Abstrak
Pembangunan kapal ikan tradisional di Indonesia cenderung dipengaruhi oleh kultur, diyakini dan
diterapkan secara turun temurun. Geometri lambung kapal ditentukan dengan pola yang sama dari masa
ke masa tanpa adanya pembuktian bahwa desainnya telah optimum secara hidrodinamis. Sistem
propulsinya juga dirancang secara empiris, tanpa adanya prosedur penentuan kebutuhan daya kapal
sesuai beban tahanan lambung kapal. Dalam rangka pemberdayaan sektor perikanan laut, maka studi
hidrodinamika lambung kapal ikan yang digunakan sangat diperlukan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi karakteristik tahanan kapal ikan tradisional jenis payang
dengan obyek penelitian difokuskan di daerah Brondong, Lamongan. Metode yang digunakan adalah
eksperimen pengujian tahanan melalui Uji Tarik model kapal. Model ditetapkan berskala 1:8 tanpa
appendages. Koefisien gesekan dihitung berdasarkan konsep Froude. Korelasi kapal terhadap modelnya
ditentukan dengan metode ekstrapolasi ITTC 1978, dimana faktor bentuk lambung dihitung dengan
metode Prohaska.
Pada kondisi sarat kosong untuk kecepatan maksimum 6 knot, tahanan total model mencapai 7,6 N yang
berkorelasi dengan tahanan kapal sebesar 4,77 kN. Pada sarat penuh, pengujian hanya dapat dilakukan
hingga kecepatan kapal 4 knot dengan hasil 6,175 N yang berkorelasi dengan tahanan kapal sebesar 2,51
kN. Dengan menggunakan konstanta tahanan spesifik, perbandingan dengan model kapal lain yang
sejenis menunjukkan karakteristik tahanan model yang diteliti kurang baik.
Kata kunci : kapal ikan tradisional, payang, uji tarik, korelasi model-kapal
1. Pendahuluan
Semenjak semangat pembangunan kebaharian
dicanangkan dengan dibentuknya Departemen
Kelautan dan Perikanan (DKP) pada tahun 1999,
pengembangan sektor perikanan laut mulai
mendapatkan perhatian lebih serius. Sejumlah
program pemberdayaan masyarakat nelayan
telah diluncurkan dan beberapa kebijakan
ditetapkan untuk melindungi eksistensi komunitas
nelayan tradisional dari tindakan IUU (Illegal,
Unreported,
Unregulated)
Fishing.
Dalam
RENSTRA 2005-2009 DKP bahkan menargetkan
pertumbuhan 7,69% per tahun untuk produksi
perikanan, termasuk perikanan tangkap/laut
(DKP, 2005).
Untuk merealisasikan target itu, bukanlah hal
yang mudah. Disamping pemberian bantuan
kredit lunak bagi kelompok nelayan, diperlukan
pula
upaya
pengembangan
riset
yang
berkelanjutan
yang
berorientasi
kepada
penyediaan teknologi tepat guna. Teknologi yang
dimaksud dapat ditujukan bagi alat tangkap,
sistem penggerak maupun studi lambung kapal
yang digunakan untuk penangkapan ikan di laut.
Kapal ikan tradisional yang ada dan telah
digunakan di wilayah pesisir Nusantara hingga
saat ini dibangun dengan pola yang sama,
mengandalkan teknik tertentu yang merupakan
keterampilan yang diwarisi secara turun-temurun.
Pola pengerjaan yang lebih mengandalkan
insting
seorang
tukang
ini
cenderung
melahirkan produk yang lekat dengan ciri culturbased daripada technology-based product. Meski
merupakan warisan yang patut dilestarikan,
kelemahan yang dimiliki oleh rancangan
tradisional
patut
mendapatkan
prioritas
perbaikan, tanpa meninggalkan sisi tradisi secara
revolusioner.
MSN - 02
Lines Plan
Hydrostatic
MODEL
TOWING TEST
Light load
Full load
ANALYSIS
Model-Ship Correlation
Notasi
Lpp
Lwl
LOA
B
Tkosong
Tpenuh
H
V
GT
Nilai
10,7
10,6
11,8
5,92
1,0
1,8
2
7
15
Sat.
m
m
m
m
m
m
m
knot
ton
Regression
Parameter
Jarak antar garis tegak
Panjang pada garis muat
Panjang keseluruhan
Lebar, moulded
Sarat, kosong
Sarat, penuh
Tinggi geladak
Kecepatan, kosong
Kapasitas
MSN - 02
3. Hasil Pengujian
3.1 Tahanan Model Kondisi Sarat Kosong
Gambar 4 memperlihatkan hasil pengujian untuk
model pada kondisi sarat kosong. Koefisien
tahanan total model yang diturunkan dari
persamaan tahanan total model menunjukkan
kecenderungan
naik
pada
peningkatan
kecepatan, kecuali pada titik dimana Fn bernilai
sekitar 0,25. Saat kecepatan tarik model
dinaikkan terus, koefisien tahanan gesekan akan
turun (sesuai dengan friction line yang ditetapkan
oleh ITTC 1957) sedangkan koefisien tahanan
sisa
cenderung
akan
meningkat
akibat
perubahan pola gelombang yang terbentuk di sisi
lambung kapal.
model test, light running
20
CT
15
CR
10CT
10CR 10
10CF
CF
5
0
0,05 0,08 0,10 0,13 0,15 0,18 0,20 0,23 0,25 0,28 0,30 0,33 0,35
Fn
MSN - 02
15
CT
10CT
10CR 10
10CF
CR
CF
0
0,05
0,08
0,10
0,13
0,15
0,18
0,20
0,23
Fn
4. Pembahasan Hasil
4.1 Faktor Bentuk Lambung
Sebelum
dilakukannya
ekstrapolasi
hasil
pengujian tahanan model ke dalam bentuk
tahanan kapal, maka diperlukan estimasi nilai hull
form factor (1+k) untuk memenuhi persyaratan
analisa dengan penerapan aliran 3-dimensi.
Dalam kasus ini, digunakan metode Prohaska,
dimana nilai CTM/CFM dihitung untuk setiap
kondisi sarat pada kisaran Fn 0,1 hingga 0,2,
4
kemudian diplot terhadap nilai Fn /CFM dengan
bantuan EXCEL. Kurva yang didapatkan (gambar
6) kemudian diregresi secara linear (least square
method) sehingga didapatkan sebuah persamaan
garis yang mewakili kurva CTM/CFM yang
4
memotong nilai Fn /CFM pada titik nol, untuk
memenuhi definisi dari hull form factor. ITTC
1978 memang menyarankan iterasi n berkisar
n
antara 4 hingga 6 untuk nilai Fn /CFM, namun
hasilnya ternyata tidak menunjukkan perbedaan
terlalu besar.
Angka 1+k yang dihasilkan dari model ternyata
relatif tinggi, terutama pada kondisi sarat kosong,
seperti terlihat pada gambar 6. Kecenderungan
penurunan koefisien tahanan sisa secara
berfluktuasi mengakibatkan perbandingan CTM
terhadap CFM mengalami penyebaran pada
kisaran yang cukup luas. Hasil 1+k yang
didapatkan menurut persamaan garis linear pada
kedua kurva adalah 1,4875 dan 1,3163 masingmasing untuk kondisi sarat kosong dan penuh.
full load
light running
3,5
3,0
2,5
CTM/ 3
CFM 2
2,0
y = 5,279x + 1,3163
0,5
0,0
0,0
1,0
2,0
0,0
0,2
0,4
Fn/CFM
MSN - 02
4.3 Perbandingan
Karakteristik
Tahanan
dengan Model Serupa
Sebuah studi perbandingan tentang hasil
pengujian model kapal ijon-ijon perlu dilakukan
untuk menginvestigasi perbandingan karakter
tahanannya terhadap model kapal sejenis yang
telah diuji sebelumnya. Model kapal dan series
yang digunakan sebagai perbandingan adalah :
1. Series
trawler
UBC
(Calisal
dan
McGreer,1993) yang terdiri dari 13 model
dengan bentuk lambung double chine dan
memang ditujukan untuk kapasitas kecil dan
rasio L/B yang paling rendah diantara series
kapal ikan lainnya. Sebuah model yang
dipilih, yakni model nomer 2 yang memiliki
parameter utama paling mendekati dengan
kapal ijon-ijon.
2. Series
kapal
penangkap
lobster
(Gilmer,1960) yang terdiri dari 4 model kapal,
dua diantaranya berbentuk lambung round
bottom (M1 dan M2) dan sisanya
menggunakan lambung hard chine (C1 dan
C2). Karakteristik lambung kapal memang
sedikit berbeda dengan kapal ijon-ijon;
dengan rasio L/B tinggi sehingga kelihatan
jauh lebih langsing daripada kapal ijon-ijon.
Perbandingan yang diharapkan adalah
pengaruh perbedaan rasio L/B yang cukup
besar untuk kapal dengan kapasitas kecil.
3. Series kapal trawler NPL (Doust,1960) yang
merupakan series kapal yang terdiri dari
sejumlah model, namun yang digunakan
sebagai perbandingan adalah kapal dengan
basic form yang modelnya memiliki
parameter lambung yang paling mendekati
kapal ijon-ijon. Rasio L/B model ini memang
terlalu tinggi, sekitar 5. Parameter yang
paling mendekati adalah Cp, yakni 0,60.
Secara umum, series ini mewakili keluarga
model yang memiliki karakter lambung sama
dengan series Gilmer.
4. Series trawler BSRA, (Lackenby, 1960), juga
merupakan series yang mirip dengan series
NPL, dengan rasio L/B mendekati 5 namun
dengan parameter Cp yang lebih besar,
yakni 0,654 untuk model BSRA-A.
Koefisien parametrik model ke empat series
diatas tercantum pada tabel 2.
Tabel 2: Rentang koefisien parametrik lambung model
pembanding.
10
9
series
USNA
NPL
BSRA
UBC
8
7
6
RT(kN)
RTfull
Cp
0.57~0.75
0.60~0.70
0.645~0.656
0.65~0.842
L/B
3.1~3.6
4.4~5.8
4.3~5.8
6.2~4.0
B/T
3.0~4.1
2.0~2.6
2~4
2~4
e
100~180
5~300
300
4
3
RTlight
2
1
0
1
knots
MSN - 02
3,0
UBC2
M1
2,5
M2
C2
1,5
6. Penghargaan
NPL
BSRA
1,0
0,5
0,15
0,20 Fn 0,25
0,30
0,35
0,40
5. Kesimpulan
C1
2,0
0,0
0,10
7. Pustaka
Calisal, S.M., McGreer,D.,(1993).A Resistance
Study on a Systematic Series of Low L/B
Vessels. Marine Technology, 30(4): p.286296
Carlton,J.S., (1994). Marine Propellers and
Propulsion.Oxford:Butterworth-Heinemann
Ltd.
DKP, (2005). Rencana Strategis Pembangunan
Kelautan dan Perikanan Tahun 2005-2009.
Jakarta:
Departemen
Kelautan
dan
Perikanan
Doust,
D.J.,(1960).Statistical
Analysis
of
Resistance Data for Trawler. dalam Traung,
J.A. (ed). Fishing Book of the World 2.
Surrey: Fishing News Books Ltd.
Gilmer, C.T.,(1960). Model Test of Some Fishing
Launches. dalam Traung, J.A. (ed). Fishing
Book of the World 2. Surrey: Fishing News
Books Ltd.
Lackenby, H.,(1960). Resistance of Trawlers.
dalam Traung, J.A. (ed). Fishing Book of the
World 2. Surrey: Fishing News Books Ltd.
Manen, J.D. Van, Oossanen, P.Van, (1988).
Resistance.
dalam
Lewis,E.V.(ed).
Principles of Naval Architecture. New Jersey:
The Society of Naval Architects and Marine
Engineers
MSN - 02