Anda di halaman 1dari 28

1

I. IDENTITAS PENELITIAN
1.

Judul Penelitian

2.

Ketua Peneliti
a. Nama Lengkap
b. Jenis Kelamin
c. NIP
d. Jabatan Struktural
e. Jabatan fungsional
f. Fakultas/Jurusan
0 Pusat Penelitian
0
g. Alamat
h. Telpon/Faks

3.

i.

Alamat Rumah

j.

Telpon/Faks/E-mail

Anggota Peneliti

: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN


KIMIA BERBASIS MULTIMEDIA UNTUK
MENINGKATKAN
PEMAHAMAN
DAN
PRESTASI BELAJAR MAHASISWA JURUSAN
TEKNIK MESIN POLITEKNIK NEGERI BALI
: Ida Ayu Anom Arsani, S.Si., M.Pd.
: Perempuan
: 132 206 261
: : Tenaga Pengajar
: Teknik Mesin
: Pusat Penelitian dan Pengabdian Kepada
Masyarakat
: Kampus PNB Bukit Jimbaran, P.O Box 1064
Tuban Badung Bali
: (0361) 701981, 705136, Fax. (0361) 701128,
705136
: Jl. Raya Sading Gg Batur Sari IV No. 3 Sading,
Mengwi Badung
: (0361) 430144, email: suyapatni@yahoo.com
: M. Yusuf, S.Si., M.Erg.
I Dewa Cipta Santosa, ST. M.Sc

Tim Peneliti
Bidang
Keahlian
Ida Ayu Anom Arsani, Sain dan
S.Si., M.Pd.
Pendidikan
M. Yusuf, S.Si., M.Erg.
Sain dan
Ergonomik
I Dewa Cipta Santosa, ST. Teknik
M.Sc
Mesin

No Nama dan Gelar Akademik


1
2
3

Instansi
Politeknik
Negeri Bali
Politeknik
Negeri Bali
Politeknik
Negeri Bali

4.

Objek Penelitian

: Teknologi Pembelajaran

5.

Masa Pelaksanaan Penelitian


- Mulai
- Berakhir

: Tahun 2009
: Tahun 2011

Anggaran Yang Diusulkan


- Tahun Pertama
- Anggaran Keseluruhan

: Rp. 50.000.000
: Rp. 100.000.000

6.

7.

Lokasi Penelitian

Alokasi Waktu
(jam/minggu)
12
8
8

: Jurusan Teknik Mesin, Politeknik Negeri Bali,


Denpasar, Bali

8.

Hasil Yang Ditargetkan

: Tersedianya modul pembelajaran Kimia


berbasis multimedia sebagai media
pembelajaran mata kuliah Kimia Terapan.
Dengan penggunaan modul ini, diharapkan
mampu meningkatkan pemahaman dan prestasi
belajar mahasiswa.

9.

Institusi Lain Yang Terlibat

:-

10. Dukungan dari Lembaga Lain

:-

11. Keterangan Lain yang Dianggap Perlu : -

II. SUBSTANSI PENELITIAN


ABSTRAK
Kesulitan dalam penguasaan materi mata kuliah Kimia merupakan kasus tipikal
yang sering terjadi dan meliputi sebagian besar populasi mahasiswa dari berbagai
institusi kependidikan. Bagi mahasiswa dengan disiplin ilmu yang tidak berfokus
kepada ilmu kimia, kasus ini seringkali lebih menonjol. Sebagai contoh konkrit, pada
tahun Ajaran 2006/2007 perolehan nilai C untuk mata kuliah Kimia Terapan mahasiswa
jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Bali sebesar 45% dari 56 mahasiswa. Nilai A
hanya diraih 11% mahasiswa. Nilai A tersebut diraih oleh mahasiswa lulusan SMU
sedangkan yang nilai rendah banyak diraih oleh lulusan SMK. Angka tersebut secara
umum menyiratkan kurangnya kemampuan penyerapan mahasiswa terhadap materi
kuliah Kimia Terapan. Selama ini pembelajaran kimia menggunakan metode
konvensional, sehingga dipandang perlu melakukan penelitian sebagai solusi dari
permasalahan tersebut. Solusi yang tepat adalah dengan perbaikan metode pembelajaran
berupa pengembangan media pembelajaran yang menggunakan multimedia. Penelitian
ini akan dilakukan pada mahasiswa semester I Jurusan Teknik Mesin sebagai sampel
penelitian (sampling jenuh). Model pengembangan yang digunakan dalam
pengembangan modul mata kuliah Kimia Terapan menggunaka Model Dick & Carey.
Teknik analisis yang digunakan adalah secara kuantitatif dan kualitatif. Secara
kuantitatif menggunakan statistik deskriptif dan uji t, sedangkan secara kualitatif adalah
dengan mengolah data hasil wawancara dari ahli isi, ahli media, dan mahasiswa yang
berupa tanggapan, saran, serta kritik. Diharapkan dengan penggunaan modul
multimedia ini, ada perbaikan pemahaman mahasiswa dan peningkatan prestasi
belajarnya.
BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kesulitan dalam penguasaan materi mata kuliah Kimia merupakan kasus tipikal
yang sering terjadi dan meliputi sebagian besar populasi mahasiswa dari berbagai
institusi kependidikan. Bagi mahasiswa dengan disiplin ilmu yang tidak berfokus

3
kepada ilmu kimia, kasus ini seringkali lebih menonjol. Sebagai contoh konkrit, pada
tahun Ajaran 2006/2007 perolehan nilai C untuk mata kuliah Kimia Terapan mahasiswa
jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Bali sebesar 45% dari 56 mahasiswa. Nilai A
hanya diraih 11% mahasiswa (dokumen evaluasi diri Jurusan Teknik Mesin PNB 2007).
Nilai A tersebut diraih oleh mahasiswa-mahasiswa dengan latar belakang pendidikan
SMU. Angka-angka tersebut secara umum menyiratkan kurangnya kemampuan
penyerapan (pemahaman) mahasiswa terhadap materi kuliah Kimia Terapan. Salah satu
penyebabnya adalah metode pembelajaran masih konvensional.
Arsyad (2005) mengemukakan, dalam proses belajar mengajar, dua unsur yang
amat penting adalah metode mengajar dan media pembelajaran. Kedua aspek ini saling
berkaitan. Pemakaian media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat
membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan
rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis
terhadap siswa. Media pembelajaran juga membantu siswa meningkatkan pemahaman
materi yang disampaikan. Pemanfaatan teknologi multimedia dalam strategi
pembelajaran menjadikan proses belajar mengajar lebih menarik. Berdasarkan hasil
investigasi, banyak siswa yang memiliki kesulitan dalam mempelajari simbol dan
gambaran molekul dalam kimia, tetapi dengan menggunakan bantuan alat visualisasi
menunjukan adanya peningkatan pemahaman setelah mereka diinterview (Kai Wu,
Krajcik dan Soloway, 1998:1). Multimedia adalah media yang mengkombinasikan
antara teks, grafik, animasi, suara, dan video. Aplikasi multimedia dalam pembuatan
modul akan menjadi lebih menarik, karena materi yang disajikan lebih mudah dipahami
karena dilengkapi dengan visualisasi baik statik maupun dinamik.
Berdasarkan paparan di atas, salah satu alternatif untuk meningkatkan motivasi
mahasiswa dalam mempelajari mata kuliah Kimia Terapan dan meningkatkan
prestasinya adalah dengan mengembangkan modul Kimia berbasis multimedia sebagai
media pembelajaran.
1.2 Tujuan Khusus Penelitian
Tujuan umum dari pengembangan ini adalah untuk menghasilkan modul dalam
bentuk multimedia yang sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan mahasiswa. Produk
ini diharapkan dapat meningkatkan motivasi dan pemahaman mahasiswa terhadap
materi yang disampaikan.

4
Sedangkan tujuan khusus dari penelitian ini adalah:
1.

Pada tahun pertama : (1) Mengidentifikasi tujuan pembelajaran,


melakukan analisis pembelajaran, mengidentifikasi perilaku awal dan karakteristik
pebelajar, menulis tujuan pembelajaran khusus, dan mengembangkan butir-butir
tes acuan patokan. (2) Mengembangkan stategi pembelajaran. Kegiatan ini
meliputi aktivitas prapembelajaran, penyajian informasi dan umpan balik,
pengetesan, dan kegiatan tindak lanjut. (3) Menyusun, menulis modul, dan
memproduksi media pembelajaran.

2.

Pada Tahun kedua : (1) Memperperbaiki penyusunan, penulisan


modul, dan memproduksi media pembelajaran Modul yang disusun mempunyai
komponen pembelajaran yang meliputi: (a) judul bab dan konsep-konsep kunci,
(b) petunjuk, (c) kerangka isi, (d) tujuan pembelajaran umum, (e) tujuan
pembelajaran khusus, (f) meteri, (g) tugas dan latihan, (h) rangkuman, (i) tes akhir
materi, dan (j) sumber pendukung. (2) Melakukan kegiatan produksi modul ke
dalam bentuk multimedia meliputi: praproduksi, produksi dan pasca produksi. (3)
Mendesain dan melakukan evaluasi formatif dan merevisi produk pengembangan.
Evaluasi formatif meliputi: uji ahli isi, ahli desain, ahli media pembelajaran, uji
coba perorangan, uji coba kelompok kecil, dan uji coba lapangan. Data yang
diperoleh dari masing-masing kegiatan uji coba tersebut dianalisis dan hasil
analisis digunakan untuk merevisi produk pengembangan.

1.3

Urgensi ( Keutamaan) Penelitian


Kimia sebagai salah satu ilmu yang banyak menyajikan konsep-konsep abstrak,

akan menjadi lebih mudah dipahami jika didukung dengan visualisasi. Beberapa
penelitian menyatakan bahwa penggunaan media pembelajaran dalam proses belajar
mengajar dapat meningkatkan pemahaman dan motivasi belajar pebelajar. Penelitaian
ini difokuskan untuk mengembangkan modul berbasis multimedia. Pemanfaatan modul
Kimia yang yang terintergerasi dalam bentuk multimedia sangat perlu dikembangkan.
Selama ini modul dalam bentuk multimedia belum tersedia di Jurusan Teknik Mesin.
Ketersediaan modul berbasis multimedia tersebut diharapkan dapat meningkatkan
kualitas proses pembelajaran Kimia dan dapat meningkatkan hasil belajar mahasiswa
sesuai yang diharapkan.
Manfaat yang diharapkan dari hasil pengembangan modul berbasis multimedia
adalah :

5
1.

Pembaharuan strategi

pengajaran mata kuliah Kimia Terapan, sehingga

memberikan nuansa baru bagi penulis maupun mahasiswa.


2.

Membangkitkan motivasi mahasiswa untuk mau belajar dan mengetahui


keterkaitan ilmu kimia dengan bidangnya.

3.

Produk yang diharapkan adalah modul dalam bentuk multimedia yang


dikemas dalam CD yang didalamnya memuat teori-teori dan konsep-konsep ,
gambar dan animasi yang menarik, soal-soal, serta dapat digunakan secara
berkelompok ataupun mandiri oleh mahasiswa untuk mempelajari materi yang
disajikan, sehingga mahasiswa akan mudah mempelajari dan sempurna dalam
mehahami pelajaran kimia yang bersangkutan dengan jurusan Teknik Mesin

BAB II. KAJIAN PUSTAKA


2.1 Peranan Media dalam Pembelajaran
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin mendorong upaya-upaya
pembaharuan dalam pemanfaatan hasil-hasil teknologi dalam bidang pendidikan.
Penerapan teknologi dalam bidang pendidikan khususnya kurikukum adalah dalam dua
bentuk, yaitu bentuk perangkat lunak (software) dan perangkat keras (hardware).
Penerapan teknologi dalam perangkat keras dalam pendidikan dikenal sebagai teknologi
alat (tool technology), teknologi ini lebih menekankan kepada penggunaan alat-alat
teknologis untuk menunjang efesiensi dan efektivitas pendidikan khususnya dalam
proses belajar mengajar, seperti penggunaan media. Pada mulanya media hanya
dianggap sebagai alat bantu mengajar, akan tetapi saat ini telah banyak dikembangkan
program pengajaran yang memadukan bahan ajar dengan media yang digunakan dalam
bentuk kaset audio. Media memiliki kemampuan merangsang terjadinya proses belajar
yang efektif dan efesien. Kemampuan tersebut adalah (1) menghadirkan obyek
lingkungan sekitar ke dalam lingkungan belajar, (2) membuat konsep abstrak menjadi
konkrit, (3) mampu menyamakan persepsi, (4) mengatasi hambatan waktu, tempat,
jumlah dan jarak, dan (5) memvisualisasikan aplikasi pemecahan masalah suatu perlatan
dan prosedur kerja serta cara penggunaan alat. Menurut Kemp & Dayton (dalam
Arsyad, 2005), media pembelajaran dapat memenuhi tiga fungsi utama, yaitu (1)
memotivasi minat dan tindakan, (2) menyajikan informasi, dan (3) memberi instruksi.
Pemanfaatan media dalam pembelajaran banyak tergantung pada persepsi
pendidik. Hardjito (dalam Sutrisno, dkk., 2006), pendidik yang mempunyai persepsi
positif terhadap peran media, akan memanfaatkan media dalam pembelajaran. Degeng

6
(2000) berpendapat bahwa media merupakan bagian integral dari proses belajar
mengajar dan apapun media yang digunakan sasarannya akhirnya adalah untuk
memudahkan belajar. Media akan bermakna bila dalam pembuatannya diselaraskan
dengan perubahan tingkah laku pebelajar sebagai pengguna media dan disesuaikan
dengan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Media dalam pemanfaatannya
diharapkan dapat membantu pebelajar untuk belajar secara aktif karena adanya interaksi
fisis dan kognitif. Dengan pembelajaran yang aktif dari pebelajar akan mempertahankan
perhatian, meningkatkan prsetasi, dan membentuk pengetahuan baru.
Media dapat berperan sebagai perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke
penerima pesan. Apabila media itu membawa pesan-pesan atau informasi instruksional
atau mengandung maksud-maksud pengajaran, maka media itu disebut media
pembelajaran (Sadiman, dkk.,2002). Martin dan Brigs (dalam Degeng, 1989)
menyatakan bahwa media pembelajaran mencakup semua sumber yang diperlukan
untuk melakukan komunikasi dengan pebelajar. Pemilihan media dalam proses belajar
mengajar sangat perlu mempertimbangkan beberapa faktor, yaitu tujuan pembelajaran,
keefektifan, karakteristik pebelajar, ketersediaan biaya, dan kualitas teknis. Lebih jauh
Hamalik (2005) merumuskan dasar pertimbangan yang mempengaruhi pemilihan media
pengajaran (Gambar 2.1).

Tujuan
Isi/materi
pelajaran

Siswa

Guru

si
ka tif
i
un fek
om g e
K an
y

Biaya yang
reasonable

Seleksi
media

Faktor
manusiawi

Fasilitas

nbata
Ham batan
ham aktis
pr

Pasaran

Keadaan

Waktu

Gambar 2.1 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Media


Pengajaran

7
Media pembelajaran adalah komponen strategi penyampaian yang dapat dimuati
pesan yang akan disampaikan kepada pebelajar. Menurut Hamalik (dalam Arsyad,
2005),

penggunaan media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat

membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan


rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa.
Selain membangkitkan motivasi, media pembelajaran juga dapat membantu siswa
meningkatkan pemahaman, menyajikan data dengan menarik dan terpercaya,
memudahkan penafsiran data, dan memadatkan informasi.
Media pembelajaran yang memasukkan pengalaman-pengalaman konkrit,
membantu pebelajar

mengintegrasikan pengalaman sebelumnya dan merupakan

fasilitas belajar untuk konsep-konsep abstrak. Bruner (dalam Arsyad, 2005),


menyebutkan ada tiga tingkatan utama modus belajar, yaitu pengalaman langsung
(enactive), pengalaman gambar (iconic), dan pengalaman abstrak (symbolic). Ketiga
tingkat pengalaman ini saling berinteraksi dalam upaya memperolah pengalaman
( pengetahuan, ketrampilan, dan sikap) yang baru. Tingkatan pengalaman pemerolehan
hasil belajar seperti itu digambarkan oleh Edgar Dale sebagai suatu proses komunikasi
berupa kerucut yang dikenal dengan nama kerucut pengalaman Dale (Dales cone of
experience). Kerucut ini (gambar 2) merupakan elaborasi yang rinci dari konsep yang
dikemukakan oleh Bruner.

Verbal
symbols

Symbolic

Visual symbols
Recording, radio
still picture

Iconic

Motion picture
Television
Exhibits
Field trips

Enactive

Demonstration
Dramatized Experiences
Contrived Experiences
Direct, purposeful experiences

Gambar 2.2 Konsep Bruner pada Kerucut Pengalaman Dale


(Diadaptasi dari Smaldino, 2005:12)

Berdasarkan kerucut pengalaman di atas, hasil belajar seseorang diperoleh mulai


dari pengalaman langsung (konkrit), sampai kepada lambang verbal (abstrak).
Pengalaman langsung akan memberikan kesan paling utuh dan paling bermakna
mengenai informasi dan gagasan yang terkandung dalam pengalaman itu.
Penyajian program multimedia dengan komputer merupakan pengembangan
teknologi informasi sebagai media pembelajaran dalam dunia pendidikan untuk
menyelesaikan masalah-masalah pembelajaran. Teknologi baru ini mempunyai peranan
semakin penting dalarn pembelajaran. Banyak orang percaya bahwa multimedia akan dapat
membawa kita kepada situasi belajar dimana "learning with effort" akan dapat digantikan
dengan " learning with .fun" (Nurtjahjawilasa, 2004). Komputer

juga memungkinkan

pebelajar untuk belajar sesuai dengan kemampuan dan kecepatannya dalam memahami
pengetahuan dan informasi yang ditayangkan. Media ini mampu menampilkan gambar
statis dan dinamis, video, dan suara. Menurut Arsyad (2002), ciri media yang dihasilkan
dari teknologi berbasis komputer (baik perangkat keras maupun lunak) adalah: (1) dapat
digunakan secara acak, non sekuensil, atau secara linear, (2) dapat digunakan
berdasarkan keinginan siswa atau berdasarkan keinginan perancang/pengembang
sebagaimana direncanakannya, (3) biasanya gagasan-gagasan yang disajikan dalam
gaya abstrak dengan kata, simbol dan grafik, (4) prinsip-prinsip ilmu kognitif untuk
mengembangkan media ini, dan (5) pembelajaran dapat berorientasi pada siswa dan
melibatkan interaktifitas siswa yang tinggi.
Multimedia dapat mengkombinasikan suara, animasi dan gambar video secara
bersamaan. Istilah multimedia mengacu pada penggunaan berbagai format media di
dalam memberikan presentasi atau belajar mandiri. Beberapa contoh multimedia dalam
pendidikan adalah dalam format videotapes, CD-ROMs, DVD, Web, dan virtual reality.
Tujuan dari penggunaan multimedia dalam pendidikan dan pelatihan adalah untuk
menggiring pebelajar ke dalam pengalaman multisensori untuk promosi belajar
(Smaldino, 2005). Secara keseluruhan, multimedia terdiri dari tiga level (Mayer, 2001)
yaitu :
1. Level teknis, yaitu multimedia berkaitan dengan alat-alat teknis ; alat-alat ini dapat
diartikan sebagai wahana yang meliputi tanda-tanda (signs).
2. Level semiotik, yaitu representasi hasil multimedia seperti teks, gambar, grafik,
tabel, dll.

9
3. Level sensorik, yaitu yang berkaitan dengan saluran sensorik yang berfungsi untuk
menerima tanda (signs).
Beberapa ahli megemukakan keuntungan dari penggunaan multimedia dalam
pembelajaran:
1. Pembelajaran aktif
Pembelajaran multimedia melibatkan pebelajar secara aktif, belajar melalui interaksi
fisis

dan

kognitif.

Pembelajaran

aktif

dapat

mempertahankan

perhatian,

meningkatkan prestasi, dan membentuk pengetahuan baru (Oblinger, 1993).


2. Mendorong eksplorasi
Program multimedia dapat membantu pebelajar mengembangkan model mental
sebagai dasar untuk pembelajaran selanjutnya, membentuk lingkungan yang
memungkinkan bagi pengajar dan pebelajar untuk melakukan eksplorasi, membantu
pebelajar mengembangkan domain perspektifnya dan mengembangkan susunan
pengetahuan terintegrasi yang membantu pebelajar mentransfer pengetahuan ke
dalam bentuk yang komplit (Fryer, 1994).
3. Motivasi
Teknologi dapat menginspirasikan pebelajar dengan membuat pembelajaran lebih
interaktif dan relevan, sehingga pebelajar dapat menimati bekerja bersama teknologi
dan karenanya dapat bekerja lebih lama dan ini merupakan keuntungan jangka
panjang (Summer, 1990-91).
4. Pelibatan multisensori
Beberapa pebelajar mempunyai gaya belajar yang berbeda. Dengan pembelajaran
multimedia, pebelajar dapat melibatkan semua panca indranya dan mengembangkan
gaya belajar yang disukainya ( gaya belajar visual, audio, dan audio visual).
2.2 Aplikasi Multimedia dalam Pembelajaran Kimia
Isu sentral dalam pendidikan kimia adalah hubungan antara makroskopik atau
dunia nyata dan molekular . Pebelajar akan dapat memahami lebih baik ilmu kimia dan
mengaplikasikan ilmu yang mereka pahami untuk memecahkan masalah jika mereka
dapat mendalami hubungan antara ke dua isu sentral tersebut (Vermat, 2003)). Tujuan
utama dari pendidikan kimia adalah pebelajar mendapatkan konsep-konsep kunci dan
prinsip-prinsip, seperti: ikatan, struktur, reaktifitas, kesetimbangan, keasaman, dan lain-

10
lain. Middlecamp dan Kean (1985) mengungkapkan bahwa ilmu kimia memiliki
karakteristik tersendiri dibandingkan dengan ilmu pengetahuan lainnya, terutama dalam
penyampaian pada proses belajar-mengajarnya. Gabel 1993 (dalam Russel dan Kozma,
1997), menyebut ada tiga penyebab kesulitan yang dimiliki dalam mengembangkan
pemahaman konsep kimia, yaitu: (1) pengajaran kimia dapat menimbulkan tekanan
dalam memecahkan masalah pada tingkat simbolis, gejala fenomena dan tingkat
partikel, (2) pengajaran kimia berlangsung pada tingkat makroskopis, mikroskopis, dan
simbolis. Hubungan ketiga tingkatan itu tidak cukup disimpan dalam memori jangka
panjang siswa, dan (3) Siswa belum mampu memahami hubungan silang ketiga
tingkatan, jika fenomena kimia yang dihadapi tidak berhubungan dengan kehidupan
sehari-hari. Ketiga tingkatan dalam pengajaran kimia dapat digambarkan sebagai
berikut.

Makroskopis

KIMIA
Sub-mikroskopis

Simbolis

Gambar 2. 3 Tiga Tingkatan Penyajiaan Konsep Kimia


(Diadaptasi dari : Three Basic Components Representation of
Chemistry; Johnstone ;1993)
Tingkat makroskopis mengacu pada fenomena kimia yang konkrit yang dapat
diamati dan dirasakan oleh indera kita tanpa bantuan alat, seperti: warna, bau. Tingkat
submikroskopis mengacu pada sesuatu yang abstrak yang memerlukan bantuan alat
untuk menjelaskan, seperti: atom, elektron, ikatan, dan lain-lain. Model tingkat simbolis
mengacu pada penyajian persamaan stoikiometri dan grafik-grafik.

11
Menurut Piaget (dalam Sastarwijaya, 1998), ilmu kimia banyak membahas
masalah obyek konkrit dalam skala makroskopis dan mikroskopis sehingga memerlukan
model. Oleh karena itu dalam penagajaran ilmu kimia diperlukan adanya media
pembelajaran. Untuk membantu pebelajar memahami kimia, banyak peneliti
mengembangkan pendekatan baru untuk mengajar kimia, seperti: penggunaan
multimedia yang dapat mengintegrasikan animasi dari model-model molekul,
kesetimbangan kimia dan visualisasi proses kimia pada tingkat molekul. Penggunaan
animasi untuk menjelaskan proses kimia pada tingkat molekul adalah diusulkan sebagai
cara untuk meningkatkan pemahaman pebelajar.

Rieber (dalam Garnet, dkk.)

menyarankan suatu kerangka kerja sebagai panduan yang sesuai digunakan untuk
animasi dan penyajian visual dinamik dalam mempelajari materi pelajaran.
Multimedia juga dapat membantu menjelaskan beberapa proses yang nyata
dengan konsep-konsep abstrak dari atom-atom, molekul, dan ion-ion. Aplikasi
multimedia

dalam

pembelajaran

kimia

sangatlah

penting

untuk

membantu

meningkatkan pemahaman dan minat pebelajar dalam mempelajari ilmu kimia, karena
multimedia berisi kombinasi antara teks, grafik, animasi, suara, dan video. Kombinasi
ini merupakan kesatuan yang secara bersama-sama menampilkan informasi, pesan, dan
isi pelajaran. Penggunaan teknologi multimedia untuk mengajar kimia mempunyai
pengaruh yang signifikan terhadap motivasi belajar, prestasi pebelajar dan sikap
(Loretta and Stanley, 1993). Multimedia dapat membantu pebelajar memanipulasi dan
mengamati berbagai sajian sebelum eksperimen kimia dilakukan. Mereka dapat
membuat dan menganalisis penyajian eksperimen mereka ( Schank & Kozma, 2002).
Multimedia didesign untuk memberikan kesempatan mengeksplorasi tiga
tingkatan dari penyajian kimia, yaitu: (1) makroskopis, (2) submikroskopis, dan (3)
simbolis. Yang terpenting dari penggunaan teknologi ini adalah dapat mengintegrasikan
semua

jenis

pengalaman

belajar,

prinsip-prinsip

dapat

dipresentasikan

dan

diilustrasikan dalam waktu yang bersamaan (Loretta and Stanley, 1993). Beberapa
keuntungan penggunaan multimedia dalam pembelajaran kimia yakni:

Multimedia mempermudah mempelajari konsep-konsep dan prinsip

Multimedia adalah suatu proyek yang mempunyai target mempelajari


konsep-konsep kimia yang sulit .

Multimedia untuk investigasi di laboratorium

12
Mayer (2003) menemukan implikasi dari penggunaan multimedia dalam
pembelajaran kimia yaitu mendorong pebelajar aktif, terorganisaasi, dan dapat
mengintegrasikan informasi yang diperoleh untuk memahami konsep-konsep dan
prinsip yang sulit serta dapat digunakan untuk memecahkan masalah. Program
multimedia kimia didesign untuk memperlihatkan ilustrasi dan konsep-konsep kunci
ilmu kimia melalui animasi, grafik model-model molekul, dan persamaan-persamaan,
sehingga dapat memotivasi pebelajar untuk mempelajari konsep-konsep sulit dalam
ilmu kimia.
Program multimedia dengan bantuan komputer adalah metode baru dalam
mengajar kimia.

Salah satu pengembangan aplikasi software ini adalah animasi

komputer. Ini merupakan aplikasi dinamik yang sangat potensial digunakan untuk
menstimulasi pebelajar mencapai tujuan belajar. Hasil-hasil penelitian dari animasi
komputer dalam pembelajaran kimia dapat meeningkatan pemahaman konseptual.
Stimulasi adalah sangat esensial untuk menghasilkan pengajaran yang konstrutivis dan
belajar lingkungan. Penelitian intensif dengan pendekatan konstrutivistik dan instruksi
media komputer, mendorong digunakannya komputer sebagai inovasi dalam mengajar
dan pembelajaran sain (Talib, dkk., 2005).
Efektivitas

pembelajaran dengan animasi komputer dijelaskan dengan

menggunakan teori Paivios dual-coding, teori ini mengasumsikan bahwa pebelajar


menyimpan informasi yang diterima dalam memori kerja baik yang verbal atau visual
dalam jangka waktu yang lama. Meskipun teori ini yang mendasari penelitian
menggunakan visual statis, akan tetapi teori ini diterapkan dan diadaptasi untuk
menjelaskan efektivitas dari pembelajaran dengan animasi komputer. Catrambone dan
Stasco (Talib, dkk., 2005) mendefinisikan animasi adalah suatu proses gerakan dan
perubahan beberapa objek pada layar komputer
dinamis, abstrak, dan perkembangan proses

sebagai suatu simulasi dari teori

dari suatu kejadian atau fenomena.

Animasi komputer dapat mengurangi miskonsepsi siswa terthadap suatu konsep (Sanger
dan Greenbowe, 2000).
Sanger dan Greenbowe 1997 (dalam Yang & Andre, 2003), mengklaim ada
perbedaan hasil belajar yang signifikan antara mahasiswa yang diperlihatkan animasi
sebagai alternatif menjelaskan konsep dan yang tidak melihat animasi. Penyajian materi
dengan bantuan animasi komputer dapat membantu pebelajar lebih memahami konsep
yang diberikan. Weiss, dkk. (2002) membedakan beberapa fungsi dari animasi dalam
pembelajaran, yaitu:

13
a.

Fungsi kosmetik (cosmetic fungtion)), jika animasi dibuat untuk


membuat pebelajar terpesona dan terkesan saat pembukaan pelajaran.

b.

Fungsi untuk memperoleh perhatian (attention gaining fungsion),


animasi dibuat dengan sangat menarik, seperti: bingkai pembelajaran, layar
penampilan, simbol-simbol.

c.

Fungsi motivasi (motivation fungtion),

penggunaan animasi dapat

mempengaruhi motivasi pebelajar


d.

Fungsi penyajian (presentation fungtion), aplikasi animasi dapat


digunakan sebagai strategi penyajian konsep-konsep baru dan prosedur-prosedur
yang sulit untuk dipahami.

2.3 Studi Pendahuluan


Berdasarkan data hasil penelitian yang telah dilaksanakan oleh jurusan Teknik
Mesin terhadap prestasi belajar mahasiswa untuk mata kuliah Kimia Terapan, masih
cukup rendah. Motivasi mahasiswa untuk belajar kimia juga masih rendah, kenyataan
ini dapat dilihat dalam proses pembelajaran kimia di kelas. Sebagian besar mahasiswa
berpendapat bahwa mata kuliah Kimia Terapan hanya mata kuliah pendukung dan tidak
ada keterkaitan dengan bidang mereka.Ada juga yang beralasan bahwa kimia adalah
ilmu yanhsulit untuk dipahami karena banyak reaksi-reaksi kimia. Fenomena-fenomena
tersebut mendorong peneliti untuk mencari solusi dalam menyajikan materi-materi
kimia agar lebih mudah dipahami oleh mahasiswa dan juga untuk memenuhi
kompetensi yang diharapkan.
Pada tahun 2007 peneliti mengembangkan modul berbasis multimedia sebagao
media pembelajaran untuk materi Elektrokimia. Dalam modul tersebut mahasiswa dapat
melihat suatu proses reaksi kimia yang terjadi pada sel elektrokimia melalui animasianimasi dan juga dapat membedakan jenis-jenis korosi yang terjadi pada logam melalui
gambar-gambar. Dengan adanya tampilan animasi, gambar-gambar baik yang statis
maupun dinamis pada modul tersebut, ternyata mendapat respon yang cukup baik dari
mahasiswa. Mahasiswa menjadi lebih aktif dan termotivasi untuk mempelajari materi
yang disajikan. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, terdapat perbedaan yang
signifikan pada prestasi belajar mahasiswa terhadap materi yang disajikan. Oleh karena
itu dalam penelitian Hibah Bersaing ini akan dikembangkan modul berbasis multimedia
untuk semua materi Kimia sesuai dengan silabus Kimia yang dipergunakan di Jurusan
Teknik Mesin Politeknik Negeri Bali.

14

BAB III. METODE PENELITIAN


3.1 Model Pengembangan
Model pengembangan yang digunakan dalam pengembangan modul

mata

kuliah Kimia Terapan adalah Model Dick & Carey (1990). Penggunaan model ini
dipergunakan, karena model ini disusun secara terprogram dengan urutan-urutan
kegiatan yang sistematis dalam upaya pemecahan masalah belajar yag berkaitan dengan
sumber belajar yang sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik pebelajar. Model
pengembangan ini terdiri dari atas sembilan langkah (Dick, Carey : 2001 : 6), yaitu: (1)
mengidentifikasi tujuan pembelajaran, (2) melakukan analisis pembelajaran, (3)
mengidentifikasi perilaku awal dan karakteristik pebelajar,

(4) menulis tujuan

pembelajaran khusus, (5) mengembangkan butir tes acuan patokan, (6) mengembangkan
strategi pembelajaran, (7) mengembangkan dan memilih materi pembelajaran, (8)
Mendesain dan melakukan evaluasi formatif, (9) merevisi pembelajaran.
3.2 Prosedur Pengembangan
Dalam pengembangan modul ini, prosedur pengembangan yang dilakukan adalah
terdiri dari beberapa tahap, yaitu:
1. Menentukan mata kuliah yang akan dikembangkan
2. Mata kuliah yang akan dikembangkan adalah mata kuliah Kimia Terapan
3. Mengidentifikasi tujuan pembelajaran, melakukan analisis pembelajaran,
mengidentifikasi perilaku awal dan karakteristik pebelajar, menulis tujuan
pembelajaran khusus, dan mengembangkan butir-butir tes acuan patokan.
4. Mengembangkan stategi pembelajaran
5. Kegiatan ini meliputi aktivitas prapembelajaran, penyajian informasi dan umpan
balik, pengetesan, dan kegiatan tindak lanjut.
6. Penyusunan dan penulisan modul dan memproduksi media pembelajaran
7. Modul yang disusun mempunyai komponen pembelajaran yang meliputi: (1)
judul bab dan konsep-konsep kunci, (2) petunjuk, (3) kerangka isi, (4) tujuan
pembelajaran umum, (5) tujuan pembelajaran khusus, (6) meteri, (7) tugas dan
latihan, (8) rangkuman, (9) tes akhir materi, dan (10) sumber pendukung.
Kegiatan produksi modul ke dalam bentuk multimedia meliputi: praproduksi,
produksi dan pasca produksi.

15
8. Mendesain dan melakukan evaluasi formatif dan merevisi produk pengembanga.
Evaluasi formatif meliputi: uji ahli isi, ahli desain, ahli media pembelajaran, uji
coba perorangan, uji coba kelompok kecil, dan uji coba lapangan. Data yang
diperoleh dari masing-masing kegiatan uji coba tersebut dianalisis dan hasil
analisis digunakan untuk merevisi produk pengembangan.

16

Gambar 3.1 Tahap-Tahap Pengembangan Modul Pembelajaran

17
3.3 Uji Coba Produk
Uji coba produk dalam penelitian pengembangan ini terdiri atas: (1) rancangan
uji coba, (2) subyek uji coba, (3) jenis data, (4) instrument pengumpulan data, dan (5)
teknik analisis data.
1. Rancangan uji coba
Produk berupa modul dalam bentuk multimedia yang dihasilkan dari
pengembangan ini diuji tingkat validitas dan keefektifannya. Tingkat validitas
ditentukan dari hasil kegiatan uji coba yang dilakukan, yaitu: (1) uji ahli isi, (2) uji
ahli desain , (3) uju ahli media pembelajaran, (3) uji coba perorangan, (4) uji coba
kelompok kecil, dan (5) uji coba lapangan. Tingkat keefektifan bahan ajar ditentukan
dari hasil pre-tes dan pos-tes, yang selanjutnya data ini dianalisis melalui uji-t.
2. Subyek uji coba
Subyek uji coba produk hasil pengembangan adalah melalui beberapa tahap, yaitu:
a. Uji Ahli
Subyek uji coba pada tahap ini adalah dua orang ahli isi dan dua orang ahli
desain dan media pembelajaran. Tinjauan dari ahli isi dimaksudkan untuk
memperoleh penilaian, saran, dan pendapat terhadap validasi isi dari modul,
sedangkan tinjauan dari ahli desain dan media, dimaksudkan untuk memperoleh
penilaiaan , saran, dan pendapat berkenaan dengan kesesuaian media yang dibuat
dengan materi dalam mata kuliah Kimia Terapan.
b. Uji coba perorangan
Subyek uji coba pada tahap ini adalah enam orang mahasiswa semester II
jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Bali. Keenam mahasiswa tersebut mewakili
mahasiswa berprestasi sedang dan rendah. Prestasi belajar mahasiswa dapat dilihat
dari Indek Prestasi Komulatif (IPK) yang dicapai oleh mahasiswa. Dalam uji coba
ini produk pengembangan yang diuji cobakan adalah modul dalam bentuk
multimedia. Para mahasiswa diminta memberikan komentar dan saran sesuai
dengan lembar isian yang disediakan sebagai dasar dalam melakukan revisi terhadap
produk yang dikembangkan.
c. Uji coba kelompok kecil
Subyek uji coba pada tahap ini adalah kelanjutan dari uji coba perorangan,
dimana subyeknya bertambah menjadi duabelas orang, yang terdiri atas empat orang

18
mahasiswa dengan prestasi tinggi, empat orang berprestasi sedang, dan empat orang
lagi mewakili mahasiswa dengan prestasi rendah. Dalam uji coba ini produk
pengembangan yang diuji cobakan modul dalam bentuk multimedia. Para
mahasiswa diminta memberikan komentar dan saran sebagai dasar dalam
melakukan revisi terhadap produk yang dikembangkan.
d. Uji coba lapangan
Subyek uji coba pada tahap ini terdiri dari 28 mahasiswa semester II jurusan
Teknik Mesin program studi Referigerasi dan Tata Udara. Dalam uji coba ini produk
pengembangan yang diuji cobakan adalah modul dalam bentuk multimedia.
3.4 Jenis Data
Data-data yang telah dikumpulkan melalui pelaksanaan evaluasi formatif
dikelompokkan menjadi empat bagian, yaitu: (1) data evaluasi tahap pertama berupa ada
hasil uji ahli isi, ahli desain dan media pembelajaran, (2) data hasil uji coba perorangan,
(3) data hasil uji coba kelompok kecil, dan (4) data hasil uji coba lapangan berupa data
pretes dan postes mahasiswa, dan data hasil review mahasiswa. Data yang diperoleh
dikelompokkan berdasarkan sifatnya, yaitu data kualitatif dan data kuantitatif.
3.5 Instrumen pengumpulan data
Dalam

penelitian

pengembangan

ini,

instrumen

yang

digunakan

untuk

mengumpulkan data adalah berupa kuisioner dan tes. Kuisioner digunakan untuk
mengumpulkan data hasil uji ahli, uji perorangan, uji kelompok kecil, dan uji lapangan.
Tes digunakan untuk mengetahui hasil belajar mahasiswa sebelum menggunakan
produk (pretes) dan sesudah menggunakan produk yang dikembangkan (postes).
3.6 Teknik analisa data
Dalam penelitian pengembangan ini, digunakan dua teknik analisis data, yaitu
teknik analisis deskriptif kualitatif, analisis statistik deskriptif, dan analisis statistik
inferensial.
a. Teknik analisis deskriptif kualitatif
Teknik analisis ini digunakan untuk mengolah data hasil kuisioner dari ahli isi,
ahli media, dan mahasiswa dalam uji perorangan, uji kelompok kecil, dan
mahasiswa uji lapangan, yang berupa tanggapan, saran, serta kritik. Hasil ini

19
dipergunakan sebagai dasar dalam melakukan revisi terhadap produk yang
dikembangkan.
b. Teknik Analisis Statistik Deskriptif
Teknik analisis ini digunakan untuk mengolah data yang diperoleh melalui
angket

dalam bentuk deskriptif persentase. Rumus yang digunakan untuk

menghitung persentase dari masing-masing subyek adalah:


Persentase

( jawaban x bobot tiap pilihan)


x 100%
n x bobot tertinggi

Keterangan:
= jumlah
N = jumlah seluruh iten angket
Selanjutnya untuk menghitung persentase keseluruhan subyek digunakan rumus:
Prosentase = (F : N) x 100%, dengan F adalah jumlah persentase keseluruhan
subyek dan N adalah banyaknya subyek. Untuk dapat memberikan makna dan
pengambilan keputusan digunakan ketetapan skala Likert sebagai berikut:
Tabel 3.1 Konversi Tingkat Pencapaian dengan Skala 5
Tingkat pencapaian
90% -100%
75% - 89%
65% - 74%
55% - 64%
0% - 54%

Kualifikasi
Sangat baik
Baik
Cukup
Kurang
Sangat Kurang

Keterangan
Tidak perlu direvisi
Tidak perlu direvisi
Direvisi
Direvisi
Direvisi

Teknik analisis ini juga digunakan untuk mengolah data berupa hasil pretes dan
postes, sehingga diketahui keefektifan produk pengembangan yang dihasilkan
dengan uji t dua sampel berpasangan (paired) dengan bantuan program
komputer SPSS.
c. Teknik Analisis Statistik Inferensial
Teknik analisis Statistik Inferensial yang digunakan adalah uji perbedaan dalam
hal ini yang digunakan adalah uji t. uji ini digunakan untuk membuktikan
apakah ada perbedaan yang signifikan sebelum digunakan pembelajaran
Multimedia dengan seteleh digunakan pembelajaran multimedia pada siswa
Jurusan teknik mesin Politeknik Negeri Bali. Setelah dibuktikan kemudian

20
dilihat rerata nilai mana yang memberikan hasil lebih baik antara sebelum dan
sesudah pembelajaran kimia menggunakan multimedia.

BAB IV PEMBIAYAAN
Secara garis besar anggaran biaya penelitian dijelaskan pada tabel 1 berikut :
Tabel 4.1 Anggaran Biaya Penelitian
JENIS
PENGELUARAN
Pelaksana
(Gaji dan Upah)
Peralatan
Bahan Habis Pakai
(Material penelitian)
Laporan dan seminar
Perjalanan
Total anggaran
Total Keseluruhan
Anggaran

RINCIAN
ANGGARAN YANG DIUSULKAN
TAHUN I
TAHUN II
Rp. 10.800.000

Rp. 10.800.000

Rp.

800.000

Rp.

Rp.

34.080.000

Rp. 34.080.000

Rp.
4.320.000
Rp. 50.000.000

Rp. 4.320.000
Rp. 50.000.000

800.000

100.000.000

DAFTAR PUSTAKA
Arsyard. 2005. Media Pembelajaran. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada
Degeng, I.N.S. 1989. Taksonomi Variabel. Jakarta: P2LPTK Depdikbud
Degeng, I.N.S. 2000. Desain Pembelajaran; Menuju Pribadi Unggul Lewat Perbaikan
Kualitas Pembelajarn di perguruan tinggi. Malang: LP3 UM
Dick, W. & Carey, L. 1990. The Systematic Design of Instruction. Second Edition.
Illinois: Scott, Foresman and Company.
Garnet, P., Oliver, R. & Hackling, M. Tanpa Tahun. Designing Interactive Materials to
Support Concept Development in Beginning Chemistry Class, (online),
(http://elrond.scam.ecu.edu.au/oliver/docs/98/ICCE.pdf, diakses 20 Agustus
2006).
Hamalik, O. 2005. Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem. Jakarta:
Bumi Aksara.
Henich, R., Smaldino, Shoron, E. & James, R.D. 2005. Instrutional Technology and
Media for Learning. New Jersey : Person Merrill Prentice.

21
Johnstone, A.H. 1993. The Developments of Chemistry Teaching. Journal of Chemical
Education, 70, 701-705.
Kozma, Russell, & Meyer. Tanpa Tahun. Multimedia Learning of Chemistry. In
Cambridge Handbook of Multimedia Learning, (online),
(http://chemsense.org/about/papers/KozmaRussellMultimedia2004.pdf,
diakses 20 Agustus 2006).
Lin, H.S., Yang, Lin, C. & Yang, C. 2002. Students Difficulties in Learning
Elektrochemistry. Proc.Natl.Sci.Counc. ROC(D) 12(3): 100-105. (online),
(http://nr.stic.gov.tw/ejournal/proceedingD/v12n2/73-78.pdf, diakses 20 Juli
2006)
Loretta, L.J. & Stanley, S.G. 1993. Multimedia Technology: A Catalyst for Change In
Chemical Education. Pure and Applied Chemistry. 65(2): 245-248
Mayer, R. 2001. Multimedia Learning. Cambridge University Press, Cambrigde, UK
Midde, C. & Kean, E. 1985. Panduan Belajar Kimia Dasar. Jakarta: Gramedia
Nurtjahjawilasa. 2004. EfektifItas Multimedia dalam Menunjang Pembelajaran Peserta
Diklat. Disarikan dari hasil Seminar Nasional Teknologi Pembelajaran,
(online), (http://nuansailmu.blogspot.com/2007_05_01_archive.html, diakses
16 Agustus 2006).
Oblinger, D. 1993. Multimedia in Instruction. Chapel Hill, NC: The Institute for
Acaddemic Technology.
Russel, W.J. & Kozma, B.R. 1997. Use of Simultaneous-Synchronized Macroscopic,
Microscopic, and Symbolic Representations to Enchance the Teaching and
Learning of Chemistry Concept. Journal of Chemical Education, 74(3): 330334.
Sanger,

J.M. & Greenbowe, J. 2002. Addresing Students Misconceptions


ConcerningElectron Flow in Aqueous SolutionWith Instrruction Including
Computer Animation and Conceptual Change Stratigies. International Journal
of Science Education, 22(5): 512-537.

Sastrawijaya, T. 1988. Proses Mengajar Kimia. Jakarta: P2LPTK Dirjen Dikti


Depdikbud
Schank, P., & Kozma, R. 2002. Learning Chemistry Through The Use of A
Representation-Based Knowledge Building Environment. Journal of
Computers in Mathematics and Science Teaching, 21(3): 253-279
Summer, J.A. 1990-1991. Effect of Interactivity upon Student Achievement,
Completion Intervals, and Affective Reception. Journal of Educational
Technology System, 19(1): 53-57

22
Sutrisno, Taufik, D. & Sugiyono, A. 2006. Profil Pemanfaatan Media Pembelajaran
dalam Menciptakan Perkuliahan yang Kondusif di Universitas Negeri Malang.
Jurnal Pendididkan & Pembelajaran. 13(1): 54-62
Talib, Robert, M. & Margaret, S. 2005. Computer-Animated Instruction and Students
Conceptual Change in Electrochemistry: Preliminary Qualitative Analysis.
International Education Journal, 5(5): 29-42
Vermat, H. & Henny, K.P. 2003. The Use Animation In Chemical Education. Stanford
Research Institute, (online),
(http://www.rsc.org/images/Issue6-3_tcm18-33086.pdf, diakses 12 Agustus
2006).
Weiss, E.R., Knowlton, S.D. & Moririson R.G. 2002. Principles for Using Animation in
Computer Based Instruction: Theoretical Heuristics for Effective Design.
Computer in Human Behavior, 18: 465-477
Wu, H., Krajcik, J.S. & Elliot, S. 1981. Using Technology to Support the Development
of conceptual Understanding of Chemical Representation, (online),
(http://www-personal.umich.edu/~krajcik/Wu.pdf, diakses 5 Januari 2006).
Yang, E. & Andre, T. 2003. Spatial Ability and the Impact of Visualization/Animation
on Learning Electrochemistry. International Journal of Science Eduation,
25(3): 329-349.

23
LAMPIRAN I.
PERTIMBANGAN ALOKASI BIAYA
Justifikasi Anggaran Tahun Pertama
1. Gaji dan Upah
Juml.
Mingg/
Orang bln
1. Ketua Peneliti
1
8
2. Anggota
2
8
3. Honor untuk
2
ahli penguji
media

Bulan
kerja
10
10
1

Tarif jam/minggu
(Rp)
Rp 40.000
Rp 35.000
Rp 1.000.000

Total (Rp)
Rp 3.200.000
Rp 5.600.000
Rp 2.000.000
Rp 10.800.000

2. Bahan Habis Pakai


Jenis Barang
Jumlah
1. Kertas HVS A4
20
2. Refil Tinta hitam
20
3. Refil tinta warna
20
4. CD-rom
100
5. Fotokopi kuesioner
200
6. Pembuatan media
10
7. Validasi media
3
7. Pembuatan Laporan
8. Seminar hasil

satuan

rim
buah
buah
buah
eksemplar
materi
hal (isi,
desain,
media)
10 eksemplar
1 kali
Jumlah

Harga /satuan
Rp
30.000
Rp
27.000
Rp
43.000
Rp
5.000
Rp
400
Rp 2.000.000
Rp 2.500.000

Total
Rp
600.000
Rp
540.000
Rp
860.000
Rp
500.000
Rp
80.000
Rp 20.000.000
Rp 7.500.000

Rp
200.000
Rp 2.000.000

Rp 2.000.000
Rp 2.000.000
Rp 34.080.000

3. Komponen Peralatan
Jenis alat

Jumlah
barang

Sumbangan Pemeliharaan Alat (Komputer, LCD,


Printer, scanner, kamera digital) dan penggunaan lab.
komputer ke lembaga jurusan selama penelitian
Jumlah

Total
Rp
Rp

800.000
800.000

4. Perjalanan
Jumlah orang
Koordinasi
konsulati ke tim ahli
Jumlah

PP/bln
3
3

8
8

Tarif/bln
Total
Rp 30.000 Rp 720.000
Rp 150.000 Rp 3.600.000
Rp 4.320.000

5. Total Pengeluaran tahun pertama pada uraian no.1 4:


Rp 10.800.000 + 34.080.000 + Rp 800.000 + Rp 4.320.000 = Rp 50.000.000

24
LAMPIRAN II.
SARANA PENELITIAN
Sarana yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah :
No
1
2
3
4
5
6
7

Sarana
Komputer/Laptop
Printer
Scanner
Kamera digital
LCD Proyektor
Laboratorium

Keterangan
Inventaris Jurusan T. Mesin Politeknik Negeri Bali
Inventaris Jurusan T. Mesin Politeknik Negeri Bali
Inventaris Jurusan T. Mesin Politeknik Negeri Bali
Inventaris Jurusan T. Mesin Politeknik Negeri Bali
Inventaris Jurusan T. Mesin Politeknik Negeri Bali
Inventaris Jurusan T. Mesin Politeknik Negeri Bali

Komputer
Kelas/Ruang

Inventaris Jurusan T. Mesin Politeknik Negeri Bali

multimedia

25
LAMPIRAN III. BIODATA PENELITI
Ketua Peneliti
1. Nama
a. Pangkat/Gol./NIP
b. Jabatan

: Ida Ayu Anom Arsani, S.Si, M.Pd


: Penata/IIIb/132 206 261
: Asisten Ahli

4. Tempat/Tgl. Lahir
5. Jenis Kelamin
6. Pendidikan Terakhir

: Sidemen, 19 Agustus 1970


: Perempuan
:

No Pendidikan Tahun
1
S1
1995
2
S2
2007
7. Pengalaman Penelitian
No
1
2
3
4
5

Bidang Studi/Jurusan
Kimia
Pendidikan Kimia

Institusi
Universitas Udayana
Universitas Negeri Malang

Judul
Isolasi Zat Warna Indigo dari Tarum
(Indigofera Sumatrana Gaertn)
Penentuan Kecepatan Korosi Baja ST.37 Pada
Larutan NaCl 3,7% dengan Metode Kehilangan
Berat
Penerapan Proses Kimia Dalam Pengolahan Air
Limbah
Implementasi Metode Pembelajaran Problem
Based Learning Dalam Pembelajaran Kimia
Pengembangan Modul Kimia Berbasis
Multimedia Untuk Materi Elektrokimia Pada
Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Bali.

Tahun

Sumber Dana

1990

Mandiri

2000

Mandiri

2002

Mandiri

2006

Mandiri

2007

Mandiri

Denpasar, 29 April 2008

Ida Ayu Anom Arsani, S.Si, M.Pd.

26
Anggota Peneliti I
1. Nama

: M. Yusuf, S.Si., M.Erg.

a. Pangkat/Gol./NIP

: Penata/IIIc/132 232 496

b. Jabatan

: Lektor

4. Tempat/Tgl. Lahir

: Probolinggo, 20 Nopember 1975

5. Jenis Kelamin

: Laki-Laki

6. Pendidikan Terakhir

No Pendidikan Tahun Bidang Studi/Jurusan


1
S1
1998
Fisika
2
S2
2004 Ergonomi-Fisiologi Kerja
7. Pengalaman Penelitian
No
1
2

Institusi
Universitas Udayana
Universitas Udayana

Judul Penelitian
Sistem Pengindera Data Cuaca Dengan
Memanfaatkan Perangkat Cassy-E
The Utilization Of Music To Increase The Work
Motivation And Productivity Of The Art Carpenter
In Sukowati Gianyar
Tekanan Suhu Panas Dan Alat Kerja Yang
Menimbulkan Getaran Serta Bunyi Bising
Meningkatkan Beban Kerja Pada Pekerja Pembajak
Sawah Di Kabupaten Tabanan Bali
Penggunaan Gerinda Modifikasi Dapat
Menurunkan Beban Kerja Dan Meningkatkan
Produktivitas Kerja Perajin Permata Bagian Proses
Penghalusan Di Desa Subagan Karangasem
Penerapan Istirahat Pendek Dan Pemberian
Snack Mengurangi Beban Kerja Dan Gangguan
Otot Skeletal Serta Meningkatkan Produktivitas
Kerja Pada Pekerja Goreng Kerupuk Di Bukit
Sanggulan Kediri Kabupaten Tabanan
Improvement Of Working Room Ventilation Can
Decrease Work Load And Increase Work
Productivity Of Roasted Fishes Workers In Cafe "

Tahun

Sumber
dana

1998

Mandiri

2003

UTM

2004

Mandiri

2004

DIPA
PNB

2004

Mandiri

2005

Mandiri

27

X" Jimbaran Badung Regency


Hubungan Antara Motivasi, Pengalaman Pelatihan,
Dan Upah Dengan Performansi Kerja Dosen
Sekolah Tinggi Agama Islam Alqudwah (STAIQ)
Denpasar
Perancangan Alat Pengasah Batu Permata Untuk
Meningkatkan Produktivitas Kerja Perajin Batu
Permata di Kelurahan Subagan Karangasem Bali

2005

STAIQ

2006

DIKTI

Denpasar, 29 April 2008

M. Yusuf, S.Si., M.Erg

Anggota Peneliti II
1. Nama
a. Pangkat/Gol./NIP

: I Dewa Made Cipta Santosa, ST, M.Sc


: Penata Muda/IIIb/132 232 494

28
b. Jabatan

: Asisten Ahli

4. Tempat/Tgl. Lahir
5. Jenis Kelamin
6. Pendidikan Terakhir
No Pendidikan Tahun
1
S1
1998
2

S2

1
2
3
4
5
6.

Bidang Studi/Jurusan
Teknik Mesin

2006 Mechanical Engineering

7. Pengalaman Penelitian
No

: Tabanan, 21 Desember 1972


: Laki-Laki
:
Institusi
ITS
Brunel University, West
London

Judul Penelitian
Studi Pengaruh Penambahan Bahan Aditif X
Bensin pada Motor Bensin 4 Langkah
Studi Pengaruh Penambahan Minyak Sawit
sebagai Aditif pada Motor Diesel
Analisis Jaringan Pipa Air Bersih pada Gedung
Dengan Metode Gradien Energi
Studi Kelayakan Pengadaan Supplay Air Bersih Di
DesaGaliukir Dengan Sistem Pompa dan Reservoar
Analisis Kinerja Secondary Refrigerant
Menggunakan Brine pada Sistem Refrigerasi
Supermarket
Investigation of Feasibility of Renewable Energy
Technology Aplication to Food Distribution Center

Tahun

Sumber Dana

1998

Mandiri

1999

Mandiri

2002

Mandiri

2003

Mandiri

2004

Mandiri

2006

Mandiri

Denpasar, 29 April 2008

I Dewa Made Cipta Santosa, ST, M.Sc

Anda mungkin juga menyukai