Identitas Penelitian
1.
Judul Penelitian
2.
Ketua Peneliti
a. Nama Lengkap
b. Jenis Kelamin
c. NIP
d. Jabatan Struktural
e. Jabatan fungsional
f. Fakultas/Jurusan
g. Pusat Penelitian
h. Alamat
i. Telpon/Faks
j. Alamat Rumah
k. Telpon/Faks/E-mail
Anggota Peneliti
3.
Tim Peneliti
Bidang
Keahlian
Ida Ayu Anom Arsani, Sain dan
S.Si., M.Pd.
Pendidikan
M. Yusuf, S.Si., M.Erg.
Sain dan
Ergonomik
Instansi
Politeknik
Negeri Bali
Politeknik
Negeri Bali
4.
Objek Penelitian
: Teknologi Pembelajaran
5.
: 1 Juli 2008
: 30 Juni 2009
: Rp. 50.000.000
: Rp. 100.000.000
6.
7.
Lokasi Penelitian
8.
9.
Alokasi Waktu
(jam/minggu)
12
8
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Kesulitan dalam penguasaan materi mata kuliah Kimia merupakan kasus tipikal
yang sering terjadi dan meliputi sebagian besar populasi mahasiswa dari berbagai
institusi kependidikan. Bagi mahasiswa dengan disiplin ilmu yang tidak berfokus
kepada ilmu kimia, kasus ini seringkali lebih menonjol. Sebagai contoh konkrit, pada
tahun Ajaran 2006/2007 perolehan nilai C untuk mata kuliah Kimia Terapan mahasiswa
jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Bali sebesar 45% dari 56 mahasiswa. Nilai A
hanya diraih 11% mahasiswa (dokumen evaluasi diri Jurusan Teknik Mesin PNB 2007).
Nilai A tersebut diraih oleh mahasiswa-mahasiswa dengan latar belakang pendidikan
SMU. Angka-angka tersebut secara umum menyiratkan kurangnya kemampuan
penyerapan (pemahaman) mahasiswa terhadap materi kuliah Kimia Terapan. Salah satu
penyebabnya adalah metode pembelajaran masih konvensional.
Arsyad (2005) mengemukakan, dalam proses belajar mengajar, dua unsur yang
amat penting adalah metode mengajar dan media pembelajaran. Kedua aspek ini saling
berkaitan. Pemakaian media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat
membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan
rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis
terhadap siswa. Media pembelajaran juga membantu siswa meningkatkan pemahaman
materi yang disampaikan. Pemanfaatan teknologi multimedia dalam strategi
pembelajaran menjadikan proses belajar mengajar lebih menarik. Berdasarkan hasil
investigasi, banyak siswa yang memiliki kesulitan dalam mempelajari simbol dan
gambaran molekul dalam kimia, tetapi dengan menggunakan bantuan alat visualisasi
menunjukan adanya peningkatan pemahaman setelah mereka diinterview (Kai Wu,
Krajcik dan Soloway, 1998:1). Multimedia adalah media yang mengkombinasikan
antara teks, grafik, animasi, suara, dan video. Aplikasi multimedia dalam pembuatan
modul akan menjadi lebih menarik, karena materi yang disajikan lebih mudah dipahami
karena dilengkapi dengan visualisasi baik statik maupun dinamik.
Berdasarkan paparan di atas, salah satu alternatif untuk meningkatkan motivasi
mahasiswa dalam mempelajari mata kuliah Kimia Terapan dan meningkatkan
prestasinya adalah dengan mengembangkan modul Kimia berbasis multimedia sebagai
media pembelajaran.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada bagian latar belakang, media yang digunakan dalam
penyajian suatu materi dapat mempengaruhi motivasi mahasiswa untuk belajar.
Pemanfaatan modul Kimia Terapan yang terintegrasi dalam bentuk multimedia sangat
perlu untuk dikembangkan khususnya materi Elektrokima. Selama ini modul dalam
bentuk multimedia belum tersedia di jurusan Teknik Mesin. Jadi salah satu hal penting
yang dapat dilakukan untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah memproduksi
modul dalam bentuk multimedia yang sesuai dengan karakteristikmateri elektrokimia
dan kebutuhan mahasiswa.
C. Tujuan Pengembangan
Tujuan dari pengembangan ini adalah untuk menghasilkan modul dalam bentuk
multimedia yang sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan mahasiswa. Produk ini
diharapkan dapat meningkatkan motivasi dan pemahaman mahasiswa terhadap materi
yang disampaikan.
E.
Pentingnya Pengembangan
Manfaat yang diharapkan dari hasil pengembangan modul dalam bentuk
multimedia adalah :
1.
Pembaharuan strategi
3.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A.
Media dapat berperan sebagai perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke
penerima pesan. Apabila media itu membawa pesan-pesan atau informasi instruksional
atau mengandung maksud-maksud pengajaran, maka media itu disebut media
pembelajaran
b.
c.
d.
dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru,
membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan pengaruhpengaruh psikologis terhadap siswa. Selain membangkitkan motivasi, media
pembelajaran juga dapat membantu siswa meningkatkan pemahaman, menyajikan data
dengan menarik dan terpercaya, memudahkan penafsiran data, dan memadatkan
informasi.
mempertimbangkan
beberapa
faktor,
yaitu
6
tujuan
pembelajaran,
keefektifan,
karakteristik pebelajar, ketersediaan biaya, dan kualitas teknis. Lebih jauh Hamalik
(2005) merumuskan dasar pertimbangan yang mempengaruhi pemilihan media
pengajaran (gambar 1).
Tujuan
Isi/materi
pelajaran
Siswa
Guru
si
ka tif
i
un fek
om g e
K an
y
Biaya yang
reasonable
Seleksi
media
Faktor
manusiawi
Fasilitas
nbata
Ham batan
ham aktis
pr
Pasaran
Keadaan
Waktu
Symbolic
Verbal
symbols
Visual symbols
Recording, radio
still picture
Iconic
Motion picture
Television
Exhibits
Enactive
Field trips
Demonstration
Dramatized Experiences
Contrived Experiences
Direct, purposeful experiences
juga memungkinkan
pebelajar untuk belajar sesuai dengan kemampuan dan kecepatannya dalam memahami
pengetahuan dan informasi yang ditayangkan. Media ini mampu menampilkan gambar
statis dan dinamis, video, dan suara. Menurut Arsyad (2002:32), ciri media yang
dihasilkan dari teknologi berbasis komputer (baik perangkat keras maupun lunak)
adalah: (1) dapat digunakan secara acak, non sekuensil, atau secara linear, (2) dapat
digunakan
berdasarkan
keinginan
siswa
8
atau
berdasarkan
keinginan
instruktional
ini
disebut
dengan
multimedia.
Multimedia
dapat
Istilah
dan
kognitif.
Pembelajaran
aktif
dapat
mempertahankan
perhatian,
dan karenanya dapat bekerja lebih lama dan ini merupakan keuntungan jangka
panjang (Summer, 1990-91).
4. Pelibatan multisensori
Beberapa pebelajar mempunyai gaya belajar yang berbeda. Dengan pembelajaran
multimedia, pebelajar dapat melibatkan semua panca indranya dan mengembangkan
gaya bel;ajar yang disukainya ( gaya belajar visual, audio, dan audio visual).
B. Aplikasi Multimedia dalam Pembelajaran Kimia
Isu sentral dalam pendidikan kimia adalah hubungan antara makroskopik atau
dunia nyata dan molekular . Pebelajar akan dapat memahami lebih baik ilmu kimia dan
mengaplikasikan ilmu yang mereka pahami untuk memecahkan masalah jika mereka
dapat mendalami hubungan antara ke dua isu sentral tersebut (Vermat, 2003)). Tujuan
utama dari pendidikan kimia adalah pebelajar mendapatkan konsep-konsep kunci dan
prinsip-prinsip, seperti: ikatan, struktur, reaktifitas, kesetimbangan, keasaman, dan lainlain. Middlecamp dan Kean (1985) mengungkapkan bahwa ilmu kimia memiliki
karakteristik tersendiri dibandingkan dengan ilmu pengetahuan lainnya, terutama dalam
penyampaian pada proses belajar-mengajarnya. Karakteristik ilmu kimia tersebut adalah
sifatnya yang abstrak dan banyak yang merupakan penyederhanaan dari fakta yang ada.
Kendala yang sering dihadapi pengajar kimia adalah banyak pebelajar yang kesulitan
mengembangkan pengalamannya di dalam mengertikan dan memahami proses kimia.
Pebelajar juga sering mempunyai kesulitan memvisualisasikan dunia submikroskopik
dan komponen-komponennya. Menurut Piaget (dalam Sastarwijaya, 1998), ilmu kimia
banyak membahas masalah obyek konkrit dalam skala makroskopis dan mikroskopis
sehingga memerlukan model. Oleh karena itu dalam penagajaran ilmu kimia diperlukan
adanya media pembelajaran. Untuk membantu pebelajar memahami kimia, banyak
peneliti mengembangkan pendekatan baru untuk mengajar kimia, seperti: penggunaan
multimedia yang dapat mengintegrasikan animasi dari model-model molekul,
kesetimbangan kimia dan visualisasi proses kimia pada tingkat molekul. Penggunaan
animasi untuk menjelaskan proses kimia pada tingkat molekul adalah diusulkan sebagai
cara untuk meningkatkan pemahaman pebelajar.
menyarankan suatu kerangka kerja sebagai panduan yang sesuai digunakan untuk
animasi dan penyajian visual dinamik dalam mempelajari materi pelajaran.
Multimedia juga dapat membantu menjelaskan beberapa proses yang nyata
dengan konsep-konsep abstrak dari atom-atom, molekul, dan ion-ion. Aplikasi
10
multimedia
dalam
pembelajaran
kimia
sangatlah
penting
untuk
membantu
meningkatkan pemahaman dan minat pebelajar dalam mempelajari ilmu kimia, karena
multimedia berisi kombinasi antara teks, grafik, animasi, suara, dan video. Kombinasi
ini merupakan kesatuan yang secara bersama-sama menampilkan informasi, pesan, dan
isi pelajaran. Penggunaan teknologi multimedia untuk mengajar kimia mempunyai
pengaruh yang signifikan terhadap motivasi belajar, prestasi pebelajar dan sikap
(Loretta and Stanley, 1993).
Mayer (2003) menemukan implikasi dari penggunaan multimedia dalam
pembelajaran kimia yaitu mendorong pebelajar aktif, terorganisaasi, dan dapat
mengintegrasikan informasi yang diperoleh untuk memahami konsep-konsep dan
prinsip yang sulit serta dapat digunakan untuk memecahkan masalah. Program
multimedia kimia didesign untuk memperlihatkan ilustrasi dan konsep-konsep kunci
ilmu kimia melalui animasi, grafik model-model molekul, dan persamaan-persamaan,
sehingga dapat memotivasi pebelajar untuk mempelajari konsep-konsep sulit dalam
ilmu kimia.
Program multimedia dengan bantuan komputer adalah metode baru dalam
mengajar kimia.
komputer. Ini merupakan aplikasi dinamik yang sangat potensial digunakan untuk
menstimulasi pebelajar mencapai tujuan belajar. Hasil-hasil penelitian dari animasi
komputer dalam pembelajaran kimia dapat meeningkatan pemahaman konseptual.
Stimulasi adalah sangat esensial untuk menghasilkan pengajaran yang konstrutivis dan
belajar lingkungan. Penelitian intensif dengan pendekatan konstrutivistik dan instruksi
media komputer, mendorong digunakannya komputer sebagai inovasi dalam mengajar
dan pembelajaran sain (Talib,dkk., 2005). Catrambone dan Stasco (Talib,dkk., 2005)
mendefinisikan animasi adalah suatu proses gerakan dan perubahan beberapa objek
pada layar komputer
perkembangan proses
(1)
Butys & Smith (dalam Lin, dkk., 2002) menemukan beberapa siswa mengalami
kesulitan dalam memahami sel elektrokimia dan sel elektrolisis, termasuk konsepkonsep tentang listrik dan oksidasi reduksi. Sanger & Greenbowe (dalam
Lin,dkk.,2002) mendiagnosis miskonsepsi siswa untuk memahami elektrokimia.
Mereka melaporkan siswa mengalami miskonsepsi tentang mekanisme aliran listrik
elektrolit danjembatan garam. Lin, dkk (2002) menemukan ada dua miskonsepsi yang
utama yang dialami oleh siswa di Taiwan: (1) Jembatan garam adalah sangat esensial
dalam sel Galvani, dan (2) Elektrolit harus mengandung kation yang sesuai dengan
elektroda dalam sel Galvani (seperti Cu2+ untuk katoda Cu). Konsep-konsep dalam
materi ini dapat dijelaskan dengan dua gambaran, yaitu makroskopis dan mikroskopis.
Gambaran makroskopis dapat ditunjukkan dengan gejala-gejala fisis yang dapat
diamati, misalnya, korosi pada logam besi dapat diamati dengan terbentuknya karat
pada permukaan logam, akan tetapi bagaimana proses terbentuknya karat tersebut tidak
dapat diamati.
digunakan
untuk
mengembangkan
media
pembelajaran
yang
dapat
digunakan sebagai strategi yang efektif dalam mengajar elektrokimia ( Talib, 2005).
Efektivitas pembelajaran dengan animasi komputer dijelaskan dengan menggunakan
teori Paivios dual-coding, teori ini mengasumsikan bahwa pebelajar menyimpan
informasi yang diterima dalam memori kerja baik yang verbal atau visual dalam jangka
waktu yang lama. Meskipun teori ini yang mendasari penelitian yang menggunakan
visual statis, akan tetapi teori ini diterapkan dan diadaptasi untuk menjelaskan
efektivitas dari pembelajaran dengan animasi komputer. Animasi komputer dapat
mengurangi miskonsepsi siswa terthadap suatu konsep (Sanger and Greenbowe, 2000).
Setiap jenis media yang digunakan sebagai media pembelajaran tidak ada yang
sempurna, artinya media itu memiliki kelebihan dan kekurangan atau kelemahan
tertentu sesuai dengan karakteristiknya. Demikian juga halnya dnegan penggunaan
komputer sebagai media pembelajaran. Dari beberapa hasil penelitian yang telah
dilakukan, menujukkan banyak kelebihan dari penggunaan multimedia dalam
menjelaskan konsep-konsep kimia.
Elektrokimia adalah cabang ilmu kimia yang mempelajari hubungan antara
energi listrik dan reaksi kimia. Reaksi yang terjadi adalah reaksi oksidasi-reduksi
(redoks). Energi Listrik timbul akibat aliran (gerakan) partikel bermuatan dalam
mediumnya yang disebut konduktor.
13
BAB III
METODE PENELITIAN
A.
Model Pengembangan
Model pengembangan yang digunakan dalam pengembangan modul mata kuliah
Kimia Terapan untuk pokok bahasan adalah Model Dick & Carey (1990). Penggunaan
model ini dipergunakan, karena model ini disusun secara terprogram dengan urutanurutan kegiatan yang sistematis dalam upaya pemecahan masalah belajar yag berkaitan
dengan sumber belajar yang sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik pebelajar. Model
pengembangan ini terdiri dari atas sembilan langkah (Dick, Carey : 2001 : 6), yaitu: (1)
mengidentifikasi tujuan pembelajaran, (2) melakukan analisis pembelajaran, (3)
mengidentifikasi perilaku awal dan karakteristik pebelajar,
pembelajaran khusus, (5) mengembangkan butir tes acuan patokan, (6) mengembangkan
strategi pembelajaran, (7) mengembangkan dan memilih materi pembelajaran, (8)
Mendesain dan melakukan evaluasi formatif, (9) merevisi pembelajaran.
B.
Prosedur Pengembangan
Dalam pengembangan modul ini, prosedur pengembangan yang dilakukan adalah
2.
3.
4.
pembelajaran umum, (5) tujuan pembelajaran khusus, (6) meteri, (7) tugas dan
latihan, (8) rangkuman, (9) tes akhir materi, dan (10) sumber pendukung. Kegiatan
14
15
Tahap pertama
Menetapkan materi yang akan dikembangkan
Tahap kedua
Mengidentifikasi kompetensi dasar, melakukan analisis pembelajaran,
mengidentifikasi perilaku awal dan karakteristik pebelajar, menulis
indikator ketercapaian, dan mengembangkan butir tes acuan patokan
Tahap ketiga
Penyusunan dan penulisan materi pembelajaran
Tahap keempat
Memproduksi materi pembelajaran dalam bentuk multimedia
Tahap kelima
Uji ahli isi, ahli media pembelajaran, dan uji coba produk
Evaluasi tahap I
Uji ahli isi
dan media
Analisis data
Revisi I
Evaluasi tahap II
Uji coba
lapangan
Analisis data
Revisi II
Analisis data
Revisi IV
Uji coba
kelompok kecil
Analisis data
Revisi III
16
C.
uji coba, (2) subyek uji coba, (3) jenis data, (4) instrument pengumpulan data, dan
teknik analisis data.
1.
a.
Uji Ahli
Subyek uji coba pada tahap ini adalah dua orang ahli isi mata kuliah untuk pokok
bahasan elektrokimia dan satu ahli desain dan media pembelajaran. Tinjauan dari
ahli isi dimaksudkan untuk memperoleh penilaian, saran, dan pendapat terhadap
validasi isi dari modul, sedangkan tinjauan dari ahli desain dan media, dimaksudkan
untuk memperoleh penilaiaan , saran, dan pendapat berkenaan dengan kesesuaian
media yang dibuat untuk pokok bahasan elektrokimia.
b.
c.
lagi mewakili mahasiswa dengan prestasi rendah. Dalam uji coba ini produk
pengembangan yang diuji cobakan modul dalam bentuk multimedia. Para
mahasiswa diminta memberikan komentar dan saran sesuai dengan form yang
disediakan sebagai dasar dalam melakukan revisi terhadap produk yang
dikembangkan.
d.
3.
Jenis Data
Data-data yang telah dikumpulkan melalui pelaksanaan evaluasi formatif
dikelompokkan menjadi empat bagian, yaitu: (1) data evaluasi tahap pertama berupa ada
hasil uji ahli isi, ahli desain dan media pembelajaran, (2) data hasil uji coba perorangan,
(3) data hasil uji coba kelompok kecil, dan (4) data hasil uji coba lapangan berupa data
pretes dan postes mahasiswa, dan data hasil review mahasiswa. Data yang diperoleh
dikelompokkan berdasarkan sifatnya, yaitu data kualitatif yang diperoleh dari hasil
review dengan mengisi form yang telah disediakan dan data kuantitatif yang diperoleh
dari hasi pretes dan postes pada uji coba lapangan.
4.
penelitian
pengembangan
ini,
instrumen
yang
digunakan
untuk
mengumpulkan data adalah berupa kuisioner dan tes. Kuisioner digunakan untuk
mengumpulkan data hasil review dari ahli isi, ahli media, dan mahasiswa dalam uji
perorangan dan uji kelompok kecil, dan uji lapangan. Tes digunakan untuk mengetahui
hasil belajar mahasiswa sebelum menggunakan produk (pretes) dan sesudah
menggunakan produk yang dikembangkan (postes).
5.
ahli media, dan mahasiswa dalam uji perorangan, uji kelompok kecil, dan mahasiswa
uji lapangan, yang berupa tanggapan, saran, serta kritik. Hasil ini dipergunakan sebagai
dasar dalam melakukan revisi terhadap produk yang dikembangkan.
18
b.
Keterangan:
= jumlah
N = jumlah seluruh iten angket
Selanjutnya untuk menghitung persentase keseluruhan subyek digunakan rumus:
Prosentase = (F : N) x 100%, dengan F adalah jumlah persentase keseluruhan
subyek dan N adalah banyaknya subyek. Untuk dapat memberikan makna dan
pengambilan keputusan digunakan ketetapan skala Likert sebagai berikut:
Tabel 3.1 Konversi Tingkat Pencapaian dengan Skala 5
Tingkat pencapaian
90% -100%
75% - 89%
65% - 74%
55% - 64%
0% - 54%
Kualifikasi
Sangat baik
Baik
Cukup
Kurang
Sangat Kurang
Keterangan
Tidak perlu direvisi
Tidak perlu direvisi
Direvisi
Direvisi
Direvisi
Tahap I
Menetapkan mata kuliah dan pokok bahasan yang akan
Teknik
analisis ini juga digunakan untuk mengolah
dikembangkan
Tahap II
c. Teknik
Teknik analisis Statistik Inferensial yang digunakan adalah uji perbedaan dalam
hal ini yang digunakan adalah uji t. uji ini digunakan untuk membuktikan apakah ada
perbedaan yang signifikan sebelum digunakan pembelajaran Multimedia dengan seteleh
Bali. Setelah dibuktikan kemudian dilihat rerata nilai mana yang memberikan hasil
lebih baik antara sebelum dan sesudah pembelajaran kimia menggunakan multimedia.
TahapIV
Penyusunan dan penulisan modul serta memproduksi ke dalam
bentuk multimedia
19
Tahap V
Uji Coba Produk
DAFTAR PUSTAKA
20
Instrutional
Technology and Media for Learning. 2005. New Jersey : Person Merrill
Prentice
Shyang Lin, Yang, Lin Chiu, dan Yang Chou. 2002. Students Difficulties in Learning
Elektrochemistry.(online),
(http://nr.stic.gov.tw/ejournal/proceedingD/v12n2/73-78.pdf diakses 20 Juli
2006)
22
23
No
Uraian
Biaya
24
Ketua Peneliti
25
2.
Anggota Peneliti
1. Nama
a. Pangkat/Gol./NIP
b. Jabatan
4. Tempat/Tgl. Lahir
5. Jenis Kelamin
6. Pendidikan Terakhir
a. S1
b. S2
7. Pengalaman Penelitian
:
a.
Sistem Pengindera Data Cuaca Dengan Memanfaatkan Perangkat CassyE, tahun 1998
b.
The Utilization Of Music To Increase The Work Motivation And
Productivity Of The Art Carpenter In Sukowati Gianyar. Dimuat dalam prosiding
seminar International Ergonomi di Kucing Malaysia Tahun 2003.
c.
Tekanan Suhu Panas Dan Alat Kerja Yang Menimbulkan Getaran Serta
Bunyi Bising Meningkatkan Beban Kerja Pada Pekerja Pembajak Sawah Di
Kabupaten Tabanan Bali. Disampaikan pada acara Kongres dan Seminar
Nasional Ergonomi di gedung pertemuan FTP UGM jogjakarta tanggal 13
September 2003.
d.
Penggunaan Gerinda Modifikasi Dapat Menurunkan Beban Kerja Dan
Meningkatkan Produktivitas Kerja Perajin Permata Bagian Proses Penghalusan Di
Desa Subagan Karang Asem. Disajikan Pada Acara Seminar Nasional Aplikasi
Ergonomi Dalam Industri di Gedung Fakultas Teknologi Mineral Upn Jogjakarta
Tanggal 27 Maret 2004.
e.
Penerapan Istirahat Pendek Dan Pemberian Snack Mengurangi Beban
Kerja Dan Gangguan Otot Skeletal Serta Meningkatkan Produktivitas Kerja
Pada Pekerja Goreng Kerupuk Di Bukit Sanggulan Kediri Kabupaten Tabanan.
Disajikan pada acara Seminar Nasional Ergonomi di Gedung Teknologi Pertanian
Universitas Gajah Mada Jogjakarta Tanggal 9 Oktober 2004.
f.
Improvement Of Working Room Ventilation Can Decrease Work Load
And Increase Work Productivity Of Roasted Fishes Workers In Cafe " X"
Jimbaran Badung Regency. Disampaikan pada acara Seminar Internasional
Ergonomi, Konferensi ke-8 SEAES (South East Asia Ergonomics Society), dan
Kongres ke-12 IPS (Indonesian Physiological Society) di Hotel Inna Grand Bali
Beach Sanur Bali Tanggal 23-25 Mei 2005.
g.
Hubungan Antara Motivasi, Pengalaman Pelatihan, Dan Upah Dengan
Performansi Kerja Dosen Sekolah Tinggi Agama Islam Alqudwah (STAIQ)
Denpasar.
h.
Perancangan Alat Pengasah Batu Permata Untuk Meningkatkan
Produktivitas Kerja Perajin Batu Permata di Kelurahan Subagan Karangasem
Bali. Tahun 2006. Penelitian jenis dosen muda dengan dana dari Direktorat
Pendidikan Tinggi (DIKTI) Indonesia.
Denpasar, 1 Maret 2008
26
27