Teori Antrian
Teori Antrian
merupakan sistem sistem pelayanan yang dikelola oleh kantor kantor dan jawatan
jawatan lokal maupun nasional, seperti kantor registrasi SIM dan STNK, kantor pos,
rumah sakit, puskesmas, dan lain lain (Subagyo, 2000).
3. Komponen Dasar Antrian
Komponen dasar proses antrian adalah :
1. Kedatangan
Setiap masalah antrian melibatkan kedatangan, misalnya orang, mobil, panggilan telepon
untuk dilayani, dan lain lain. Unsur ini sering dinamakan proses input. Proses input
meliputi sumber kedatangan atau biasa dinamakan calling population, dan cara terjadinya
kedatangan yang umumnya merupakan variabel acak. Menurut Levin, dkk (2002), variabel
acak adalah suatu variabel yang nilainya bisa berapa saja sebagai hasil dai percobaan acak.
Variabel acak dapat berupa diskrit atau kontinu. Bila variabel acak hanya dimungkinkan
memiliki beberapa nilai saja, maka ia merupakan variabel acak diskrit. Sebaliknya bila
nilainya dimungkinkan bervariasi pada rentang tertentu, ia dikenal sebagai variabel acak
kontinu.
2. Pelayan
Pelayan atau mekanisme pelayanan dapat terdiri dari satu atau lebih pelayan, atau satu
atau lebih fasilitas pelayanan. Tiap tiap fasilitas pelayanan kadang kadang disebut
sebagai saluran (channel) (Schroeder, 1997). Contohnya, jalan tol dapat memiliki beberapa
pintu tol. Mekanisme pelayanan dapat hanya terdiri dari satu pelayan dalam satu fasilitas
pelayanan yang ditemui pada loket seperti pada penjualan tiket di gedung bioskop.
3. Antri
Inti dari analisa antrian adalah antri itu sendiri. Timbulnya antrian terutama tergantung dari
sifat kedatangan dan proses pelayanan. Jika tak ada antrian berarti terdapat pelayan yang
menganggur atau kelebihan fasilitas pelayanan (Mulyono, 1991).
Penentu antrian lain yang penting adalah disiplin antri. Disiplin antri adalah aturan
keputusan yang menjelaskan cara melayani pengantri. Menurut Siagian (1987), ada 5
bentuk disiplin pelayanan yang biasa digunakan, yaitu :
1. FirstCome FirstServed (FCFS) atau FirstIn FirstOut (FIFO) artinya, lebih dulu datang
(sampai), lebih dulu dilayani (keluar). Misalnya, antrian pada loket pembelian tiket
bioskop.
2. LastCome FirstServed (LCFS) atau LastIn FirstOut (LIFO) artinya, yang tiba terakhir
yang lebih dulu keluar. Misalnya, sistem antrian dalam elevator untuk lantai yang sama.
3. Service In Random Order (SIRO) artinya, panggilan didasarkan pada peluang secara
random, tidak soal siapa yang lebih dulu tiba.
4. Priority Service (PS) artinya, prioritas pelayanan diberikan kepada pelanggan yang
mempunyai prioritas lebih tinggi dibandingkan dengan pelanggan yang mempunyai
prioritas lebih rendah, meskipun yang terakhir ini kemungkinan sudah lebih dahulu tiba
dalam garis tunggu. Kejadian seperti ini kemungkinan disebabkan oleh beberapa hal,
misalnya seseorang yang dalam keadaan penyakit lebih berat dibanding dengan orang lain
dalam suatu tempat praktek dokter.
Dalam hal di atas telah dinyatakan bahwa entitas yang berada dalam garis tunggu tetap
tinggal di sana sampai dilayani. Hal ini bisa saja tidak terjadi. Misalnya, seorang pembeli
bisa menjadi tidak sabar menunggu antrian dan meninggalkan antrian. Untuk entitas yang
meninggalkan antrian sebelum dilayani digunakan istilah pengingkaran (reneging).
Pengingkaran dapat bergantung pada panjang garis tunggu atau lama waktu tunggu. Istilah
penolakan (balking) dipakai untuk menjelaskan entitas yang menolak untuk bergabung
dalam garis tunggu (Setiawan, 1991).
4. Struktur Antrian
Ada 4 model struktur antrian dasar yang umum terjadi dalam seluruh sistem antrian :
1. Single Channel Single Phase
Single Channel berarti hanya ada satu jalur yang memasuki sistem pelayanan atau ada satu
fasilitas pelayanan. Single Phase berarti hanya ada satu pelayanan.
2. Single Channel Multi Phase
Istilah Multi Phase menunjukkan ada dua atau lebih pelayanan yang dilaksanakan secara
berurutan (dalam phasephase). Sebagai contoh : pencucian mobil.
3. Multi Channel Single Phase
Sistem Multi Channel Single Phase terjadi kapan saja di mana ada dua atau lebih
fasilitas pelayanan dialiri oleh antrian tunggal, sebagai contoh model ini adalah antrian
pada teller sebuah bank.
dari pendaftaran, diagnosa, penyembuhan sampai pembayaran. Setiap sistem sistem ini
mempunyai beberapa fasilitas pelayanan pada setiap tahapnya
5. Mekanisme Pelayanan
Ada 3 aspek yang harus diperhatikan dalam mekanisme pelayanan, yaitu :
1. Tersedianya pelayanan
Mekanisme pelayanan tidak selalu tersedia untuk setiap saat. Misalnya dalam pertunjukan
bioskop, loket penjualan karcis masuk hanya dibuka pada waktu tertentu antara satu
pertunjukan dengan pertunjukan berikutnya. Sehingga pada saat loket ditutup, mekanisme
pelayanan terhenti dan petugas pelayanan (pelayan) istirahat
2. Kapasitas pelayanan
Kapasitas dari mekanisme pelayanan diukur berdasarkan jumlah langganan yang dapat
dilayani secara bersama sama. Kapasitas pelayanan tidak selalu sama untuk setiap saat;
ada yang tetap, tapi ada juga yang berubah ubah. Karena itu, fasilitas pelayanan dapat
memiliki satu atau lebih saluran. Fasilitas yang mempunyai satu saluran disebut saluran
tunggal atau sistem pelayanan tunggal dan fasilitas yang mempunyai lebih dari satu
saluran disebut saluran ganda atau pelayanan ganda.
3. Lamanya pelayanan
Lamanya pelayanan adalah waktu yang dibutuhkan untuk melayani seorang langganan
atau satu satuan. Ini harus dinyatakan secara pasti. Oleh karena itu, waktu pelayanan
boleh tetap dari waktu ke waktu untuk semua langganan atau boleh juga berupa variabel
acak. Umumnya dan untuk keperluan analisis, waktu pelayanan dianggap sebagai variabel
acak yang terpencar secara bebas dan sama serta tidak tergantung pada waktu pertibaan
(Siagian,
1987).
6. Model model Antrian
Pada pengelompokkan model model antrian yang berbeda beda akan digunakan suatu
notasi yang disebut dengan Notasi Kendall. Notasi ini sering dipergunakan karena
beberapa alas an. Diantaranya, karena notasi tersebut merupakan alat yang efisien untuk
mengidentifikasi tidak hanya model model antrian, tetapi juga asumsi asumsi yang
harus dipenuhi (Subagyo, 2000).
a. probabilita bahwa seorang pasien datang merupakan angka yang sangat kecil dan
konstan untuk setiap interval
b. probabilita bahwa 2 atau lebih pasien akan datang dalam waktu interval sangat kecil
sehingga probabilita untuk 2 atau lebih dikatakan nol (0).
c. Jumlah pasien yang yang datang pada interval waktu bersifat independent
d. Jumlah pasien yang datang pada satu interval tidak tergantung pada interval yang lain.
Suatu faktor yang mempengaruhi penilaian distribusi kedatangan adalah ukuran populasi
panggilan .
Contoh : jika seorang tukang reparasi sedang memperbaiki enam buah mesin, populasi
panggilan dibatasi sampai dengan enam buah mesin. Dalam hal ini tidak mungkin bahwa
kedatangan mengikuti distribusi Poisson sebab tingkat kecepatan kerusakan tidak konstan.
Jika lima buah mesin telah rusak, tingkat kedatangan lebih rendah daripada bila seluruh
mesin dalam keadaan operasi. Perilaku kedatangan: Populasi yang akan dilayani
mempunyai perilaku yang berbeda-beda dalam membentuk antrian. Ada tiga jenis
perilaku: reneging, balking, dan jockeying. Reneging menggambarkan situasi dimana
seseorang masuk dalam antrian, namun belum memperoleh pelayanan, kemudian
meninggalkan antrian tersebut. Balking menggambarkan orang yang tidak masuk dalam
antrian dan langsung meninggalkan tempat antrian. Jockeying menggambarkan orang
yang pindah-pindah antrian.
2. Antrian
Batasan panjang antrian bisa terbatas (limited) bisa juga tidak terbatas (unlimited).
Sebagai contoh antrian di jalan tol masuk dalam kategori panjang antrian yang tidak
terbatas. Sementara antrian di rumah makan, masuk kategori panjang antrian yang terbatas
karena keterbatasan tempat. Dalam kasus batasan panjang antrian yang tertentu (definite
line-length) dapat menyebabkan penundaan kedatangan antrian bila batasan telah tercapai.
Contoh : sejumlah tertentu pesawat pada landasan telah melebihi suatu kapasitas bandara
kedatangan pesawat yang baru dialihkan ke bandara yang lain.
3. Fasilitas Pelayanan
Karakteristik fasilitas pelayanan dapat dilihat dari tiga hal, yaitu tata letak (lay out) secara
fisik dari sistem antrian, disiplin antrian, waktu pelayanan, adalah sebagai berikut:
a. Tata Letak
Tata letak fisik dari sistem antrian digambarkan dengan jumlah saluran, juga disebut
sebagai jumlah pelayan. Sistem antrian jalur tunggal (single channel, single server) berarti
bahwa dalam sistem antrian tersebut hanya terdapat satu pemberi layanan serta satu jenis
layanan yang diberikan. Sementara sistem antrian jalur tunggal tahapan berganda (single
channel multi server) berarti dalam sistem antrian tersebut terdapat lebih dari satu jenis
layanan yang diberikan, tetapi dalam setiap jenis layanan hanya terdapat satu pemberi
layanan.
Sistem antrian jalur berganda satu tahap (multi channel single server) adalah terdapat satu
jenis layanan dalam sistem antrian tersebut , namun terdapat lebih dari satu pemberi
layanan. Sedangkan sistem antrian jalur berganda dengan tahapan berganda (multi
channel, multi server) adalah sistem antrian dimana terdapat lebih dari satu jenis layanan
dan terdapat lebih dari satu pemberi layanan dalam setiap jenis layanan.
b. Disiplin Antrian
Ada dua klasifikasi yaitu prioritas dan first come first serve. Disiplin prioritas
dikelompokkan menjadi dua, yaitu preemptive dan non preemptive. Disiplin preemptive
menggambarkan situasi dimana pelayan sedang melayani seseorang, kemudian beralih
melayani orang yang diprioritaskan meskipun belum selesai melayani orang sebelumnya.
Sementara disiplin non preemptive menggambarkan situasi dimana pelayan akan
menyelesaikan pelayanannya baru kemudian beralih melayani orang yang iprioritaskan.
Sedangkan disiplin first come first serve menggambarkan bahwa orang yang lebih dahulu
datang akan dilayani terlebih dahulu.
Dalam kenyataannya sering dijumpai kombinasi dari kedua jenis disiplin antrian tersebut.
Yaitu prioritas dan first come first serve. Sebagai contoh, para pembeli yang akan
melakukan pembayaran di kasir untuk pembelian kurang dari sepuluh jenis barang
(dengan keranjang) di super market disediakan counter tersendiri.
Karakteristik waktu pelayanan. Waktu yang dibutuhkan untuk melayani bias dikategorikan
sebagai konstan dan acak. Waktu pelayanan konstan, jika waktu yang dibutuhkan untuk
melayani sama untuk setiap pelanggan. Sedangkan waktu pelayanan acak, jika waktu yang
dibutuhkan untuk melayani berbeda-beda untuk setiap pelanggan. Jika waktu pelayanan
acak, diasumsikan mengikuti distribusi eksponensial.
B. PERILAKU BIAYA
Dalam sistem antrian ada dua jenis biaya yang timbul. Yaitu biaya karena orang
mengantri, dan di sisi lain biaya karena menambah fasilitas layanan. Biaya yang terjadi
karena orang mengantri, antara lain berupa waktu yang hilang karena menunggu.
Sementara biaya menambah fasilitas layanan berupa penambahan fasilitas layanan serta
gaji tenaga kerja yang memberi pelayanan. Tujuan dari sistem antrian adalah
meminimalkan biaya total, yaitu biaya karena mengantri dan biaya karena menambah
fasilitas layanan.
Untuk memperdalam pemahaman Anda mengenai materi di atas, silakan anda
mengerjakan latihan berikut ini !
1. Sebutkan tiga komponen yang terdapat dalam sistem antrian?
= rata-rata kecepatan pelayanan (jumlah satuan yang dilayani persatuan waktu bila
pelayan sibuk).
1/
= rata-rata waktu yang dibutuhkan pelayan