Askep Nanda Nic Nockejng DMM
Askep Nanda Nic Nockejng DMM
Konsep Dasar
1.
Pengertian
Kejang demam sering juga disebut kejang demam tonikklonik, sangat sering dijumpai pada anak-anak usia di
bawah 5 tahun. Kejang ini disebabkan oleh adanya suatu
awitan hypertermia yang timbul mendadak pada infeksi
bakteri atau virus. (Sylvia A. Price, Latraine M. Wikson,
1995).
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan kejang demam
adalah bangkitan kejang yang terjadi karena peningkatan
suhu tubuh yaitu 38o C yang sering di jumpai pada usia
anak dibawah lima tahun.
2.
Etiologi
2001).
3.
Patofisiologi
4.
Manifestasi Klinis
b.
Serangan kejang biasanya berlangsung singkat
(kurang dari 15 menit)
c.
Tonik Klonik
d.
Umumnya kejang berhenti sendiri, anak akan
terbangun dan sadar kembali tanpa adanya kelainan
saraf
5.
KLASIFIKASI
Kejang kompleks :
Komplikasi
Pneumonia aspirasi
b.
Asfiksia
c.
Retardasi mental
7.
a.
Penatalaksanaan / Pengobatan
Primary Survey :
dosis <
> 10 kg = 10 mg
Bila kejang tidak berhenti
Dapat diulangi dengan cara/dosis yang sama
Kejang Berhenti
Berikan dosis awal Fenobarbital
Neonatus = 10 mg IM
1 bln - 1 thn = 50 mg IM
> 1 thn = 50 mg IM
Pengobatan Rumat
4 Jam kemudian
Hari I+II = fenobaritol 8-10 mg/kg
dibagi dlm 2 dosis
Hari berikutnya = fenobaritol 4-5 mg/kg
dibagi dlm 2 dosis
Bia diazepam tidak tersedia langsung memakai
fenobarbital dengan dosis awal selanjutnya diteruskan
dengan dosis rumat.
memberikan cairan yang cukup bila kejang
berlangsung cukup lama (> 10 menit) dengan IV : D5
1/4, D5 1/5, RL.
II.
Asuhan Keperawatan
A.
Pengkajian
Riwayat Kesehatan :
a.
Saat terjadinya demam : keluhan sakit kepala,
sering menangis, muntah atau diare, nyeri batuk, sulit
mengeluarkan dahak, sulit makan, tidak tidur nyenyak.
Tanyakan intake atau output cairan, suhu tubuh
meningkat, obat yang dikonsumsi
b.
Adanya riwayat kejang demam pada pasien dan
keluarga
c.
Adanya riwayat infeksi seperti saluran pernafasan
atis, OMA, pneumonia, gastroenteriks, Faringiks,
brontrope, umoria, morbilivarisela dan campak.
d.
2.
Pengkajian fisik
a.
Tanda-tanda vital
b.
Status hidrasi
c.
d.
Adanya peningkatan : suhu tubuh, nadi, dan
pernafasan, kulit teraba hangat
e.
Ditemukan adanya anoreksia, mual, muntah dan
penurunan berat badan
f.
g.
Adanya kejang
a.
b.
Adanya kekerasan penggunaan obat obatan
seperti obat penurun panas
c.
Akibat hospitalisasi
d.
e.
4.
Pengetahuan keluarga
a.
b.
Keluarga kurang mengetahui tanda dan gejala
kejang demam
c.
Ketidakmampuan keluarga dalam mengontrol suhu
tubuh
d.
5.
a.
Fungsi lumbal
b.
Laboratorium : pemeriksaan darah rutin, kultur urin
dan kultur darah
c.
Diagnosa Keperawatan
Menurut Doengoes, dkk (1999 : 876), Angram (1999 : 629
630), carpenito (2000 : 132) dan Krisanty P., dkk (2008 :
224) diagnosa yang mungkin muncul pada pasien dengan
kejang demam :
1.
2.
3.
Hipertermia bd efek langsung dari sirkulasi
endotoksin pada hipotalamus
4.
Perfusi jaringan cerebral tidak efektif bd reduksi
aliran darah ke otak
5.
Kurang pengetahuan orang tua tentang kondisi,
prognosis, penatalaksanaan dan kebutuhan pengobatan
bd kurangnya informasi
Intervensi Keperawatan
1.
DX 1
kejang
b.
c.
d.
e.
Penggunaan sumber daya masyarakat untuk
pengendalian resiko
Indkator skala :
1
= tidak adekuat
= sedikit adekuat
= kadang-kadang adekuat
= adekuat
= sangat adekuat
b.
c.
Fontanel rata
d.
e.
3.
DX 3 : Hipertermi b.d efek langsung dari sirkulasi
endotoksin pada hipotalamus
Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan suhu
dalam rentang norma
NOC : Themoregulation
a.
b.
c.
Tidak ada perubahan warna kulit dan tidak warna
kulit dan tidak pusing
Indicator skala
1 : ekstrem
2 : berat
3 : sedang
4 : ringan
5 : tidak ada gangguan
NIC : Temperatur regulation
a.
b.
c.
d.
e.
4.
DX 4 : Perfusi jaringan cerebral tidakefektif
berhubungan dengan reduksi aliran darah ke otak
Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama
proses keperawatan diharapkan suplai darah ke otak
dapat kembali normal , dengan kriteria hasil :
TD sistolik dbn
b.
TD diastole dbn
c.
d.
e.
Indicator skala :
1
= Ekstrem
= Berat
= Sedang
= Ringan
= tidak terganggu
b.
c.
d.
e.
monitor TD pada saat klien berbarning, duduk,
berdiri
NIC II : status neurologia
a.
b.
c.
d.
monitor GCS
5.
DX 4 : Kurang pengetahuan orang tua tentang
kondisi, prognosis, penatalaksanaan dan kebutuhan
pengobatan b.d kurang informasi
Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan keluarga
mengerti tentang kondisi pasien
NOC : knowledge ; diease proses
a.
Keluarga menyatakan pemahaman tentang
penyakit kondisi prognosis dan program pengobatan
b.
Keluarga mampu melaksanakan prosedur yang
dijelaskan secara benar
c.
Keluarga mampu menjelaskan kembali apa yang
dijelaskan perawat/ tim kesehatan lainya
Indicator skala :
1.
2.
Jarang dilakukan
3.
Kadang dilakukan
4.
Sering dilakukan
5.
Selalu dilakukan
a.
Berikan penilaian tentang penyakit pengetahuan
pasien tentang proses penyakit yang spesifik
b.
Jelaskan patofisiologi dari penyakit dan bagaimana
hal ini berhubungan dengan anatomi fisiologi dengan
cara yang tepat
c.
Gambarkan tanda dan gejala yang biasa muncul
pada penyakit, dengan cara yang tepat
d.
Identifikasikan kemungkinan dengan cara yang
tepat
Evaluasi
Merupakan fase akhir dari proses keperawatan adalah
evaluasi terhadap asuhan keperawatan yang diberikan
(Gaffar, 1997). Evaluasi asuhan keperawatan adalah
tahap akhir proses keperawatan yang bertujuan untuk
menilai hasil akhir dari keseluruhan tindakan
keperawatan yang dilakukan.
Hasil akhir yang diinginkan dari perawatan pasien Kejang
Demam meliputi pola pernafasan kembali efektif, suhu
tubuh kembali normal, anak menunjukkan rasa
nymannya secara verbal maupun non verbal, kebutuhan
cairan terpenuhi seimbang, tidak terjadi injury selama
4)
Kegagalan mengimplementasikan rencana asuhan
keperawatan tahap empat.
5)
Kegagalan mengevaluasi kemajuan klien pada
tahap ke lima.
DAFTAR PUSTAKA