Anda di halaman 1dari 6

Studi Eksperimental Refrigeran Pengganti R-22 Dengan Menggunakan

Refrigeran Campuran MC-22 Dengan Gas CO2 Pada AC System Water


Chiller

Made Ery Arsana dan Ida Bagus Putu Sukadana

Jurusan Teknik Mesin, Politeknik Negeri Bali


Kampus Bukit Jimbaran Badung Bali
e-mail : erypnbb@yahoo.co.id

ABSTRAK : Hidrokarbon kembali diperhitungkan sebagai alternatif pengganti CFC, setelah aspek lingkungan
mengemuka. Salah satu refrigeran alternatif pengganti R-22 (HCFC) di Indonesia adalah Musicool-22 yang
merupakan refrigeran hydrokarbon produksi PERTAMINA. Refrigeran hydrokarbon sangatlah flammable,
terjadi secara alami, tidak memiliki potensi potensi penipisan ozon dan penyebab pemanasan global. Berbasis
pada teori bahwa perbaikan yang telah dikembangkan untuk mengurangi sifat flammable-nya yaitu dengan
penambahan inhibitor gas CO2 pada refrigeran Musicool-22. Untuk mengetahui pengaruhnya pada sistem
refrigerasi maka pengujian ini dilakukan terhadap bahan uji berupa refrigeran Musicool-22 yang sudah
ditambahkan inhibitor CO2 ke alat uji skala Lab AC jenis water chiller kemudian diamati besaran nilai COP.
Dari uji performansi diperoleh nilai COP (Coefficient of Performance) terjadi penurunan. Penurunan
nilai COP pada penambahan 10% CO2 adalah sebesar 7% dan diikuti dengan nilai penurunan pemakaian daya di
kompressor 3%. Pada penambahan 20% CO2 terjadi penurunan nilai COP sebesar 24% dan penurunan
pemakaian daya di kompressor 4% jika dibandingkan tanpa CO2.
Dengan berhasilnya penelitian ini diharapkan penambahan inhibitor 10% dapat meningkatkan
keamanan pemakaian refrigeran hidrokarbon MC-22 walaupun terjadi penurunan kinerja akan tetapi dikuti juga
dengan penurunan pemakaian daya pada kompressor sehingga sangat memungkinkan untuk diterapkan.

Kata kunci : COP, MC-22, CO2, Refrigerant, Hydrocarbon.

ABSTRACT : Hydrocarbons is reconsidered as an alternative to replace CFC for some environmental aspect
perspectives. One of the alternative refrigerant R-22 (HCFC) in Indonesia is Musicool-22, a hydrocarbon
refrigerant produced by PERTAMINA. This carbon is flammable, naturally occurring, does not have potency to
ozone layer depletion, and does not trigger global warming. Based on the theory, improvement that had been
developed to reduce its flammable with addition of CO2 gas inhibitors in Musicool-22 refrigerant. To determine
the effect on the refrigeration system testing was conducted to test the material in the form of refrigerant
Musicool-22 inhibitor that has been added CO2 to the air-conditioning Lab-scale test equipment type water
chiller. COP value is then observed.
This research uses experimental methods to test matter the sample of refrigerant MC-22 inhibitor that
has been added with CO2 using the Lab-scale test equipment type water chiller air conditioning. Value obtained
from test performance COP (Coefficient of Performance) decreased. Decline in the value of the COP on the
addition of 10% of CO2 is equal to 7% and followed by a decrease in power consumption in Compressor 3% on
the addition of 20% CO2 decreased by 24% and a decrease in compressor power consumption of 4% being
compared to no CO2.
With the success of this research, it is expected that addition of inhibitors of 10% can improve the
safety of using hydrocarbon refrigerants MC-22 despite a decline in performance by 7% but it is followed by
decreasing of the compressor power consumption by 3% which can save electricity consumption.

Keywords : COP, MC-22, CO2, Refrigerant, Hydrocarbons.


I. PENDAHULUAN penambahan gas CO2 pada refrigeran Musicool-22
adalah :
Dampak penggunaan AC yang sebagian besar Bagaimana pengaruhnya terhadap
menggunakan refrigeran sintetik seperti: R-11, R-12, performansi dari mesin AC? (COP = Coefficient of
R-22, R-134a, R-502, dll, diungkapkan secara ilmiah Performance) serta bagaimana konsumsi daya
dari hasil penelitian Rowland dan Mollina (1974) listriknya jika dibandingkan dengan tanpa penambahan
menunjukkan bahwa CFC memiliki kontribusi dalam inhibitor CO2.
penipisan lapisan ozon dan semakin mengkhawatirkan
dari waktu ke waktu. Akibat Efek negatif terhadap 1.2 Tujuan Penelitian
lingkungan yaitu potensial merusak lapisan ozon
(Ozone Depleting Potensial/ ODP) serta berpotensi Secara umum penelitian ini bertujuan untuk
menimbulkan pemanasan global (Global Warming merumuskan kemungkinan-kemungkinan dalam
Potential/ GWP), serta merta menggugah masyarakat performansi atau penghematan energi tanpa
ilmiah dunia internasional untuk mengambil sikap mengurangi kinerja peralatan dengan mengkaji dari
dengan cara mengadakan berbagai pertemuan, seperti aspek teoritis.
yang telah tercatat: Konvensi Kopenhagen, Protokol Secara khusus penelitian ini bertujuan untuk
Montreal dan pertemuan Kyoto. Berbagai kebijakan mengetahui unjuk kerja (COP) serta konsumsi daya
yang dirumuskan dari pertemuan-pertemuan tersebut listrik yang dibutuhkan oleh kompresor AC water
pada dasarnya adalah upaya untuk menyelamatkan chiller yang menggunakan refrigeran Musicool-22
adanya proses penipisan lapisan ozon akibat bahan- yang di tambahkan inhibitor (CO2).
bahan kimia, seperti refrigeran kelompok halocarbon
atau sintetik maupun refrigeran yang memiliki efek II. METODE PENELITIAN
rumah kaca, yaitu Hidrofluorokarbon (HFC) seperti :
R-134a. 2.1 Rancangan Penelitian
Hidrokarbon kembali diperhitungkan sebagai Penelitian ini menggunakan metode
alternatif pengganti CFC, setelah aspek lingkungan eksperimen, dengan melakukan pengujian langsung
mengemuka, dan timbulnya permasalahan dalam pada perangkat simulasi AC water chiller (Air
peralihan dari CFC ke HFC, dikarenakan perlu adanya conditioning water chiller) di Laboratorium Refrigeran
penyesuaian perangkat keras, pelumas, serta perlakuan dan Tata Udara Program Studi Teknik Refrigeran dan
khusus dalam operasional penggunaan bahan HFC. Tata Udara Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri
Salah satu refrigeran alternatif pengganti R- Bali.
22 di Indonesia adalah Musicool-22 yang merupakan Penelitian ini dirancang secara bertahap yang
refrigeran hidrokarbon. Refrigeran hidrokarbon sangat mencangkup; persiapan (studi literature, observasi
flammable, terjadi secara alami, tidak merusak lapisan lapangan), perancangan alat, modifikasi sistem,
ozon dan tidak menyebabkan pemanasan global. pengosongan, pemvakuman dan tes kebocoran (tes
Berbasis pada teori bahwa hidrokarbon sangat kebocoran dilakukan dengan nitrogen untuk
potensial sebagai refrigeran namun sangat mudah memastikan sistem tidak bocor sebelum di isi
terbakar. Perbaikan yang dikembangkan dalam refrigeran), pelumasan dan pengisian (refrigeran yang
penelitian ini adalah pengembangan Musicool-22 dipakai adalah Musicool-22 sebagai pengganti
sebagai refrigeran dengan penambahan inhibitor CO 2 refrigeran R-22 dengan massa optimum) pengujian
untuk mengurangi sifat flammablenya dan pertama dilakukan terhadap refrigeran Musicool-22
memperkenalkan salah satu upaya membuat Musicool- pada sistem untuk mendapat data awal sebagai
22 lebih aman digunakan. pembanding. Setelah itu baru melakukan pengujian
sistem/alat dengan refrigeran Mussicool-22 yang
1.1 Rumusan Masalah ditambahkan gas CO2 sesuai dengan perbandingan
MC-22 10% dan 20% CO2.
Permasalahan yang muncul pada
pengembangan refrigeran hidrokarbon akibat adanya
2.2 Penentuan Sumber Data
Pada penelitian ini data yang diambil dari 2.5 Instrumen penelitian
pengujian langsung pada perangkat simulasi AC water Pada penelitian ini alat ukur yang digunakan
chiller adalah variabel-variabel dalam penelitian ini. untuk memperoleh data pengujian adalah sebagai
berikut:
Data diambil pada setiap 10 menit, selama 2
a. Thermocouple digital.
jam dalam satu kali pengujian (dicatat pada tabel b. Stop Watch
pengujian/percobaan). Pengujian dilakukan sebanyak 3 c. Gauge Manifold
kali dan untuk analisisnya, data tersebut akan dirata- d. Tang tester
ratakan terlebih dahulu. e. Peralatan 3 R ( recharging, retrofit, dan
recycling)
2.3 Variabel Penelitian
2.6 Prosedur Penelitian
Data yang diperoleh dari penelitian ini adalah
Pengumpulan data dilakukan dengan
data primer. Semua instrumen, termasuk alat mengikuti prosedur pengujian sebagai berikut :
pengukuran dan thermometer harus dikalabrasi selama Diawali dengan langkah persiapan yang kemudian
rentang uji pengukuran dilakukan untuk parameter dilanjutkan dengan,
berikut : Langkah Pengambilan Data
Temperatur air masuk ke evaporator dan keluar 1. Pertama adalah pengujian pada kondisi AC water
evaporator. Laju aliran air pendingin (Chilled water chiller dengan menggunakan MC-22 tujuannya
adalah untuk mendapatkan konsumsi energy dan
flow rates). Drop tekanan air pada evaporator (saluran
nilai COP yang akan digunakan sebagai data
masuk dan keluar). Daya listrik pada kompresor, kW. pembanding.
2. Kedua, pengujian dengan menggunakan refrigeran
2.4 Bahan Penelitian MC-22 dengan inhibitor CO2 dengan komposisi
Adapun alat pengujian yang digunakan dalam campuran 90% MC-22 + 10% CO2.
penelitian ini adalah AC water chiller skala Lab yang 3. Ketiga, pengujian dengan menggunakan
refrigeran MC-22 dengan inhibitor CO2 dengan
ada di laboratorium Refrigerasi dan Tata Udara,
komposisi campuran 80% MC-22 + 20% CO2.
Program Studi Teknik Refrigerasi dan Tata Udara
Jurusan Teknik Mesin, dengan spesifikasi sebagai 2.7 Analisis Data
berikut : Data yang telah dicatat dari hasil pengukuran
Kompresor hermetic, kondensor dengan pada alat uji AC Water Chiller skala Lab,
pendinginan udara ( Air cooled condensor ) selanjutnya dirata-ratakan yang selanjutnya
Evaporator koil dengan pendingin udara. Pipa kapiler, dianalisis berdasarkan perhitungan dengan
Refrigeran MC-22. menggunakan perumusan Energy Performance
Assessment Of HVAC System (American
Refrigeration Institute, 2010) sehingga besaran
nilai COP dan Konsumsi daya listrik antara MC-
22 tanpa dan dengan penambahan gas CO2 bisa
dibandingkan.

III. HASIL DAN PEMBAHASAN


Dari hasil perhitungan yang telah dilakukan
terhadap sistem maka didapatkan hasil dari
pengolahan data serata diplot berupa grafik yang
meliputi Daya kompresor (kw), dan Coefficient Of
Performance (COP) terhadap persentase gas CO2.

Gambar 2.1 Simulasi Ac water chiller


Tabel 1. Hasil Perhitungan
Persentase Net refrig.
T Daya
MC-22 Capacity COP
(0C) (kw)
dengan CO2 (TR)
MC-22 murni 4,7 0,79 1 2,9
90% MC-22 +
4,2 0,70 0,97 2,7
10% CO2
80% MC-22 +
3,7 0,62 0,96 2,2
20% CO2

4.1 Daya kompresor (kW)

Gambar 2 Perbandingan COP

BAB V. SIMPULAN

Dari hasil pengujian dapat disimpulkan


Gambar 1 Perbandingan Daya kompresor
sebagai berikut :
Nilai Coefficient of performance (COP) dari
Pada gambar 1 grafik menunjukkan terjadinya sistem AC water chiller yang menggunakan refrigeran
penurunan daya kompresor, hal ini dikarenakan MC-22 dengan penambahan inhibitor CO2 10%
penambahan Gas CO2 pada refrigerant Musicool-22. mengalami penurunan COP sebesar 7% dan Pada
Besarnya persentase penurunan Daya Kompresor Musicool-22 yang ditambah 20% CO 2 mengalami
dengan penambahan Gas CO2 10% adalah sebesar 3% penurunan COP sebesar 24%.
dan pada penambahan Gas CO2 20% adalah sebesar Penurunan pada Daya kompresor juga terjadi,
4%. dimana persentase penurunan daya kompresor setelah
ditambah Gas CO2 10% adalah sebesar 3% dan pada
4.2 Coefficient Of Performance (COP) penambahan Gas CO2 20% adalah sebesar 4%.
Pada gambar 2 grafik menunjukkan nilai COP
(Coefficient Of Performance) pada system dengan
Musicool-22 murni terhadap Musicool-22 yang VI. UCAPAN TERIMA KASIH.
ditambah Gas CO2 cenderung mengalami penurunan.
Besarnya persentase penurunan COP dengan Bapak Nyoman Baliarta atas data pembakaran
penambahan Gas CO2 10% adalah sebesar 7% dan dari MC-22 tanpa atau dengan inhibitor. Bapak Made
pada penambahan Gas CO2 20% adalah sebesar 24%. Rasta dari Prodi Teknik Pendingin dan Tata Udara
Penurunan COP terjadi disebabkan akibat nilai T (Tin Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Bali atas
chiller Tout chiller) yang menurun sehingga nilai Net fasilitas peralatan pengujian dan alat ukur yang
refrigeration Capacity (TR) juga mengalami dipinjamkan.
penurunan.
VII. DAFTAR PUSTAKA.
Anonim, (2006). Refrigerasi & Sistem Penyejuk
AC,Pedoman Efisiensi Energi umtuk Industri
di Asia, (Online)
(www.energyefisiencyasia.org)

Anonim. 2010. Musicool : Refrigeran Ramah


Lingkungan dan Aman. http://pertamina.com/
[18 mei 2011]

ASHRAE HANDBOOK. (2005). Fundamentals,


American Society of Heating, Refrigeration and
Air Conditioning Engineers. SI Edition.

Bureau of Energy Efficiency. Energy Efficiency in


Thermal Utilities. Chapter 1. 2004

Handoko K, 1979. Air Conditioner Manual Book of


Carrier. Jakarta.

Pertamina, Musicool refrigerant. (musicool@up-


3.com)

Stoecker, Wilberth F dan Jeroid wiraswastawan, Jones,


1992 Refrigation and Air Conditioner.

Syaiful. 2005. Unjuk Kerja Sistem Air-Cooled Chiller


Dengan Evaporator Jenis Spiral
Menggunakan Refrigeran Hcr-22. Bandung.

Anda mungkin juga menyukai