Anda di halaman 1dari 6

EKLAMPSIA

Batasan :
-

Kelainan akut pada ibu hamil, saat hamil, persalinan / masa nifas yang ditandai dengan
timbulnya kejang / koma dimana sebelumnya sudah menunjukkan gejala-gejala
preeklampsia.

Gejala :
-

Hamil 20 minggu / saat persalinan / masa nifas.

Tanda-tanda PE

Kejang / koma

Kadang disertai gangguan fungsi organ-organ

Laboratorium - Proteinuria
- Fungsi Hemostasis

Terapi
1. Menghentikan kejang-kejang yang terjadi + mencegah kejang-kejang ulangan
2. Mencegah + mengatasi komplikasi.
3. Memperbaiki keadaan umum ibu dan anak seoptimal mungkin.
4. Pengakhiran kehamilan memperhatikan keadaan umum ibu.
1. Obat anti kejang ( MgSO4 )
-

Dosis awal :

20 % 4 gr IV pelan-pelan 3 menit, disusul 40 % 10 gr IM


boka, baki.

Dosis ulang :

40 % 5 gr IM / 6 jam sampai 24 jam Post Partum / 12 jam


bebas kejang.

Bila kejang lagi : 20 % 2 gr IV. ( hanya sekali saja )


Kejang lagi pentotal 5 mg / Kg BB/ IV
Bila ada tanda-tanda keracunan Ca glukonas 1gr 10% 10 cc IV

2. CGH Kx :
-

Anti Hypertesi PEB.

Diuretik. ( Untuk Oedem Paru + Decomp )

Kardiotonika.
- Gagal jantung
- Edoma paru.

Anti biotika

Antipiretik

3. Memperbaiki Keadaan umum Ibu.


4. Pengakiran kehamilan : ( Setelah 15 menit pemberian obat Anti Kejang )
-

Monitoring kesadaran dan dalamnya koma

Ukur suhu rektal , kadar Hb, PCV

Pasang kateter. UP

Palpasi, auscultasi + VT

Obat-obat lain

Kehamilan diakhir setelah terjadi stabilisasi hemodinamik yang dicapai dalam


4 8 jam setelah :
- Pemberian Anti Kejang terakhir
- Pemberian obat Anti Hipertensi.

HIPERTENSI KRONIK DALAM KEHAMILAN


1. Definisi :
Adanya Hypertensi yang persisten oleh sebab apapun juga yang ditemukan pada umur
kehamilan kurang dari 20 minggu atau hypertensi persisten setelah 6 minggu pasca
persalinan.
2. Diagnosis klinik :
Diagnose hypertensi kronik pada kehamilan ditegakkan berdasar gejala-gejala sebagai
berikut :
1. Adanya riwayat hypertensi sebelum kehamilan dengan umur kehamilan kurang
dari 20 minggu.
2. Ditemukan kelainan organik, misal : pembesaran jantung, kelainan ginjal, dan
sebagainya.
3. Umur ibu diatas 30 tahun dan umumnya multigravida.
4. Bila terjadi superimposed Preclampsia, maka didapatkan :
a. Desakkan darah sistole lebih dari 200 mmHg
b. Adanya perubahan-perubahan pada pembuluh darah retina berupa
exudasi, pendarahan, dan penyempitan.
5. Retensi air dan Natrium tidak menonjol.
Jarang didapatkan edema dan proteinuria.

6. Hypertensi masih tetap didapatkan sampai 6 bulan pasca persalinan.


3. Pemeriksaan Laboratorium :
1. Pemeriksaan urine :
Sedimen
Protein
Kultur
2. BUN, Serum Creatinine.
3. Elektrolit serum.
4. EGG
5. Photo Thorax.
4. Pengelolaan :
A. Pengelolaan medicinal
1. Istirahat di rumah, dengan tirah baring miring.
2. Diberikan phenobalbital 3 x 30 mg atau Valium, 3 x 2 mg sebagai sedasi
dalam 1 minggu.
3. Bila dengan perawatan diatas desakan darah diastole tetap diatas 90 mmHg,
maka dapat diberi obat-obat anti hypertensi.
4. Bila terjadi pseudo toleransi terhadap obat-obat anti hypertensi, dapat diberikan
HCT 50 mg oral 2 hari sekali.
5. Bila terjadi superimposed Preeklampsia / Eklampsia, maka pengobatan
medicinal disesuaikan dengan pengobatan Preeklampsia / Eklampsia.
B. Pengobatan Obstetrik.

Pengobatan hypertensi kronik maupun superimposed, di sesuaikan dengan


pengobatan obstetrik pada preeklampsia / Eklampsia.

HIPERTENSI YANG DIPERBERAT KEHAMILAN

Hypertensi yang diperberat kehamilan adalah akibat memburuknya secara akut


hypertensi yang sebelumnya sudah ada. Dengan timbulnya proteinuria dan seringkali edema
yang nyata. Istilah yang sering dipakai adalah Superimposed Preeklampsia. Kriteris
diagnosis :
-

Penderita tercatat menderita hypertensi kronis.

Bertambah beratnya hypertensi secara nyata ( peningkatan tekanan sistolik


dengan 30 mmHg dan diastolik dengan 15 mmHg ).

Proteinuria yang menetap.

Edema yang berat dan menyeluruh.

Anda mungkin juga menyukai