b. Klien lanjut usia yang pasif atau tidak dapat bangun, yang keadaan fisiknya mengalami
kelumpuhan atau sakit. perawat harus mengetahui dasar perawatan klien lanjut usia ini
terutama tentang hal-hal yang berhubunga dengan keberhasilan perorangan untuk
mempertahankan kesehatannya. kebersihan perorangan (personal hygiene) sanga penting
dalam usaha mencegah timbulnya peradangan, mengingat sumber infeksi dapat timbul bila
keberihan kurang mendapat perhatian.
2.
Pendekatan psikis
Di sini perawat mempunyai peranan penting untuk mengadakan pendekatan adukatif
pada klien lanjut usia, perawat dapat berperan sebagai supporter, interpreter terhaadap segala
sesuatu yang asing, sebagai penamung rahasia yang pribadi dan sebagai sahabat yang akrab.
Perawat hendaknnya memiliki kesabaran dan ketelitian dalam memberikan kesempatan dan
waktu yang cukup banyak untuk menerima berbagai bentuk keluhan agar para lanjut usia
merasa puas. Perawat harus selalu memegang prinsip Triple S, yaitu sabar, simpatik, dan
service.
Bila perawat ingin mengubah tingkah laku dan pandangan mereka terhadap kesehatan,
perawat bisa melakukannya secara perlahan dan bertahap, perawat harus dapat mendukung
mental mereka kea rah pemuasan pribadi sehingga seluruh pengalaman yang dilaluinya tidak
menambah beban, bila perlu diusahakan agar dimasa lanjut usia ini mereka dapat merasa pua
dan bahagia.
3.
Pendekatan social
Mengadakan diskusi, tukar pikiran, dan bercarita merupakan salah satu upaya perawat
dalam pendekatan social. Memberi kesempatan untuk berkumpul bersama dengan sesame
klien lanjut usia berarti menciptakan sosialisasi mereka. Pendekatan social ini merupakan
suatu pegangan bagi perawat bahwa orang yang dihadapinya adalh mahluk social yang
membutuhkan orang lain. Dalam pelaksanaannya perawat dapat menciptakan hubungan
social antara lanjut usia dan lanjut usia maupun lanjut usia dan perawat sendiri.
Perawat memberikan kesempatan yang seluas-luasnya kepada para lajut usia untuk
mengadakan komunikasi dan melakukan rekreasi, misalnya jalan pagi, menonton film, atau
hiburan-hiburan lain.
Para lanjut usia perlu dirangsang untuk mengetahui dunia luar, seperti menonton tv,
mendengar radio, atau membaca majalah dan surat kabar. Dapat disadari bahwa pendekatan
komunikasi dalam perawatan tidak kalah pentingnya dengan upaya pengobatan medis dalam
proses penyembuhan atau ketenangan para klien lanjut usia.
4.
Pendekatan spiritual
Perawat harus bisa memberikan ketenangan dan kepuasan batin dalam hubungannya
dengan Tuhan atau agama yang di anutnya, terutamabila klien lanjut usia dalam keadaan sakit
atau mendekati kematian.
Sehubungan dengan pendekatan spiritual bagi klien lanjut usia yang menghadapi
kematian, DR. Tony Setyabudhi mengemukakan bahwa maut seringkali menggugah rasa
takut. Rasa takut semacam ini didasari oleh berbagai macam factor, seperti tidakpastian akan
pengalaman selanjutnya, adanya rasa sakit / penderitaan yang sering menyertainya,
kegelisahan untuk tidak kumpul lagi dengan keluarga / lingkungan sekitarnya.
Pemeliharaan kesehatan.
Sehingga memiliki ketenengan hidup dan produktif sapai akhir hidup.
2. Mempertahankan kesehatan serta kemampuan dari mereka yang usianya telah lanjut dengan
jalan perawatan dan pencegahan.
3. Membantu mempertahankan serta membesarkan daya hidup atau semangathidup klien lanjut
usia (Life Support ).
4. Menolong dan merawat klien lanjut usia yang menderita penyakit / mengalami gangguan
tertentu ( kronis maupun akut ).
5. Merangsang para petugas kesehatan ( dokter, perawat )untuk dapat mengenal dan
menegakkan diagnosa yang tepat dan dini, bila mereka menjumpai suatu kelainan tertent.
6. Mencari upaya semaksimal mungkin, agar para klien lanjut usia yang menderita suatu
penyakit / gangguan, masih dapat mempertahankan kebebasan yang maksimal tanpa perlu
suatu pertolongan (Memelihara kemandirian secara maksimal ).
D.
1.
2.
3.
4.
Sistem kardiovaskuler
Sirkulasi periper, warna, dan kehangatan
Auskultasi denyut nadi apikal
Periksa adanya pembengkakan veba jugularis
Pusing
Sakit
Edema
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Sistem Gastrointestinal
Status gizi
Pemasukan diet
Anoreksia, tidak di cerna, mual, dan muntah
Mengunyah dan menelan
Keadaan gigi, rahang dan rongga mulut
Auskultasi bising usus
Palpasi apakah perut kembung ada pelebaran kolon
Apakah ada konstipasi (sembelit), diare, dan inkontinensia alvi
Sistem Genitourinarius
1. Warna dan bau urine
2. Distensi kandung kemih, inkontinensia (tidak dapat menahan untuk BAK )
3. Frekwensi, tekanan, desakan
4. Pemasukan dan pengeluaran cairan
5. Disuria
6. Seksualitas
Kurang minat untuk melaksanakan hubungan seks
Adanya kecacatan sosial yang mengarah ke aktivitas seksual
Sistem Kulit / Integumen
1. Kulit
Temperatur, tingkat kelembaban
Keutuhan luka, luka terbuka, robekan
Perubahan pigmen
2. Adanya jaringan parut
3. Keadaan kuku
4. Keadaan rambut
Psikososial
Menjauhkan tanda-tanda meningkatnya ketergantungan
Fokus-fokus pada diri bertambah
Memperlihatkan semakin sempitnya perhatian
Membutuhkan bukti nyata akan rasa kasih sayang yang berlebihan
2.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
a. Fisik / Biologi
Gangguan nutrisi : kurang / berlebihan dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
pemasukan yang tidak adekuat.
Gangguan persepsi sensorik : pendengaran, penglihatan sehubungan dengan hambatan
penerimaan dan pengiriman rangsangan.
Kurangnya perawatan diri sehubungan dengan penurunan minat dalam merawat diri.
Gangguan pola tidur berhubungan dengan kecemasan atau nyeri.
Perubahan pola eliminasi berhubungan dengan penyempitan jalan nafas atau adanya
sekret pada jalan nafas.
b. Psikososial
Isolasi sosial berhubungan dengan perasaan curiga.
Menarik diri dari lingkungan berhubungan dengan perasaan tidak mampu.
Depresi berhubungan dengan isolasi sosial.
Harga diri rendah berhubungan dengan perasaan ditolak.
Coping tidak adekuat berhubungan dengan ketidakmampuan mengemukakan pendapat
secara tepat.
Cemas berhubungan dengan sumber keuangan yang terbatas.
c.
Spiritual
terhadap
proses
penuaan
berhubungan
dengan
ketidaksiapan
menghadapi kematian.
Marah terhadap Tuhan berhubungan dengan kegagalan yang dialami.
Perasaan tidak tenang berhubungan dengan ketidakmampuan melakukan ibadah secara
tepat.
3.
RENCANA KEPERAWATAN
Meliputi :
1. Melibatkan klien dan keluarganya dalam perencanaan.
2. Bekerja sama dengan profesi kesehatan lainnya.
3. Tentukan prioritas :
Klien mungkin puas dengan situasi demikian.
Bangkitkan perubahan tetapi jangan memaksakan.
Keamanan atau rasa aman adalah utama yang merupakan kebutuhan.
4. Cegah timbulnya masalah-masalah.
5. Sediakan klien cukup waktu untuk mendapat input atau pemasukan.
6. Tulis semua rencana dan jadwal.
1.
2.
3.
4.
5.
Perencanaan :
Tujuan tindakan keperawatan lanjut usia diarahkan pada pemenuhan kebutuhan dasar,
antara lain :
Pemenuhan kebutuhan nutrisi
Peningkatan keamanan dan keselamatan.
Memelihara kebersihan diri.
Memelihara keseimbangan istirahat/tidur.
Meningkatkan hubungan interpersonal melalui komunikasi efektif.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
1.
2.
3.
4.
5.
2.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
1. Klien (lansia)
Biarkan lansia menggunakan alat bantu untuk meningkatkan keselamatan.
Latih lansia untuk pindah dari tempat tidur ke kursi.
Biasakan menggunakan pengaman tempat tidur jika tidur.
Bila mengalami masalah fisik misalnya reumatik latih klien untuk menggunakan alat bantu
berjalan.
Bantu klien kekamar mandi terutama untuk lansia yang mrnggunakan obat penenang /
deuretik.
Meggunakan kaca mata jika berjalan atau melakukan sesuatu.
Usahakan ada yang menemani jika berpergian.
2. Lingkungan
Tempatkan lansia diruangan yang mudah dijangkaui.
Letakkan bel didekat klien dan aja rkan cara penggunaannya.
Gunakan tempat tidur yang tidak terlalu tinggi.
Letakkan meja kcil didekat tempat tidur agar lansia menempatkan alat-alat yang biasa
digunakannya.
Upayakan lantai bersih, rata dan tidak licin/basah.
Pasang pegangan dikamar mandi / WC
Hindari lampu yang redup / menyilaukan, sebaiknya gunakan lampu 70-100 watt.
Jika pindah dari ruangan terang ke gelap ajarkan lansia untuk memejamkan mata sesaat.
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Meliputi :
Tumbuhkan dan bina rasa saling percaya
Sediakan cukup penerangan
Mandi
Jelaskan dan berikan dorongan pada klien untuk mandi bersih hanya 2x seminggu untuk
mencegah kekeringan kulit
Gunakan sabun superfot atau lotion yang mengandung lemak untuk menambah kesehatan
kulit
Potong kuku kaki jika tidak ada kontra indikasi, missal : ada jamur dikuku atau adanya
gangguan medic atau bedah
Berikan perawatan muskuluskeletal
Jelaskan dan berikan dorongan untuk melakukan aktivitas psikososial agar tercipta suasana
normal
Bantu dalam memilih dan mengikuti aktivitas
Fasilitas pembicaraan
Pertahankan sentuhan yang merupakan suatu alat yang sangat berguna dalam menetapkan
atau memelihara kepercayaan.
Berikan penghargaan dan rasa empathi
Pelihara Keselamatan
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan makalah yang kami buat, dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Fokus asuhan keperawatan lanjut usia terdiri dari :
Peningkatan kesehatan (health promotion)
Oencegahan penyakit (preventif)
Mengoptimalkan fungsi mental.
Mengatasi gangguan kesehatan yang umum.
2. Konsep asuhan keperawatan, yaitu :
Pengkajian
Tujuan :
Menentukan kemampuan klien untuk memelihara diri sendiri.
Melengkapi dasar dasar rencana perawatan individu.
Membantu menghindarkan bentuk dan penandaan klien.
Memberi waktu kepada klien untuk menjawab.
Diagnosa keperawatan, terdiri dari :
Diagnosa Fisik / Biologi
Diagnosa Psikososial
Diagnosa Spiritual
Perencanaan
Tujuan tindakan keperawatan lanjut usia diarahkan pada pemenuhan kebutuhan dasar,
antara lain :
Pemenuhan kebutuhan nutrisi
Peningkatan keamanan dan keselaamatan.
Memelihara kebersihan diri.
Memelihara keseimbangan istirahat/tidur.
Meningkatkan hubungan interpersonal melalui komunikasi efektif.
Implementasi keperawatan, terdiri dari :
Tumbuhkan dan bina rasa saling percaya
Sediakan cukup penerangan
Tingkatkan rangsangan panca indra
Pertahankan dan latih daya orientasi nyata
Berikan perawatan sirkulasi
Berikan perawatan pernapasan
Berikan perawatan pada alat pencernaan
Berikan perawatan genitorinaria
Berikan perawatan kulit
Berikan perawatan muskuluskeletal
Berikan perawatan psikososial
Pelihara Keselamatan
B. SARAN
Adapun saran yang dapat kelompok sampaikan bagi pembaca khususnya mahasiswa/i
Jurusan Keperawatan Singkawang, hendaknya memberikan asuhan keperawatan lansia
dengan benar dan tepat sehingga dapat sesuai dengan evaluasi yang diharapkan.
DAFTAR PUSTAKA
Carpenito, L. 2000. Diagnosa Keperawatan Aplikasi Pada Praktek Klinis. Edisi ke-6. Jakarta
:
EGC
Leeckenotte, Annete Glesler. 1997. Pengkajian Gerontologi, Edisi ke-2. Jakarta : EGC
Nugroho, Wahjudi. 2000. Keperawatan Gerontik, Edisi ke-2. Jakarta : EGC