metabolik
3. Kelainan SSP
4. Perubahan lingkungan
5. Penurunan rangsang sensoris
6. Lainnya: bedah, syok, demam,
hipotermia, anemia

Patofisiologi
Teori gangguan metabolisme
oksidatif yang reversibel dan
abnormalitas dari multipel
neurotransmiter.
Teori Obat dan Delirium
Teori Peradangan/inflamasi
Teori reaksi stress
Teori Struktural

Manifestasi Klinis
Clinical Point:

Prodromal
Kesadaran
Kewaspadaan
Gangguan pemusatan perhatian
Orientasi
Bahasa dan Kognisi
Persepsi
Mood
Gangguan tidur-bangun
Gejala Neurologis

Diagnostik
Diagnosis delirium dibagi dalam dua
proses:
Deteksi
delirium
:
pemeriksaan
riwayat dan status berdasarkan DSMIV.
Identifikasi penyebab dari delirium :
anamnesis terhadap riwayat umum,
pemeriksaan fisik dan pemeriksaan
penunjang.

Kriteria diagnostik untuk delirium yaitu


:
Kemampuan
terbatas
untuk
mempertahankan daya perhatian
terhadap rangsang dari luar
Alam pikiran yang kacau
Kesadaran yang menurun
Gangguan persepsi: misinterpretasi,
ilusi, atau halusinasi

Gangguan siklus tidur dengan insomnia


atau mengantuk di siang hari
Kegiatan
psikomotor
meningkat
atau
menurun
Disorientasi terhadap waktu, tempat atau
orang
Gangguan daya ingat

Menurut DSM-IV-TR

Kriteria diagnostik untuk delirium akibat kondisi medis umum


A. Gangguan kesadaran dengan penurunan kemampuan untuk
memfokuskan diri
B. Perubahan fungsi kognitif (seperti defisit memori, disorientasi,
gangguan bahasa)
C. Awitan yang tiba-tiba (beberapa jam atau hari), singkat dan
fluktuatif
D. Bukti dari anamnesa, pemeriksaan fisik atau laboratorium yang
menunjukan gangguan fisiologis yang berkonsekuensi pada
terjadinya delirium

Kriteria diagnostik untuk delirium


akibat intoksikasi zat tertentu

A. Gangguan kesadaran dengan penurunan kemampuan untuk


memfokuskan diri
B. Perubahan fungsi kognitif (seperti defisit memori, disorientasi,
gangguan bahasa)
C. Awitan yang tiba-tiba (beberapa jam atau hari), singkat dan
fluktuatif
D.Bukti dari anamnesa, pemeriksaan fisik atau laboratorium yang
menunjukan:
(1) Gejala kriteria A dan B terjadi selama intoksikasi zat
tertentu,
(2) Penggunaan obat sebagai etiologi dari delirium

Kriteria diagnostik untuk delirium akibat putus zat


A. Gangguan kesadaran dengan penurunan kemampuan untuk
memfokuskan diri
B. Perubahan fungsi kognitif (seperti defisit memori,
disorientasi, gangguan bahasa)
C. Awitan yang tiba-tiba (beberapa jam atau hari), singkat dan
fluktuatif
D.Bukti dari anamnesa, pemeriksaan fisik atau laboratorium
yang menunjukan bahwa kriteria A dan B terjadi selama
atau seketika setelah obat dihentikan (withdrawal sindrom)

Kriteria diagnostik
multipel

untuk

delirium

akibat

etiologi

A. Gangguan kesadaran dengan penurunan kemampuan


untuk memfokuskan diri
B. Perubahan fungsi kognitif (seperti defisit memori,
disorientasi, gangguan bahasa)
C. Awitan yang tiba-tiba (beberapa jam atau hari), singkat
dan fluktuatif
D.Bukti
dari
anamnesa,
pemeriksaan
fisik
atau
laboratorium yang
menunjukan bahwa delirium
memiliki lebih dari 1 etiologi

Pemeriksaan

Anamnesis
Pemeriksaan Generalis, Kontinyu
Pemeriksaan Neurologis
Status Mental
Sensasi
Kognitif
Fungsi Motorik

Pemeriksaan Klinis

Uji darah rutin


Uji rutin
Elektroensefalogram (EEG)
X-ray dada
CT scan kepala
MRI scan Kepala
Analisis cairan serebrospinal (CSF)
Kadar obat, alkohol (toksikologi)
Uji genetik

Instrumen Penilaian
1. Confusion Assesment Method (CAM)
2. Memorial Delirium Assesment Scale
(MDAS)
3. Cognitive test for Delirium (CTD)
4. Delirium Rating Scale (DRS)

Diagnosis Banding

Penatalaksanaan
Tujuan utama mengobati gangguan dasar yang
menyebabkan delirium.
Dua gejala utama memerlukan pengobatan
adalah psikosis dan insomnia.
Obat yang terpilih untuk psikosis :
- haloperidol, obat antipsikotik golongan
butirofenon, dosis awal antara 2 - 10 mg IM,
dapat diulang dalam satu jam jika pasien tetap
menunjukkan agitasi.
- Setelah tenang diberikan peroral dalam 2 dosis
(1/3 pagi hari, 2/3 saat tidur)
- Insomnia : golongan benzodiazepine
(lorazepam 1-2 mg sebelum saat tidur)

Komplikasi
Hilangnya kemampuan untuk berfungsi
atau merawat diri
Kehilangan kemampuan untuk berinteraksi
Perburukan menjadi stupor atau koma
Efek samping dari obat yang digunakan
untuk mengobati gangguan
Cedera aksidental akibat kesadaran pasien
yang berkabut atau hendaya koordinasi
atau karena penggunaan alat pengekang
yang tidak perlu

Prognosis

Bila etilogi pada awal awitan telah


diketahui dan dapat dihilangkan
maka
gejala-gejalanya
akan
menghilang dalam waktu 3-7 hari
dan akan menghilang seluruhnya
dalam waktu 2 minggu.

Daftar Pustaka
Kusumawardhani,
A.
Buku
Ajar
Psikiatri
Fakultas
KedokteranUniversitas Indonesia. Badan Penerbit FK UI. Jakarta :
2010
Kaplan, H. I dkk. Synopsis of Psychiatry (jilid 1). Terjemahan oleh:
Kusuma,Widjaja. Binarupa Aksara Publisher. Tangerang, Indonesia,
2010.
Maslim, Rusdi dr. Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa Rujukan
Ringkasan dari PPDGJ III Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa FK Unika
Atmajaya. Jakarta, 2001.
American Psychiatric Association.Diagnostic and Statistical
Manual of Mental Disorders (DSM-IV-TR).4th ed.Washington,
DC:American Psychiatric Association;2000.
Lidyana L. Delirium. Bagian ilmu Kesehatan Jiwa Universitas
Padjadjaran Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung. 2011.
Sjamsir BS. Delirium. Departemen Psikiatri FK-USU. 2009

Anda mungkin juga menyukai