Anda di halaman 1dari 26

Sistem Kardiovaskular dan Mekanisme Kerja Jantung

Fransiska
102013369
B6
Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana, Jakarta
Jln. Arjuna Utara No. 6 Jakarta 11510. Telephone : (021) 5694-2061, fax : (021) 563-1731
Email: siska_lyd@yahoo.co.id

Abstrak
Jantung adalah organ terpenting di dalam tubuh . Jantung memompa darah ke paru-paru
dan ke seluruh jaringan tubuh dengan kontraksi yang sangat teratur dan berurutan. Jantung
mendapatkan darah dari arteriae coronaria dextra dan sinistra, yang berasal dari aorta ascendens
tepat di atas valva aortae. Terkadang ada beberapa gangguan pada sistem kardiovaskular maupun
mekanisme kerja jantung sehingga jantung tidak memompa secara sempurna dan mengakibatkan
terjadinya penyempitan pembuluh darah. Penyempitan pembuluh darah sebenarnya normal
terjadi pada semua orang seiring dengan bertambahnya usia, hanya saja bagaimana kecepatan
penyempitan tersebut berbeda-beda.
Kata kunci: sistem kardiovaskular
Abstract
The heart is the most important organ in the body. The heart pumps blood to the lungs to
all body tissues and the contractions were very regular and sequential. Heart get blood from
coronary artery and the left dextra, which comes from the ascending aorta just above Valva
aortae. Sometimes there are some disturbances in the cardiovascular system and working
mechanism of the heart so that the heart does not pump perfectly and resulted in the narrowing
of blood vessels. Narrowing of the blood vessels of normal actually happens to everyone with
age, it's just how the speed of the different constriction.
Keywords: cardiovascular system

Pendahuluan
1

Kelangsungan hidup bergantung pada penyaluran terus-menerus bahan-bahan yang


dibutuhkan oleh semua sel tubuh dan pengeluaran terus-menerus bahan-bahan sisa yang
dihasilkan oleh sel. System sirkulasi ikut berperan dalam homeostatis yang berfungsi sebagai
system transport pada tubuh. Tanpa system sirkulasi, bahan-bahan penting tidak dapat mencapai
tempat mereka dibutuhkan pada waktunya untuk menunjang berbagai aktivitas guna
mempertahankan kehidupan. Sebagai contoh, oksigen akan memerlukan waktu berbulan-bulan
sampai bertahun-tahun untuk berdifusi dari permukaan tubuh ke organ internal, namun melalui
kerja pompa jantung darah dapat menyerap dan menyalurkan oksigen serta bahan lain ke semua
sel dalam hitungan detik.1
Jantung adalah organ terpenting di dalam tubuh kita. Jantung memompa darah ke paruparu dan ke seluruh jaringan tubuh dengan kontraksi yang sangat teratur dan berurutan. Tujuan
system kardiovaskular adalah mengambil oksigen di paru dan zat gizi yang diserap dari usus
untuk disalurkan ke semua sel tubuh. Pada saat yang sama, system kardiovakular mengangkut
produk sisa metabolic yang dihasilkan oleh setiap sel untuk dibuang melalui paru atau ginjal.
Namun pada beberapa kasus seringkali seseorang mengalami gangguan pada mekanisme kerja
jantung dan sirkulasi kardiovaskular ini.2
Pada skenario ini diketahui bahwa seorang laki-laki berusia 50 tahun, penderita jantung
coroner mendadak merasa nyeri pada bagian dada kiri. Nyeri pada dada kiri ini diduga karena
adanya gangguan di bagian jantung. Pada makalah ini saya akan membahas struktur dari jantung
secara makroskopis dan mikroskopis serta hubungan mekanisme kerja jantung yang
menyebabkan nyeri pada dada kiri tersebut.
Pembahasan
Struktur Makroskopis Jantung
Mediastinum
Mediastinum adalah rongga yang terletak di antara dua kantung pleura. Mediastimun
dibagi menjadi regio superior dan inferior oleh garis yang ditarik ke arah horizontal belakang
dari angulus Ludovici (sendi manubriosternal) ke kolumna vertebralis (diskus intervertebralis
T4/5). Mediastinum superior berhubungan dengan radiks leher melalui pintu atas thoraks.
2

Pintu ini dibatasi oleh manubrium di anterior, vertebrata T1 di posterior, dan kosta ke-1 di lateral.
Mediastinum inferior kemudian dibagi lagi menjadi mediastinum anterior (daerah di depan
perikardium), mediastinum

media (terdiri dari perikardium dan jantung) dan mediastinum

posterior (regio antara perikardium dan vertebra).3


Perikardium
Perikardium terdiri dari komponen fibrosa dan serosa. Perikardium fibrosa adalah lapisan
kuat yang menyelimuti jantung (lihat gambar 1). Lapisan ini bergabung dengan pangkal
pembuluh besar di atasnya dan dengan tendon sentral diafragma di bawahnya. Perikardium
serosa melapisi perikardium fibrosa (lapisan parietalis) dan pada pangkal pembuluh darah
membalik untuk menutupi permukaan jantung (lapisan visceralis). Perikardium serosa
merupakan permukaan halus sebagai bantalan bagi jantung. Dua sinus yang penting terletak di
antara lapisan parietalis dan viseralis, yaitu sinus tranversus (terletak antara v. cava superior dan
atrium kiri di posterior serta trunkus pulmonalis dan aorta di anterior) dan sinus obliquus
(terletak di belakang atrium, sinus dibatasi oleh v. cava inferior dan vv. Pulmonalis). 4
Pasokan darah perikardium dari cabang-cabang perikardiacophrenicus dan a. thoracalis
interna. Perikardium fibrosa dan lapisan parietalis dari perikardium serosa dipersarafi oleh n.
phrenicus.5

Gambar 1. Perikardium.5

Permukaan Jantung

Permukaan anterior (sternocostalis) terdiri dari atrium dexter, sulcus atrioventrikular,


ventrikel dexter, segaris tipis ventrikel sinister, dan auricula sinister. Permukaan inferior
(diafragmatica) terdiri dari atrium dexter, sulcus atrioventrikular dan kedua ventrikel yang
dipisahkan oleh sulcus interventricular. Permukaan posterior (basalis) terdiri dari atrium sinister
yang menerima keempat vv. pulmonalis. (Lihat gambar 2)4

Gambar 2. Permukaan anterior dan posterior jantung. 4


Ruang-Ruang Jantung
Jantung dibagi oleh septa vertikal menjadi empat ruang: atrium dexter, atrium sinistrum,
ventriculus dexter, dan ventriculus sinister. Atrium dexter terletak anterior terhadap atrium
sinistrum dan ventriculus dexter anterior terhadap ventriculus sinister. Dinding jantung tersusun
atas otot jantung, myocardium, yang di luar terbungkus oleh pericardium serosum, yang disebut
epicardium, dan di bagian dalam diliputi oleh selapis endothel, disebut endocardium.5
Atrium Dexter
Atrium dexter terdiri atas rongga utama dan sebuah kantong kecil, auricula. Pada
Permukaan jantung, pada tempat pertemuan atrium kanan dan auricula kanan terdapat sebuah
sulcus vertikal, sulcus terminalis, yang pada permukaan dalamnya berbentuk rigi disebut crista
terminalis. Bagian atrium di anterior rigi berdinding kasar atau trabekulasi oleh karena tersusun
atas berkas serabut-serabut otot, musculi pectinati, yang berjalan dari crista terminalis ke auricula
dextra. Vena cava superior bermuara ke dalam bagian atas atrium dexter; muara ini tidak
mempunyai katup. Vena cava superior mengembalikan darah ke jantung dari setengah bagian
4

atas tubuh. Vena cava inferior bermuara ke bagian bawah atrium dexter. Vena cava inferior
mengembalikan darah ke jantung dari setengah bagian bawah tubuh.
Sinus coronarius yang mengalirkan sebagian besar darah dari dinding jantung bermuara
ke dalam atrium dexter, di antara vena cava inferior dan ostium atrioventriculare dexter; muara
ini dilindungi oleh katup rudimenter yang tidak berfungsi. Ostium atrioventriculare dexter
terletak anterior terhadap muara vena cava inferior dan dilindungi oleh valva tricuspidalis.
Banyak vena-vena kecil yang juga mengalirkan darah dari dinding jantung bermuara langsung ke
dalam atrium dexter.5
Ventriculus Dexter
Ventriculus dexter berhubungan dengan atrium dexter melalui ostium atrioventriculare
dextrum dan dengan truncus pulmonalis melalui ostium trunci pulmonalis. Waktu rongga
mendekati ostium trunci pulmonalis bentuknya berubah menjadi seperti corong, tempat ini
disebut infundibulum. Dinding ventriculus dexter jauh lebih tebal dibandingkan dengan atrium
dexter dan menunjukkan beberapa rigi menonjol ke dalam, yang dibentuk oleh berkas-berkas
otot. Rigi-rigi yang menonjol ini menyebabkan dinding ventrikel terlihat seperti busa dan dikenal
sebagai trabeculae carneae. Trabecula carneae terdiri atas tiga jenis. Jenis pertama terdiri atas
musculi papillares, yang menonjol ke dalam, melekat melalui basisnya pada dinding ventrikel,
dan bebas pada bagian tengahnya. Salah satu di antaranya adalah trabecula septomarginalis,
menyilang rongga ventrikel dari septa ke dinding anterior. Trabecula septomarginalis ini
membawa fasciculus atriventricularis crus dextrum yang merupakan bagian dari sistem konduksi
jantung. Jenis ketiga hanya terdiri atas rigi-rigi yang menonjol.
Valva tricuspidalis melindungi ostium atrioventriculare dan terdiri atas tiga cuspis yang
dibentuk oleh lipatan endocardium disertai sedikit jaringan fibrosa yang meliputinya: cuspis
anterior, septalis, dan inferior (posterior). Cuspis anterior terletak di anterior, cuspis septalis
terletak berhadapan dengan septum intraventriculare dan cuspis inferior atau posterior terletak di
inferior. Basis cuspis melekat pada cincin fibrosa rangka jantung, sedangkan ujung bebas dan
permukaan ventrikularnya dilekatkan pada chorda tendineae. Chorda tendineae menghubungkan
cuspis dengan musculi papilares. Bila ventrikel berkontraksi, musculi papilares berkontraksi dan
mencegah agar cuspis tidak terdorong masuk ke dalam atrium dan terbalik waktu tekanan
5

intraventrikular meningkat. Untuk membantu proses ini, chordae tendineae dari satu musculus
papilaris dihubungkan dengan dua cuspis yang berdekatan.
Valva trunci pulmonalis melindungi ostium trunci pulmonalis dan terdiri atas tiga valvula
semilunaris yang dibentuk dari lipatan endocardioum disertai sedikit jaringan fibrosa yang
meliputinya. Pinggir bawah dan samping setiap cuspis yang melengkung melekat pada dinding
arteri. Mulut muara cuspis mengarah ke atas, masuk ke dalam truncus pulmonalis. Tidak ada
chordae tendineae atau musculi papillares yang berhubungan dengan cuspis valva ini; perlekatan
sisi-sisi cuspis pada dinding arteri mencegah cuspis turun masuk ke dalam ventrikel. Pada
pangkal truncus pulmonalis terdapat tiga pelebaran yang dinamakan sinus, dan masing-masing
terletak diluar dari setiap cuspis.
Ketiga valvula semilunaris tersusun sebagai satu yang terletak posterior (valvula
semilunaris sinistra) dan dua yang terletak anterior (valvula semilunaris anterior dan dextra).
Selama sistolik ventrikel, cuspis-cuspis valva tertekan pada dinding truncus pulmonalis oleh
darah yang keluar. Selama diastolik, darah mengalir kembali ke jantung dan masuk ke sinus;
cuspis valva terisi, terletak berhadapan di dalam lumen dan menutup ostium trunci pulmonalis.5
Atrium Sinistrum
Sama seperti atrium dexter, atrium sinistrum terdiri atas rongga utama dan auricula
sinistra. Atrium sinistrum terletak di belakang atrium dexter dan membentuk sebagian besar basis
atau facies posterior jantung. Di belakang atrium sinistrum terdapat sinus obliquus pericardii
serosum dan pericardium fibrosum memisahkannya dari oesophagus. Bagian dalam atrium
sinistrum licin, tetapi auricula sinistra mempunyai rigi-rigi otot seperti pada auricula dextra.
Empat venae pulmonales, dua dari masing-masing paru-paru bermuara pada dinding posterior
dan tidak mempunyai katup. Ostium atrioventriculare sinistrum dilindungi oleh valva mitralis.

Ventriculus Sinister
Ventriculus

sinister

berhubungan

dengan

atrium

sinistrum

melalui

ostium

atrioventriculare sinistrum dan dengan aorta melalui ostium aortae. Dinding ventriculus sinister
tiga kali lebih tebal daripada dinding ventriculus dexter. Pada penampang melintang, ventriculus
6

sinister berbentuk sirkular; ventriculus dexter kresentik (bulan sabit) karena penonjolan septum
interventriculare ke dalam rongga ventriculus dexter. Terdapat trabeculae carneae yang
berkembang baik, dua buah musculi papillares yang besar, tetapi tidak terdapat trabecula
septomarginalis. Bagian ventrikel di bawah ostium aortae disebut vestibulum aortae.
Fungsi katup jantung adalah untuk mempertahankan aliran satu arah. Katup mitral
(bikuspid) dan trikuspid letaknya mendatar. Katup mitral melindungi ostium atrioventriculare.
Valva terdiri atas dua cuspis, cuspis anterior dan cuspis posterior, yang strukturnya sama dengan
cuspis pada valva tricuspidalis. Cuspis anterior lebih besar dan terletak antara ostium
atrioventriculare dan ostium aortae. Perlekatan chordae tendineae ke cuspis dan musculi
papillares sama seperti valva tricuspidalis.4,5
Valva aortae melindungi ostium aortae dan mempunyai struktur yang sama dengan
struktur valva trunci pulmonalis. Satu cuspis terletak di anterior (valvula semilunaris dextra) dan
dua cuspis terletak di dinding posterior (valvula semilunaris sinistra dan posterior). Di belakang
setiap cuspis dinding aorta menonjol membentuk sinus aortae. Sinus aortae anterior merupakan
tempat asal arteria coronaria dextra, dan sinus posterior sinistra tempat asal arteria coronaria
sinistra.5
Persarafan Jantung
Jantung dipersarafi oleh serabut simpatis dan parasimpatis susunan saraf otonom melalui
plexus cardiacus yang terletak di bawah arcus aortae. Saraf simpatis berasal dari bagian cervicale
dan thoracale bagian atas truncus symphaticus, dan persarafan parasimpatis berasal dari nervus
vagus. Serabut-serabut postganglionik simpatis berakhir di nodus sinuatrialis dan nodus
atrioventricularis, serabut- serabut otot jantung, dan arteriae coronariae. Perangsangan serabutserabut saraf ini menghasilkan akselerasi jantung, meningkatnya daya kontraksi otot jantung, dan
dilatasi arteriae coronariae.
Serabut-serabut postganglionik parasimpatis berakhir pada nodus sinuatrialis, nodus
atrioventricularis dan arteriae coronariae. Perangsangan saraf parasimpatis mengakibatkan
berkurangnya denyut dan daya kontraksi jantung dan konstriksi arteriae coronariae. Serabutserabut aferen yang berjalan bersama saraf simpatis membawa impuls saraf yang biasanya tidak
dapat disadari. Akan tetapi, bila suplai darah ke myocardium terganggu, impuls rasa nyeri
dirasakan melalui lintasan tersebut. Serabut-serabut aferen yang berjalan bersama nervus vagus
7

mengambil bagian dalam refleks kardiovaskular.5


Perdarahan Jantung
Jantung mendapatkan darah dari arteria coronaria dextra dan sinistra, yang berasal dari
aorta ascendens tepat di atas valva aortae. Arteriae coronariae dan cabang-cabang utamanya
terdapat di permukaan jantung, terletak di dalam jaringan ikat subepicardial. Arteria coronaria
dextra berasal dari sinus anterior aortae dan berjalan ke depan di antara truncus pulmonalis dan
auricula dextra. Arteri ini berjalan turun hampir vertikal di dalam sulcus atrioventriculare dextra,
dan pada pinggir inferior jantung pembuluh ini melanjut ke posterior sepanjang sulcus
atrioventricularis untuk beranastomosis dengan ateria coronaria sinistra di dalam sulcus
interventricularis posterior. Cabang-cabang arteria coronaria dextra berikut ini mendarahi atrium
dextrum dan ventriculus dexter, sebagian dari atrium sinistrum dan ventriculus sinister, dan
septum atrioventriculare.
Arteria coronaria sinistra, yang biasanya lebih besar dibandingkan dengan arteria
coronaria dextra, mendarahi sebagian besar jantung, termasuk sebagian besar atrium sinister,
ventriculus sinister, dan septum ventriculare. Arteria ini berasal dari posterior kiri sinus aortae
aorta ascendens dan berjalan ke depan di antara truncus pulmonalis dan auricula sinistra.
Kemudian pembuluh ini berjalan di sulcus atrioventricularis dan bercabang dua menjadi ramus
interventricularis anterior dan ramus circumflexus. Terdapat anastomosis di antara cabangcabang terminal arteria coronaria dextra dan sinistra (sirkulasi kolateral), tetapi biasanya tidak
cukup besar untuk menyediakan suplai darah yang cukup untuk otot jantung apabila sebuah
cabang besar tersumbat oleh suatu penyakit. Penyumbatan mendadak dari sebuah cabang-cabang
besar atau salah satu arteria coronaria biasanya menyebabkan kematian otot jantung (infark
miokardium), walaupun kadang-kadang sirkulasi kolateral cukup untuk mempertahankan suplai
ke otot.5
Sebagian besar darah dari dinding jantung mengalir ke atrium kanan melalui sinus
coronarius, yang terletak pada bagian posterior sulcus atrioventricularis dan merupakan lanjutan
dari vena cardiaca magna. Pembuluh ini bermuara ke atrium dextrum sebelah kiri vena cava
inferior. Vena cardiaca parva dan vena cardiaca media merupakan cabang sinus coronarius.
Sisanya dialirkan ke atrium dextrum melalui vena ventriculi dextri anterior dan melalui venavena kecil yang bermuara langsung ke ruang-ruang jantung.4
8

Struktur Mikroskopis Jantung


Arteri
Susunan dasar dinding semua arteri memiliki tiga lapis konsentris yaitu:

Tunica intima (dalam), berupa tabung endotel terdiri atas sel-sel gepeng dengan sumbu
memanjang.

Tunica media (tengah), terdiri atas sel-sel otot polos yang teroriantasi melingkar. Tunica
media merupakan lapisan yang paling tebal sehingga menentukan karakter arteri.

Tunica adventitia (luar), terdiri atas fibroblas dan serat kolagen terkait, yang sebagian
besar terorientasi memanjang. Tunica adventitia berangsur menyatu dengan jaringan ikat
longgar sekitar pembuluh.
Antara tunica intima dan tunica media dibatasi oleh membrana elastica interna (lamina

elastica interna) yang berkembang pada arteri sedang. Sedangkan antara tunica media dan tunica
adventitia dibatasi oleh membrana elastica externa (lamina elastica externa) yang lebih tipis.
Dalam perjalanannya arteri bercabang-cabang dan ukurannya semakin kecil. Berdasarkan
ukurannya, komponen pembentuk dinding dan fungsi arteri dibedakan menjadi: arteri besar
(dapat disebut juga arteri elastis, arteri konduksi, atau arteri penghubung), arteri sedang (arteri
muscular, atau arteri distribusi), arteri kecil atau arteriol.5
Arteri Besar
Arteri besar contohnya yaitu arteri pulmoner dan aorta, brakiosefalik, arteri subklavia,
arteri carotis communis, dan iliaca communis. Arteri besar memiliki dinding dengan banyak lapis
elastin berfenestra (bertingkap) pada tunica medianya. Dindingnya tampak kuning dalam
keadaan segar akibat banyaknya elastin. Pembuluh konduksi utama ini direnggangkan selama
jantung berkontraksi (sistol), dan penguncupan akibat kelenturan dindingnya selama diastol
berfungsi sebagai pompa tambahan untuk mempertahankan aliran agar tetap meskipun jantung
berhenti berdenyut sesaat. Dindingnya sangat kuat, tetapi kalau dibandingkan dengan besarnya
relatif lebih tipis dari arteri sedang.
9

Tunica intima
Pada orang dewasa tebalnya sekitar 127 mikron. Tunica intima ini terdiri atas endotel

yang berbentuk polygonal, dengan panjang 25-50 mm dan lebar 10-15 mm, sumbu panjangnya
terorientasi memanjang. Di bawah sel-sel endotel ini terdapat anyaman serabut-serabut kolagen
dengan sel-sel otot polos berbentuk kumparan. Lebih ke dalam, terdapat banyak serabut-serabut
elastis yang bercabang saling berhubungan. Di antaranya terdapat beberapa serabut kolagen,
fibroblas, dan berkas-berkas kecil otot polos.

Tunica media
Terdiri atas banyak serabut elastin konsentris dengan fenestra yang berselang-seling

dengan lapis tipis terdiri atas sel-sel otot polos terorientasi melingkar, dan serat-serat kolagen
elastin dalam proteoglikan matriks ekstrasel. Ketebalannya sekitar 2-5m. Karena banyaknya
elastin dalam arteri besar, maka otot polos relatif sedikit pada tunica media.

Tunica adventitia
Relatif tipis dan terdiri atas fibroblas, berkas memanjang serat kolagen, dan anyaman

longgar serat elastin halus.


Dinding arteri besar terlalu tebal sehingga memiliki microvaskulator sendiri yang disebut vasa
vasorum, untuk mendapat nutrisi dari lumen. Vasa vasorum tersebar di permukaan pembuluh
membentuk anyaman dalam tunica adventitia dari mana kapiler-kapiler menerobos sampai ke
dalam tunica media. Untuk lapisan dalam yang tidak tercakup oleh kapiler tersebut, nutrisi
diterima langsung secara difusi dari lumen. Akibat kondisi-kondisi tersebut maka dinding arteri
lebih mudah mengalami degenerasi dibandingkan jaringan lain dalam tubuh.5
Arteri Sedang
Arteri sedang ini merupakan arteri yang paling banyak dari sistem arteri. Mencakup arteri
brachial, arteri femoral, arteri radial, dan arteri poplitea dan cabang-cabangnya. Ukuran
cabangnya sampai sekecil 0,5 mm. Bersifat kurang elastin dan lebih banyak otot polosnya.

10

Tunica intima
Tunica intimanya lebih tipis daripada arteri besar namun sama susunannya. Umumnya
dikatakan endotel menempel langsung pada membrana elastica interna. Pada percabangan
arteri coronaria terdapat penebalan tunica intima yang disebut musculo elastic cushion.
Dalam tunica intima terdapat monosit yang dapat berubah menjadi fibroblas atau

makrofag.
Tunica media
Membrana elastica interna tampak berkelok-kelok karena kontraksinya otot-otot polos di
tunica media sebelum pembuatan sediaan. Terdiri atas lapisan otot polos yang tersusun
konsentris. Di sebelah luar terdapat membrana elastica eksterna yang lebih tipis dari
membrana elastica interna.

Tunica adventitia
Terkadang lebih tebal dari tunica media dan mengandung fibroblas, berkas-berkas
kolagen yang tersusun memanjang.5

Arteri kecil
Arteri kecil atau arteriol merupakan segmen sirkulasi yang secara fisiologis penting
karena merupakan unsur utama tahanan perifer terhadap aliran yang mengatur tekanan darah.
Mempunyai diameter antara 200 mm sampai 40 mm.

Tunica intima
Terdiri atas endotel utuh yang menempel langsung pada membrana elastica interna dan
lapis subendotel ysng sangat tipis terdiri atas serat retikuler dan elastin.

Tunica media
Terdiri atas susunan sel-sel otot polos yang konsentris. Pada arteriol yang besar kadangkadang terdapat membrana elastica eksterna tipis.

Tunica adventitia
Merupakan lapisan yang sangat tipis. Tersusun dari serat kolagen dan sedikit fibroblas.
11

Pada pembuluh daerah peralihan antara arteriol dan kapiler disebut metarteriol, otot polos
tidak membentuk lapis utuh, namun sel-sel otot polos, yang melingkari tabung endotel
seluruhnya, terpisah satu dari lainnya.5
Vena
Vena semakin mendekati jantung, pembuluhnya akan semakin membesar. Dinding vena
lebih tipis dan kurang elastis dari pada arteri yang didampinginya sehingga pada sediaan selalu
terdapat kolaps atau memipih.Berdasarkan ukurannya, vena dibagi menjadi 3 macam, yaitu :vena
besar, vena sedang, vena kecil atau venula.
1. Vena besar
Bagian dari vena besar: v. Cava inferior, v. Linealis, v. Portae, v. Messentrica superior,
v. Iliaca externa, v. Renalis, dan v. Azygos.

Tunica intima, seperti pembuluh darah lainnya, pada sebelah dalamnya dilapisi oleh sel-sel
endotel. Dalam tunica intima terdapat jaringan pengikat dengan serabut-serabut elastis. Di
bagian luar serabut-serabut elastis tersebut membentuk anyaman. Tunica media, biasanya
sangat tipis, kadang tidak ada sama sekali. Kalau ada terdiri atas serabut-serabut otot polos
sirkuler yang dipisahkan oleh serabut kolagen yang memanjang.

Tunica adventitia, merupakan jaringan utama dari dinding vena dan tebalnya beberapa kali
lipat dari tunica medianya. Terdiri atas berkas serabut-serabut otot polos yang memanjang
dengan anyaman serabut elastis. Selain itu juga mengandung jaringan pengikat dengan
serabut-serabut kolagen dan elastis yang memanjang.5

2. Vena sedang
Vena ini berukuran sekitar 2 9 mm. Contohnya adalah: v. Subcutanea, v. Visceralis, dan
sebagainya.

Tunica intima, sangat tipis, kalau ada strukturnya sama dengan vena besar. Dengan
tunica media dibatasi oleh anyaman serabut elastis.
12

Tunica media, lebih tipis dibandingkan arteri yang didampinginya. Terdiri atas serabut
otot polos sirkuler yang dipisahkan oleh serabut kolagen yang memanjang dan beberapa
fibroblas.

Tunica adventitia, lebih tebal dari tunica medianya dan merupakan jaringan pengikat
longgar dengan berkas-berkas serabut kolagen dan anyaman serabut elastis. Kadang
terdapat serabut otot polos yang longitudinal pada perbatasan dengan tunica medianya.5

3. Venula
Beberapa kapiler yang bermuara dalam sebuah pembuluh dengan ukuran 15 20 mikron
yang disebut venula. Dindingnya terdiri atas selapis sel endotil yang diperkuat oleh anyaman
serabut retikuler dan fibroblas. Venula juga berperan dalam pertukaran zat.
Tipe Khusus Vena
Pada v. Iliaca, v. Femoralis, v. Poplitea, v. Saphena, v. Cephalica, v. Basalaris, dan v.
Umbicalis terdapat serabut-serabut otot polos sirkuler atau longitudinal dalam jaringan pengikat
subendotelial.
Pada beberapa bagian dari v. Cava inferior tidak memiliki tunica media tetapi serabutserabut otot polos longitudinal pada tunica adventitia sangat berkembang. V Pulmonalis
memiliki otot polos sirkuler dalam tunica medianya sehingga menyerupai struktur arteri.
Valvula vena
Pada manusia biasanya terdapat sepasang katup yang saling berhadapan. Di antara
valvula dan dinding vena terdapat ruangan yang disebut sinus valvulae. Valvula ini merupakan
jaringan pengikat tipis yang ditutupi pada kedua sisinya oleh endotil sebagai lanjutan dinding
vena. Endotel yang menutup sisi yang menghadap lumen teratur memanjang sedang pada sisi
yang menghadap dinding teratur melintang. Ada beberapa hubungan antara arteri dan vena
diantaranya melalui kapiler, yang terdapat paling banyak ialah setelah arteriola bercabangcabang menjadi kapiler kemudian ditampung dalam venula yang selanjutnya menjadi vena.

13

Melalui sistim portal, anyaman kapiler yang kemudian ditampung dalam pembuluh yang
strukturnya seperti vena kemudian menjadi kapiler lagi sebelum ditampung dalam venula.5
Lapisan-Lapisan Dinding Jantung
Dinding jantung juga disusun oleh tiga lapisan,yaitu: endocardium, miokardium dan
epikardium yang homolog dengan tunika intima, tunika media, dan tunika adventisia pembuluh
darah.6
Endokardium
Endocardium disusun oleh epitel gepeng selapis dan lapisan jaringan ikat subepitel yang
melapisi lumen jantung. Endocardium merupakan kelanjutan dari tunika intima pembuluh darah
yang masuk dan keluar jantung. Disusun oleh endotel, yaitu epitel selapis gepeng dengan lapisan
jaringan ikat fibroelastis di bawahnya dan fibroblast yang tersebar. Pada lapisan lebih bawah lagi
adalah jaringan ikat padat, terutama terdiri atas serat elastin diselingi oleh sel-sel otot polos. Jauh
di bawah endocardium terdapat lapisan subendokardium, berupa jaringan ikat jarang yang
mengandung pembuluh darah kecil, saraf, dan serat Purkinye yang merupakan bagian dari
system hantar rangsang (konduksi) jantung. Lapisan subendokardium membentuk batas bagi
endocardium karena subendokardium melekat pada endomisium otot jantung.6
Miokardium
Miokardium, lapisan tengah dan paling tebal dari ketiga lapisan jantung, terdiri atas selsel otot jantung yang tersusun dalam kompleks spiral mengelilingi orifisium ruang-ruang
jantung. Otot jantung tertentu mengikat miokardium dengan serat rangka jantung, otot jantung
lainnya mengkhususkan diri untuk sekresi endokrin, masih ada lagi yang khusus bekerja sebagai
pembangkit dan penghantar rangsang. Denyut jantung ( 70 denyut per menit) dikontrol oleh
nodus sinoatrial (SA node atau pacemaker) yang berada di pertemuan antara vena kava superior
dengan atrium kanan. Nodus ini merupakan sel otot jantung khusus (modifikasi otot jantung)
yang dapat mengalami depolarisasi 70 kali permenit, menghasilkan rangsang yang menyebar ke
seluruh dinding atrium melalui jalur internodus menuju nodus atrioventricular (AV node) yang
terletak pada dinding tepat di atas katup tricuspid. AV node juga merupakan modifikasi otot
jantung, diatur oleh rangsang yang diterimanya dari SA node. AV node mentransmisi sinyal ke
14

miokardium ventrikel melalui berkas atrioventrikular (berkas His). Berkas atrioventrikular


berjalan dalam jaringan ikat subendokardium, berupa sel-sel besar modifikasi otot jantung
membentuk serat Purkinje. Berkas His menghantarkan rangsang ke otot jantung yang berada di
apeks jantung (serat Purkinje ini berbeda dengan sel Purkinje di korteks serebelum). Rangsang
saraf simpatis mempercepat laju denyut jantung, sedangkan rangsang saraf parasimpatis
memperlambatnya.6
Epikardium
Epikardium, lapisan terluar dinding jantung, juga disebut sebagai pericardium visceral
(disusun oleh epitel gepeng selapis yang disebut mesotel). Lapisan jaringan ikat longgar
supepikardium mengandung pembuluh coroner, saraf, dan ganglion. Pada lapisan ini juga lemak
permukaan jantung disimpan. Pada pangkal tempat pembuluh masuk dan keluar jantung,
pericardium visceral bersatu dengan lapisan serosa pericardium parietal. Kedua lapisan ini
menyatu sedemikian rupa sehingga terdapat ruang di antara keduanya yang disebut ruang
pericardium, ruang berisi sedikit cairan serosa untuk melumas lapisan serosa pericardium
(pericardium parietal) dan pericardium visceral (epikardium).7
Rangka Jantung
Rangka jantung disusun oleh jaringan ikat padat, meliputi tiga komponen utama:

Anulus fibrosus, terdapat di sekeliling basis aorta, arteri pulmonalis dan orifisium

atrioventrikular.
Trigonum fibrosum, terutama terdapat di sekitar area daun katup aorta.
Septum membranaseum, merupakan kelanjutan dari bagian atas septum interventrikular.

Selain menjadi struktur bingkai (frame work) jantung dan tempat melekatnya otot jantung,
rangka jantung juga menjadi batas pemisah miokardium atrium dan miokardium ventrikel.
Pemisahan ini berguna untuk menjaga irama dan siklus denyut jantung, yang dikontrol oleh
mekanisme konduksi berkas atrioventrikular.6
Atrium dan Ventrikel Sinistra
Pada dinding atrium, endokard terdiri atas endotel, yaitu sebuah lapisan jaringan ikat
subendotel tebal, dan miokard tebal pada muskulatur yang tersusun longgar. Epikard
15

membungkus jantung yang di luarnya dilapisi selapis mesotel. Lapisan subepikard terdiri atas
jaringan ikat dan lemak yang jumlahnya bervariasi pada bagian jantung berbeda. Lapisan ini juga
meluas ke dalam sulkus koronaria (atrioventrikular) dan interventrikular jantung.
Endokard ventrikel lebih tipis jika dibandingkan dengan endokard atrium, sedangkan
miokardnya tebal dan lebih padat. Epikard dan jaringan ikat subepikard menyatu dengan epitel
dan jaringan ikat yang ada di atrium.
Di antara atrium dan ventrikel, terdapat anulus fibrosus yang terdiri atas jaringan ikat
padat fibrosa. Daun katup atrioventrikular (mitral) dibentuk oleh membran ganda endokard dan
jaringan ikat padat sebagai pusatnya, kemudian menyatu dengan annulus fibrosus. Pada
permukaan ventral katup, terdapat insersio korda tendinae ke katup.6
Mekanisme Kerja Jantung
Kontaksi sel otot jantung untuk mendorong darah dicetuskan oleh potensial aksi yang
menyebar melalui membran sel-sel otot. Jantung berkontraksi atau berdenyut secara berirama
akibat potensial aksi yang ditimbulkannya sendiri, suatu sifat yang dikenal dengan otoritmisitas.
Terdapat dua jenis khusus sel otot jantung yaitu 99% sel otot jantung kontraktil yang melakukan
kerja mekanis untuk memompa. Sel-sel pekerja ini dalam keadaan normal tidak menghasilkan
sendiri potensial aksi. Sebaliknya, sebagian kecil sel sisanya adalah, sel otoritmik, tidak
berkontraksi tetapi mengkhususkan diri, mencetuskan dan mengalami otoritmisitas ditemukan
pada nodus SA, nodus AV, berkas his, dan serat purkinje.1
a.

Aktivitas Listrik Jantung


Impuls jantung berasal dari nodus SA, pemacu jantung, yang memiliki kecepatan

depolarisasi spontan ke ambang yang tertinggi. Setelah dicetuskan, potensial aksi menyebar ke
seluruh atrium kanan melalui traktus intermodal dan ke atrium kiri, melalui branchmans bundle.
Sebagian penghantaran impuls tersebut dipermudah oleh jalur penghantaran khusus, tetapi
sebagian besar melalui penyebaran impuls dari sel ke sel melalui gap junction. Impuls berjalan
dari atrium ke dalam ventrikel melalui nodus AV, satu-satunya titik kontak listrik antara kedua
bilik tersebut.
Potensial aksi berhenti sebentar dinodus AV, untuk memastikan bahwa kontraksi atrium
mendahului kontraksi ventrikel agar pengisian ventrikel sempurna. Impuls kemudian dengan
16

cepat berjalan ke septum antarventrikel melalui berkas his dan secara cepat berjalan ke septum
antarventrikel melalu berkas his dan secara cepat disebarkan keseluruh miokardium melalui
serat-serat purkinje. Sel-sel ventrikel lainnya diaktifkan melalui penyebaran impuls dari sel ke
sel melalui gap junction. Dengan demikian, atrium berkontraksi sebagai satu kesatuan, diikuti
oleh kontraksi sinkron ventrikel setelah suatu jeda singkat.1
b.

Siklus Jantung
Sistole atau kontraksi ventrikel, dan diastole atau relaksasi ventrikel, terdiri atas 5 fase.

Kelima fase tersebut dapat digambarkan seperti berikut ini :

Diastole awal : Gelombang repolarisasi menyebar melalui miokardium ventrikel, dan


ventrikel dalam keadaan istirahat. Ketika otot-ototnya relaksasi maka tekanan ventrikel
turun sampai lebih rendah dari tekanan atrium. Akibatnya katup semilunaris tertutup dan
terdengarlah bunyi jantung kedua. Keadaan istirahat ini berlangsung terus sampai tekanan
ventrikel lebih rendah dari tekanan atrium, sehingga katup AV membuka. Periode antara
pentupan katup semilunaris dan pembukaan katup-katup AV disebut sebagai Relaksasi
Isovolumetrik, karena volume ventrikel tetap konstan walaupun tekanan ventricular terus
menurun. Dengan terbukanya katup AV ini, maka dengan cepat ventrikel terisi oleh darah

vena yang telah terkumpul dalam atrium. Kira-kira 70%-80% dari pengisian tahap ini.
Mid-diastole : Fase pengisian lambat ventrikel atau diastasis. Baik atrium maupun
ventrikel dalam keadaan istirahat. Darah yang masuk kedalam atrium melalui pembuluh
vena, mengalir secara pasif ke dalam ventrikel melalui katup AV yang terbuka. Katup

semilunaris dalam keadaan tertutup.


Diastole lanjut : Gelombang depolarisasi menyebar melalui atrium dan berhenti
sementara pada AV node. Otot atrium berkontraksi, memberikan tambahan 20%-30%

pada isi ventrikel.


Sistole awal : Depolarisasi menyebar dari AV node melalui cabang berkas menuju
myocardium ventrikel. Volume darah diventrikel pada akhir diastole dikenal sebagai
volume distolik akhir (EDV), yang besarnya sekitar 135mL. Ketika ventrikel mulai
berkontraksi tekanan dalam ventrikel meningkat melebihi tekanan dalam atrium.
Akibatnya katup AV menutup, dan penutupan inilah yang menimbulkan bunyi jantung
pertama. Ventrikel terus meningkatkan tekanannya : namun selama fase ini, tekanan
dalam aorta dan arteria pulmonalis melebihi tekanan dalam ventrikel, dengan demikian
17

katup semilunaris tetap dipertahankan dalam keadaan tertutup. Ini disebut Kontraksi
Isovolumetrik, karena volume ventrikel tetap konstan akibat dari tertutupnya semua katup

maka tidak ada darah yang masuk atau keluar ventrikel selama waktu ini.
Sistol lanjut : Segera setelah tekanan ventrikel melebihi tekanan didalam pembuluh
darah, maka katup semilunaris akan membuka dan terjadilah ejeksi ventricular kedalam
sirkulasi pulmonary dan sistemik. Fase ejeksi ini dapat dibagi menjadi fase awal ejeksi
cepat yang singkat, dan fase lanjutan ejeksi lambat yang lebih panjang. Jumlah darah
yang dipompa keluar dari setiap ventrikel pada setiap kontraksi dikenal sebagai isi
sekuncup (stroke volume) yang setara dengan volume diastolic akhir dikurangi volume
sistolik akhir, yaitu 70ml. Dalam keadaan normal, hanya sekitar separuh dari jumlah
darah yang terkandung di dalam ventrikel pada akhir diastole dipompa keluar selama
sistol. Jumlah darah yang tersisa diventrikel pada akhir sistol ketika fase ejeksi usai
disebut sebagai volume sistolik akhir, yang besarnya sekitar 65ml. Ini adalah jumlah
darah paling sedikit di dalam ventrikel.1

c.

Bunyi Jantung
Dua bunyi jantung utama dalam keadaan normal dapat didengar dengan stetoskop selama

siklus jantung. Bunyi jantung pertama bernada rendah, lunak, dan relative lama-sering dikatakan
terdengar seperti lub. Bunyi jantung kedua memiliki nada yang lebih tinggi, lebih singkat dan
tajam, sering dikatakan dengan terdengar seperti dup. Bunyi jantung pertama berkaitan dengan
penutupan katup AV, sedangkan bunyi katup kedua berkaitan dengan penutupan katup semilunar.
Pembukaan tidak menimbulkan bunyi apapun. Bunyi timbul karena getaran yang terjadi
di dinding ventrikel dan arteri-arteri besar ketika katup menutup, bukan oleh derik penutupan
katup. Karena penutupan katup AV terjadi pada awal kontraksi ventrikel ketika tekanan ventrikel
kiri dan kanan turun dibawah tekanan aorta dan arteri pulmonalis. Dengan demikian bunyi
jantung kedua menandakan permulaan diastole ventrikel.
Terkadang terdengar bunyi jantung tambahan, terdengar sesudah bunyi jantung kedua.
Hal tersebut terjadi karena darah yang masuk ventrikel dalam jumlah besar dengan aliran darah
yang deras. Keadaan tersebut tetap dianggap keadaan fisiologis pada waktu kerja fisik yang
berat.

18

Bunyi jantung keempat merupakan bunyi jantung pada keadaan patologis yaitu terdengar
sebelum bunyi jantung pertama pada kontrak atrium. Hal tersebut terjadi karena darah yang
masuk ventrikel dari atrium dengan jumlah besar, yaitu sering terjadi pada pembesaran atrium.
Bunyi jantung abnormal, atau murmur (bisisng jantung), biasanya berkaitan dengan
penyakit jantung walaupun tidak selalu demikian. Murmur dapat terjadi akibat malfungsi katup.
Katup stenotik adalah katup yang kaku dan menyempit dengan kecepatan yang sangat tinggi.
Katup insufisien adalah katup yang tidak dapat menutup secara sempurna. Murmur yang tidak
berkaitan dengan patologi jantung yang disebut murmur fungsional., lebih sering dijumpai pada
orang berusia muda.Suatu murmur yang terjadi antara bunyi jantung pertama dan bunyi jantung
kedua disebut sebagai murmur sistolik. Sedangkan murmur yang terjadi antara bunyi jantung
kedua dan bunyi jantung pertama dari siklus berikutnya disebut murmur diastolik.1
d.

Curah Jantung
Curah jantung (Cardiac Output) adalah volume darah yang dipompa oleh tiap

ventrikel per menit. Hal ini disebabkan oleh kontraksi otot miokardium yang berirama dan
sinkron, sehingga darah pun dipompa masuk kedalam sirkulasi pulmonary dan sistemik. Besar
cardiac output ini berubah-ubah, tergantung kebutuhan jaringan perifer akan oksigen dan nutrisi.
Cardiac Output tergantung dari hubungan yang terdapat antara dua buah variable yaitu frekuensi
jantung dan stroke volume. Cardiac output dapat dipertahankan dalam keadaan cukup stabil
meskipun dipengaruhi oleh salah satu variable, yaitu dengan melakukan penyesuaian pada
variable yang lain.1
Sistem Kardiovaskular
Sistem kardiovaskular dimulai di jantung, sebuah pompa berotot yang berdenyut secara
ritmis dan berulang 60 sampai 100 per menit. Setiap denyut menyebabkan darah mengalir dari
jantung ke seluruh tubuh dalam suatu jaringan tertutup yang terdiri atas arteri, arteriol, dan
kapiler kemudian kembali ke jantung melalui venula dan vena. Tujuan sistem kardiovaskular
adalah mengambil oksigen di paru dan zat gizi yang diserap dari usus untuk disalurkan ke semua
sel tubuh. Pada saat yang sama, sistem kardiovaskular mengangkut produksi sisa metabolik yang
dihasilkan oleh setiap sel untuk dibuang melalui paru atau ginjal.
Sisi kiri jantung memompa darah ke sirkulasi sistemik, yang menjangkau seluruh sel
tubuh kecuali sel-sel yang berperan dalam pertukaran gas di paru. Sisi kanan jantung memompa
19

darah ke sirkulasi paru (pulmonalis), yang mengalir hanya ke paru untuk mendapat oksigen.
Sirkulasi Sistemik
Darah masuk ke atrium kiri dari vena pulmonalis. Darah di atrium kiri mengalir ke dalam
ventrikel kiri melewati katup atrioventrikel (AV), yang terletak di taut atrium dan ventrikel kiri.
Katup ini disebut katup mitral. Semua katup jantung membuka jikatekanan dalam ruang jantung
atau pembuluh yang erada di atasnya lebih besar dari tekanan di dalam ruang atau pembuluh
yang ada di bawahnya.
Aliran keluar darah dari ventrikel kiri adalah menuju ke sebuah arteri besar berotot, yang
disebut aorta. Darah mengalir dari ventrikel kiri ke aorta melalui katup aorta. Darah di aorta
disalurkan ke seluruh sirkulasi sistemik, melalui arteri, arteriol dan kapiler yang kemudian
menyatu kembali untuk membentuk vena. Vena dari bagian bawah tubuh mengembalikan darah
ke vena terbesar, vena cava inferior. Vena dari bagian atas tubuh mengembalikan darah kje vena
cava superior. Kedua vena cava bermuara di atrium kanan.1
Sirkulasi Paru
Darah di atrium kanan mengalir ke ventrikel kanan melalui katup AV lainnya, yang
disebut katup tricuspid. Darah keluar dari ventrikel kanan dan mengalir melewati katup keempat,
katup pulmonalis, ke dalam arteri pulmonalis. Arteri pulmonalis bercabang-cabang menjadi arteri
pulmonalis kanan dan kiri yang masing-masing mengalir ke paru kanan dan kiri, berturut-turut.
Di paru, arteri pulmonalis bercabang berkali-kali menjadi arteriol dan kemudian kapiler. Masingmasing kapiler memperfusi alveolus yang merupakan unit pernapasan. Semua kapiler menyatu
kembali untuk menjadi venula, dan venula menjadi vena. Vena-vena menyatu untuk membentuk
vena pulmonalis besar. Darah mengalir di dalam vena pulmonalis kembali ke atrium kiri untuk
menyelesaikan siklus aliran darah.
Sewaktu darah mengaliri setiap sel tubuh di dalam sirkulasi sistemik, karbon dioksida
dan produk sisa sel lainnya diserap oleh darah, sedangkan oksigen dan zat gizi disalurkan dari
darah ke sel. Pada sirkulasi paru, terjadi hal yang sebaliknya, karbon dioksida dikeluarkan dari
darah dan oksigen diserap. Melalui siklus darah yang kontinu mengelilingi sirkulasi sistemik dan
paru, suplai oksigen dan pengeluaran zat sisa dapat berlangsung untuk semua sel.1
Enzim-Enzim Kardiovaskular
Enzim-enzim di dalam darah dapat dibedakan dalam 2 jenis yaitu, enzim plasma fungsional
dan enzim plasma non-fungsional. Enzim plasma fungsional merupakan enzim-enzim yang
20

bekerja secara fisiologis di dalam darah dan sebagian besar disintesis oleh hati. Contoh enzimenzim plasma fungsional ialah lipoprotein lipase, pseudokolinesterase, dan proenzim koagulasi
darah. Sebaliknya, enzim-enzim plasma fungsional ialah enzim-enzim yang fungsinya di dalam
darah tidak diketahui. Enzim-enzim ini umumnya berasal dari kerusakan eritrosit, leukosit atau
sel lain. Kerusakan atau nekrosis jaringan akibat cedera biasanya disertai dengan peningkatan
kadar enzim yang non-fungsional ini. Enzim-enzim ini dapat digunakan dalam enzimologi
diagnostik, termasuk dalam mendeteksi infark miokardium. Beberapa enzim yang dapat
digunakan untuk mendeteksi infar miokardium ialah aspartat aminotransferase, kreatin kinase,
dan laktat dehidrogenase.
Setelah kematian jaringan miokard, konstituen sitoplasma sel miokard dilepaskan ke dalam
sirkulasi. Kreatin fosfokinase (creatine phospokinase/CPK) dapat dideteksi 6-8 jam setelah
infark miokard dan memuncak dalam 24 jam serta kembali menjadi normal setelah 24 jam
selanjutnya. Isoenzim (CPK-MB) spesifik untuk otot jantung, namun juga dapat dilepaskan pada
kardiomiositis, trauma jantung dan setelah syok yang melawan aliran langsung. Aspartat amino
transferase (AAT), suatu enzim non-spesifik yang umumnya diperiksa sebagai bagian screening
biokimiawi, dapat dideteksi dalam 12 jam, memuncak pada 36 jam dan kembali normal setelah 4
hari.
Peningkatan enzim non-spesifik laktat dehidrogenase (LDH) terjadi pada tahap lanjut
infark miokard, peningkatan kadarnya dapat dideteksi dalam 24 jam, memuncak dalm 3-6 hari
dengan peningkatan yang tetap, dan dapat dideteksi selama 2 minggu. Isoenzim dari LDH, lebih
spesifik namun penggunaannya secara klinis telah dilampaui oleh pengukuran troponin. L-Laktat
dehidrogenase ialah enzim tetametrik yang keempat subunitnya terdapat dalam dua bentuk iso
yang dinamai H untuk jantung dan M untuk otot. Sub-unit ini dapat berkombinasi untuk
menghasilkan isozim L-laktat dehidrogenase yang secara katalitik aktif. Dalam plasma, secara
normal terdapat sejumlah kecil laktat dehidrogenase. Setelah suatu infark miokardium, jaringan
yang rusak akan membebaskan berbagai bentuk iso laktat dehidrogenase yang khas ke dalam
darah. Peningkatan kadar ini dapat dideteksi dengan memisahkan berbagai oligomer laktat
dehidrogenase dengan elektroforesis dan dengan mengukur aktivitas katalitiknya.
Troponin ialah protein regulator yang terletak dalam aparatus kontraktil miosit. Keduanya
merupakan cedera sel miokard pertanda spesifik dan dapat diukur dengan alat tes di sisi tempat
21

tidur. Troponin tampaknya lebih meningkat baik pada infark miokard akut dan pada beberapa
pasien risiko tinggi dengan angina tidak stabil bila kadar CPK tetap normal. Kriteria diagnostik
untuk infark miokard akut baru-baru ini didefinisikan kembali berdasarkan pengukuran
troponin.6
Pemeriksaan Jantung
1

Elektrokardiogram
Sewaktu impuls jantung melewati jantung, arus listrik juga akan menyebar dari jantung
kedalam jaringan didekatnya disekelilingi jantung. Sebagian kecil dari arus listrik ini akan
menyebar kesegalah arah mencapai permukaan tubuh. Bila ditempatkan elektroda pada kulit
disisi berlawanan dari jantung, maka potensial listrik yang dicetuskan oleh arus tersebut akan
dapat direkam, rekaman ini disebut juga elektrokardiogram.
Elektrokardiogram normal terdiri atas sebuah gelombang P, sebuah kompleks QRS, dan
sebuah gelombang T. Seringkali tetapi tidak selalu, kompleks QRS itu terdiri atas tiga gelombang
yang terpisah, yakni gelombang Q, gelombang R, gelombang S. Gelombang P disebabkan oleh
potensial listrik yang dicetuskan sewaktu atrium berdepolarisasi sebelum kontraksi atrium
dimulai. Kompleks QRS disebabkan oleh potensial listrik yang dicetuskan sewaktu ventrikel
berdepolarisasi sebelum berkontraksi, yaitu sewaktu gelombang depolarisasi menyebar melewati
ventrikel. Oleh karena itu, baik gelombang P maupun komponen-komponen kompleks QRS
disebut sebagai gelombang depolarisasi.
Gelombang T disebabkan oleh potensial listrik yang dicetuskan sewaktu ventrikel pulih
dari keadaan depolarisasi. Didalam otot ventrikel proses ini normalnya terjadi 0,25 sampai 0,35
detik sesudah depolarisasi, dan gelombang T dikenal sebagai gelombang repolarisasi. Jadi,
gambaran elektrokardiogram terdiri atas gelombang depolarisasi dan gelombang repolarisasi.
Gambar dibawah ini menggambarkan hubungan listrik antara anggota badan dengan alat
elektrokardiograf yang dipakai untuk merekam elektrokardiogram yang disebut sebagai sadapan
anggota badan bipolar standar. Istilah bipolar berarti bahwa elektrokardiogram yang direkam
itu berasal dari dua elektroda yang terletak pada bagian jantung yang berbeda dalam hal ini pada
anggota badan. Jadi, sebuah sadapan bukan merupakan sebuah kabel tunggal yang
dihubungkan dari tubuh, tetapi merupakan gabungan dari dua kabel dan elektrodanya untuk
membentuk sebuah sirkuit yang menyeluruh antara tubuh dan elektrokardiograf. 7 (Lihat gambar
3)

22

Gambar 3. Pemasangan elektrokardiograf 7

Sadapan I. Sewaktu merekam sadapan anggota badan I, ujung negatif


elektrokardiograf dihubungkan kelengan kanan dan ujung positifnya pada lengan kiri. Oleh
karena itu, kalau titik yang menghubungkan lengan kanan dengan dada bersifat elektronegatif,
disbanding dengan titik yang menghubungkan lengan kiri, maka rekaman elektrokardiografnya
akan menjadi positif, yakni, diatas garis voltase nol pada elektrokardiogram. Jika terjadi
sebaliknya, rekaman elektrokardiografnya akan berada dibawah garis tersebut.
Sadapan

II.

Untuk

merekam

sadapan

anggota

badan

II,

ujung

negatif

elektrokardiograf dihubungkan kelengan kanan dan ujung postifnya pada tungkai kiri. Oleh
karena itu, bila lengan kanan bersifat negative dibanding dengan tungkai kiri, maka rekaman
elektrokardiografnya akan positif.
Sadapan III. Untuk merekam sadapan anggota badan III, ujung negative
elektrokardiograf dihubungkan ke lengan kiri dan ujung postifnya dihubungkan pada tungkai
kiri. Ini berarti bahwa rekaman elektrokardiograf akan menjadi postif bila lengan kiri bersifat
negative dibanding dengan tungkai kirinya.
Segitiga Einthoven mengilustrasikan bahwa kedua lengan dan tungkai kiri membentuk
puncak dari sebuah segitiga yang mengelilingi jantung. Kedua puncak dibagian atas segitiga itu
23

menunjukkan titik-titik tempat kedua lengan berhubungan secara listrik dengan cairan yang
terdapat disekelilin jantung, dan puncak bawah merupakan titik tempat tungkai kiri berhubungan
dengan cairan. 7
Sadapan Dada ( Sadapan Prekordial)
Seringkali gambaran elektrokardiogram direkam dengan cara menempatkan sebuah
elektroda pada permukaan anterior dada langsung diatas jantung, yakni pada salah satu titik yang
yang tampak dalam Gambar III. Elektroda ini dihubungkan dengan ujung positif pada
elektrokardiograf, sedangkan elektroda negative yang disebut sebagai electrode indeferen,
dihubungkan melalui tahanan listrik yang sama ke lengan kanan, lengan kiri, dan tungkai kiri,
semuanya pada saat yang bersamaan seperti yang tampak dalam gambar tersebut. Biasanya dari
dinding anterior dada dapat direkam enam macam sadapan dada standar, satu per satu, keenam
elektroda

dada diletakkan secara berurutan pada enam titik seperti dalam diagram.

Macam-

macam rekaman tersebut dikenal sebagai sadapan V1,V2,V3,V4,V5,V6.7

(Lihat

gambar 4)

Gambar 4. Sadapan dada7

Sadapan Augmented
Sistem sadapan lain yang pemakaiannya sudah meluas yaitu sadapan anggota badan
unipolar yang diperbesar. Pada tipe perekaman ini, kedua anggota badan dihubungkan melalui
tahanan listrik dengan ujung negative alat kardiograf, sedangkan anggota badan yang ketiga
dihubungkan dengan ujung positif. Bila ujung positif terletak pada lengan kanan, maka sadapan
dikenal sebagai sadapan aVR; bila pada lengan kiri, maka disebut sebagai sadapan aVL; dan bila
24

pada tungkai kiri, maka disebut sebagai sadapan aVF.7 (Lihat gambar 5)

Gambar 5. Sadapan augmented7

Pemeriksaan Darah
Darah sering diperiksa untuk mengetahui keadekuatan jumlah sel dan fungsinya.

Pemeriksaan yang paling sering dilakukan adalah hitung darah lengkap, yang memberi informasi
jumlah, konsentrasi, dan karakter fisik sel darah merah, sel darah putih, dan trombosit yang ada
di dalam sampel sel darah vena. Hitung darah lengkap diferensial bergantung usia, dan pada
tingkat yang lebih rendah, bergantung jenis kelamin. Latihan atau oleh raga, status reproduksi,
dan berbagai jenis obat dapat menyebabkan deviasi hasil pemeriksaan.
Ukuran sel darah merah ditunjukkan dengan mean corpuscular volume (MCV) atau
volume korpuskular rata-rata dan mean corpuscular hemoglobin concretation (MCHC) atau
konsentrasi hemoglobin korpuskular rata-rata yang memberi informasi tambahan pada pasien
penderita anemia. Sel darah merah juga diperiksa RDW (red cell size distribution width) di
dalam sampel darah. RDW bermanfaat untuk membedakan jenis-jenis anemia yang hampir sama.
Pemeriksaan darah lainnya antara lain golongan darah ABO dan antigen Rh serta pemeriksaan
untuk mengindentifikasi adanya mikroorganisme dan titer antibodi. Laju sedimentasi (laju SED)
adalah pemeriksaan yang mengevaluasi kecenderungan sel darah merah untuk terpisah dari
bagian darah yang tidak membeku dalam satu jam.
Nilai hitung darah lengkap dengan diferensial dan hitung trombosit pada orang dewasa
adalah sebagai berikut, sel darah merah 4,0-5,5 juta/ml darah; sel darah putih 5.000-10.000/ml
darah; trombosit 140.000-400.000/ml darah; hematokrit (% sel darah merah) 42-52% untuk pria
dan 36-48% untuk wanita; hemoglobin 14,0-17,5 gram/100 ml untuk pria dan 12,0-16,0
gram/100 ml untuk wanita; neutrofil 50%-62%; eosinofil 0%-3%; basofil 0%-1%, limfosit 25%40%; monosit 3%-7%. Pemeriksaan ukuran sel darah merah dan hemoglobin untuk dewasa
adalah sebagai berikut, MCV 82-98 fL/sel darah; MCHC 32-36 g/dL; RDW 11,5-14,5 keofisien
25

variasi ukuran sel darah merah; laju sedimentasi 0-20 mm/jam.


Waktu pembekuan adalah lama waktu pembekuan yang terjadi setelah penusukan luka
standar pada kulit. Waktu pembekuan diukur dalam menit dan mengindikasikan status fungsi
trombosit, terutama evektivitas sumbatan trombosit. Waktu pembekuan tidak lebih dari 15 menit
(normal: 3,0 9,5 menit) untuk penusukan lengan. PTT (partial thromboplastin time) dan PT
(prothrombin time) mendeteksi defisiensi dalam aktivitas bekuan dalam sampel darah vena. PTT
terutama menunjukkan efektivitas jalur intrinsic koagulasi dan tidak boleh lebih dari 90 detik
(normasl 30-45 detik). PT mendemonstrasikan efektivitas faktor koagulasi vitamin K-dependen,
terutama jalur ekstrinsik dan jalur umumnya koalgulasi. PT sehatusnya tidak melebihi dari 40
detik, atau 2-2,5 kali level control (normal: 11-13 detik).2

Penutup
Kesimpulan
Dalam skenario ini, adanya nyeri pada dada kiri yang dialami laki-laki tersebut
dikarenakan adanya gangguan pada sistem kardiovaskular yang mempengaruhi mekanisme kerja
jantung sehingga aliran darah yang mengangkut oksigen dari dan ke jantung berkurang dan
menyebabkan nyeri pada bagian dada kiri.
Daftar Pustaka
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Sherwood L. Fisiologi manusia ed-6. Jakarta: EGC; 2014.h.327-421.


Corwin EJ. Buku saku patofisiologi ed-3. Jakarta: EGC; 2009.h.408-9, 441.
Faiz O, Moffat D. At a glance anatomy. Jakarta: Erlangga; 2004.h.6-9.
Snell RS. Anatomi klinik untuk mahasiswa kedokteran. Jakarta: EGC; 2006.h.102-12.
Eroschenko,VP. Atlas histologi diflore. Edisi 11. Jakarta: EGC;2012. h.179-98.
James J, Baker C, Swain H. Principles of science for nurse. Jakarta: Erlangga; 2008.h.6870.
7. Hall John E. Guyton dan hall buku ajar fisiologi kedokteran ed-12. Singapura: Health
sciences right depatement elsevier.2014.h.129-35.
26

Anda mungkin juga menyukai