akan memungkinkan bahan tambalan yang besar yang akan menguntungkan bagi
kavitas-kavitas kelas 2.
PERNIS KAVITAS
Pernis misalnya Copalite merupakan resin alam atau resin buatan dengan bahan
pelarut chloroform.
Tujuan pemakaian pernis kavitas menurut urutan keutamaannya adalah:
1. Mengurangi kebocoran mikro
2. Mengurangi difusi ion
3. Melindungi pulpa dengan jalan menutup tubulus dentin dari penetrasi asam.
Pernis kavitas dianjurkan dipakai sebelum restorasi malgam atau sementasi
mahkota pada gigi vital. Pernis tidak dianjurkan dipakai sebelum penumpatan
dengan resin, baik itu resin sderhana atau komposit, karena akan mengganggu
polimerisasi sehingga resinnya akan menjadi lunak.
SEMEN
Basis semen dapat digunakan untuk:
1. Member basis kavitas yang lebar pada gigi permanen muda
2. Melndungi bahan pelindung pulpa di bawah tumpatan amalgam
3. Sementasi mahkota.
Pada preparasi kavitas indikasi 1 dan 2, semen Zn-fosfat digunakan untuk menahan
tekanan kondensasi amalgam. Pada kavitas yang sangat besar pada gigi permanen
muda misalnya, semen ini dapat digunakan untuk menambal sebagian kavitas di
atas Ca(OH)2 yang telah ada karea pada kavitas semacam ini akan dibutuhkan aloi
yang banyak sekali sehingga tidak memungkinkan menyelesaikan tumpatan
sebelum aloinya mengeras. Dalam keadaan demikian, diperlukan adonan semen
yang kental agar tidak banyak menimbulkan asam bebas.
Semen seng-fosfat atau semen oksida yang resin dapat digunakan untuk sementasi
mahkota logam. Jika pulpanya masih vital, daerah-daerah yang dalam harus
dilindugi dengan Dycal, dan sebelum sementasi permukaan gigi harus diulasi dulu
dengan pernis.
ditambahkan
dulu
pada
bubuk
semen
fosfatnya
sebelum
tolong
memeriksa
keadaan
tumpatannya
secara
teratur
jika
ada
kesangsian mengenai retensinya. Merek lain seperti Kalzinol atau Timurex dapat
pula digunakan.
Akan halnya tumpatan OSE (Zn.O-eugenol) dapat dikatakan bahwa bahan ini
merupakan bahan tumpat sementara jangka pendek yang ideal karena tidak
membahayakan jaringan pulpa vital yang terbua dan daya tutup awal tepinya baik.
Akan tetapi kekutannya yang rendah ditamah dengan kecenderungan mudah larut
dalam cairan mulut, tidak memungkinkan pemakaiannya dalam jangka waktu yang
lebih dari dua minggu. Selain itu, baud an rasa eugenolnya tidak disukai oleh
sebagian anak-anak. Oleh karena itu penggunaannya secara rutin tidak dianjurkan
apalagi telah ada Zn.O-resin yang lebih baik.
RESIN
Resin akrilik dapat diistilahkan sebagai resin generasi pertama (resin sederhana,
tanpa filer), generasi kedua (resin yang ditambah filer, resin komposit), atau ketiga
(mikrofil, makrofil, hybrid). Kalau resin sederhana, resin unfilled, dan resin komposit
biasanya merupakan resin yang swapolimer maka generasi ketiga bisa swapolimer
bisa polimerisasi cahaya. Reteni dan kebocoran dapt diperbaiki dengan penggunaan
etsa asam. Karena kualitas generasi 2 dan 3 lebih baik maka dianggap tidak perlu
lagi membicarakan golongan resin sederhana.
Resin generasi kedua (komposit dengan filer)
Komposisi resin komposit serupa dengan resin sederhana, tapi mempunyai kualitas
yang lebih disempurnakan trutama dalam kekerasannya yang lebih baik, koefisien
ekspansi termiknya yang telah berkurang, lebih tahan terhadap abrasi, yang
sebagian disbabkan oleh penambahan filer kaca atau quartz ke dalamnya.
Tumpatan sewarna ini di indikasikan untuk penumpatan estetik anterior.
Masalah utama resin komposit ini adalah ukuran partikel filernya yang besar
sehingga sukar memolesnya karena perbedahan ketahanan antara partikel filer dan
partikel resinnya. Selain itu, sesuai dengan meningkatnya keausan yang sejalan
dengan bertambahnya umur tumpatan terjad fenomena plucking sehingga timbul
diskolorasi tumpatan. Terjadi kehilangan partikel yang progresif dan kumulatif
kemudiannya tumpatannya menjadi pecah-pecah sehingga terjadi pewarnaan yang
tidak merata.
Resin generasi ketiga
Generasi ketiga ini berbentuk swapolimer maupun berbentuk polimerisasi cahaya.
Kemudian diklasifikasikan lagi menjadi mikrofil, makrofil dan hybrid.
Secara umumnya, golongan mikrofil mempunyai partikel yang lebih kecil lebih halus
dan lebih dapat dipoles. Golongan ini juga mempunyai presentasi berat filer
anorganik yang lebih sedikit sehingga kurang kuat menerima tekanan kunyah. Oleh
karena itu golongan mikrofil lebih cocok dipakai pada daerah yang tidak menerima
tekanan kunyah yang besar dan yang lebih mementingkan estetika seperti pada
kelas 3 dan kelas 5.
Sebaliknya, makrofil mempunyai partikel yang lebih besar dan presentasi berat filer
organiknya juga lebih tinggi. Golongan ini tidak bisa dipoles dengan baik
dibandingkan dengan mikrofil tapi lebih cocok digunakan pada daerah yang
menerima tekanan kunyah besar seperti kelas 1 dan 2.
Resin hibid mempunyai dua macam filer. Memang agak kurang baik pada
pemolesan disbanding