Anda di halaman 1dari 5

TUBERKULOSIS PADA GERIATRI

Edgar David Sigarlaki


ABSTRAK
World Health Organizations (WHO) menyatakan bahwa 19%-43% populasi di dunia
terinfeksi M.Tuberculosis dan lebih dari 8 juta merupkan kasus baru dan tiap tahunnya
2 juta orang meninggal karena terinfeksi tuberkulosis. World Health Organizations
(WHO) menyatakan penyebaran tuberkulosis sebagai kekhawatiran dunia. Penyakit ini
terus menyebar pada berbagai populasi, termasuk populasi tua (>65 tahun).
Ny. T berusia 65 tahun yang mempunyai riwayat penyakit tuberkulosis dan
merokok. Penyakit tuberkulosis dialaminya sejak berusia 62 tahun, dengan keluhan
utama batuk, sesak nafas, serta mengeluarkan dahak yang kental tanpa darah. Hasil
dari pemeriksaan penunjang menunjukkan bahwa ronkhi (-), BTA 3 kali (-), dan foto
thorak (+), hal ini menunjukkan bahwa Ny.T positif terkena penyakit tuberkulosis dilihat
dari foto thoraknya
Infeksi tuberkulosis disebabkan oleh M.Tuberculosis. Tuberkulosis paru pada usia
lanjut sering memberikan gambaran klinik yang tidak khas. Gejala tersering yang
dikeluhkan oleh penderita tuberkulosis paru pada usia lanjut adalah sesak nafas,
penurunan berat badan, dan gangguan mental. Penderita TB paru pada usia lanjut
jarang datang dengan keluhan hemoptisis, ataupun gejala klasik lainnya seperti pada
penderita usia muda, misalnya demam,batuk-batuk produkatif, keringat malam, dan
sebagainya.
Tuberkulosis pada orang tua adalah kelainan yang serius apa bila tidak diobati,
karena penyakit tuberkulosis tidak seperti penyakit yang lain yang dialami orang tua
yaitu tuberkulosis ini bisa disembuhkan apabila diobati dengan cepat. Tuberkulosis
pada orangtua biasanya reaktivasi dari penyakit sebelumnya
Kata Kunci : Tuberkulosis,Geriatri

Tuberculosis in Geriatrics
Abstract
The World Health Organization's (WHO) states that 19% -43% of the world population
is infected with M. tuberculosis and merupkan more than 8 million new cases each year
and 2 million people died of tuberculosis infection. The World Health Organization's
(WHO) declared the spread of tuberculosis as the world's concern. The disease is
continuing to spread in multiple populations, including the elderly population (> 65
years).
Ny. T aged 65 years who had a history of tuberculosis and smoking. Tuberculosis
experienced since the age of 62 years, with a chief complaint of cough, shortness of
breath and sputum thick without blood. The results of investigations show that ronkhi
(-), BTA 3 times (-), and thoracic images (+), it indicates that the Ny.T positive for
tuberculosis seen from the photos thoraknya
Tuberculosis infection caused by M. tuberculosis. Pulmonary tuberculosis in the
elderly often provide the clinical picture is not typical. The most common symptoms
complained of by patients with pulmonary tuberculosis in the elderly are shortness of
breath, weight loss, and mental disorders. Pulmonary tuberculosis patients in the
elderly rarely present with hemoptysis, or other classic symptoms such as young
patients, such as fever, cough produkatif, night sweats, and so forth.
Tuberculosis in the elderly is a serious disorder that what if not treated, because
tuberculosis is not like other diseases suffered by elderly people that tuberculosis can
be cured if treated quickly. Tuberculosis in the parents usually reactivation of previous
disease
Key Words : Tuberculosis, Geriatrics
Korespondendsi : Edgar David Sigarlaki,Jl.Bumi Manti I Bumi Manti Residence No.12
A,Kampung Baru,Kedaton,Bandarlampung,Lampung,edgardavidsigarlaki@gmail.com

PENDAHULUAN
Menua adalah suatu proses
menghilangnya
secara
perlahan-lahan
kemampuan
jaringan untuk memperbaiki diri
atau
mengganti
diri
dan
mempertahankan struktur dan
fungsi normalnya sehingga tidak
dapat bertahan terhadap jejas
(termasuk
infeksi)
dan
memperbaiki kerusakan yang
diderita.
World
Health
Organizations
(WHO)
menyatakan
penyebaran
tuberkulosis
sebagai
kekhawatiran dunia. Penyakit ini
terus menyebar pada berbagai
populasi, termasuk populasi tua
(>65 tahun). Tuberkulosis pada
dewasa
ini
merupakan
tantangan
klinik
dan
epidemiologi. Manifestasi klinik
yang tidak khs dari tuberkulosis
pada orang yang lebih dewasa
dapat
menyebabkan
keterlambatan
dalam
hal
diagnosis dan pengobatan dini,
sayangnya penyakit infeksi ini
semakin tinggi angka kesakitan
dan kematiannya. Selain alasan
penyakit, ada juga alasan yang
terkait dengan umur seperti
fungsi
imun
yang
turun,
meningkatnya reaksi terhadap
obat dan semuanya dapat
membuat komplikasi, secara
keseluruhan gejala kliniknya
mendekati tuberkulosis pada
usia muda. 1
World Health Organizations
(WHO) menyatakan bahwa 19%43% populasi di dunia terinfeksi
M.Tuberculosis dan lebih dari 8
juta merupkan kasus baru dan
tiap tahunnya 2 juta orang
meninggal
karena
terinfeksi
tuberkulosis.
Walaupun
persentase tuberkulosis pada
populasi orang tua signifikan
(sekitar 80%-90%), hal ini
terjadi diantara orang tua yang

tinggal
dirumah
sendirian
dengan
tinggal
dengan
perawatan medis di rumah
sakit, yaitu pada orang tua yang
tinggal di rumah sendirian lebih
mudah terinfeksi tuberkulosis
daripada
orang
tua
yang
dengan perawatan medis di
rumah
sakit.
Penularan
tuberkulosis tinggi bersamaan
dengan keadaan latar seperti
penjara, panti asuhan, penyakit
kronik, dan tidak mempunyai
tempat tinggal (tuna wisma),
hal ini menimbulkan perhatian
yang tinggi terhadap infeksi
tuberkulosis
pada
populasi
orang tua. 2
KASUS
Ny. T berusia 65 tahun yang
mempunyai riwayat penyakit
tuberkulosis
dan
merokok.
Penyakit
tuberkulosis
dialaminya sejak berusia 62
tahun,
sedangkan
mengkonsumsi rokok dimulai
sejak ia masih kecil, karena
melihat
teman-temannya
merokok ia ingin merasakan
bagaimana rasanya merokok,
setelah ia coba ia ketagihan dan
ingin merokok terus menerus
dengan menghabiskan 2 batang
rokok per harinya. Wanita yang
bekerja sebagai tukang cuci
pakaian ini berhenti merokok
pada tahun 2005.
Pada
tahun
2007
Ny.T
didiagnosis
oleh
dokter
mengidap penyaki tuberkulosis,
dengan keluhan utama batuk,
sesak
nafas,
serta
mengeluarkan
reak
(bahasa
pasien) atau dahak yang kental
tanpa darah. Dari pemeriksaan
fisik hanya didapatkan tinggi
badan 155cm dan tekanan
darah 120/70mmHg. Hasil dari
pemeriksaan penunjang pada
wanita
yang
pendidikan

terakhirnya di sekolah rakyat ini


menunjukkan bahwa ronkhi (-),
BTA 3 kali (-), dan foto thorak
(+), hal ini menunjukkan bahwa
Ny.T positif terkena penyakit
tuberkulosis dilihat dari foto
thoraknya. Pengobatan yang
didapat dari puskesmas dimana
Ny.T diobati yaitu diberikan OAT
(Obat Anti Tuberkulosis) pada 2
bulan
pertama
diberikan
Rifampisin,
Isoniazid
(INH),
Pirazinamid, dan Etambutol, dan
4 bulan berikutnya diberikan
Rifampisin
dan
Isoniazid.
Diberikan secara oral 1 kali
sehari. Obat ini diberikan dari
tanggal
24
Februari
2007
sampai 2 Juni 2007. Tidak hanya
OAT
yang
diberikan,
tapi
puskesmas juga memberikan
Ny.T vitamin B komplek, B12 dan
vitamin C masing-masing 3 kali
sehari.
Ny.T masuk kepanti werda
Budhi Mulya II Cengkareng pada
25 April 2005, dengan alasan
tidak ada anak yang mengurusi
dirinya. Oleh karena itu tidak
ada anak dan sanak saudara
yang
mengunjungi
dirirnya.
Hidup di panti Ny.T merasa
senang karena banyak teman
dan banyak kegiatan di panti
werda
seperti
olahraga,
pengajian, membuat bunga dari
bahan
rajutan.
Ny.T
mendapatkan makanan dari
panti werda ini 3 kali sehari,
hanya saja ia mengeluhkan
bahwa nasi dan lauk pauknya
sedikit. Ny.T juga mengatakan
bahwa kalau ia sakit, ia tinggal
bilang ke petugas di panti werda
dan akan diberikan obat.
PEMBAHASAN
Infeksi
tuberkulosis
disebabkan oleh M.Tuberculosis,
bakteri ini bersifat tahan asam,
aerob, CO2 dapat merangsang
pertumbuhannya,
dan

berbentuk batang halus, energi


didapat dari oksidasi senyawa
karbon
yang
sederhana,
pertumbuhan lambat, waktu
pembelahan sekitar 20 jam,
suhu pertumbuhan optimum
37C, hidrofobik di permukaan
selnya. Kuman ini tahan asam
karena sifat dinding sel yang
tebal yang terdiri dari lapisan
lilin dan lemak yang terdiri dari
asam lemak mikolat. 3
Insidens tuberkulosis pada
usia lanjut masih cukup tinggi,
di RSUP Dr. Kariadi ditemukan
kasus tuberkulosis paru pada
usia lanjut sebesar 25,2%
(sedangkan data di tempat lain
masih belum jelas. Selain itu
penyakit tuberkulosis di negara
berkembang
sangat
tinggi
dibandingkan dengan negara
industri. Di negara industri,
presentasi tuberkulosis pada
populasi orang tua di negara
berkembang
tidak
normal,
ditambah
dengan
penyakit
menular dan sering terlibatnya
bagian lobus bawah pada kasus
tuberkulosis paru. Penularan
tuberkulosis ini biasanya melalui
udara atau terhirup. Ada juga
faktor-faktor
yang
mempengaruhi
terkenanya
infeksi
tuberkulosis,
seperti
gaya hidup, lingkungan, dan
genetik. 4
Pada
faktor
lingkungan
biasanya dikarenakan tempat
tinggal yang lembap, rumah
kecil dengan banyak orang,
sedangkan faktor gaya hidup
seperti
merokok.
Dengan
adanya seseorang
tinggal di
panti
werda
menambahkan
seseorang
tersebut
untuk
terkena infeksi tuberkulosis.
Pada
kasus
Ny.T
dia
mengeluhkan
sesak
nafas,
batuk-batuk, dan mengeluarkan
dahak tanpa darah. Dan dia
mengaku pernah merokok saat

dia
masih
kecil
dan
menghabiskan
2
batang
perharinya, tempat
tinggal
yang lembap sebelum masuk ke
panti
werda.
Hal
ini
meningktakan
resiko
untuk
terjangkitnya
infeksi
tuberkulosis.
Tuberkulosis paru pada usia
lanjut
sering
memberikan
gambaran klinik yang tidak
khas. Gejala tersering yang
dikeluhkan
oleh
penderita
tuberkulosis paru pada usia
lanjut adalah sesak nafas,
penurunan berat badan, dan
gangguan mental. Penderita TB
paru pada usia lanjut jarang
datang
dengan
keluhan
hemoptisis,
ataupun
gejala
klasik lainnya seperti pada
penderita usia muda, misalnya
demam, batuk-batuk produkatif,
keringat
malam,
dan
sebagainya.
Gambaran
radiologik klasik
bisa seperti
pada
penderita
tuberkulosis
paru pada usia muda, misalnya
ditemui
gambaran
infiltrat,
fibrosis, kalsifikasi, kavitas, efusi
pleura. Pada penderita usia
lanjut jarang ditemukan kavitas,
tapi lebih sering ditemukan
infiltrat di lobus paru kanan
bawah. 4
Pada penegakan diagnosis
tuberkulosis pada usia lanjut
sama dengan pada penderita
usia muda. Kesulitan diagnosis
sering di sebabkan karena
keluhan dan kelainan fisik yang
sering tidak khas.
Selain itu
diagnosis pasti yang didasarkan
atas ditemukannya kuman BTA
(Bakteri Tahan Asam) pada
sputum, namun hal ini sulit
dipenuhi karena pada usia lanjut
sulit mengeluarkan sputum atau
sputumnya ada tapi sangat
sedikit. Pada penderita usia
lanjut, penyakit-penyakit yang
diderita cenderung multiorgan,

oleh karena itu pengelolaan


penderita usia lanjut sebaiknya
secara holistik atau tepadu .
Hal
ini
diperlukan
untuk
menghindari
adanya
efek
samping obat, keracunan obat,
karena adanya interaksi obat
yang diberikan bersama-sama.
OAT yang diberikan pada usia
lanjut
sama
dengan
pada
penderita usia muda. Dosis
masing-masing
obat
disesuaikan
dengan
berat
badannya dan harus mengingat
adanya penurunan fungsi-fungsi
organ tubuh seperti hati, ginjal,
syaraf,
dan
sebagainya.
Mengenai cara pemberian dan
lamanya
penggunaan
obat
sama
dengan
usia
muda.
Penderita diberi tahu, kalau
timbul efek samping dari salah
satu
obat
harus
segera
dihentikan obat tersebut dan
segera menghubungi dokter
secepatnya. Secara umum obat
anti tuberkulosis pada populasi
orang tua efisien dan aman, tapi
obat
tersebut
dapat
menimbulkan
hepatitis
dan
interaksi dengan obat lain dapat
menimbulkan
masalah.
Di
negara berkembang obat anti
tuberkulosis relatif murah. Tapi,
bagaimanpun juga masih ada
kesulitan pada populasi orang
tua dalam mendapatkan akses
pelayanan kesehatan seperti :
keterbatasan
keuangan,
kelainan fungsional, dan daerah
yang terpencil, hal ini bisa
mendorong ke arah tertundanya
pengobatan. 5,6
SIMPULAN
Tuberkulosis pada orang tua
adalah kelainan yang serius apa
bila
tidak
diobati,
karena
penyakit
tuberkulosis
tidak
seperti penyakit yang lain yang
dialami
orang
tua
yaitu

tuberkulosis
ini
bisa
disembuhkan apabila diobati
dengan
cepat.
Tuberkulosis
pada
orangtua
biasanya
reaktivasi
dari
penyakit
sebelumnya. Diberhentikannya
merokok
itu
merupakan
tindakan
efektif
untuk
memperlambat
perjalanan
penyakit,
tapi
perawatan
lainnya
didasarkan
oleh
penyakit berat dapat membantu
mengontrol gejala-gejala yang
timbul.
DAFTAR PUSTAKA
1. R.boedhi
darmojo.2006.
Buku Ajar Geriatri. Edisi 3.
Balai Penerbit. FK UI Jakarta
2. Aru W Sudoyo dkk. 2006.
Buku Ajar Ilmu Pengetahuan
Penyakit Dalam. Edisi 4. Jilid
3. FK UI Jakarta

3. Agus Syahrurachman dkk.


1994.
Buku
Ajar
Mikrobiologi Kedokteran :
edisi
revisi.
Binarupa
Aksara. Jakarta
4. Rita Sood. The Problem of
Geriatric
Tuberculosis.
Journal of Indian Academy
of Clinical Medicine. Volume
5
5. Francois Hermann. 2004.
Aging
and
Infectious
Diseases in the Developing
World. CID. Jul. 39
6. Shobita Rajagopalan. 2001.
Tuberculosis and aging : A
Global Health Problem. CID.
Oct. 33

Anda mungkin juga menyukai