BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Mesin perontok padi adalah sebuah mesin sederhana yang berfungsi untuk
merontokkan atau memisahkan bulir-bulir padi dari batangnya. Mesin perontok padi
sangat dibutuhkan oleh para petani di musim panen tiba. Setelah padi mulai
menguning pertanda padi sudah tua dan siap dipanen. Batang-batang padi di sabit dan
dikumpulkan menjadi satu. Untuk memudahkan dalam penggilingan, bulir bulir padi
yang masih menempel dibatang ini harus dirontokan terlebih dahulu sehingga menjadi
gabah. Dahulu untuk merontokan padi para petani memukul-mukulkan batang padi
ada balok kayu ( mirip kayu untuk cuci baju ). Cara ini dilakukan saat teknologi belum
menyentuh ke bidang pertanian, terutama di desa-desa dan daerah terpencil. Cara ini
membutuhkan tenaga yang ekstra karena murni menggunakan tenaga manusia dan
proses nya memakan waktu yang relatif lama. Apalagi bila jumlah padi yang mau
dirontokkan cukup banyak. Seiring berjalanya waktu, cara ini mulai dianggap kurang
efektif dan efisien maka diciptakanlah alat perontok padi secara manual yang lebih
mempermudah petani untuk merontokkan padi.
Dalam tugas besar ini kami membuat perancangan sistem transmisi pada mesin
perontok padi dengan sistem transmisi chain sprocket dan pulley. Karena pentingnya
sistem perencanaan transmisi dalam bidang pemesinan, maka diperlukan suatu
perencanaan yang matang agar diperoleh suatu produk yang unggul dalam hal ini umur
pemakaian panjang (awet) dapat bekerja dengan baik dan dioperasikan dengan mudah,
serta memiliki harga yang tidak terlalu mahal.
2
1.3 Batasan Masalah
Pada sistem transmisi mesin perontok padi ini :
a. Putaran masuk yang digunakan adalah 1400 rpm
b. Putaran keluar yang digunakan adalah 200 rpm
c. Daya yang dibutuhkan 6 HP
3
BAB II
TUNJAUAN PUSTAKA
2.1
Pulley
Pulley dapat digunakan untuk mentransmisikan daya dari poros satu ke poros
yang lain melalui sistem transmisi penggerak berupa flat belt, V-belt atau circular belt.
Perbandingan kecepatan (velocity ratio) pada pulley berbanding terbalik dengan
diameter pulley dan secara matematis ditunjukan dengan pesamaan : D1/D2 =
N2/N1.Ada bermacam-macam pulley, diantaranya adalah :
1.
Open belt drive (penggerak belt terbuka) sabuk jenis ini digunakan dengan poros
sejajar dan putaran dalam satu arah yang sama. Dalam kasus ini, penggerak A
menarik belt dari satu sisi (yakni sisi RQ bawah) dan meneruskan ke sisi lain
(karena tarikan kecil). sabuk sisi bawah (karena tarikan lebih) dimana tight side
sedangkan sabuk sisi atas (karena tarikan kecil) dinamakan slack side.
Crossed atau twist belt drive (penggerak belt silang) seperti ditunjukkan pada
gambar dibawah, sabuk jenis ini digunakan dengan poros sejajar dari perputaran
dalam arah yang berlawanan. Dalam kasus ini, penggerak menarik sabuk dari
sisi satu (yakni sisi RQ) dan meneruskan ke sisi lain (yakni sisi LM) jadi tarikan
pada sabuk RQ akan lebih besar daripada sabuk LM. sabuk RQ (karena tarikan
lebih).dinamakan tight side sedangkan sabuk LM (karena tarikan kecil)
dinamakan slack side
Quarter turn belt drive (penggerak belt belok sebagian) mekanisme transmisi
dapat dilihat dari gambar berikut. Untuk mencegah sabuk agar tidak keluar/lepas
dari puli, maka lebar permukaan puli harus lebih besar atau sama.
Belt with idler pulley (penggerak dengan puli penekan) dinamakan juga jockey
pulley drive, digunakan dengan poros paralel dan ketika open belt drive tidak
dapat digunakan akibat sudut kontak yang kecil pada puli terkecil. Jenis ini
diberikan untuk mendapatkan rasio kecepatan yang tinggi dan ketika tarikan
sabuk yang diperlukan tidak dapat diperoleh dengan cara lain.
5
5.
Stepped or cone pulley drive (penggerak puli kerucut atau bertingkat) digunakan
untuk mengubah kecepatan poros yang digerakkan ketika poros utama (poros
penggerak) berputar dengan kecepatan yang konstan.
Fast and loose pulley drive (penggerak puli longgar atau bertingkat) digunakan
ketika poros mesin (poros yang digerakkan) dimiliki atau diakhiri kapan saja
diinginkan tanpa mengganggu poros penggerak. Puli yang dikunci ke poros
mesin dinamakan fast pulley dan berputar pada kecepatan yang sama seperti
poros mesin. Loose pulley berputar secara bebas pada poros mesin dan tidak
mampu mentransmisikan daya sedikitpun. Ketika poros mesin dihentikan, sabuk
ditekan ke loose pulley oleh perlengkapan batang luncur (sliding bar)
Perbandingan kecepatan n2
n 2 d1
n1 d 2
Dimana :
n1 = putaran puli penggerak (rpm)
n2 = putaran puli yang digerakkan (rpm)
d1 = diameter puli penggerak (m)
d2 = diameter puli yang digerakkan (m)
2.
Sudut kontak
Sudut kontak pada puli yang berukuran lebih kecil
Open belt drive :
180 0 2
sin
r1 r2
x
180 0 2
sin
r1 r2
x
7
Dimana :
V = 1000
Dimana :
V = kecepatan tangensial puli (m/s)
D = diameter puli (mm)
n = putaran puli (rpm)
4.
Dimana :
D2 = diameter puli 2
D1 = diameter puli 1
C = jarak antar puli
2.2
Belt (Sabuk)
Sabuk digunakan untuk mentransmisikan daya dari satu poros ke poros lain
dengan bantuan puli yang berotasi pada putaran sama maupun pada putaran yang
berbeda. Jumlah daya yang ditransmisikan bergantung pada beberapa faktor:
1.
Kecepatan sabuk
2.
3.
4.
1.
2.
Tidak berisik.
3.
4.
8
5.
6.
7.
8.
1.
2.
1.
Light drives, digunakan untuk mentransmisikan daya yang kecil pada kecepatan
sabuk sampai 10 m/s seperti pada mesin pertanian dan peralatan mesin kecil
2.
Medium drives, digunakan untuk mentransmisikan daya yang tidak terlalu besar
atau terlalu kecil pada kecepatan sabuk lebih dari 10 m/s tapi sampai 22 m/s
seperti pada peralatan mesin
3.
1.
Flat belt, dimana daya yang sedang ditransmisikan oleh sabuk ini, dengan jarak
antara titik tengah puli tidak lebih dari 8 meter.
2.
V-belt, dimana sejumlah besar daya ditransmisikan dari satu puli ke puli yang
lain ketika jarak antara titik pusat puli sangat dekat.
3.
Circular belt or rope, dimana sejumlah besar daya ditransmisikan dengan jarak
antar titik pusat puli lebih dari 8 meter.
9
Tipe-tipe sabuk belt yang sering digunakan dalam dunia industri :
Belt kulit
Material paling penting untuk sabuk adalah kulit. Belt kulit paling bagus
dibuat dari 1,2 sampai 1,5 yang dipotong dari kedua sisi tulang belakang kelas
atas
10
b.
c.
Belt karet
Belt karet dibuat dari lapisan-lapisan fabrikasi dicampur dengan komposisi
karet dan mempunyai lapisan tipis dari karet permukaan. Belt ini sangat fleksibel
tapi mudah rusak jika kontak dengan oli panas.
d.
Belt balata
Belt balata mirip dengan belt karet.belt balata tahan asam dan tahan air dan
tidak dipengaruhi oleh minyak hewan atau alkali. Suhu balata belt tidak boleh
lebih dari 40C Karena pada suhu tersebut balata mulai melunak dan menjadi
lengket. Kekuatan belt balata 25% lebih kuat dari belt karet.
11
.d .n
1000
Dimana :
V = kecepatan sabuk linier (m/s)
d = diameter puli (m)
n = putaran (rpm)
2. Panjang sabuk
d d2
(d1 d 2 ) 2 x 1
2
4x
Dimana :
L = panjang sabuk (m)
d1= diameter puli penggerak(m)
d2= diameter puli yang digerakkan (m)
x = jarak antar poros (m)
12
2.3
satu poros ke poros yang lainnya, ketika jarak antara pusat poros dekat.
Kelebihan dari transmisi jenis gir dan rantai adalah:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
1.
2.
3.
4.
5.
1.
Pitch of the chain : Merupakan jarak antara pusat engsel penghubung dan pusat
engsel yang sesuai dari penghubung terdekat.
Pitch circle diameter of the chain sprocket : Merupakan diameter lingkaran pada
pusat engsel dari chain lie ketika rantai mengikat sekeliling gir. Poin A, B, C, D
adalah pusat engsel dari rantai dan lingkaran yang tergambar melewati pusat ini
dinamakan lingkaran pitch dan diameternya dinamakan diameter lingkaran pitch
13
Klasifikasi rantai:
1.
Block chain
14
b.
Shaft (Poros)
Poros adalah elemen mesin berputar yang digunakan untuk mentransmisikan
daya dari satu tempat ke tempat lain. Daya yang dikirimkan ke poros dengan gaya
tangensial dan jumlah torsi (atau momen puntir).
Material yang digunakan untuk pembuatan poros diharuskan:
1.
2.
3.
4.
5.
mentransmisikan daya antara sumber dan mesin penyerap daya, contohnya poros yang
membawa roda gigi maupun puli dan Machine Shaft poros yang merupakan bagian
integral dari mesin itu sendiri, contohnya adalah crankshaft
15
Kekuatan Poros
Poros transmisi dapat mengalami beban puntir atau lentur atau gabungan
antara puntir dan lentur. Dan ada juga poros yang mendapatkan beban tarik atau
tekan sehingga poros yang direncanakan harus kuat atau menahan beban-beban
tersebut.
Kekakuan Poros
Meskipun sebuah poros mempunyai kekuatan yang cukup tetapi jika
lenturan atau defleksi puntirnya terlalu besar akan mengakibatkan ketidaktelitian
atau getaran dan suara.
Putaran Kritis
Bila putaran suatu mesin dinaikkan maka pada suatu harga putaran tertentu
dapat terjadi getaran yang luar biasa besarnya, putaran ini disebut putaran kritis.
Poros harus direncanakan sedemikian rupa sehingga putaran kerjanya lebih
rendah dari putaran kritis.
Korosi
Bahan-bahan tahan korosi harus dipilih untuk proses propeller dan pompa
bila terjadi kontak dengan fluida yang korosif.
Bahan Poros
Bahan yang digunakan harus memiliki sifat sebagai berikut :
Memiliki kekuatan tinggi
Memiliki machinability yang baik
Memiliki faktor sensitifitas rendah
16
Memiliki sifat perlakuan panas yang baik
Memiliki sifat tahan aus yang tinggi.
17
c. Alur Cincin Penahan
Cincin penahan digunakan dalam berbagai jenis usaha penempatan
dalam aplikasi poros. Cincin dipasang dalam alur poros setelah elemen mapan
pada tempatnya. Geometri alur ditentukan oleh pabrikan cincin. Biasanya
konfigurasinya adalah alur dangkal dengan sisi-sisi dinding dan dasar yang
lurus dan jari-jari filet yang kecil pada dasar dipasang berdekatan. Jadi, faktor
konsentrasi tegangan pada alur adalah cukup tinggi. Sebagai perancangan
awal, kita akan menggunakan Kt = 3,0 untuk tegangan lengkung pada alur
cincin penahan dengan menganggap jari-jari filet agak tajam.
2.5
Bearing (Bantalan)
Bantalan merupakan salah satu bagian dari elemen mesin yang memegang
peranan cukup penting karena fungsi dari bantalan yaitu untuk menumpu sebuah poros
agar poros dapat berputar tanpa mengalami gesekan yang berlebihan.
Bantalan luncur
Pada bantalan ini terjadi gesekan luncur antara poros dan bantalan karena
permukaan poros ditumpu oleh permukaan bantalan dengan perantaraan
lapisan pelumas.
18
Bantalan gelinding
Pada bantalan ini terjadi gesekan gelinding antara bagian yang berputar dengan
yang diam melalui elemen gelinding seperti bola, rol, dan rol bulat.
Bantalan radial
Arah beban yang ditumpu bantalan ini adalah tegak lurus sumbu.
Bantalan aksial
Arah beban bantalan ini sejajar dengan sumbu poros.
1.
19
ditahan. Beban dorong akan diterapkan ke satu sisi alur dalam dengan bahu pada
poros. Beban akan melintasi sisi dari alur, melalui bola, ke sisi yang berlawanan
tersebut yang outer race, dan kemudian ke housing.
20
Needle bearings
Needle bearings sebenarnya adalah roller bearing, namun memiliki
diameter roller yang lebih kecil. Tapi, dengan ukuran yang lebih kecil, bantalan
ini mampu membawa beban yang lebih besar daripada tipe roller bearing yang
lain.
21
22
Thrust bearing
Sebagian besar bantalan dorong dapat menerima sedikit atau tidak bisa
menerima beban radial. Kemudian desain dan pemilihan bantalan tersebut
tergantung pada besarnya beban dorong dan desain.
Mounted bearing
Dalam banyak jenis mesin berat dan mesin-mesin khusus yang diproduksi
dalam jumlah kecil, dipilih mounted bearing daripada unmount bearing. Bantalan
yang terpasang menyediakan cara untuk melampirkan unit bantalan langsung ke
23
frame mesin dengan baut daripada memasukkan ke suatu lekukan mesin di
rumah seperti yang diperlukan dalam unmount bearing.
24
a.
25
Dalam kode bearing (bantalan) = 6203ZZ seperti contoh di atas, kode
pertama adalah angka 6 yang menyatakan bahwa tipe bearing tersebut adalah
Single-Row Deep Groove Ball Bearing ( bantalan peluru beralur satu larik).
Untuk kode R8-2RS, maka kode pertama (R) yang menandakan bahwa
bantalan tersebut merupakan bantalan berkode satuan inchi.
b.
0 = Extra light
2 = Light
3 = Medium
4 = Heavy
Jika kode pertama adalah huruf, maka bantalan tersebut adalah bearing
inchi seperti contoh (R8-2RS ) maka kode kedua ( angka 8 ) menyatakan besar
diameter dalam bantalan di bagi 1/16 inchi atau = 8/16 inchi.
c.
bore bearing dikalikan dengan angka 5 misal 04 maka diameter bore bearing =
20 mm
d.
26
2. ZZ Double shielded ( bearing ditutupi plat ganda )
3. RS Single sealed ( bearing ditutupi seal karet)
4. 2RS Double sealed ( bearing ditutupi seal karet ganda )
5. V Single non-contact seal
6. VV Double non-contact seal
7. DDU Double contact seals
8. NR Snap ring and groove
9. M Brass cage
2.6
Key (Pasak)
Pasak adalah bagian dari elemen mesin yang digunakan menahan elemen
mesin lainnya agar terjaga putaran relatif antara poros dengan elemen mesin lainnya.
Karena distribusi tegangan secara aktual untuk menyambung pasak ini tidak
dapat diketahui secara lengkap maka dalam perhitungan tegangan disarankan
menggunakan faktor keamanan sebagai beruikut :
a. Pasak benam
Merupakan pasak memanjang yang paling banyak digunakan . Pasak ini
dipasang pada konstruksi roda yang dapat digesekkan pada poros alur pasak ini
dibuat sejajar dengan kelonggaran 0,2-0,4 mm.
27
b. Pasak belah
Pasak belah mudah dibuat, tetapi membuat poros lebih lemah. Dengan pasak
ini torsi yang diteruskan kecil
28
Gaya (F)
=
Dimana :
=
Tegangan Geser
=
Dimana :
A= Lw
29
Tegangan Komposisi
=
...
2
Faktor Keamanan
2.7
Lubricant (Pelumas)
Lubricant atau pelumas digunakan dalam bantalan untuk mengurangi gesekan
antara dua permukaan yang diberi gaya untuk membawa pergi panas yang dihasilkan
oleh gesekan. Hal ini juga melindungi bantalan terhadap korosi.
Semua pelumas diklasifikasikan ke dalam tiga kelompok berikut:
1.
Liquid
Cairan pelumas yang biasa digunakan dalam bantalan adalah minyak
mineral dan minyak sintetis. Minyak mineral paling sering digunakan karena
murah dan stabilitas mereka. Pelumas cair biasanya paling banyak digunakan di
mana mereka dapat bertahan lama.
2.
Semi-liquid
Grease adalah pelumas semi-cair yang memiliki kekentalan yang lebih
tinggi daripada minyak. Pada pelumas jenis ini digunakan pada komponen yang
meiliki karakteristik kecepatan lambat dan memiliki tekanan berat di mana tetes
minyak dari bantalan tidak merembet keluar.
3.
Solid
Pelumas jenis solid berguna dalam mengurangi gesekan di mana minyak
tidak dapat dipertahankan karena tekanan atau suhu. Pada pelumas jenis ini harus
lebih lembut dari bahan yang dilumasi. Sebuah grafit adalah yang paling umum
dari pelumas padat baik sendiri atau dicampur dengan minyak atau lemak.
Pelumas memiliki sifat yang harus diperhatikan yaitu viskositas atau
kekentalan. Viskositas adalah ukuran tingkat fluiditas cairan dan properti fisik
yang berdasarkan pada minyak yang mampu membentuk , mempertahankan dan
menawarkan ketahanan terhadap geser buffer di bawah panas dan tekanan .
Semakin besar panas dan tekanan , viskositas yang lebih diperlukan pelumas
untuk mencegah penipisan dan memeras keluar adalah besar.
30
BAB III
METODE PERANCANGAN
3.1 Metode Perancangan
Pada perencanaan komponen mesin, tidak ada aturan yang pasti dalam
perencanaannya. Sering timbul masalah dalam perencanaan yang biasanya terjadi
karena berbagai sebab, tetapi prosedur utama dalam pemecahan masalah perencanaan
tersebut dapat diatasi dengan cara sebagai berikut :
1. Recognition of Need (Kebutuhan) :
Menganalisa apa yang dibutuhkan dalam perencanaan.
2. Analysis of Forces (Analisa Gaya) :
Menemukan gaya pada bagian yang dirancang.
3. Material Selection (Pemilihan Material) :
Dari gaya yang sudah ditemukan akan dapat menentukan material.
4. Design of Element (Desain Komponen) :
Menentukan ukuran dari tiap elemen berdasarkan gaya yang bekerja dan tegangan
ijin dari material yang digunakan.
5. Modification (Modifikasi) :
Mengubah ukuran sesuai dengan standar yang ada.
6. Detail of Drawing (Gambar Mesin) :
Menampilkan susunan tiap elemen secara detail dalam bentuk gambar.
7. Production (Produksi) :
Komponen sesuai dengan gambar kemudian di produksi di bengkel.
31
Mulai
kebutuhan
analisa gaya
pemilihan
material
desain
komponen
modifikasi
gambar mesin
produksi
selesai
Gambar 3.1 Diagram Alir Perancangan Mesin
Sumber : Dokumentasi Pribadi
3.2 Spesifikasi Transmisi
Mesin perontok padi didesain memiliki spesifikasi sebagai berikut :
gigi dan pulley. Dua transmisi ini dipilih karena untuk mendapat torsi dan daya serta
kecepatan yang cocok untuk menggerakkan mesin.
32
3
7
Motor
Pulley
Belt
Sprocket
Pasak
Bearing
Mesin Perontok Padi
33
3.3
Langkah-Langkah Perancangan
a) Perancangan transmisi
Mulai
Perancangan pulley
dan Belt (1 dan 2)
(1 dan 2)
Perancangan Chain dan Sprocket
(1 dan 2)
Perancangan Poros
(1, 2, dan 3)
Perancangan bearing
(A, B, C, D, E,dan F)
Perancangan pasak
(1,2, dan 3)
Selesai
34
b.Perancangan pulley
Mulai
P, n2, n1 ,Sf
Menghitung Desain
Power
Memilih Tipe Sabuk
Memilih panjang sabuk standar dan menghitung jarak pusat puli aktual
Menghitung sudut kontak sabuk , factor koreksi , corrected power dan jumlah
sabuk
Spesifikasi dan desain
pulley
Selesai
Gambar 3.4 Diagram alir perancangan pulley
Sumber : Dokumentasi Pribadi
TUGAS BESAR ELEMEN MESIN
SEMESTER GENAP 2015/2016
35
c. Perancangan Chain Sprocket
Mulai
P, Sf, Ns1, Ns2
Menghitung Rasio
Putaran
Menentukan N2
Menghitung Output
putaran aktual
Menghitung Diameter
Sprocket 1 dan sprocket 2
Spesifikasi
dan desain
roda gigi
Selesai
Gambar 3.5 Diagram alir perancangan Chain Sprocket
Sumber : Dokumentasi Pribadi
36
d. Perancangan Poros
Mulai
D, P, N poros,
Gambar diagram
benda bebas
Menentukan reaksi
tumpuan
Menentukan nilai
momen bending
Menentukan nilai
momen putar
Menentukan
material poros
Menentukan diameter
minimal poros
Desain dan
spesifikasi poros
Selesai
Gambar 3.6 Diagram alir perancangan poros
Sumber : Dokumentasi Pribadi
37
e. Perencanaan bearing
Mulai
F, n, T, umur,
V, d
Menentukan nilai
umur putaran
Menentukan nilai
beban
Menentukan nilai
beban dinamis
Menentukan jenis
bantalan
Desain dan spesifikasi
bantalan
Selesai
Gambar 3.7 Diagram alir perancangan bearing
Sumber : Dokumentasi Pribadi
38
f. Perencanaan pasak
Mulai
D poros, T
poros, N
Menentukan lebar
dan tinggi pasak
Menentukan Material
Tentukan panjang pasak
Desain dan
spesifikasi pasak
Selesai
Gambar 3.8 Diagram alir perancangan pasak
Sumber : Dokumentasi Pribadi
39
BAB IV
PERHITUNGAN
4.1 Perhitungan dan Desain Mesin Perontok Padi
4.1.1 Perhitungan Pulley dan Belt
1. Data yang sudah diketahui
Daya motor listrik (Pmotor)
: 6 hp
: 1400 rpm
vb
D1 n1 ft
12
12vb
D1
n1
min
12 2500
3,14 1400
D1 6,82in
D1
Kecepatan belt biasanya berkisar antara 2500-6500 ft/min. Pada rancangan ini
dipilih kecepatan belt (vb = 2500 ft/min).
40
6. Memilih ukuran pulley dan menghitung ukuran output sheave yang diinginkan.
Berdasarkan gambar 4.2 (Terlampir)
D1 Standart
D2 Perkiraan
D2 Standart
(D1.rasio)
Putaran Aktual
(n2=(n1.D1)/D2)
6,85
10,69
10,55
909,005
6,45
10,06
10,55
855,92
5,95
9,28
10,55
789,57
5,55
8,66
10,55
736,49
D1 (Standart)
D2 (Perkiraan)
D2 (Standart)
= 10,55 in
Putaran aktual
= 909,005 rpm
(D 2 - D1 ) 2
L = 2C + 1,57(D 2 + D1 ) +
4C
(10,55 - 6,85)
L = 2.25 + 1,57(10,55 + 6,85) +
4.25
L = 77,4549 in
10. Memilih panjang sabuk standar dan menghitung jarak pusat pulley aktual
Memilih panjang sabuk
Dengan menggunakan tabel 4.2 (terlampir) maka dipilih panjang sabuk
standar yang mendekati dengan panjang sabuk yang dibutuhkan, yaitu 75 inchi
TUGAS BESAR ELEMEN MESIN
SEMESTER GENAP 2015/2016
41
Menghitung jarak antar pusat pulley aktual
B = 4L-6,28 (D2-D1)
= 4 (75) 6,28 (10,55-6,85)
= 276,764
D2 D1
)
2C
10,55 6,85
180 o 2 sin 1 (
)
2(34,55)
180 o 2 sin 1 (
173,86 o
12. Menentukan factor koreksi
Menurut gambar 4.4 (Terlampir), untuk = 173,86o maka C = 0,98 dan
berdasarkan gambar 4.5 (Terlampir) untuk L = 75 in, maka nilai. CL=1,03
13. Menghitung corrected power setiap sabuk dan jumlah sabuk yang dibutuhkan :
Corrected Power = C .CL . P = 0,98 . 1,03 . 6 = 6,0564
Jumlah sabuk = Pd/corrected power = 7,8/6,0564 = 1,288 = 1 sabuk
1.
Ns1
= 909,005 rpm
Ns2
= 200 rpm
= 6 Hp
Sf
= 1,3
Daya rancangan
P x sf = 6 x 1,3 = 7,8 hp
42
2.
Rasio Putaran
Vr = 909,005/200 = 4,55
3.
Pada tabel 2 (terlampir). Jumlah gigi sprocket = 20, jarak bagi P = 0,5 in
4.
N2 = 4,55 x 20 = 91 gigi
5.
6.
7.
Diameter Sprocket
D1
P
0,5in
3,2in
o
sin(180 / N 1 ) sin(180 o / 20)
D2
P
0,5in
14,5in
o
sin(180 / N 2 ) sin(180 o / 91)
Menentukan jarak sumbu poros minimal. Kita ambil rentang nilai tengah yang
dianjurkan, 40 pitches
8.
2
4 2 C
91 20 (91 20) 2
L 2(40)
2
4 2 40
L 80 55,5 3,2
L 2(C )
L 138,7 pitches
9.
C L 2
L 2
4
2
2
4 2
1
91 20
91 20
8(91 20) 2
C 138,7
138,7
4
2
2
4 2
C 50,325 pitches
2
C 25,2in
1 180 o 2 sin 1 D2 D1 / 2C
43
- Larger Sprocket
2 180 o 2 sin 1 D2 D1 / 2C
63000 .P 63000.6
270lb.in
n
1400
44
=
270
6,85
2
= 78,8
I
RHy
RJy
4 in
4 in
RHz .8 118,2.4 0
R Hz 59,1lb
F 0
R Hz 118,2 R Jz 0
59,1 118,2 R Jz 0
R Jz 59,1lb
45
59,1 lb
I
A
59,1 lb
236,4 lb.in
Gambar 4.3 (A) Diagram Bidang Geser Poros 1, (B) Diagram Bidang Momen Poros 1
Sumber: Dokumen Pribadi
S n ' S n xC s xC t
S n ' 30000 x0,90 x0,81
S n ' 21870 psi
46
32.N
Db
.
K t .M
S`
n
3T
.
4 S y
1
3
3,14 21870
4 71000
Db 0,77in
2. Perhitungan Poros 2
Pulley 2
Pinion 1
47
63000 .P 63000.6
415,8lb.in
n
909,005
2
415,8
=
10,55
2
=
= 78,8
2
415,8
=
3,2
2
=
= 259,9
259,9 lb
118,2 lb
RDy
RGy
4 in
6 in
4 in
48
Dy
RDy 158,69lb
F 0
RDy 118,2 259,9 RGy 0
158,69 118,2 259,9 RGy 0
RGy 300,39lb
300,39 lb
1963,95 lb.in
161,96 lb.in
D
Gambar 4.6 (A) Diagram Bidang Geser Poros 2, (B) Diagram Bidang Momen Poros 2
Sumber: Dokumen Pribadi
49
Terlihat pada grafik Endurance Strength Sn versus Tensile Strength for
Wrought Steel for Various Surface Condition (Terlampir), nilai Sn = 30
ksi.
S n ' S n .C s .C t
S n ' 30000 .0,90.0,81
S n ' 21870 psi
32.N
Db
.
K t .M
S`
n
3T
.
4 S y
3,14 21870
4 71000
Db 1,54in
3. Perhitungan Poros 3
Sprocket 2
Beban Perontok padi
2 in
4 in
2 in
50
Dsprocket 2 = 14,5 in
P = 6 hp
Beban perontok padi direncanakan : 30 lb
Putaran poros = 199,78 rpm
63000 .P 63000.6
1892 ,1lb.in
n
199,78
2
1892,1
=
14,5
2
=
= 261
Fpenggiling = 30 lb
= 261 lb
RA
RB
51
203,2 lb
87,8 lb
X
30 lb
57,8 lb
642,4 lb.in
115,6 lb.in
Fc
Fp
52
Menghitung Endurance Strength terkoreksi (Sn)
S n ' S n .C s .C t
S n ' 30000 .0,90.0,81
S n ' 21870 psi
32.N
Db
.
K t .M
`
S
n
3T
.
4 S y
3,14 21870
4 71000
Db 1,09in
60
)
C Pd ( Ld / 10 6 ) K
C 59,15,04 10 8 / 10 6 3 470,32lb
1
53
3. Pilih tipe bantalan
Berdasarkan nilai C dan diameter dari poros, berdasarkan tabel Data pemilihan
bantalan untuk single-row-deep-groove, onrad-type ball bearing (Terlampir)
maka dipilih bantalan series 6200 dengan nomor bantalan 6200.
Poros 2
1. Tentukan nilai L10 (umur desain)
Dipilih L10 = 6000 h, dari tabel Recommended Design Life For Bearings
(Terlampir), K = 3 (perencanaan bantalan bola).
2. Hitung Ld dan basic dynamic load rating (C)
= ()()(
60
)
C Pd ( Ld / 10 6 ) K
C 300,393,3 10 8 / 10 6 3 2075,82lb
1
Poros 3
1. Tentukan nilai L10 (umur desain)
Dipilih L10 = 6000 h, dari tabel Recommended Design Life For Bearings
(Terlampir), K = 3 (perencanaan bantalan bola).
2. Hitung Ld dan basic dynamic load rating (C)
= ()()(
60
)
1
K
C 203,2 7,2 10 7 / 10 6
1
3
845,4lb
54
3. Pilih tipe bantalan
Berdasarkan nilai C dan diameter dari poros, berdasarkan tabel Data pemilihan
bantalan untuk single-row-deep-groove, onrad-type ball bearing (Terlampir)
maka dipilih bantalan series 6200 dengan nomor bantalan 6200.
=2
4TN
4.270 .2
0.32in
DWS y 0,69.0,1875 .51000
Poros 2
Dporos = 0,82 in
Tporos = 415,8 lb.in
N
=2
55
1. Menentukan dimensi standar pasak
Terlihat dari tabel Ukuran pasak versus diameter poros (Terlampir).
Didapatkan nilai W = 1/4 dan H = 1/4 ( Pasak Square ) , H = 3/16 ( Pasak
Rectangular ), N = 2 (perencanaan elemen mesin yang menerima beban dinamis
(2-2,5 diambil 2)).
2. Tentukan material pasak
Dengan melihat tabel Design Properties of Carbon and Alloy Steel (Terlampir),
pada desain ini dipilih material berupa : AISI 1020 Cold-Drawn Steel dengan Sy
= 51000 psi.
3. Tentukan panjang pasak
4TN
4.415,8.2
0,32in
DWS y 0,82.0,25.51000
Poros 3
Dporos = 1,09 in
Tporos = 1892,1 lb.in
N
=2
4TN
4.1892 ,1.2
0.88in
DWS y 1,09.0,3125 .51000
56
Panjang pasak untuk sproket = 1.0 in
4.5.2 Desain Key / Pasak
(Terlampir)
57
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Pada rancangan ini menggunakan daya motor sebesar 6 HP dan kecepatan
putaran motor sebesar 1400 rpm dan direncanakan putaran perontok 200 rpm dengan
2 sistem transmisi yaitu belt pulley dan chain sprocket, sehingga didapatkan data
sebagai berikut :
1.
2.
: 1400 rpm
: 900 rpm
: 909,005 rpm
- Desain power
: 7,8 HP
- Jenis belt
:3V
: 1,56
- Rated power
: 7,08 HP
: 25 in
- Panjang belt
: 77,4549 in
: 34,55
: 173,86
- Jumlah belt
: 1 belt
- Corrected power
: 6,0564
: 909,005 rpm
: 200 rpm
: 199,78 rpm
- Daya Rancangan
: 7,8 HP
- Rasio putaran
: 4,55
- Jumlah gigi
- Output putaran
199,78
: 138,7 pitches
58
- Jarak pusat
: 25,2 in
a.
b.
c.
Small sprocket
: 154o
Large sprocket
: 206o
Poros I
- Putaran pada poros
: 1400 rpm
: 270 lb.in
: 118,2 lb
- Material poros
: 21870 psi
- Diameter poros
: 0,77 in
Poros II
- Putaran pada poros
: 909,005 rpm
: 415,8 lb.in
: 118,2 lb
: 259,9 lb
- Material poros
: 21870 psi
- Diameter poros
: 1,54 in
Poros III
- Putaran pada poros
: 199,78 rpm
: 1892,1 lb.in
: 261 lb
- Material poros
: 21870 psi
- Diameter poros
: 1,09 in
59
3.
: 9/16 in
- Lebar
: 3/16 in
- Tinggi
: 3/16 in
- Bahan pasak
: 7/8 in
- Lebar
: 1/4 in
- Tinggi
: 1/4 in
- Bahan pasak
4.
- Diameter nominal
: 5/4 in
- Lebar
: 5/16 in
- Tinggi
: 5/16 in
- Bahan pasak
: 6200
- Diameter lubang
: 0,3937 in
- Diameter luar
: 1,1811 in
- Tebal bantalan
: 0,3543 in
: 59,1 lb
: 470,32 lb
: 6204
- Diameter lubang
: 0,7874 in
60
- Diameter luar
: 1,85 in
- Tebal bantalan
: 0,5512 in
: 300,39 lb
: 2057,82 lb
: 6200
- Diameter lubang
: 0,3917 in
- Diameter luar
: 1,1811 in
- Tebal bantalan
: 0,3543 in
: 203,2 lb
: 845,4 lb
5.2 Saran
1. Ketika awal tugas besar sebaiknya asisten memberikan arahan yang jelas kepada
praktikan untuk mengerjakan.
2. Waktu yang diberikan untuk mengerjakan ditambah lagi.
3. Praktikan lebih aktif untuk bertanya ketika asistensi atau ketika maju personal.