Anda di halaman 1dari 8

Seminar Nasional Pascasarjana IX ITS, Surabaya 12 Agustus 2009

ISBN No.

Gateway Transaksi Realtime Dengan Agen Web Server dan


Agen MultiPorting

Sunaryono Dwi, Lianto Joko

Jurusan Informatika, Fakultas Teknologi Informasi, Institut Teknologi Sepuluh Nopember


Kampus ITS, Jl. Raya ITS, Sukolilo Surabaya 60111, Indonesia
Tel. + 62 31 5939214, Fax. + 62 31 5913804
email : dwi@its-sby.edu , joko@its-sby.edu

Abstrak
Transaksi realtime mengandalkan pada teknologi komputasi terdistribusi antara lain RPC
(Remote Procedure Calls), RMI (Remote Method Invocation), DCOM (Distributed Component Object
Model), dan CORBA (Common Object Request Broker Architecture). Dasar teknologi tersebut bersifat
client-server yang dedicated antara client dan server nya sehingga mengalami hambatan dalam cross
platfrom antara teknologi satu dengan lainnya. Teknologi web service merupakan sebuah teknologi
lanjutan dari komputasi terdistribusi yang mampu cross platform. Teknologi cross platform lain adalah web
server. Transaksi realtime pada web server dapat diteliti untuk memberikan alternatif pilihan pada
penggunaan teknologi transaksi realtime. Tantangan transaksi realtime pada web server menjadi bahan yang
penting untuk diteliti. Selain itu , apakah web server mampu menjadi gateway transaksi realtime ?
Pada penelitian ini dirancang sebuah arsitektur gateway yang menggambarkan keterlibatan
sebuah agen yang terpasang pada web server dan sebuah agen multiporting untuk penanganan transaksi
secara pararel yang menjadi syarat transaksi realtime. Pengukuran transaksi realtime adalah waktu
layanan yang diukur dalam transaction per second (tps). Web Server menangani permintaan port dengan
membuat session per masing-masing permintaan, kemudian masing-masing session ditangani oleh
proses bisnis yang menjadi wilayah agen multiporting, di situ telah terbuka port-port secara pararel. Satu
port agen menjamin satu transaksi yang terhubung ke database transaksi. Arsitektur pada penelitian ini,
akan diuji coba untuk mengetahui performansi sistem. Uji coba dilakukan dengan melakukan penambahan
jumlah server dan request dari sejumlah komputer client yang mencerminkan transaksi secara terus
menerus.
Hasil uji coba arsitektur sistem yang dirancang, berhasil memenuhi tps tertinggi dari uji
labolatorium 259,59. Dari uji lapangan sistem selama 7 bulan pengamatan, maka sistem telah teruji di
lapangan berjalan tanpa henti dengan tps tertinggi 202,63.

kata kunci: web server, agen , multiport, realtime, load balancing.

1. Pendahuluan bersifat client server yang dedicated antara client


Respon time adalah salah satu indikator dan servernya sehingga mengalami hambatan
kunci kepuasan dari end user dalam dalam cross platfrom antara teknologi satu
menggunakan layanan web. Pengakses web dengan lainnya (Tsai, W.T. Fan, Chun. Chen,
mempunyai aneka pilihan terhadap waktu respon Yinong. Paul, Raymond. Chung, Jen-Yao., 2006)
ini, dan hanya akan mengambil layanan web Transaksi yang bersifat terbuka,
yang respon time-nya tidak melebihi ambang sebagaimana konsep internet yang dapat diakses
batas yang bisa diterima (Watson T.J ; Jason di sembarang platform, dapat menjadikan
Nieh, 2007). Pengelolaan respon time ini transaksi tersebut diikuti oleh client dengan
difokuskan pada kontrol respon time dari web keragaman platform.
server saat individu URL meminta layanan web Sebuah transaksi realtime pada web
server (Olshefski D.; J. Nieh ; D. Agrawal, 2004). server umumnya memakai teknologi SOAP
Pada perkembangannya, layanan web (Simple Object Access Protocol). SOAP adalah
server berbentuk dua jenis yaitu halaman statis protokol untuk pertukaran informasi yang
dan halaman dinamis. Halaman dinamis, terdesentralisasi dan terdistribusi. SOAP
pengelolaan respon time banyak dipengaruhi dibangun dengan menggunakan protokol
waktu akses I/O khususnya ketika berkaitan komunikasi HTTP. Karena HTTP didukung oleh
dengan database. (Holmes Victor P.; Wilbur R. semua browser dan server, maka SOAP dapat
Johnson, David J. Miller, 2008) berkomunikasi dengan berbagai aplikasi
Pada perkembangannya program meskipun terdapat perbedaan sistem operasi,
desktop base dikembangkan pada teknologi teknologi, dan bahasa pemrogramannya.
komputasi terdistribusi antara lain RPC (Remote Klaim dari model SOAP tersebut adalah
Procedure Calls), RMI (Remote Method Transaksi realtime dirancang untuk memberikan
Invocation), DCOM (Distributed Component respon terhadap permintaan dengan memenuhi
Object Model), dan CORBA (Common Object syarat, status klaim atau informasi otorisasi.
Request Broker Architecture). Sama dengan Umumnya (permintaan dengan satu client
desktop base, basis dari teknologi tersebut tunggal), rata-rata respon waktu harus dalam 15
Seminar Nasional Pascasarjana IX ITS, Surabaya 12 Agustus 2009
ISBN No.

detik. Waktu respon bergantung atas aktivitas dimengerti dan lebih mudah (Lu Jijun ; Swapna
transaksi realtime (Highmark, Inc, 2008). S. Gokhale, 2005).

Variasi dari arsitektur SOAP yaitu dengan 4. HTTP


memakai arsitektur OO (Object Oriented) yang Pada RFC 2616 didefinisikan : The
terdistribusi seperti yang terlihat pada gambar Hypertext Transfer Protocol (HTTP) is an
1.2. (Van der Mei ,R.D.; W.K. Ehrlich; P.K. application-level protocol for distributed,
Reeser; J.P. Francisco, 2000) collaborative, hypermedia information systems.

HTTP dimulai digunakan oleh WWW


pada tahun 1990 dengan versi HTTP/0.9,
dikembangkan menjadi HTTP/1.0 dengan
RFC1945, yang memungkinkan dokumen
diformat MIME. HTTP juga merupakan protokol
yang digunakan antara user agent dengan
proxy/gateway ke sistem internet lain, misal
SMTP, FTP, NNTP, FTP, Gopher dan WAIS
Gambar 1.2 Web Server dalam berbagai lingkungan (Bellamy William Jr,2002).
terdistribusi
4. Socket
Pada gambar 1.2 menunjukkan sejumlah client Socket erat kaitannya dengan port, yaitu
mengakses sebuah web server, kemudian oleh salah satu cara untuk komunikasi antar
web server, client diteruskan (forward) ke komputer, umumnya lewat network atau internet.
sebuah aplikasi yang terdistribusi atau remote Socket biasa digunakan untuk pemrograman
aplication. Web server akan menunggu beberapa berbasis client-server yang dapat menggunakan
saat sampai jawaban dari aplikasi tiba kembali socket TCP/IP atau socket UDP (Spero Simon E,
ke web server. Pada lingkungan web sever tanggal akses 5/5/2009). Pada penelitian ini agen
dengan aplikasi terdistribusi, didapatkan jumlah multiporting memakai mekanisme socket dalam
tps adalah 177 (Van der Mei ,R.D.; W.K. Ehrlich; bahasa java untuk membuat port terbuka
P.K. Reeser; J.P. Francisco, 2000).
Pada penelitian ini, masalah cross 5. Arsitektur Sistem Gateway Transaksi
platform dan transaksi realtime akan dijadikan Pada penelitian ini, sistem dibuat
fokus utama untuk diteliti. Masalah cross berbasis web sebagai gateway transaksi.
platform dijawab oleh pemilihan teknologi web Kemampuan web server yang cross platform
server, kemudian masalah realtime ditangani merupakan pilihan yang cocok untuk mengatasi
agen multiporting . berbagai macam vendor dengan berbagai
macam platform. Masing-masing vendor akan
2. Definisi Software Agent mengakses gateway untuk mendapatkan
Di dalam kamus Websters New World transaksi.
Dictionary [Guralnik, 1983], agent didefinisikan Pertama kali vendor akan melakukan
sebagai: A person or thing that acts or is capable inquiry untuk melihat sebuah transaksi dalam port
of acting or is empowered to act, for another. 80 (port web server), kemudian permintaan tsb di
kirim ke gateway. Di sisi server (sebagai
Agen mempunyai kemampuan untuk gateway) permintaan tsb diterima oleh agen web
melakukan suatu tugas/pekerjaan. server (yang listen pada port 80), kemudian oleh
Agen melakukan suatu tugas/pekerjaan agen web server dibuat session per masing-
dalam kapasitas untuk sesuatu, atau masing permintaan. Oleh Agen web server,
untuk orang lain. permintaan tsb diteruskan (forward) ke sebuah
load balancer (1:N).
3. Web Server Sifat dari load balancer (1 port untuk
Web server adalah software yang input dan N port untuk output) mencerminkan
menjadi tulang belakang dari world wide web). bahwa agen web server meneruskan ke dalam
Web server menunggu permintaan dari client satu port load balancer untuk kemudian oleh
yang menggunakan browser seperti Netscape load balancer dipilihkan port yang masih tersedia
Navigator, Internet Explorer, Modzilla, dan (idle) dalam range sejumlah port (1..N).
program browser lainnya. Jika ada permintaan Setelah port yang sesuai telah
dari browser, maka web server akan memproses dipilihkan, maka proses permintaan oleh vendor
permintaan itu kemudian memberikan hasil dilanjutkan dalam port tsb, dimana masing-
prosesnya berupa data yang diinginkan kembali masing port (1..N port) yang telah dibuka
ke browser. Data ini mempunyai format yang sebelumnya. Port (1..N) . Saat proses permintaan
standar, disebut dengan format SGML standar oleh vendor tiba dalam sebuah port yang sesuai,
general markup language). maka agen multiporting telah pula siap dengan
Web server, untuk berkomunikasi sejumlah aturan proses bisnis maupun koneksi
dengan client-nya (web browser) mempunyai ke database yang bersifat selalu open (secara
protokol sendiri, yaitu HTTP (hypertext tarnsfer random akan reset dalam jumlah beberapa kali
protocol). Dengan protokol ini, komunikasi antar transaksi). Setelah permintaan vendor masuk ke
web server dengan client-nya dapat saling dalam agen multiporting, maka sintak transaksi
Seminar Nasional Pascasarjana IX ITS, Surabaya 12 Agustus 2009
ISBN No.

(inquiry) yang telah disepakati dalam transaksi perlu menunggu atau antri terhadap layanan
akan diubah oleh agen multiporting kedalam yang tersedia, karena agen web service sudah
sintak pemanggilan sebuah store procedure yang dibiakkan hingga sejumlah memori yang optimal
telah disimpan dalam database.
Kemudian database mengirimkan hasil 6.2. Agen Multiporting
inquiry tersebut ke agen multiporting sebagai Agen multiporting berada pada
sebuah text panjang dengan pembatas (delimiter) komputer yang terpisah dan secara khusus
yang telah disepakati antara gateway dengan menangani proses bisnis. Agen ini dibiakkan
vendor (dalam hal ini adalah tanda ~) hingga sejumlah layanan dengan membuka
Setelah agen multiporting menerima layanan pada sejumlah port (multiport) yang
hasil text tersebut, maka agen meneruskan hasil bergantung pada jumlah memori yang tersedia
tsb ke agen web server yang kemudian oleh dan kecepatan akses database server
agen web server dikirimkan sebagai respon dari Saat pertama dijalankan, maka agen
permintaan inquiry. Arsitektur rancangan sistem multiporting adalah sebuah program dalam
secara garis besar ditunjukkan pada gambar 6.1 bahasa python yang ringan (light) dengan sedikit
aturan dalam menangani permintaan transaksi.
Program dijalankan dengan dibiakkan sejumlah
layanan yang secara otomatis membuka
beberapa port yang disediakan. Agar agen web
server mengenali port tsb, maka dipasang
sebuah port balancer yang berfungsi mirip
multiplexer, dimana port in adalah sebuah pintu
masuk dan port out adalah sejumlah layanan
yang telah dibiak-kan (multiport) untuk
Gambar 6.1 Arsitektur Sistem Gateway Transaksi menangani pendelegasian tugas secara pararel.
Masing-masing layanan telah terkoneksi
Dari gambar 6.1 terlihat urutan request ke dalam ke database transaksi lewat sebuah agen
web server, kemudian diterima oleh load transaksi berupa program/fungsi pl/sql dalam
balancer dalam 1 port input dan N port output database, sehingga untuk update maupun insert
data, maka agen web service tidak melakukan
6.1. Agen Web Server sintak pl/sql dari database, melainkan hanya
Sebuah agen web server merupakan memanggil fungsi tsb dengan parameter dari
program servlet berupa program java yang pattern yang telah disepakati
terpaket dalam ekstensi .jar (java archive) dan
sudah dalam bentuk bytecode. Hal ini berbeda 6.3. Database Transaksi
dengan program script (jsp) biasa yang harus Database transaksi adalah sebuah
diubah terlebih dahulu ke dalam bentuk servlet program pl/sql yang ditanam dalam database
agar dapat berjalan dimana dalam penelitian ini dipakai adalah
Agen dalam bentuk byte code hanya lingkungan database oracle. Dua jenis transaksi
berisi pattern atau pola dari permintaan untuk yang selama ini sering dilakukan pada transaksi
kemudian diteruskan ke agen web service yang online adalah
terlebih dahulu melalui sebuah balancer port. 1. permintaan data
Dari balancer itulah penugasan akses port 2. update data
didapatkan
Pertama kali permintaan muncul, maka 7. Ujicoba
secara otomatis web server akan membuat Pelaksanaan uji coba ini adalah untuk
sebuah session dan menangani session tersebut. mengetahui keberhasilan jalannya program mulai
Session itu dimuat dalam memori, sehingga dari input data sampai output data. Ujicoba
semakin besar halaman web dan semakin dilakukan dalam dua kelompok yaitu ujicoba
komplek program yang ditangani, maka semakin labolatorium dan ujicoba lapangan (live)
besar pula memori untuk session tsb yang
dicadangkan. 7.1. Ujicoba Labolatorium
Pengelolaan web server sebagai Uji coba pertama dari arsitektur sistem adalah
sebuah agen, membuat session yang relatif kecil dengan melakukan konfigurasi jumlah server.
(dilihat dari kode program) dan tidak terbebani
oleh akses I/O, sehingga penanganan atas 7.1.1 Ujicoba satu server
permintaan dapat semakin responsif dan dalam Konfigurasi Hardware adalah Server
jumlah penanganan permintaan yang relatif Xeon, dengan memori 4 G , sedangkan client
cukup besar secara bersamaan. sejumlah 7 komputer PC yang melakukan
Kemudian agen akan meneruskan request masing-masing sebanyak 50.000. Port
session tsb ke web service yang telah menunggu yang dibuka adalah 10 buah per masing-masing
sebagai pintu yang terbuka untuk melayani server. Hasil ujicoba terlihat pada gambar 7.1
transaksi dengan bukaan pintu (multiport) yang dan gambar 7.2.
cukup banyak (tergantung dari jumlah memori
dan kecepatan komputer didatabase servernya).
Dari konsep inilah, maka suatu session tidak
Seminar Nasional Pascasarjana IX ITS, Surabaya 12 Agustus 2009
ISBN No.

51,71/10 = 5,171 request. Pada waktu tersebut


berarti port yang ter-reset sejumlah 9 port secara
bersamaan dan hanya ada 1 port saja yang
masih terbuka.
Pada tabel 7.1, dapat disimpulkan bahwa terjadi
reset koneksi secara bersamaan, jika jumlah
request <= 5 (rata-rata kemampuan satu port).
Dari 1664 data uji terdapat satu kali reset,
Gambar 7.1 Grafik hasil ujicoba satu server pukul sehingga peluang terjadinya reset koneksi
00.20-00.34 bersamaan sebesar 1/1664 = 0,000600962.

Analisa uji statistik


Hipotesis awal dan Alternatif dapat diringkas
sebagai berikut ini:
H0 : = 177 tps
H1 : < 177 tps
Menguji hipotesis dengan uji t, memasukkan
parameter H0 dengan = 177 dan level
keyakinan 0.95.
Gambar 7.2. Grafik hasil ujicoba satu server pukul Kesimpulan dari uji t ini menunjukkan bahwa H0
00.34-00.48 ditolak karena p-value < nilai alpha, sehingga H1
diterima, artinya bahwa tps dari arsitektur sistem
Semua catatan log diambil sampel untuk ini tidak sama dengan 177, namun lebih kurang
dianalisa, sampel tersebut diambil antara range dari dari 177 tps. Perhitungan dengan sampel
waktu 00:20 sampai 00:48, kemudian diatas, tingkat kepercayaan 95%, nilai tengah tps
dikelompokkan per-detik. Hasil pengelompokan adalah 51,72.
tersebut diperlihatkan pada gambar 7.3.
7.1.2. Ujicoba dua server
Detil konfigurasi tetap seperti konfigurasi
jumlah_request
100 satu server, dan server dibagi tugas antara
80
penanganan agen-agen dan penanganan
60
40 database. Hasilnya pada gambar 7.4 dan 7.5.
20
0
0:21:14
0:22:34
0:23:53
0:25:12
0:26:31
0:27:50
0:29:09
0:30:28
0:31:47
0:33:06
0:34:26
0:35:45
0:37:04
0:38:23
0:39:42
0:41:01
0:42:20
0:43:39
0:44:58
0:46:17
0:47:36
0:48:55

Gambar 7.3. Grafik tps satu server

Sisi koordinat y adalah jumlah transaksi


dan sisi koordinat x adalah waktu ujicoba sampai
seluruh transaksi diselesaikan.
Hasil sampel pada gambar 7.3
menunjukkan adanya titik maksimum dan titik Gambar 7.4 Grafik hasil ujicoba dua server pukul 23:22-
minimum dari jumlah request yang ditangani. Titik 23:36
maksimum merupakan angka tertinggi yang
mampu dilayani oleh sistem, sedangkan titik
minimum diakibatkan adanya mekanisme reset
koneksi database oracle untuk membebaskan
memori buffer agar dapat dipakai lagi, dari
masing-masing 10 port yang terbuka, sistem
secara random akan me-reset koneksi. Dengan
demikian sistem diharapkan tidak reset secara
bersamaan. Gambar 7.5 Grafik hasil ujicoba dua server pukul 23:37-
23:51.
Catatan reset terendah dari sampel adalah Hasil pengelompokan tersebut diperlihatkan pada
sebagai berikut ini : gambar 7.6.

Tabel 7.1 Satu server dengan jumlah request <=5


jumlah_request
400
waktu jumlah_request 300
200
0:21:24 5 100
0
23:37:00

23:37:50

23:38:40

23:39:30

23:40:20

23:41:10

23:42:00

23:42:54

23:43:46

23:44:36

23:45:30

23:46:20

23:47:10

23:48:00

23:48:52

23:49:46

23:50:38

23:51:28

Tabel 7.1. menunjukkan jumlah request yang


paling rendah, dibandingkan dengan rata-rata
jumlah request sekitar 51,72. Hal itu berarti
kemampuan 10 port secara rata-rata menangani Gambar 7.6. Grafik tps dua server
Seminar Nasional Pascasarjana IX ITS, Surabaya 12 Agustus 2009
ISBN No.

Hasil sampel pada gambar 7.6, dibandingkan


dengan grafik satu server di gambar 7.3,
menunjukkan titik maksimum yang lebih tinggi,
namun terdapat titik titik minimum yang lebih
banyak dibandingkan dengan konfigurasi satu
server
Gambar 7.7.. Grafik hasil ujicoba tiga server pukul
01:13-01:27
Analisa uji statistik
Hipotesis awal dan Alternatif dapat diringkas
sebagai berikut ini:
H0 : = 177 tps
H1 : > 177 tps
Kesimpulan dari uji t ini menunjukkan
bahwa H0 ditolak karena p-value < nilai alpha,
sehingga H1 diterima, artinya bahwa tps dari
arsitektur sistem ini tidak sama dengan 177,
namun lebih tinggidari dari 177 tps. Perhitungan
dengan sampel diatas, tingkat kepercayaan 95%,
nilai tengah tps adalah 251,98 Gambar 7.8. Grafik hasil ujicoba tiga server pukul
01:27-01:41
Catatan reset terendah dari sampel
adalah sebagai berikut ini : Sampel tersebut diambil antara range
waktu 23:22 sampai 23:51, kemudian
Tabel 7.2 Dua server dengan jumlah request 25 dikelompokkan per-detik. Hasil pengelompokan
tersebut diperlihatkan pada gambar 7.9.
waktu jumlah_request
23:49:50 1
23:51:51 1
23:50:05 2
23:47:15 3
23:50:07 4
23:40:54 6
23:50:32 8
Gambar 7.10. Grafik tps tiga server
23:43:59 9
Tabel 7.2. menunjukkan jumlah request Hasil sampel pada gambar 7.10, dibandingkan
yang paling rendah, dibandingkan dengan rata- dengan grafik satu server di gambar 7.3,
rata jumlah request sekitar 251,98. Hal itu berarti menunjukkan titik maksimum yang lebih tinggi,
kemampuan 10 port secara rata-rata menangani namun terdapat titik titik minimum yang lebih
251,98/10 = 25,19 request. Pada saat waktu banyak dibandingkan dengan konfigurasi satu
tersebut berarti port yang ter-reset sejumlah 9 server.
port secara bersamaan dan hanya ada 1 port Analisa uji statistik
saja yang masih terbuka.
Pada tabel 5.2, dapat disimpulkan Hipotesis awal dan Alternatif dapat diringkas
bahwa terjadi reset koneksi secara bersamaan sebagai berikut ini:
,jika jumlah request <= 25 (rata-rata kemampuan H0 : = 177 tps
satu port). Dari 881 data uji terdapat 8 kali reset , H1 : > 177 tps)
sehingga peluang terjadinya reset koneksi
bersamaan sebesar 8/881 = 0,00908059. Kesimpulan dari uji t ini menunjukkan bahwa H0
Pada dua server kemampuan port ditolak karena p-value < nilai alpha, sehingga H1
meningkat menjadi 25,19 dan peluang reset diterima, artinya bahwa tps dari arsitektur sistem
koneksi secara bersamaan juga semakin ini tidak sama dengan 177, namun lebih tinggidari
membesar (0,00908059), dibandingkan dengan dari 177 tps. Perhitungan dengan sampel diatas,
satu server yang kemampuan port hanya 5,171, tingkat kepercayaan 95%, nilai tengah tps adalah
namun peluang terjadinya reset (0,000600962) 259,59
lebih rendah dibanding dua server.

7.1.3. Ujicoba tiga server


Detil konfigurasi tetap seperti konfigurasi satu
server, dan server dibagi tugas antara
penanganan agen-agen dan penanganan
database, hasilnya pada gambar 7.7 dan 7.8
Seminar Nasional Pascasarjana IX ITS, Surabaya 12 Agustus 2009
ISBN No.

Catatan reset terendah dari sampel adalah karena penutupan port secara bersamaan, pada
sebagai berikut ini : tiga server lebih rendah dibandingkan dengan
dua server, seperti diperlihatkan pada tabel 7.5.
Tabel 7.3 Tiga server dengan jumlah request 12
waktu jumlah_request Tabel 7.5 Rata-rata request per Port

1:21:06 2 rata-rata
Jumlah Server port request
1:21:08 3
1 10 5,171
1:38:33 4
2 10 25,19
1:29:38 6
3 20 12,97
1:32:48 7
1:32:42 9 7.2. Ujicoba Lapangan
1:35:56 11 Setelah dilakukan ujicoba laboratorium,
maka sistem di uji di lapangan untuk mengetahui
1:16:24 12 respon yang sesungguhnya. Ujicoba secara live
1:20:09 12 ini melibatkan pihak eksternal sebanyak 9
Tabel 7.3. menunjukkan jumlah request switcher yang merupakan perusahaan ataupun
yang paling rendah, dibandingkan dengan rata- perbankan penyedia pembayaran realtime. Detil
rata jumlah request sekitar 259,59. Hal itu berarti konfigurasi ujicoba lapangan mengacu pada hasil
kemampuan 20 port secara rata-rata menangani ujicoba labolatorium yaitu server sebanyak tiga
259,59/20 = 12,97 request. Pada saat waktu buah :
tersebut berarti port yang ter-reset sejumlah 9 Server 1: Agen Web server digabung
port secara bersamaan dan hanya ada 1 port dengan Agen multiporting dengan 10
saja yang masih terbuka. buah port yang terbuka.
Pada tabel 7.3, dapat disimpulkan Server 2: Agen multiporting dengan 10
bahwa terjadi reset koneksi secara bersamaan, buah port yang terbuka.
jika jumlah request <= 25 (rata-rata kemampuan Server 3: Database dengan 1 listener.
satu port). Dari 1606 data uji terdapat 9 kali reset
, sehingga peluang terjadinya reset koneksi Total port yang dibuka pada agen
sebesar 9/1606 = 0,005603985. multiporting sebanyak 2 server atau 20 port yang
Pada tiga server port yang dibuka lebih tersedia untuk melayani pengelolaan proses
banyak 2 kali lipat sebesar 20, sedangkan jumlah bisnis. Jumlah client yang terhubung sejumlah 9
request yang diberikan tetap, sebesar 7x50.000 switcher (penyedia jasa pembayaran on-line yang
= 350.000, sehingga rata-rata penanganan memiliki komputer-komputer downline di loket-
request yang masuk terbagi ke 20 port menjadi loket pembayaran). Data-data transaksi dari
12,97. Namun peluang terjadinya reset secara pencatatan log di server sejak mulai request
bersamaan mengalami penurunan. Penurunan sampai close koneksi, terbagi menjadi data
peluang terjadinya reset secara bersamaan pada bulanan, harian, jam, menit. Hasil log tersebut
tiga server adalah (0,005603985-0,00908059)/ diambil dan di analisa untuk mencari kemampuan
0,00908059= -0,38286113, atau sebesar 38,28% sistem, titik tertinggi tps permasing-masing
dari peluang terjadinya reset secara bersamaan transaksi
dengan dua server.
Kesimpulan dari ujicoba labolatorium 1. Hasil uji lapangan secara bulanan
terhadap jumlah server dapat diringkas pada Log yang dicatat oleh sistem dikelompokkan
tabel 5.4 berdasarkan periode bulanan. Log menunjukkan
Tabel 7.4 Ringkasan ujicoba jumlah server jumlah request yang di respon oleh sistem
Jumlah Server tps peluang reset
ditunjukkan pada tabel 7.6.
Tabel 7.6: Jumlah request bulanan.
1 51,72 0,00060096
Bulan Jumlah Request
2 251,98 0,00908059 200901 8.519.970
3 259,59 0,00560398 200902 10.551.884
200903 17.303.344
Dari tabel 7.4, menunjukkan bahwa
200904 25.362.884
implementasi arsitektur sistem ini dapat dipilih 200905 24.187.845
sesuai dengan tps yang di-inginkan. Pada 200906 24.563.121
penelitian sebelumnya, didapatkan jumlah tps 200907 20.186.882
adalah 177 (Van der Mei ,R.D.; W.K. Ehrlich; P.K. Hasil uji lapangan perbulan menunjukkan
Reeser; J.P. Francisco, 2000). Nilai 177 dapat bahwa sistem mampu menangani request
dilampaui oleh sistem dengan arsitektur ini saat tertinggi bulan april-2009 (30 hari * 24 jam * 60
jumlah server berjumlah 2 atau 3 menit * 60 detik = 2.592.000 detik, rata-rata
Penurunan peluang terjadinya reset tps=25.362.884/2.592.000=9,79 tps)
secara bersamaan pada tiga server sebesar Angka 9,79 tps adalah angka rata-rata
38,28% dari dua server, menunjukkan sistem dengan asumsi setiap detik terjadi transaksi 24
yang aman untuk arsitektur ini adalah tiga server. jam tanpa henti. Secara kumulatif, total transaksi
Ketika terjadi request yang cukup banyak pada januari 2009 sampai bulan juli 2009 sebesar
satu saat, maka peluang ditolak oleh server 130.675.930 dan tps rata-rata dicapai
Seminar Nasional Pascasarjana IX ITS, Surabaya 12 Agustus 2009
ISBN No.

130.675.930/(2.592.000*7) = 7,2 tps. (asumsi


setiap detik ada transaksi). Dari jangka waktu
selama uji lapangan selama 7 bulan, maka dapat
disimpulkan bahwa sistem telah teruji bekerja
online tanpa henti, hasil ini diperoleh tanpa harus
mengubah arsitektur ataupun menambah
perangkat keras tambahan.

2. Hasil uji lapangan secara harian


Log yang dicatat oleh sistem di kelompokkan
berdasarkan periode harian. Log pencatatan
transaksi dianalisa dan didapatkan kelompok Gambar 7.12 Grafik jumlah request per-jam
harian dengan transaksi tertinggi mencapai
2.325.145 terjadi pada tanggal 20-04-2009. Log Hasil uji lapangan per jam menunjukkan
tersebut digambarkan pada grafik harian yang bahwa sistem mampu menangani request dalam
ditunjukkan pada gambar 7.11. periode jam sejumlah 325.706. Perhitungan dari
tps pada jam itu dengan mengasumsikan setiap
detik terjadi transaksi tanpa henti, 325.706 /
60*60=90,47 tps. Nilai tps per jam ini
mengindikasikan bahwa sebaran angka pada
hasil uji lapangan secara harian bulanan sebesar
26,91 tps, pada tanggal 11-07-2009 melonjak
naik menjadi 90,47 tps. Hal ini dikarenakan
sebaran waktu transaksi yang tidak merata. Pada
malam hari transaksi cenderung berkurang
dibandingkan di siang hari..

4. Hasil uji lapangan secara per menit


Gambar 7.11 Grafik jumlah request harian Setelah di ketahui bahwa sistem mampu
menangani respon per jam tertinggi mencapai
325.706, maka data tersebut dicari dan didetilkan
Hasil uji lapangan harian menunjukkan kedalam periode menit untuk mengetahui tps
bahwa sistem mampu menangani request dalam sebagai tujuan utama dari penelitian ini. Setelah
periode hari sejumlah 2.325.145. Perhitungan dilakukan pengolahan dan analisa terhadap log
dari tps pada hari itu dengan mengasumsikan data, maka didapatkan request tertinggi 12.158
setiap detik terjadi transaksi tanpa henti, terjadi pada menit 40 jam 02 tanggal 24-01-2009.
2.325.145 / 24*60*60=26,91 tps. Nilai tps harian
ini mengindikasikan bahwa sebaran angka pada
hasil uji lapangan secara bulanan sebesar 7,2 tps
(lihat perhitungan hasil uji lapangan secara
bulanan dibahasan sebelumnya), pada tanggal
20-04-2009 melonjak naik menjadi 26,91 tps. Hal
ini dikarenakan sebaran waktu transaksi yang
tidak merata. Pada tanggal-tanggal tertentu atau
tanggal awal atapun akhir periode pembayaran,
maka transaksi cenderung meningkat
dibandingkan transaksi pada hari-hari biasa..
Gambar 7.13 Grafik jumlah request per-menit

3. Hasil uji lapangan secara per jam Perhitungan tps tertinggi yang ditunjukkan
Setelah di ketahui bahwa sistem mampu pada grafik 5.18 adalah 12.158/60=202,63 tps.
menangani respon harian tertinggi mencapai Nilai tps inilah yang menjadi tujuan dari penelitian
2.325.145, maka di detilkan kedalam periode ini. Perhitungan dari tps pada menit itu dengan
jam. Log catatan dianalisa sampai ditemukan mengasumsikan setiap detik terjadi transaksi
jumlah request tertinggi adalah 325.706 perjam tanpa henti. Nilai tps per menit ini
transaksi, terjadi pada jam 8 pagi tanggal 11-07- mengindikasikan bahwa sistem mampu
2009. melakukan transaksi sampai sebesar 202,63 tps.
Detil hasil ujicoba dilihat pada halaman lampiran
hasil ujicoba.
Kesimpulan uji coba lapangan (live) pada
arsitektur sistem ini, antara lain
1. Sistem mampu berjalan secara nonstop
(tanpa henti), hal ini terlihat selama 7
bulan uji lapangan, sistem tidak pernah
mati (down).
Seminar Nasional Pascasarjana IX ITS, Surabaya 12 Agustus 2009
ISBN No.

2. Terdapat nilai tps yang dihitung


berdasarkan kelompok periode bulan, Daftar Pustaka
hari, jam dan menit yang menunjukkan
adanya waktu transaksi yang sibuk dan 1. Allan Tony,(2001), Performance
ada waktu yang senggang. Daftar tps measurement for ntier Web Applications,
secara periode ditunjukkan tabel 5.7. CMGA 2001 Seminar
2. Arlitt Martin; Carey Williamson ,(2004), An
Tabel 7.7: Daftar tps per periode.
Analysis of TCP Reset Behaviour on the
Internet. Department of Computer Science
Periode tps University of Calgary.
Bulanan 7,2 3. Bellamy William Jr,(2002)., TCP Port 80 -
Harian 26,91 HyperText Transfer Protocol (HTTP) Header
Jam 90,47
Menit 202,63
Exploitation,
4. Caglayan A., Colin Harrison, Alper Caglayan,
and Colin G. Harrison, (1997 ),Agent
3. Sistem mampu melakukan transaksi Sourcebook: A Complete Guide to Desktop,
tertinggi sejumlah 202,63 tps. Angka Internet, and Intranet Agents, John Wiley &
202,63 didapat pada uji lapangan yang Sons Inc., January 1997.
dilakukan pengamatan selama 7 bulan 5. Guralnik David B.,(1983), Webster'sNew
transaksi. World Dictionary, Prentice Hall School
Group.
9. Kesimpulan 6. Highmark, Inc,(2008), Real-Time Inquiry
Connectivity Specifications,
Dari ujicoba, maka dapat disimpulkan : 7. Holmes Victor P.; Wilbur R. Johnson, David
1. Konfigurasi server antara satu server, J. Miller,(2008), Integrating Web Service and
dua server dan tiga server, Grid Enabling Technologies to Provide
menunjukkan bahwa beban server yang Desktop Access to High-Performance
terbagi antara agen web server, agen Cluster-Based Components for Large-Scale
multiporting dan database transaksi. Data Services., Sandia National Laboratories
2. Pada uji labolatorium, konfigurasi tiga P.O. Box 5800, Albuquerque, NM 87185
server adalah ideal karena jumlah tps USA
sebesar 259,59 dan peluang reset 8. Lu Jijun ; Swapna S. Gokhale, (2005), Web
koneksi secara bersamaan sebesar Server Performance Analysis, Department of
0,005603985, nilai tsb lebih rendah Computer Science and
dibandingkan dengan konfigurasi dua Engineering,University of Connecticut,
server. Storrs, CT 06269, USA.
3. Sistem mampu berjalan secara nonstop 9. Olshefski D.; J. Nieh ; D. Agrawal,,(2004),.
(tanpa henti), hal ini terlihat selama 7 Using Certes to Infer Client Response Time
bulan uji lapangan, sistem tidak pernah at the Web Server, ACM TOCS, 22(1):49
mati (down). 93, February 2004.
4. Pada uji lapangan, terdapat nilai tps 10. Spero Simon E, (tgl akses 5/5/2009),
yang dihitung berdasarkan kelompok Analysis of HTTP Performance problems ,
periode bulan, hari, jam dan menit yang http://www.ibiblio.org/mdma-release/http-
menunjukkan adanya waktu transaksi prob.html
yang sibuk dan ada waktu yang 11. Tsai, W.T. Fan, Chun. Chen, Yinong. Paul,
senggang. Raymond. Chung, Jen-Yao.,(2006)
5. Sistem mampu melakukan transaksi Architecture classification for SOA-based
tertinggi sejumlah 202,63 tps. Angka applications. Paper presented at the
202,63 didapat pada uji lapangan yang Objectand Component-Oriented Real-Time
dilakukan pengamatan selama 7 bulan Distributed Computing,. ISORC 2006.Ninth
transaksi. IEEE International Symposium. Arizona
State Univ., Tempe, AZ, USA.2006
Dari kesimpulan diatas, maka tujuan dari 12. Watson T.J.; Jason Nieh,(2007),
penelitian ini dapat dinyatakan tercapai dan Understanding the Management of Client
arsitektur sistem dapat diterima, sebab arsitektur Perceived Response Time, Research Center
sistem memiliki tps yang lebih tinggi dari 19 Skyline Drive Hawthorne, NY 10532
penelitan sebelumnya. Penelitian sebelumnya tps 13. Van der Mei ,R.D.; W.K. Ehrlich; P.K.
sebesar 177 (Van der Mei ,R.D.; W.K. Ehrlich; Reeser; J.P. Francisco, (2000), A Decision
P.K. Reeser; J.P. Francisco, 2000). Dari uji Support System for Tuning Web Servers in
labolatorium tps sistem ini sebesar 259,59 dan Distributed Object Oriented Network
dari uji lapangan angka tps tertinggi sebesar Architectures
202,63.
Dari uji lapangan memperlihatkan sistem
secara stabil mampu menangani jumlah request
yang ditunjukkan pada grafik bulanan, harian,
perjam dan permenit

Anda mungkin juga menyukai