Anda di halaman 1dari 6

RANCANGAN PROPELLER OPTIMUM KAPAL IKAN TRADISIONAL

Ida Bagus Putu Sukadana


I Wayan Suastawa
Jurusan Teknik Mesin, Politeknik Negeri Bali
Bukit Jimbaran,Tuban Badung- BALI,
Phone : +62- 361-701981, Fax: +62- 361-701128, e-mail: grantangs@yahoo.com

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk merancang propeller dengan parameter optimum untuk kapal ikan
tradisional dalam rangka meningkatkan efisiensi propulsi. Pengambilan data dilakukan di Pengambengan,
Negara. Observasi dilakukan terhadap keberadaan perahu nelayan dan sistem propulsi yang digunakan.
Data utama yang digunakan sebagai dasar rancangan propeller meliputi kecepatan kapal, spesifikasi motor
induk dan sistem transmisinya serta parameter utama badan kapal. Optimasi parameter propeller dilakukan
dengan metode Kuiper berbasiskan torsi. Diagram open water propeller digunakan untuk analisis
hidrodinamis, sedangkan prediksi kinerja propeller dilakukan dengan prosedur prognosis kecepatan (speed
prognosis).
Penelitian menghasilkan propeller dengan parameter utama diameter (D) = 469 mm, rasio luasan
daun (BAR) = 0,394, rasio kisar (P/D) = 0,784 dan jumlah daun (Z) = 3. Analisis kinerja hidrodinamis
menunjukkan efisiensi open water mencapai 0.64, yaitu 20% lebih tinggi daripada propeller terpasang di
kapal. Pada putaran motor maksimum dengan rasio gear 1:3,22 propeller dapat mendorong kapal dengan
kecepatan 8,5 knot.
Kata kunci: propeller, sistem propulsi, kapal ikan
Design of Optimum Propeller for Traditional Fishing Boat
Abstract: Purpose of the current research is to design a propeller having optimum parameters intended for
traditional fishing boats in order to improve the propulsive efficiency. Data retrieval was carried out at
Pengambengan, Negara, through observation of existing boat and its propulsion system being used. The
main data as the basis of design process consist of boats speed, main engines specification as well as its
transmission system and the principal dimension of the boats hull. Optimization process was conducted
using Kuipers method on the basis of torque for optimum diameter. Open water characteristic diagram
was applied for hydrodynamic analysis while propeller performance was predicted using speed prognosis
procedure.
The result deals with a propeller with optimum diameter (D) = 469 mm, blade area ratio (BAR) =
0.394, Pitch ratio (P/D) = 0.784 blade number (Z) = 3. Open water efficiency of this propeller is in amount
of 0.64, 20% higher than those of installed in the boat. At the maximum rotation of main engine using gear
ratio of 1:3.22, this propeller able to move the boat at the speed of 8.5 knots.
Keywords: propeller, propulsion system, fishing boat
I.

PENDAHULUAN

Kapal ikan tradisional yang ada dan telah


digunakan di wilayah pesisir Nusantara hingga saat
ini dibangun dengan pola yang sama,
mengandalkan teknik tertentu yang merupakan
keterampilan yang diwarisi secara turun-temurun.
Pola pengerjaan yang lebih mengandalkan insting
seorang tukang ini cenderung melahirkan produk
yang lekat dengan ciri cultur-based daripada
technology-based product. Meski merupakan
warisan yang patut dilestarikan, kelemahan yang

dimiliki oleh rancangan tradisional patut


mendapatkan
prioritas
perbaikan,
tanpa
meninggalkan sisi tradisi secara revolusioner.
Untuk kapal jenis payang, salah satu
kelemahan rancangan tradisional yang selalu
ditemui di setiap bagian pesisir adalah geometri
badan kapal yang masih berorientasikan pemenuhan
kapasitas daripada faktor keamanan dan
hidrodinamika. Perihal ini telah diteliti dalam
penelitian [1] yang menghasilkan rekomendasi
parameter lambung kapal yang efisien secara
hidrodinamis dan memenuhi syarat keamanan.

Untuk menghasilkan sebuah produk kapal


yang beroperasi secara efisien, tidak cukup dengan
hanya optimalisasi parameter lambungnya. Sistem
propulsinya juga harus disesuaikan menurut bentuk
lambung dan motor induk dan sistem transmisi
yang selama ini telah digunakan.
Berdasarkan observasi di lapangan, semua unit
kapal ikan jenis payang menggunakan sistem
propulsi yang seragam, yang juga dipilih
berdasarkan kebiasaan bertahun-tahun dan
ketersediaannya di pasaran. Motor induk
berkekuatan 25 hingga 30 HP dari tipe-tipe yang
mudah didapatkan. Gear box dipilih dengan kisaran
rasio reduksi putaran 1: 2 hingga 1:4. Propeller
berdiameter hingga 600 mm dengan 3 bilah. Setiap
kapal payang dengan kapasitas hingga 20 ton
dilengkapi dengan 4 unit sistem propulsi yang sama
(gambar 1).

Gambar 1. Tampak buritan sebuah kapal payang


di Pengambengan, Negara
(sumber: dokumentasi)

Pemilihan motor penggerak dan sistem


transmisinya adalah satu hal yang sulit untuk
diganggu gugat karena pola pemilihan didasari atas
ketersediaannya di pasaran. Satu-satunya komponen
propulsi yang dapat diintervensi untuk peningkatan
efisiensi adalah propeller.
Propeller tersedia di pasaran dengan ukuran
dan geometri yang sama untuk segala jenis kapal,
menyiratkan produksi massal untuk menekan biaya
produksi dan akhirnya harga unit. Efek negatif yang
kemungkinan timbul adalah ketidakcocokan kinerja
antara propeller dengan motor penggeraknya untuk
beban kapal tertentu. Bila benar demikian, maka
propeller akan bekerja pada kondisi efisiensi yang
tidak
maksimum,
sehingga
menimbulkan
pemborosan pengoperasian kapal, khususnya
konsumsi bahan bakar motor penggerak.
Dengan demikian, penelitian ini bertujuan
untuk merancang propeller dengan parameter
optimum. Optimum dimaksudkan untuk kinerja
propeller pada titik operasi sesungguhnya yang
berkorelasi dengan efisiensi maksimum. Hasil
rancangan diharapkan dapat direalisasikan dalam
produk prototipe yang dapat dimanfaatkan oleh

komunitas nelayan, khusus yang mengoperasikan


kapal jenis payang.
II.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini berintikan dua bagian utama,


yaitu (1) optimasi parameter propeller serta (2)
analisis kinerja propeller. Proses optimasi
menggunakan data primer yang langsung
dikumpulkan dari lapangan, sedangkan analisis
kinerja bersifat kajian secara teoritis dengan metode
yang lazim digunakan pada sistem propulsi kapal.
II.1. Definisi Operasional
Untuk menjelaskan substansi dan arah
penelitian, maka variabel dan parameter yang
terlibat dalam proses penelitian perlu didefinisikan.
Variabel terdiri atas parameter yang diperlukan
untuk data masukan serta yang dihasilkan dalam
penelitian (parameter luaran), seperti tercantum
pada tabel berikut.
Tabel 1. Variabel penelitian dan definisinya
Data Masukan
Simbol
Definisi
satuan
Vs
Kecepatan kapal maksimum
knot
PB
Daya motor induk penggerak
kW
kapal
n
Kecepatan rotasi propeller
rpm
r
Rasio gear box
t
thrust deduction fraction,
fraksi penurunan gaya dorong
propeller
w
wake fraction, fraksi aliran di
buritan kapal
T
Sarat kapal
m
Rt
Tahanan kapal, menunjukkan
kN
beban motor induk untuk
menggerakkan kapal pada
kecepatan Vs
Data Luaran
D
Diameter propeller, hasil
M
optimum
BAR
Blade
Area
Ratio,
perbandingan luas total
daun propeller dengan luas
cakram sesuai diameternya
P/D
Pitch ratio, perbandingan
kisar
daun
propeller
terhadap diameternya
Z
Jumlah daun propeller
Efisiensi open water, yaitu
o
efisiensi saat propeller
bekerja pada aliran terbuka,
tanpa buritan kapal

limit
10
30
-

0.7T
-

II.2. Metode Pengumpulan Data


Tiga data pertama pada tabel 1 didapatkan
dengan pengumpulan data lapangan yang dilakukan
di sentra nelayan pantai Pengambengan, Negara.
Metode yang digunakan adalah observasi. Populasi
data yang diambil di tempat tersebut minimal

berjumlah 10 kapal berbeda dengan kapasitas yang


sama. Jenis kapal ikan yang dipilih adalah kapal
payang. Data input kemudian ditetapkan dengan
mengambil nilai modus atau data dengan frekuensi
yang paling tinggi (karena data ini sangat terikat
dengan spesifikasi yang beredar di lapangan).
Karakteristik tahanan didekati dengan hasil uji
tahanan (resistance test) yang telah dilakukan pada
penelitian terdahulu [1] sedangkan karakteristik
aliran buritan kapal diprediksi dengan metode
Holtrop [2].
II.3. Metode Pengolahan Data
Optimasi parameter utama propeller dilakukan
dengan metode Kuiper berbasiskan torsi [3] sebab
menggunakan data input daya motor. Asumsi dan
batasan yang dipakai pada proses ini adalah :
1. Propeller bekerja dalam kondisi kavitasi
maksimum 2,5% back cavitation
2. Diameter maksimum propeller adalah 70%
sarat kapal
3. Efisiensi
transmisi
sistem
propulsi
diasumsikan 96%
4. Geometri
propeller
mengacu
standar
Wageningen B-series
Untuk mempersingkat waktu, proses optimasi
akan dilakukan dengan bantuan piranti lunak
PROPTIMA Professional1. Parameter yang akan
dihasilkan dari proses optimasi adalah diameter
propeller (D), jumlah daun propeller (Z), rasio
luasan daun (BAR), rasio kisar propeller(P/D) dan
efisiensi open water propeller (o).
Detil geometri daun propeller dihitung
berdasarkan standar Wageningen B-series dengan
input 4 data parameter utama propeller yang telah
ditentukan melalui proses optimasi.
II.4. Analisis Kinerja Propeller
Karena pengujian hidrodinamis model
propeller tidak memungkinkan, kinerja propeller
dapat diprediksi dengan formula numerik yang
tersedia, dengan dukungan data kecepatan kapal,
tahanan kapal, jumlah daun propeller, rasio kisar
serta rasio luasan daun. Prediksi kinerja propeller
dilakukan dengan menerapkan prosedur prognosis
kecepatan (speed prognosis). Hasilnya akan
memperlihatkan efisiensi, koefisien gaya dorong,
koefisien torsi dan putaran kerja propeller pada
perubahan kecepatan kapal. Analisis hasil disajikan
dengan metode deskriptif.
III. HASIL DAN PEMBAHASAN

III.1.

Data Input Optimasi


Sehubungan dengan ditemukannya variasi
spesifikasi komponen sistem propulsi yang
digunakan, maka diperlukan penentuan sebuah nilai
1

PROPTIMA Profesional adalah hak cipta dari KageSoft, 2005,


yang merupakan kelanjutan dari Proyek Akhir mahasiswa
Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya, 2002.

untuk masing-masing parameter yang digunakan


sebagai input perancangan propeller. Nilai variabel
input ditentukan menurut trend data yang frekuensi
penggunaannya paling tinggi. Berikut hasil
pengolahannya.
Tabel 2 Hasil pengolahan data input
No
Data
satuan mod mean
1 Kecepatan kapal
knot
8
8.50
2 Daya motor induk
HP
30 28,12
3 Putaran motor induk rpm
3600
3450
4 Rasio gear box
3,22
2,97
Ket :
mod : frekuensi data yang paling sering muncul
mean : rata-rata
SD : simpangan baku

SD
0.63
2,5
200
0,28

Data parameter propeller yang telah digunakan


selama ini juga diambil sebagai bahan
perbandingan hasil rancangan, dengan spesifikasi
tercantum pada tabel 3.
Tabel 3 Spesifikasi propeller terpasang
Parameter
Diameter (D)
Kisar (P)
Rasio kisar (P/D)
Rasio luas daun (BAR)

dimensi
25
635
12
304.8
0,48
0,35

satuan
inch
mm
inch
mm
-

Berhubung kapal sejenis telah diteliti pada


penelitian terdahulu [1] dimana data parameter
badan kapal telah didapatkan, maka penelitian ini
akan memanfaatkan data tersebut. Data yang
dimaksud adalah :
Sarat kapal (T) = 1,8 m
Panjang kapal = 10,64 m
Tinggi sumbu propeller diatas garis dasar =
0,45 m
Input data yang juga sangat mempengaruhi
hasil adalah koefisien interaksi yang merefleksikan
aliran yang memasuki daerah aliran propeller. Data
ini berupa koefisien fraksi aliran (w=wake fraction)
dan fraksi penurunan thrust (t=thrust deduction
fraction). Nilai koefisien tersebut didapatkan
dengan pendekatan formula regresi Holtrop [2].
Hasilnya adalah :
w = 0,05
t = 0,0542
III.2. Optimasi Parameter Propeller
Titik desain propeller ditentukan pada rating
maksimum motor (20 kW pada 3600 rpm)
berkorelasi dengan kecepatan kapal sebesar 10
knot. Strategi ini dipilih dengan harapan kapal
dapat mencapai kecepatan 8 knot dengan motor
induk bekerja di bawah rating maksimumnya,
sehingga dapat memperpanjang umur pemakaian

motor dan menurunkan konsumsi bahan bakar


spesifik [4].
Proses optimasi berbasis torsi dilakukan
dengan bantuan program PROPTIMA Professional.
Program mengeluarkan dua hasil dengan kondisi
berbeda. Hasil yang pertama mengindikasikan
efisiensi propeller tertinggi yang dapat dicapai pada
tahap akhir iterasi pertama. Hasil yang kedua
merupakan lanjutan iterasi pertama, dimana
parameter optimum BAR (atau Ae/Ao pada
program) diiterasi kembali dengan koreksi terhadap
efek kavitasi. Parameter lainnya dikoreksi untuk
mencapai efisiensi propeller maksimum. Berikut
perbandingan keduanya disajikan dalam bentuk
tabulasi.

didapatkan. Sesuai dengan tujuan penelitian, maka


parameter propeller yang telah digunakan selama
ini juga dijadikan input sebagai bahan
perbandingan. Nilai-nilai numerik yang dihasilkan
PROPTIMA selanjutnya ditransfer dalam bentuk
file EXCEL untuk dibuatkan diagram seperti
berikut.

Tabel 4 Hasil proses optimasi parameter propeller


Thrust
o
Iterasi Z BAR
P/D
D(m)
(kN)
I 3
0.35
0.77 0.645 0.482
2.52
II 3 0.394 0.784 0.640 0.469
2.41

Setelah iterasi kedua, rasio luasan bilah


propeller (BAR) harus ditingkatkan dari 0,35
menjadi 0,394 untuk antisipasi terhadap kavitasi.
Hal ini mengakibatkan turunnya diameter optimum
dan efisiensi open water. Pengecilan diameter justru
menguntungkan dari segi material sedangkan
penurunan efisiensi dalam hal ini tidak signifikan.
Efek pengecilan diameter adalah turunnya gaya
dorong (thrust) dari 2,52 kN menjadi 2,41 kN.
Berdasarkan hasil penelitian [1], pada kecepatan 10
knot gaya dorong yang diperlukan adalah sebesar
4,7 kN yang harus diatasi oleh dua unit propulsi.
Untuk satu propeller, beban yang harus ditanggung
adalah 2,35 kN. Dengan demikian, propeller dengan
parameter optimum yang dihasilkan pada iterasi
kedua masih memenuhi syarat secara teknis.
Dapat dirangkum bahwa hasil dari proses
optimasi parameter telah menghasilkan propeller
dengan spesifikasi :
Z=3
D = 469 mm

BAR = 0,394
P/D = 0,784

III.3. Analisis Kinerja Hidrodinamis Propeller


Propeller dirancang untuk dapat menyediakan
gaya dorong yang cukup untuk mengatasi beban
kapal pada kecepatan yang diinginkan. Di sisi lain,
propeller juga dituntut untuk memiliki efisiensi
yang cukup tinggi untuk mendapatkan sistem
propulsi yang hemat. Analisis hidrodinamis dapat
digunakan untuk mengungkap kemampuan ini,
melalui analisis karakteristik open water propeller
dan prognosis kecepatan. Semua tugas ini juga
dibantu PROPTIMA Professional.
Analisis dilakukan dengan menggunakan
diagram open water propeller yang didapatkan dari
formula polinomial propeller Wageningen B-series
[5] dengan input parameter optimum yang telah

Gambar 2. Diagram karakteristik open water propeller


hasil perancangan (indeks 1) dan terpasang (indeks 2)

Kurva efisiensi open water menunjukkan


bahwa propeller hasil perancangan memiliki nilai
maksimum lebih tinggi daripada propeller
terpasang. Efisiensi open water maksimum
propeller hasil perancangan adalah 0.69 yang
tercapai pada titik J = 0.68, sedangkan propeller
terpasang hanya mampu menghasilkan efisiensi
open water maksimum sebesar 0.53 pada titik J =
0.4. Secara teoritis, propeller hasil perancangan
mampu memberikan efisiensi 30% lebih tinggi
daripada propeller terpasang.
Pada pengoperasian sesungguhnya, yakni pada
kecepatan 10 knot dengan diameter rancangan
sebesar 469 mm, maka titik operasi propeller
berada pada J = 0.55. Jadi, efisiensi aktual yang
dihasilkan propeller rancangan berada di bawah
maksimumnya, yaitu sebesar 0.64. Di sisi lain,
propeller terpasang dioperasikan pada titik J = 0.42.
Dengan demikian, analisis terhadap kinerja
propeller
pada
pengoperasian
sebenarnya
mengindikasikan bahwa efisiensi open water
propeller hasil perancangan diprediksi 20% lebih
tinggi daripada propeller terpasang.
Dengan diameter 35% lebih besar, dapat
dipastikan
propeller
terpasang
memiliki
kemampuan gaya dorong (thrust) yang lebih tinggi
daripada propeller hasil perancangan. Namun, gaya
dorong yang lebih tinggi ini, terkorelasi pula
dengan tenaga/torsi motor yang lebih besar. Secara
teoritis, hal inilah yang menyebabkan propeller
terpasang lebih boros tenaga. Faktanya, dengan
diameter sebesar 635 mm mestinya dioperasikan
pada putaran yang lebih rendah (dengan mengganti

gear pereduksi putaran) sehingga didapatkan


efisiensi propeller yang lebih tinggi. Namun,
menurut kajian yang telah dilakukan pada
penelitian ini, dengan spesifikasi motor penggerak
dan rasio gear yang digunakan, diameter 635 mm
tidak optimum.
Disamping tinjauan terhadap efisiensi, kinerja
propeller dalam hal mengakomodasi kecepatan
kapal yang diharapkan juga harus diketahui.
Prognosis kecepatan dilakukan dengan teknik
pencarian koefisien KT/J2 propeller yang setara
dengan beban kapal, yaitu KT/J2 yang diturunkan
dari tahanan kapal pada kecepatan tertentu.
Koefisien KT/J2 propeller ditentukan dengan formula
polinomial dengan input parameter optimum.
Output dari PROPTIMA adalah berupa
tabulasi. Untuk memperjelas hasil, disajikan
prognosis kecepatan dalam bentuk diagram berikut
(gambar 3).

maksimumnya. Hal ini mengindikasikan pemilihan


kisar (pitch) propeller yang telah cukup baik.
IV. KESIMPULAN
Berdasarkan proses perancangan, didapatkan
rancangan prototipe propeller dengan spesifikasi
sebagai berikut :
1. Diameter : 469 mm
2. Jumlah daun : 3
3. Rasio kisar : 0,784
4. Rasio luasan daun : 0,394
5. Bentuk profil : Wageningen B-series
Spesifikasi propeller diatas diaplikasikan
untuk kapal dengan sistem propulsi spesifik sebagai
berikut :
1. Rating maksimum motor : 20 kW pada
3600 rpm
2. Rasio gear penurun putaran : 1 : 3,22

Gambar 3. Prognosis kecepatan kapal dengan menggunakan propeller hasil perancangan

Pada diagram di atas, PBmotor menyatakan


kurva rating nominal motor penggerak. PB prop
merupakan kurva pembebanan propeller terhadap
motor dan vs adalah kurva kecepatan kapal yang
diprediksi dapat tercapai. Kurva kecepatan naik
secara kontinyu dengan pertambahan putaran
motor, dengan peningkatan rata-rata 0,7 knot untuk
setiap kenaikan 250 rpm. Pada putaran maksimum
kecepatan kapal yang tercapai diprediksi sebesar
8,5 knot, masih memenuhi kecepatan dinas yang
umumnya diinginkan yaitu 8 knot. Hanya saja,
sesuai rancangan awal, kecepatan ini semestinya
tercapai pada saat motor dioperasikan di bawah
rating maksimumnya, misalnya 85% daya
maksimum. Kekurangan ini ditengarai disebabkan
oleh penentuan putaran propeller yang terlalu tinggi
pada titik desain awal.
Di sisi lain, karakteristik pembebanan
propeller terhadap motor menunjukkan performa
yang baik. Pada putaran kerja terendah, propeller
hanya menyerap 30% daya motor. Pada putaran
maksimum dengan masuknya beban propeller
ternyata daya yang tercapai hanya 85% daya

Kajian terhadap kinerja hidrodinamis propeller


menunjukkan hasil :
1. Efisiensi propeller yang dirancang adalah
sebesar 0,64, 20% lebih tinggi daripada
efisiensi propeller yang selama ini
digunakan di kapal ikan obyek penelitian.
Pada putaran maksimum motor induk,
propeller diprediksi dapat menggerakkan
kapal dengan kecepatan 8,5 knot.
2. Hasil evaluasi sementara terhadap propeller
yang digunakan di kapal selama ini adalah
diameter non-optimum untuk putaran kerja
1118 rpm (rasio gear 1:3,22)
V.

UCAPAN TERIMA KASIH

Ucapan terima kasih penulis sampaikan


kepada Politeknik Negeri Bali yang telah
memberikan bantuan dana penelitian dan P3M
dengan saran-saran dan masukan selama proses
penelitian ini, sehingga dapat diselesaikan dengan
baik.
DAFTAR PUSTAKA

[1] Sukadana, I.B.P. 2002. Resistance Test Model


Kapal Ikan Tradisional di Brondong. Laporan
Penelitian DUE-Like. PPNS:Surabaya .
[2] Holtrop, J.A.1984.Statistical re-Analysis of
Resistance and Propulsion Data.
International Shipbuilding Progress. Vol.31
[3] Kuiper, G. 1992. The Wageningen Propeller
Series.Netherland : MARIN Publication.
[4] Hannan, T.E.1971. Strategy of Propeller
Design. London:Thomas Reed Publications
Ltd.
[5] Carlton,J.S. 1994. Marine Propellers and
Propulsion. Oxford : Butterworth-Heinemann
Ltd.

Anda mungkin juga menyukai