ABSTRACT
Tourism sector is the one of economic sector that has a lot of change in developing the
economics of Magelang Regency. Beside tourism sector, the agricultural and plantation sector also give
big contribution to economic sector because Magelang Regency has a contour area that dominated with
hills and mountain also has optimum weather for agricultural so that most of the area has prosperous
land. This research uses several analysis methods; there are Location Quotient (LQ) to know about
superior commodity in Magelang Regency especially in potential tourism objects. Thus tourism object
will developed into agripolitan area competitiveness and could developed ecotourism product from
superior commodity in Magelang Regency.
ABSTRAK
Sektor pariwisata merupakan salah satu sektor perekonomian yang memiliki peluang dalam
kegiatan pembangunan perekonomian di Kabupaten Magelang. Selain sektor pariwisata, sektor pertanian
dan perkebunan juga memberikan kontribusi yang besar terhadap perekonomian karena kondisi geografis
Kabupaten Magelang yang memiliki kontur wilayah yang di dominasi perbukitan dan pegunungan serta
iklim yang optimal untuk pertanian sehingga sebagian besar lahan wilayah menjadi subur karena abu
vulkanik dari gunung merapi yang masih aktif. Wilayah Kabupaten Magelang berbatasan dengan kota
Magelang dan Kota Jogjakarta yang relatif modern, sehingga wilayah ini relevan dengan konsep
pengembangan Aripolitan. Penelitian pengembngan produk ekowisata ini menggunakan metode analisis
Location Quotient (LQ) dengan data 2016 untuk mengetahui komoditas unggulan Kabupaten Magelang
khususnya di wilayah objek – objek wisata yang potensial. Objek – objek wisata tersebut nantinya
dikembangkan menjadi kawasan agropolitan berdaya saing dan mampu mengembangkan produk
ekowisata yang berasal dari komoditas unggulan Kabupaten Magelang.
PENDAHULUAN
Indonesia memiliki banyak daerah dengan potensi destinasi kepariwisataan yang
bisa dikembangkan menjadi daerah tujuan wisata (DTW). Kekayaan alam, kuliner dan
budaya lokal merupakan aspek strategis yang menjadi daya tarik pariwisata Indonesia.
Sebagai negara yang berada pada jalur equator, dengan iklim tropis dilengkapi lansekap
seperti: gunung, sungai, tundra maupun savana. Sektor pariwisata merupakan sumber
perekonomian yang penting di Indonesia, menempati urutan ketiga penerimaan devisa
nagara setelah komoditi minyak bumi serta minyak kelapa sawit. Dengan menerapkan
manajemen good governance yang mendasarkakan pada potensi kemandirian
EB-35
PROSIDING SENTRINOV TAHUN 2017 VOLUME 3 – ISSN: 2477 – 2097
sumberdaya dan sarana infrastuktur yang memadahi akan meningkatkan market value
dari pariwisata Indonesia. Secara kumulatif, kunjungan wisatawan manca negara ke
Indonesia selama tahun 2016 mencapai 11,52 juta kunjungan (naik 10,69%) persen
dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya. Sedangkan menurut data BPS
Jawa Tengah, wisatawan asing mencapai 3.183 untuk bulan Maret 2017.
EB-36
PROSIDING SENTRINOV TAHUN 2017 VOLUME 3 – ISSN: 2477 – 2097
Selain berbagai objek wisata yang menjadi daya tarik wisatawan, Kabupaten
Magelang juga memiliki keunggulan dalam bidang agribisnis. Sektor pertanian,
kehutanan dan perikanan menjadi sektor utama yang menyumbang kontribusi terbesar
pada Pendapatan Daerah Regional Bruto (PDRB). Terbukti dengan luasnya wilayah
yang dimanfaatkan sebagai lahan pertanian maupun perkebunan. Berdasarkan data
penggunaan lahan pada tahun 2015 diketahui Kabupaten Magelang memiliki luas lahan
108.573ha sedangkan 79% atau seluas 86.405ha digunakan sebagai lahan pertanian.
Kabupaten Magelang merupakan salah satu daerah di Indonesia yang memiliki potensi
agribisnis yang perlu untuk dijaga. Salah satu hasil bumi dari kabupaten ini yaitu ubi
jalar, selanjutnya dalam paper ini pendekatan LQ digunakan sebagai kerangka
menentukan komoditas unggulan yang memiliki daya saing. Dalam berbagai penlitian
pendekatan LQ telah banyak digunakan untuk membahas kondisi perekonomian dengan
EB-37
PROSIDING SENTRINOV TAHUN 2017 VOLUME 3 – ISSN: 2477 – 2097
METODE PENELITIAN
Penelitian ini berbasis data skunder tanaman pangan, objek wisata dan infrastuktur di
Kabupaten Magelang. Metode penelitian yang diterapkan, meliputi:
1. Obyek Penelitian
Penelitian dilaksanakan di wilayah Kabupaten Magelang, Jawa Tengah dengan obyek
yang diteliti adalah implementasi program agropolitan. Pengembangan produk
ekowisata di Kabupaten Magelang melalui pengembangan kawasan agripolitan berdaya
saing. Hal ini diperuntukan sebagai keberlanjutan dan pengembangan program
pariwisata dan agropolitan di Kabupaten Magelang.
EB-38
PROSIDING SENTRINOV TAHUN 2017 VOLUME 3 – ISSN: 2477 – 2097
LQ =
Keterangan :
LQ = nilai koefisien lokalisasi (Nilai LQ)
vi = jumlah roduksi
Vi = total produksi
vt = jumlah komoditas se-Kabupaten Magelang
Vt = jumlah total komoditas se-Kabupaten Magelang
EB-39
PROSIDING SENTRINOV TAHUN 2017 VOLUME 3 – ISSN: 2477 – 2097
Untuk dapat menginterpretasikan hasil analisis LQ, maka: Jika nilai LQ > 1,
menunjukkan terjadinya konsentrasi produksi hasil perkebunan dan pertanian tertentu
atau terjadi surplus produksi komoditas produk perkebunan maupun pertanian pada
suatu kecamatan di Kabupaten Magelang. Jika nilai LQ = 1, maka kecamatan tersebut
memiliki produksi hasil perkebunan dan pertanian pada kecamatan tersebut setara
dengan pangsa total di Kabupaten Magelang. Jika nilai LQ < 1, maka pada kecamatan
tersebut memproduksi hasil perkebunan dan pertanian lebih kecil atau terjadi defisit
produksi di kecamatan tersebut.
Diketahui dari data tersebut objek-objek wisata yang berpotensi dikembangkan terdapat
di 8 kecamatan dari 21 kecamatan yang ada di Kabupaten Magelang. Beberapa dari
kecamatan tersebut memiliki kondisi geografis wilayah yang berbukit dan bergunung
gunung. Berdasarkan kondisi geografis tersebut diketahui lahan di daerah objek wisata
subur dan memiliki suhu yang optimal, mengakibatkan tanaman mudah di budi dayakan
sehingga berpotensi untuk dikembangkan produk ekowisata. Sedangkan hasil
EB-40
PROSIDING SENTRINOV TAHUN 2017 VOLUME 3 – ISSN: 2477 – 2097
EB-41
PROSIDING SENTRINOV TAHUN 2017 VOLUME 3 – ISSN: 2477 – 2097
Hasil analisis LQ apabila dapat dikaitkan dengan sistem pariwisata dari Mill dan
Marison sehingga dapat merumuskan perencanaan pengembangan kawasan agripolitan
berdaya saing di Kabupaten Magelang. Apabila dikaitkan dengan sistem pariwisata
tersebut maka dapat diketahui jalur infrastruktur dari pengembanganya degan merujuk
pada konsep empat pilar utama Marison dan Mill, berupa pasar, perjalanan dan
destinasi, dan pemasaran dalam rangka pengembangan keppariwisataan yang berdaya
saing.
EB-42
PROSIDING SENTRINOV TAHUN 2017 VOLUME 3 – ISSN: 2477 – 2097
Merujuk pada gambar 2 di atas, selanjutnya pengbangan kajian pilar akan meliputi:
1. Pasar (market), Pasar dalam hal ini mencakup beberpa aspek yang
mempengaruhi target pasar domestik maupun wisatawan asing dengan
penekanan kesiapan kunjungan. Aspek pasar sangat dipengaruhi oleh iklim geo-
politik, isu-isu keamanan, daya beli calon wisatawan, selera, tantangan objek
wisata baru, juga diseminasi informasi daya tarik objek wisata, sehinga hal ini
menjadi variable dalam pengambilan keputusan berwisata ke Kabupaten
Magelang.
2. Pemasaran (marketing), proses pemasaran lebih memfokuskan pada strategi
bagaimana pengelolaan pariwisata merencanakan, mempromosikan, dan
mendistribusikan barang dan jasa kepada wisatawan. Pengelolaan objek wisata
serta terjaganya sumber daya ekowisata menjadi hal yang sangat penting untuk
menjaga kenyamanan serta kepuasan wisatawan, apabila wisatawan tersebut
puas tentu akan menginformasikan kepada yang lain (word of mouth). Aspek
teknologi yang berkembang seperti e-touirsm, katalog virtual dan teknologi
virtual reality (VR). Teknologi ini akan membantu dlaam aspek pemasaran
EB-43
PROSIDING SENTRINOV TAHUN 2017 VOLUME 3 – ISSN: 2477 – 2097
dengan memberikan ssampel tantangan pada objek destinasi. Dengan VR, calon
wisatawan aka mendapatkan deskripsi visual 360o, megenai kondisi seolah-olah
melihat objek destinasi secara langsung. Dengan perencanaan strategi promosi
yang tepat maka aset wisata daerah Kabupaten Magelang dapat terealisasi.
Promosi saat ini dinilai sangat efektif apabila melalui media online dan iklan
televisi, dapat memanfaatkan jejaring media sosial maupun website untuk
mempromosikan objek – objek wisata di Kabupaten Magelang. Pendistribusian
produk ekowisata dan jasa objek wisata harus ditata secara profesional sehingga
pelaksanaan promosi menjadi lebih efektif dan efisien.
3. Perjalanan (travel), Sistem selanjutnya yaitu membahas mengenai perjalanan
dengan berfokus pada pergerakan wisatawan, moda transportasi, dan segmen
pasar. Jalan di Kabupaten Magelang dibagi menjadi jalan negara, jalan provinsi
dan jalan kabupaten/ kota. Berdasarkan jenis permukaannya sudah berupa jalan
aspal dimana jalan Negara sepanjang 13,15 km, jalan provinsi sepanjang 130,04
km dan jalan kabupaten sepanjang 976,68 km. Berdasarkan kondisi jalannya,
untuk jalan Negara dalam kondisi baik sepanjang 7,59 km. Sedangkan jalan
provinsi dalam kondisi baik sepanjang 60,11 km, kondisi sedang sepanjang
49,83 km dan kondisi rusak berat sepanjang 20,10 km. Lalu untuk jalan
kabupaten dalam kondisi baik sepanjang 692,24 km, kondisi sedang sepanjang
195,66 km, kondisi rusak sepanjang 91,02 km dan rusak berat sepanjang 21,21
km. Kabupaten Magelang dapat ditempuh melalui perjalanan darat dengan
mudah karena kondisi infrastruktur jalan sudah 75 persen beraspal sehingga
dapat di akses berbagai kendaraan. Apabila menggunakan pesawat, wisatawan
dapat melalui bandara terdekat seperti Ahmad Yani (Semarang), bandara Adi
Sumarmo (Solo), dan bandara Adi Sucipto (Yogyakarta) kemudian baru
dilanjutkan melalui perjalan darat. Karena harga tiket masuk sangat terjangkau
serta daya tarik yang bagus maka objek-objek wisata Kabupaten Magelang dapat
menjangkau seluruh pangsa pasar.
4. Destinasi (destination), Destinasi mencakup proses dan prosedur yang dilakukan
oleh pengelola destinasi pariwisata dalam pembangunan dan mempertahankan
keberlanjutan kepariwisataan. Faktor - faktor internal seperti kesiapan
infrastruktur objek wisata, adanya produk ekowisata yang mendukung, dan
EB-44
PROSIDING SENTRINOV TAHUN 2017 VOLUME 3 – ISSN: 2477 – 2097
SIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian serta perhitungan yang telah dilaksanakan dengan metode
Location Quotient (LQ) mengenai hasil panen produk perkebunan dan pertanian
EB-45
PROSIDING SENTRINOV TAHUN 2017 VOLUME 3 – ISSN: 2477 – 2097
DAFTAR PUSTAKA
Iwan Hermawan, 2016. Katalog Virtual Reality E-Tourism Berbasis Video 360 Sebagai
Konten Digital Kreatif Bagi Media Simulasi Profil Destinasi Wisata. Seminar
Nasional Terapan Riset Inovatif (SENTRINOV) 1 (2), 12-20.
Luqman Khakim, Mustika Widowati, Iwan Hermawan, Eka Murtiasri and Winarto,
2016. Motivation to Visit a Destination: Tourists’ Perspective on Museum Manusia
Purba Sangiran Indonesia. The Social Sciences, 11: 4384-4387. DOI:
10.3923/sscience.2016.4384.4387
EB-46