PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Dalam pembuatan sebuah perangkat lunak dibutuhkan beberapa teknik analisa
kebutuhan dan teknik permodelan yang baik, agar dapat tercipta suatu perangkat lunak yang
memiliki alur proses yang jelas. Dengan hal tersebut maka perlu diketahui mengenai dasar
dari beberapa suatu permodelan dalam suatu pembangunan perangkat lunak (Software).
Pengembangan perangkat lunak dapat diartikan sebagai proses membuat suatu
perangkat lunak baru untuk menggantikan perangkat lunak lama secara keseluruhan atau
memperbaiki perangkat lunak yang telah ada. Secara umum daur hidup pengembangan
perangkat lunak meliputi tahapan-tahapan atau aktivitas pengembangan yang terdiri dari
tahap analisis, tahap perancangan, tahap implementasi serta tahap pengujian (Nugroho, dkk.
2009). Tahap analisis dan perancangan merupakan tahapan awal yang penting dalam suatu
paradigma pengembangan perangkat lunak, karena sangat mempengaruhi tahapan
selanjutnya.
Didasari oleh uraian latar belakang diatas maka paper ini akan membahas tentang
beberapa macam jenis paradigma yang dapat digunakan dalam proses analisis dan desain
perangkat lunak yang umum digunakan.
1.2
Perumusan Masalah
Berikut adalah rumusan masalah yang akan dibahas pada pembuatan paper ini, yaitu
apa saja jenis permodelan paradigma yang dapat digunakan dalam proses analisis dan desain
perangkat lunak?
1.3
Batasan Masalah
Adapun batasan-batasan masalah dalam pembahasan paper ini adalah sebagai berikut:
- Pembahasan ditujukan pada deskripsi tentang paradigma pada rekayasa perangkat
lunak
- Paradigma yang dibahas terdiri dari 4 jenis paradigma dalam rekayasa perangkat
lunak
- Selain pengertiannya, akan dijelaskan pula kelebihan dan kekurangan dari tiap
paradigma
BAB II
PEMBAHASAN
Waterfall Model
2.1.1
Pendefinisian
Model Waterfall atau air terjun juga sering disebut model sekuensial linier (sequential
linear) atau alur hidup klasik (classic life cycle). Menurut Rosa dan Shalahuddin (2013:2829), model air terjun menyediakan pendekatan alur hidup perangkat lunak secara sekuensial
atau terurut dimulai dari analisis, desain, pengodean, pengujian, dan tahap pendukung
(support). Model air terjun dapat dilihat pada gambar 3 berikut.
2
Kebutuhan
Perangkat
Lunak.
Proses
pengumpulan
kebutuhan
2.2
Prototyping
4
2.2.1
Pendefinisian
Menurut Pressman (2012:50), seringkali pelanggan mendefinisikan sejumlah sasaran
perangkat lunak secara umum, tetapi tidak bisa mengidentifikasikan spesifikasi kebutuhan
yang rinci untuk fungsi fungsi dan fitur fitur yang nantinya akan dimiliki perangkat lunak
yang akan dikembangkan. Dalam kasus seperti ini paradigma pembuatan prototipe mungkin
menawarkan pendekatan yang paling baik.
Menurut S, Rosa(2013:31), model prototipe dapat digunakan untuk menyambungkan
ketidakpahaman pelanggan mengenai hal teknis dan memperjelas spesifikasi kebutuhan yang
diinginkan pelanggan kepada pengembang perangkat lunak. Urutan langkah pengembangan
model prototipe ini yaitu mendengarkan pelanggan, membangun / memperbaiki mock-up,
dan pelanggan melihat/menguji mock up. Mock-up adalah sesuatu yang digunakan sebagai
model desain yang digunakan untuk mengajar, demonstrasi, evaluasi desain, promosi, atau
keperluan lain.
prototype di atas
kertas/model berbasis
2.2.3
Pendefinisian
Model spiral telah dibangun sebagai akibat kritikan bahwa model Waterfall
spiral
memberikan
gambaran
bahwa
makin
membesar
iterasinya,
menunjukkan semakin lengkap versi perangkat lunak yang digunakan. Selama awal dari
sirkuit, objektif, alternatif dan batasan diidentifikasi dan dianalisis.
Model ini memiliki 4 aktivitas penting, yaitu:
Perencanaan, penentuan tujuan, alternative, dan batasan.
Analisis Risiko, analisis, alternative, dan identifikasi/pemecahan risiko.
Engineering, pengembangan level berikutnya dari produk.
Customer Evaluation, penilaian terhadap hasil engineering.
Gambar dibawah ini melukiskan bagaimana proses pembuatan software pada model
spiral:
2.3.2
Dapat digunakan dengan efektif untuk penambahan sistem pada sebuah pembuatan
software.
Kebanyakan model yang lama dapat dipertimbangkan lagi sebagai suatu kasus yang
khusus dari model spiral.
Dengan adanya analisis risiko pada model ini membangun sebuah model yang
menghindarkan banyak perbedaan yang timbul pada model-model yang lain.
2.3.3
Agak sulit meyakinkan pelanggan besar bahwa pendekatan evolusioner ini dapat
diatur. Hal ini membutuhkan keahlian tersendiri. Jika risiko utama tidak ditemukan,
maka masalah bisa muncul.
2.4
Pendefinisian
Istilah Generasi keempat, mengarah ke perangkat lunak yang umum yaitu, tiap
pengembang perangkat lunak menentukan beberapa karakteristik perangkat lunak pada level
yang tinggi. Tool akan otomatis menghasilkan program sumber berdasarkan spesifikasi
tersebut. Teknik 4GT menekankan pada kemampuan menentukan perangkat lunak pada level
mesin dengan bahasa yang lebih alami (Sutabri, 2012).
Pengembangan perangkat lunak yang mendukung 4GT berisi tool-tool berikut:
Bahasa non prosedural untuk query basis data.
Report generation
Data manipulation
Interaksi layar dan definisi
Code generation
Kemampuan grafik level tinggi
Kemampuan spreadsheet
Metode 4GT dimulai dari pengumpulan kebutuhan. Idealnya pelanggan akan
menjelaskan kebutuhan, yang akan langsung ditranslasikan ke prototipe operasional.
Prototipe ini tidak bekerja. Pelanggan mungkin tidak pasti akan hal yang dibutuhkannya, atau
8
2.4.3
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pengembangan perangkat lunak dapat diartikan sebagai proses membuat suatu perangkat
lunak baru untuk menggantikan perangkat lunak lama secara keseluruhan atau memperbaiki
perangkat lunak yang telah ada
metode
dan
konvensi
notasi
yang
telah
didefinisikan
untuk
Model Waterfall atau air terjun juga sering disebut model sekuensial linier (sequential
linear) atau alur hidup klasik (classic life cycle).
Teknik 4GT menekankan pada kemampuan menentukan perangkat lunak pada level
mesin dengan bahasa yang lebih alami
10
DAFTAR PUSTAKA
Pressman, R.S. 2008. Software engineering: a practitioner's approach seventh edition. New
York: McGrawHill.
Loudon, J.P. and Loudon, K. C., 2013. Management Information System, Managing the
Digital Firm. Twelfth edition. England: Pearson Education.
Nugroho, P. E., Ratnasari, K., Kurniawan, N. R., Putro, dan Laksono, B. 2009. Rekayasa
Perangkat Lunak. Diperoleh November 2013, dari http://nerims.files.wordpress.com/2013/04/rekayasa-perangkat-lunak.pdf.
Kroenke, D.M. and Auer, D.J., 2014. Database Processing, Fundamentals, Design, and
Implementation.Thirteen Edition. England: Pearson Education.
Sutabri, T., 2012. Analisa Sistem Informasi. Yogyakarta: Andi.
A.S, Rosa dan M. Shalahuddin. 2013. Modul Pembelajaran Rekayasa Perangkat Lunak
(Terstruktur dan Berorientasi Objek). Bandung: Modula.
Rusli, M, Ziveria, M. 2016. Membandingkan Empat Paradigma Rekayasa Perangkat Lunak.
STMIK ESQ 1-4, (Online), Volume 2, No.1, (http://journal.esqbs.ac.id/index.php/ISTATEMENT/article/download/29/32, diakses 17 September 2016).
K.K, Asli. 2015. Pengembangan dan Analisis Kualitas Berdasarkan ISO 9126 Aplikasi
Pendeteksi Gaya Belajar Model VAK (Visual, Auditoria, Kinestetik Berbasis Web).
Tugas Akhir tidak diterbitkan. Yogyakarta : Program Sarjana Pendidikan Teknik
Informatika Universitas Negeri Yogyakarta.
Hidayat, T.M, Rispianda, dan Amila, K. 2014. Rancangan Perangkat Lunak Penjadwalan
Perkuliahan di Jurusan Teknik Industri ITENAS*. Reka Integra, (Online), Volume 1,
No.1, (http://download.portalgaruda.org2, diakses 17 September 2016).
11