Anda di halaman 1dari 34

Bahasa Indonesia

PENULISAN UNSUR SERAPAN dan


PEMAKAIAN TANDA BACA

Disusun Oleh :

Nila Aulia (4133230028)


Putri Oka Siahaan (4133230029)
Robinsar Pakpahan (4133230031)
Sari Devi Purba (4133230034)
Trifonia Herlini Tamba (4133230036)
Yusuf Sadewo (4133230037)

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

T.A 2015/2016

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
berkat dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah
Bahasa Indonesia ini. Makalah Bahasa Indonesia yang penulis susun ini
berjudul Penulisan Unsur Serapan dan Pemakaian Tanda Baca. Kami
ucapkan terima kasih kepada dosen pengampu Mata Kuliah Umum (MKU)
BAHASA INDONESIA yang telah menuntun kami untuk menyelesaikan
makalah ini. Terakhir kami ucapkan terimakasih kepada teman teman
dan

semua

pihak

yang

telah

membantu

dalam

diskusi

untuk

menyelesaikan makalah ini. Kami berharap makalah ini dapat membantu


dalam menyelesaikan tugas ataupun pekerjaan yang kita lakukan.

Medan, September
2015

Penulis

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................2
DAFTAR ISI...................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................4
1.1

LATAR BELAKANG.............................................................................4

1.2

RUMUSAN MASALAH........................................................................4

1.3

TUJUAN.............................................................................................5

BAB II PEMBAHASAN....................................................................................6
2.1

Penulisan Unsur Serapan.................................................................6

2.2

Pemakaian Tanda Baca..................................................................18

2.2.1

Tanda Titik................................................................................18

2.2.2

Tanda Koma..............................................................................22

2.2.3

Tanda Titik Koma (;).................................................................25

2.2.4

Tanda Titik Dua (:)....................................................................25

2.2.5

Tanda Hubung (-).....................................................................26

2.2.6

Tanda Pisah (-)..........................................................................28

2.2.7

Tanda Elipsis ()......................................................................28

2.2.8

Tanda Tanya (?)........................................................................29

2.2.9

Tanda Seru (!)...........................................................................29

2.2.10 Tanda Kurung (())..................................................................29


2.2.11 Tanda kurung siku ([])...........................................................30
2.2.12 Tanda Petik ().....................................................................30
2.2.13 Tanda Petik Tunggal ().........................................................31
2.2.14 Tanda Garis Miring (/)...............................................................31

BAB III PENUTUP........................................................................................32


3.1

KESIMPULAN..................................................................................32

3.2

SARAN............................................................................................32

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................33

BAB I
PENDAHULUAN

1.1

LATAR BELAKANG

Bahasa Indonesia yang benar adalah bahasa Indonesia yang


digunakan sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia yang berlaku. Kaidah
bahasa Indonesia di antaranya meliputi ejaan, kaidah penggunaan dan
penulisan huruf, penggunaan tanda baca, penulisan kata, penulisan unsur
serapan, serta pelafalan huruf. Ejaan yang berlaku di Indonesia sekarang
dinamakan

Ejaan

penggunaannya

Yang

sering

Disempurnakan
tidak

sesuai

(EYD),

dengan

yang

kaidah

selama

yang

ini

berlaku.

Pemahaman tentang ejaan sangat penting karena dibuatnya kaidah dalam


berbahasa Indonesia tentunya untuk memberi batasan penggunaan
bahasa.
Pada masa perkuliahan sangat sering melakukan pembuatan karya
tulis baik itu makalah, laporan-laporan, proposal, skripsi maupun thesis,
yang membutuhkan kemampuan penulisan bahasa yang baik dan benar
sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia. Ada beberapa hal yang perlu
dikemukakan, khususnya berbagai persoalan yang akan dibahas dalam
makalah ini. Hal-hal yang dimaksud adalah pemakaian huruf dan
penulisan kata pada bahasa Indonesia yang sesuai dengan Ejaan Yang
Disempurnakan.

1.2

RUMUSAN MASALAH

Adapun rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini


adalah sebagai berikut:
a. Bagaimana menggunakan penulisan unsur serapan yang sesuai
dengan Ejaan Yang Disempurnakan?

b. Bagaimana menggunakan tanda baca yang baik dan benar sesuai


Ejaan Yang Disempurnakan ?

1.3

TUJUAN

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini antara lain :


a. Untuk mengetahui cara cara penulisan unsur serapan maupun
pemakaian

tanda

baca

sesuai

dengan

Ejaan

Yang

Disempurnakan.
b. Mahasiswa

dapat

menerapkan

dalam

pembuatan

laporan-

laporan, makalah, karya tulis, dan skripsi yang sesuai dengan


Ejaan Yang Disempurnakan.
c. Untuk masyarakat umum setidaknya mengetahui beberapa isi
dari

kaidah

Ejaan

Yang

Disempurnakan

dengan

membaca

makalah ini.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1

Penulisan Unsur Serapan

Perkembangan

bahasa

Indonesia

sangat

pesat.

Dalam

perkembangannya itu bahasa Indonesia menyerap unsur dari berbagai


bahasa lain, baik dari bahasa daerah maupun dari bahasa asing, seperti
bahasa Sansekerta, Arab, Portugis, Belanda, dan Inggris. Berdasarkan
taraf integrasinya unsur serapan dalam bahasa Indonesia, dapat dibagi
atas dua golongan, yaitu:
a. Unsur asing yang belum sepenuhnya terserap kedalam bahasa
Indonesia.
Contoh:
Reshuffle, shuttle cock, Iexploitation de Ihome par Ihome. Unsurunsur

ini

dipakai

dalam

konteks

bahasa

Indonesia,

tetapi

pengucapannya masih mengikuti cara asing.


b. Unsur asing yang pengucapan dan penulisannya disesuaikan
dengan kaidah bahasa Indonesia. Dalam hal ini, diusahakan agar
ejaan asing hanya diubah seperlunya sehingga bentuk Indonesianya
masih dapat dibandingkan dengan bentuk asalnya. Kaidah ejaan
yang berlaku bagi unsur serapan ialah sebagai berikut:
aa (Belanda) menjadi a
paal

pal

baal

bal

octaaf

oktaf

ae, jika tidak bervariasi dengan e, tetap ae


aerobe

aerob

aerodynamics

erodinamika

ae, jika bervariasi dengan e, menjadi e


7

haemoglobin
haematite

hemoglobin
hematit

ai, tetap ai
trailer

trailer

caisson

kaison

au, tetap au
audiogram

audiogram

hydraulic

hidraulik

caustic

kaustik

c, di muka a, u, o, dan konsonan, menjadi k


construction
cubic
classification

konstruksi
kubik
klasifikasi

c, di muka e, I, oe, dan y, menjadi s


central

sentral

circulation

sirkulasi

cylinder

silinder

cc, di muka o, u, dan konsonan, menjadi k


accommodation

akomodasi

acculturation

akulturasi

acclamation

aklamasi

cc, di muka e, dan I, menjadi ks


accent

aksen
8

vaccine

vaksin

cch dan ch, di muka a, o, dan konsonan menjadi k


charisma

karisma

saccharin

sakarin

technique

teknik

ch, yang lafalnya s atau sy, menjadi s;


ch, yang lafalnya c menjadi c
echelon

eselon

machine

mesin

check

cek

c (Sansekerta) menjadi s
cabda

sabda

castra

sastra

e tetap e
effective

efektif

description

deskripsi

system

system

ea tetap ea
idealist

idealis

habeas

habeas

ee (Belanda) menjadi e
stratosfeer
system

stratosfer
system
9

ei tetap ei
eicosane

eikosan

eidetic
einsteinium

eidetik
einsteinium

eo tetap eo
stereo
geometry

stereo
geometri

zeolite

zeolit

eu tetap eu
neutron

neutron

eugenol

eugenol

europium

europium

f tetap f
fanatic

fanatic

factor

factor

fossil

fosil

gh menjadi g
sorghum

sorgum

gue menjadi ge
igue

ige

gigue

gige

i, pada awal suku kata di muka vocal, tetap i


iamb

iambe
10

ion

ion

iota

iota

ie, jika lafalnya i, menjadi i


ie, jika lafalnya bukan i, tetap ie
politiek

politik

riem

riem

efficient

efisien

kh (Arab) tetap kh
khusus
akhir

khusus
akhir

ng tetap ng
contingent

kontingen

linguistic

linguistic

congress

kongres

oe (oi Yunani) menjadi e


oestrogen

estrogen

oenology

enologi

foetus

fetos

oo (Belanda) menjadi o
komfoor

kompor

provost

provos

oo (Inggris) menjadi u
cartoon

kartun
11

proof

pruf

pool

pul

oo (vocal ganda) tetap oo


zoology

zoology

coordination

koordinasi

ou, jika lafalnya au, menjadi au


bout
counter

baut
counter

ou, jika lafalnya u, menjadi u


gouverneur
coupon
contour

gubernur
kupon
kontur

ph menjadi f
phase
psysiologi
psychosomatic

fase
fisiologi
psikosomatik

pt tetap pt
pterosaur

pterosaur

pteridology

pteridologi

ptyalin

ptyalin

q menjadi k
aquarium

akuarium

frequency

frekuensi
12

aquator

akuator

rh menjadi r
rhapsody

rapsodi

rhythm
rhetoric

ritme
retorika

sc, di muka a, o, u, dan konsonan, menjadi sk


scandium

scandium

scriptie
scotopia

skripsi
skotopia

sc, di muka e, i, dan y, menjadi s


scenography
scintillation

senografi
sintilasi

scyphistoma

sifistoma

sch, di muka vocal, menjadi sk


schema

skema

schizophrenia

skizofrenia

scholasticisme

skolastisme

t, di muka i, jika lafalnya s, menjadi s


ratio

rasio

action

aksi

patient

pasien

th menjadi t
theocracy

teokrasi
13

thrombosis

thrombosis

method

metode

u tetap u
unit

unit

structure

struktur

institute

institut

ua tetap ua
dualism

dualism

aquarium

akuarium

ue tetap ue
suede
dued

sued
duet

ui tetap ui
equinos

equinox

conduite

konduite

duit

duit

uo tetap uo
fluorescein

fluoresein

quorum

kuorum

quota

kuota

uu menjadi u
prematuur

prematur

vacuum

vakum
14

v tetap v
vitamin

vitamin

X, pada awal kata tetap x


Xanthate

xantat

Xenon

xenon

Xylophone

xilofon

X, pada posisi lain, menjadi ks


Excess

ekses

Exceptie

aksepsi

Axcitation

eksitasi

Xc, di mika a, o, u dan konsonan, enjadi ksk


Excavation

ekskavasi

Excommunication

ekskomunikasi

Exclusive

eksklusif

Y, jika lafalnya y, tetap y


Yangonin

yangonin

Yen

yen

Yuccaganin

yukaganin

Y, jika lafalnya i, menjadi i


Dynamo

dynamo

Propyl

propel

Psychology

psikologi

Z tetap z
Zenith

zenith
15

Zirconium

zirconium

Zodiac
Konsonan

ganda

zodiac
menjadi

konsonan

tunggal,

kecuali

dapat

membingungkan.
Gabbro

gabro

Effect

efek

Commission

komisi

-aat menjadi at
Advocaat

advokat

-age menjadi ase


Percentage

persentase

Etalage

etalase

-air, -ary, menjadi er


Complementair
Primair, primary

komplementer
primer

Secundair, secondary

skunder

-ant menjadi an
Accountant

akuntan

Informant

informan

-archie, -archy menjadi arki


Anarchic, anarchy

anarki

Oligarchic, oligarchy

oligarki

(a)tie, -(a)tion menjadi asi, -si


Actie, action

aksi

16

Publicatie, publication

publikasi

-eel, -aal, -al menjadi al


Structureel, structural

structural

Formeel, formal

formal

Rationeel, rational

rasional

-ein tetap ein


Cystein

sistein

Casein

kasein

Protein

protein

-eur, or menjadi ur
Directeur, director

direktur

Inspecteur, inspector

inspektur

Conducteur, conductor

kondektur

-or tetap or
Dictator

dictator

Corrector

korektor

-ief, -ive menjadi if


Descriptief, descriptive

deskriptif

Demontratief, demonstrative

demonstrative

-iek, -ica, -ic, -ics, -ique (nominal), -ik, ika


Logica, logic

logika

Physica, physics

fisika

Techniek, technique

teknik

-iel, -ile menjadi il


17

Percentile, percentile

persentil

Mobile, mobile

mobil

Stabile, stabile

stabil

(-isch), -ical menjadi is


Economisch, economical

ekonomis

Practisch, practical

praktis

Logisch, logical

logis

-isme, -ism menjadi isme


Modernisme, modernism

modernisme

Communism, communism

komunisme

-ist menjadi is
Publicist

publisi

Egoist

egois

-logic, -logy menjadi logi


Technologic, technology

teknologi

Phsyotogic, physiologi
Analogic, analogy

fisiologi
analogi

-logue menjadi log


Catalogue

catalog

Dialogue

dialog

-loog (belanda) menjadi log


Analog
Epilog

analog
epilog

-oide, -oid menjadi oid


18

Hominoide, hominoid
Anthropoide, anthropoid

hominoid
anthropoid

-oir(e) menjadi oar


Trottoir
Repertoire

trotoar
repertoar

-teit, -ty menjadi tas


Universiteit, university
Qualiteit, quality

universitas
kualitas

-uur, -ure menjadi ur

2.2

Factuur

faktur

Structuur, structure

struktur

Pemakaian Tanda Baca

Tanda baca adalah rambu-rambu tanda yang berfungsi untuk


memahami suatu teks bacaan. Ada beberapa tanda baca yang akan
dibahas yaitu sebagai berikut:
2.2.1 Tanda Titik
Kaidah-kaidah pemakain tanda titik yang harus kita perhatika adalah
sebagai berikut ini.
a. Tanda titik dipakai di akhir kalimat berita.
Contoh:
Saya menulis surat.
Kami menyelesaikan pekerjaan itu.
Ia sedang bekerja di sawah.
b. Tanda titik dipakai pada akhir singkatan nama orang.
Contoh: Abd. Jalil
A.H. Darwin
Muh. Hamin
c. Tanda titik dipakai pada akhir singkatan gelar, jabatan, pangkat,
dan sapaan.
Contoh: Drs. (Doktorandus)
19

Ir.
(Insinyur)
Dr.
(Doktor)
dr.
(Dokter)
M.B.A (Master of Bussiness Administration)
S.H. (Sarjana Hukum)
Prof. (Profesor)
Kep. (Kepala)
Kol. (Kolonel)
Sdr. (Saudara)
d. Tanda titik dipakai pada singkatan kata atau ungkapan yang
sangat lazim atau umum.
Contoh: u.b. (untuk beliau)
a.n. (atas nama)
u.p. (untuk perhatian)
dsb. (dan sebagainya)
tgl. (tanggal)
e. Tanda titik dipakai di belakang angka atau huruf dalam satu
bagan, ikhtisar, atau daftar.
Contoh:
1. Kata
a. Kata Dasar
b. Kata Jadian
Atau
2. Kata
a. Kata Dasar
b. Kata Jadian
catatan: di belakang nomor ganda tidak dibubuhi tanda titik.
f. Tanda titik dipakai untuk memisahkan angka jam, menit, dan
detik yang menunjukkan waktu.
Contoh: Pukul 10.30 (pukul 10 lewat 30 menit)
Pukul 11.30.45 (pukul 11 lewat 30 menit 45 detik)
Atau
Jam 10.30 (jam 10 lewat 30 menit)
Jam 11.30.45 (jam 11 lewat 30 menit 45 detik)
g. Tanda titik dipakai untuk memisahkan angka jam, menit, dan
detik yang menunjukkan jangka waktu.
Contoh: 12.20 jam (12 jam, 20 menit)
11.30.45 jam (11 jam, 30 menit, 45 detik)

20

Agar

kita

mendapat

gambaran

yang

lebih

jelas

mengenai

pemakaian tanda titk, perhatikanlah gambar berikut ini.

Gambar 3. Pemakaian Tanda Titik


Tanda titik tidak dipakai dalam hal sebagai berikut.

1. Tanda pada singkatan yang terdiri atas huruf-huruf awal kata atau suku
kata, atau kata gabungan keduanya yang terdapat di dalam nama badan
pemerintah, lembaga nasional, atau yang terdapat di dalam akronim yang
sudah diterima oleh masyarakat.

Contoh

:
MPR

(Majelis Permusyawaratan Rakyat)

SMA

(Sekolah Menengah Atas)

ABRI

(Angkatan Bersenjata Republik Indonesia)

WHO

(World Health Organization)

tilang

(bukti pelanggaran)

ormas

(organisasi massa)

2. Pada singkatan satuan ukuran, takaran, timbangan, mata uang, dan


lambing kimia.
Contoh
: 10 kg
2 cm

Ia membeli beras 10 kg tadi.


Tebalnya 2 cm lebih sedikit.
21

Rp 50,00
Harganya Rp. 50,00 per batang.
3. Pada akhir judul yang merupakan kepala karangan, atau kepala
ilustrasi, table, dan sebagainya.
Contoh
:
Salah Asuhan
Pengajaran Kosakata
Acara Kunjungan Adam Malik
4. Di belakang alamat pengirim dan tanggal surat atau nama dan
alamat penerima surat.
Contoh

Jalan Jenderal Sudirman 25 Pekan Baru 17 Juli

1989
Yth. Sdr. Abd. Hamid, M.A.
Jalan Ahmad Yani 33 Jakarta
Kantor Penerangan Agama
Jalan Mesjid Raya 125 Ujung Pandang
5. Memisahkan angka ribuan, jutaan, dan selanjutnya yang tidak
menunjukkan jumlah.
Contoh

Ia lahir pada tahun 1936 di Medan.

Tanggal 17 Agustus 1945 selalu diperingati tiap tahun.


Istilah itu terdapat dalam halaman 3333.
Kartunya bernomor 1110132.
Agar kita mendapat pandangan yang menyeluruh mengenai apabila
dan di mana tanda titik tidak dipakai, marilah kita perhatikan gambar
berikut ini.

22

Gambar 4. Wadah dan Situasi yang Menyatakan bahwa Tanda Titik Tidak
Perlu Dipakai.
2.2.2 Tanda Koma
Kaidah-kaidah

pemakaian

tanda

koma

yang

harus

kita

terapkan adalah sebagai berikut.


1. Tanda koma dipakai di antara unsur-unsur dalam suatu
perincian atau pembilangan.
Contoh: Saya membeli kertas, pena dan tinta.
Surat biasa, surat kilat ataupun surat khusus
memerlukan perangko. Satu, duatiga!
2. Tanda koma dipakai untuk memisahkan kalimat setara
yang satu kalimat setara berikutnya yang didahului oleh
kata, seperti tetapi atau melainkan.
Contoh: Ia mau pergi, tetapi kami sudah dating.
Ali bukan anak saya, melainkan anak

Pak

Alimuddin.
3. Tanda koma dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari
induk kalimat apabila anak kalimat mendahului induk
kalimat.
Contoh: Kalau hari hujan, saya tidak akan dating.
Karena sibuk, ia lupa akan janjinya.
23

4. Tanda koma dipakai di belakang kata atau ungkapan


penghubung anatara kalimat yang terdapat pada awal
kalimat. Termasuk di dalamnya: jadi, oleh karena itu, lagi
pula, meskipun, atau tetapi.
Contoh: Jadi, kita harus selalu berhati-hati.
Oleh karena itu, belajarlah dengan sebaik-baiknya.
Meskipun
begitu,
ia
harus
menyelesaikan
pekerjaannya.
5. Tanda koma dipakai di belakang kata-kata seperti: o, ya,
aduh, kasihan, yang terdapat pada awal kalimat.
Contoh: O, mengapa begitu?
Aduh, coba tolong!
Kasihan, apa boleh buat.
6. Tanda koma dipakai untuk memisahkan kalimat langsung
dari bagian lain dalam kalimat.
Contoh: Kata Bapa,Saya akan pergi ke Medan.
Saya senang sekali,kata ibu, karena kamu naik
kelas.
7. Tanda koma dipakai di antara (a) nama dan alamat, (b)
bagian-bagian alamat, (c) tempat dan tanggal,
nama

tempat dan wilayah atau

dan (d)

negeri yang ditulis

berurutan.
Contoh: Surat-surat ini harap dialamatkan kepada Dekan
Fakultas Kedokteran, Universitas Indonesia,
Jalan Salemba Raya 6, Jakarta.
Sdr. Abdullah, Jalan Melur 1, Bandung.
Jakarta, 10 Mei 1960
Kuala Lumpur, Malaysia.
8. Tanda koma dipakai untuk menceraikan bagian nama yang
dibalik susunannya dalam daftar pustaka.
Contoh: Junus, Umar. Sejarah dan Perkembangan ke Arah
Bahasa Indonesia.
Lembaga Penerbit IKIP Malang Pusat, 1965.
9. Tanda koma dipakai di antara tempat penerbit, nama
penerbit dan tahun penerbitan.
Contoh: Ramlan, M. Ilmu Bahasa Morfologi. Yogja. U.P.
10.

Indonesia, 1967.
Tanda koma dipakai di antara nama (orang dan gelar

akademik yang mengikutinya untuk membedakannya dari


singkatan nama keluarga atau marga).
Contoh: Hasan, M.A.
24

11.

Ali, S.H.
Amin, M.Sc.
Rukiah, B.A.
Tanda koma dipakai di muka angka persepuluhan dan di

antar rupiah dan dalam bilangan.


Contoh: 12,20 m
35,45 kg
Rp 25,50 (dua puluh lima rupiah lima puluh sen)
Catatan:
Lambang Rp tidak diberi titik.
12. Tanda koma dipakai untuk mengapit keterangan
tambahan dan keterangan aposisi.
Contoh: Ahmad, yang menginginkan penyelesaian, mulai
berbicara.
Kepala lingkungan kami, Abd. Samad,
ramah.
13.

sangat

Tanda koma tidak dipakai untuk memisahkan petikan

dari bagian lain dalam kalimat apabila petikan langsung


trsebut berakhir dengan tanda tanya atau tanda seru, dan
mendahului bagian lain dalam kalimat itu.
Contoh: Kapan Saudara tiba?Tanya Ali.
Lekas pergi! serunya.
Sebagai rangkuman pemakaian tanda koma yang telah kita
bicarakan sebelumnya, marllah kita perhatikan gambar berikut ini.

25

2.2.3 Tanda Titik Koma (;)


Hal-hal yang perlu kita perhatikan mengenai pemakaian tanda
titik koma adalah sebagai berikut.
1. Tanda titik koma dapat dipakai untuk memisahkan bagian-bagian
kalimat yang sejenis dan setara.
Contoh: Malam makin larut; pekerjaan belum selesai juga.
2. Tanda titik koma dapat dipakai untuk memisahkan kalimat yang
setara di dalam suatu kalimat majemuk sebagai pengganti atau
penghubung.
Contoh: Bapak membaca surat kabar; ibu memasak di dapur;
adik main-main di halaman.
Ani menulis surat; Badu

membaca

buku;

Ahmad

menggambar pemandangan.
2.2.4 Tanda Titik Dua (:)
Ada beberapa hal yang perlu kita perhatikan mengenai
pemakaian tanda titik dua.

26

1. Tanda titik dua dipakai pada akhir suatu pernyataan lengkap jika
diikuti rangkaian atau pemakaian tanda titik dua.
Contoh: Indonesia mengekspor berbagai macam hasil bumi:
kopra, karet, kopi, dan rotan.
Hanya ada dua pilihan bagi para pejuang kemerdekaan:
hidup atau mati.
2. Tanda titik dua dipakai sesudah kata atau ungkapan yang
memerlukan pemerian.
Contoh: Ketua
: Prof. Dr. Ahmad Sanusi
Sekretaris : Dr. M. Muctar
Bendahara : Drs. A. S. Amin, M.A.
3. Tanda titik dua dipakai dalam teks drama sesudah kata yang
menunjukkan pelaku dalam percakapan.
Contoh: Bapak
: Mau pergi ke mana Ali?
Ali
: Pergi ke sekolah, Pak.
Bapak
: Berhati-hati di jalan.
Ali
: Terima kasih, Pak.
4. Tanda titik dua tidak dipakai kalau rangkaian atau pemerian itu
merupakan pelengkapan yang mengakhiri pernyataan.
Contoh: Indonesia mengekspor kopra, karet, kopi dan rotan
5. Tanda titik dua dipakai: (i) di antara jilid atau nomor dan
halaman, (ii) di antara bab dan ayat dalam kitab-kitab suci, atau
(iii) di antara
Contoh: (i)
(ii)
(iii)

judul dan anak judul suatu karangan.


Tempo, L, (1971), 24:7
Surat Ibrahim: 4
Karangan Ali Hakim, Pendidikan Seumur Hidup:

Sebuah Studi, sudah terbit.


2.2.5 Tanda Hubung (-)
Hal-hal yang perlu kita perhatikan sehubungan dengan
pemakaian tanda hubung akan dibahas berikut ini.
1. Tanda hubung menyambung suku-suku kata dasar yang terpisah
oleh pergantian baris.
Contoh: Saya akan datang untuk mengunjungi paman di Medan
bulan depan.
2. Tanda hubung menyambung awalan dengan bagian kata di
belakang atau akhiran dengan kata di depan pada pergantian
baris

27

Contoh :

Mereka mendapatkan ilmu pengetahuan baru

dalam hal itu.


Catatan:

Diusahakan supaya dalam pemenggalan terdapat


hanya satu huruf pada ujung garis atau pada pangkal
garis.

3. Tanda hubung menyambung unsur-unsur kata ulang.


Contoh: jalan-jalan,
bermain-main,
terombang-ambing
Catatan :
Tanda ulang (2) hanya digunakan pada tulisan
cepat dan notula dan tidak dipakai pada teks karangan.
4. Tanda hubung menyambung huruf kata yang di eja satu-satu di
bagian-bagian tanggal.
Contoh :
m-u-f-a-k-a-t
p-a-n-i-t-i-a
28-10-1928
5. Tanda hubung dapat dipakai untuk memperjelas hubungan
bagian ungkapan.
Bandingkanlah :
ber-evolusi
Dengan :
be-revolusi
Anak-perwira yang ramah
Dengan :
anak perwira-yang ramah
6. Tanda hubung dipakai untuk merangkaikan : (a) se- dengan kata
berikutnya yang dimulai dengan huruf capital, (b) ke- dengan
angka, (c) angka dengan an, dan (d) singkatan huruf capital
dengan imbuhan atau kata.
Contoh :
se-Sumatera
pemenang ke-2
tahun 80-an
SIM-nya
bom-H
7. Tanda hubung dipakai untuk merangkaikan unsure bahasa
Indonesia dengan bahasa asing.
Contoh :
di-charter
income-nya
di-claim
claim-nya

28

2.2.6 Tanda Pisah (-)


Mengenai pemakaian tanda pisah ini ada tiga hal yang kita
perlu perhatikan.
1. Tanda pisah membatasi penyisipan kata untuk kalimat
yang member penjelasan khusus di luar bangun kalimat.
Contoh :
Kemakmuran bangsa itu saya yakin
diusahakan oleh bangsa itu sendiri.
2. Tanda pisah menegaskan adanya aposisi atau keterangan
yang lain sehingga kalimat menjadi lebih jelas.
Contoh : Pak Sanusi kepala lingkungan kami memiliki
jiwa pembangunan.
3. Tanda pisah dipakai di antara dua bilangan atau tanggal
yang berarti sampai dengan atau di antara dua nama kota
yang berarti ke atau sampai.
Contoh :
1901-1947
tanggal 1-11 Maret 1989
Pematang Siantar Padang
2.2.7

Tanda Elipsis ()
Ada dua hal yang harus kita perhatikan mengenai

pemakaian tanda elipsis ini.


1. Tanda elipsis menggambarkan kalimat yang terputusputus.
Contoh :

Maksud Ali memeluk gunung.. Ya, apa daya

tangan tak sampai.


2. Tanda elipsis menunjukkan bahwa dalam suatu petikan ada
bagian yang dihilangkan.
Contoh :
Sebab kecelakaan Akan diteliti lebih lanjut.

2.2.8

Tanda Tanya (?)

Hal-hal yang perlu kita perhatikan mengenai pemakaian tanda


tanya adalah sebagai berikut.
1. Tanda tanya dipergunakan pada akhir kalimat tanya.
Contoh :
Kapan Saudara berangkat? Sauara tahu,
bukan?

29

2. Tanda

tanya

dipakai

diantara

tanda

kurung

untuk

menyatakan bagian kalimat yang disangsikan atau yang


kurang dapat dibuktikan kebenarannya.
Contoh :
Ia dilahirkan pada tahun 1879 (?)
Uangnya sebanyak 10 juta rupiah (?) hilang
2.2.9

Tanda Seru (!)

Tanda seru dipakai untuk menyatakan perintah, seruan,


kesungguhan, ketidakpercayaan atau emosi yang kuat.
Contoh :
Pergi!
Terlalu!
Jangan diulangi lagi!
Allahu Akbar!
Merdeka!
Alangkah ngerinya pembunuhan itu!
Sapu halaman itu segera!
2.2.10

Tanda Kurung (())

Hal-hal yang perlu kita perhatikan mengenai pemakaian tanda


kurung adalah sebagai berikut.
1. Tanda kurung mengapit keterangan atau penjelasan.
Contoh :
EYD (Ejaan Yang Disempurnakan) ialah ejaan yang
resmi digunakan sekarang.
DIP (Daftar Isi Proyek) sudah selesai.
2. Tanda kurung mengapit angka atau huruf yang merinci satu
seri keterangan. Angka atau huruf ini dapat juga diikuti oleh
kurung tutup saja.
Contoh :
Faktor produksi menyangkut hal berikut.
(a) alam; (b) tempat kerja; (c) modal; dan (d)
pengangkutan
atau : Faktr produksi menyangkut masalah yang
berikut.
(1) alam; (2) tempat kerja; (3) modal; dan (4)
pengangkutan
2.2.11

Tanda kurung siku ([])

Hal-hal yang perlu kita perhatikan mengenai pemakaian tanda


kurung siku adalah sebagai berikut :
30

1. Tanda kurung siku mengapit huruf, kata atau kelompok kata


sebagai koreksi tambahan pada kalimat atau bagian kalimat atau
bagian kalimat yang ditulis orang lain. Tanda itu memang isyarat
bahwa kesalahan itu memang terdapat dalam naska awal.
Contoh :
Sang Sapurba men [ d ] engar bunyi gemerisik.
Ejaan Bahasa Indonesia [yang] disempurnakan mulai
berlaku sejak tahun 1972.
2. Tanda kurung siku mengapit keterangan dalam kalimat penjelas
yang sudah bertanda kurung.
Contoh :
(Perbedaannya [ lihat bab III ] tidak dipersoalkan
lagi).
2.2.12

Tanda Petik ()

Ada lima hal yang perlu kita perhatikan mengenai pemakaian


tanda petik.
1. Tanda petik mengapit petikan langsung yang berasal dari
pembicaraan, naskah atau bahan tertulis lain. Kedua pasang
tanda petik itu ditulis sama tinggi di sebelah atas baris.
Contoh :
kata kakak, Saya mau pergi sekolah.
Siapa itu? Tanya Ali
2. Tanda petik mengapit judul syair, karangan dan baba buku
apabila dipakai dalam kalimat.
Contoh :
sajak Aku dikarang oleh Chairil Anwar
3. Tanda petik mengapit istilah ilmiah yang kurang dikenal atau
kata yang mempunyai arti khusus.
Contoh :
Cara coba dan ralat biasa digunakan untuk
mengerjakan suatu pekerjaan yang baru dihadapi.
Approach
biasa
diterjemahkan
engan

kata

pendekatan.
4. Tanda titik penutup mengikuti tanda baca yang mengakhiri
petikan langsung.
Contoh :
kata Ali, Saya juga minta satu.
1. Tanda baca penutup kalimat atau bagian kalimat ditempatkan
dibelakang tanda petik yang mengapit kata atau ungkapan
yang dipakai dengan arti khusus pada ujung kalimat atau
bagian kalimat.
Contoh :
karena warna kulitnya, Budi mendapat julukan Si
Hitam.
31

Bang Komar sering disebut pahlawan, ia sendiri


tidak tau sebabnya.
2.2.13

Tanda Petik Tunggal ()

Hal-hal yang perlu kita perhatikan mengenai pemakaian tanda


petik tunggal adalah sebagai berikut.
1. Tanda petik tunggal mengapit petikan yang tersusun di dalam
petikan lain.
Contoh :
Tanya Basri, Kau dengar bungi kring-kring tadi?
2. Tanda petik tunggal mengapit makna, terjemahan atau
penjelasan kata atau ungkapan asing.
Contoh :
feed-back balikan
Try out uji coba
2.2.14

Tanda Garis Miring (/)

Hal-hal yang perlu kita perhatikan

mengenai pemakaian

tanda garis miring adalah sebagai berikut.


1. Tanda garis miring dipakai dalam penomoran kode surat.
Contoh :
No. 7/PK/1989
NO. 12/UM/89
2. Tanda garis miring dipakai sebagai pengganti kata : atau, tiap.
Contoh :
Dikirim lewat darat/ laut.
Harga Rp 30.000,00/ lembar.

32

BAB III
PENUTUP

3.1

KESIMPULAN

Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari pembahasan makalah


yaitu sebagai berikut :
a. Kata serapan adalah kata yang berasal dari bahasa asing atau
bahasa daerah. Dilihat dari taraf penyerapannya, penulisan unsur
serapan ada tiga, yaitu: kata asing, kata asing yang dipertahankan
karena sifat keinternasionalannya, dan kata asing yang berfungsi
untuk memperkaya.
b. Penggunaan tanda baca sangat berarti dalam bahasa tulisan,
terutama dalam penulisan karya ilmiah sangat penting untuk
diperhatikan. Banyak pengguna bahasa yang kurang mengindahkan
kaidah

tanda

baca,

sehingga

tulisan

yang

disusunnya

tidak

mencapai sasaran. Adanya penggunaan tanda baca yang tepat


dapat membantu pembaca memahami tulisan dengan tepat.

3.2

SARAN

Sudah menjadi kewajiban kita bersama untuk selalu mengingatkan


kepada masyarakan untuk dapat menggunakan kaidah tata bahasa
Indonesia yang baik dan benar, karena bagaimanapun bahasa memiliki
peran penting dalam proses pembangunan karakter masyarakat dalam
bangsa ini.

33

DAFTAR PUSTAKA

Keraf, G. 1991. Tata Bahasa Indonesia Rujukan Bahasa Indonesia untuk Pendidikan
Menengah. Jakarta: Gramedia.
Depdikbud. 1990. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Depdikbub. 1987. Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan dan
Pedoman Umum Pembentukkan Istilah. Jakarta: Departemen Pendidkan dan
Kebudayaan.
Tarigan, H. G. 1984. Pengajaran Ejaan Bahasa Indonesia. Bandung: Angkasa.
Tim Dosen. 2014. Pendidikan Bahasa Indonesia. Medan: Unimed Press
https://www.academia.edu/13967322/penulisan_unsur_serapan_dan_pema
kaian_tanda_baca

34

Anda mungkin juga menyukai