Kesiapsiagaan sarana komunikasi merupakan sarana untuk melakukan fungsi deteksi
adanya bencana, fungsi komando dan pengendalian operasi dan koordinasi selama operasi penanggulangan bencana. Dalam situasi keadaan Darurat bencana sering terjadi kegagapan pananganan dan kesimpang siuran informasi dan data korban maupun kondisi kerusakan, sehingga mempersulit dalam pengambilan kebijakan untuk penanganan darurat bencana. Sistem Koordinasi juga sering kurang terbangun dengan baik, Penyaluran bantuan, distribusi logistic sulit terpantau dengan baik sehingga kemajuan kegiatan penanganan tanggap darurat kurang terukur dan terarah secara obyektif. Situasi dan kondisi di lapangan yang seperti itu disebabkan belum terciptanya mekanisme Sistim Informasi Tanggap Darurat Bencana yang baik, terstruktur dan sistematis. Oleh karena itu media komunikasi mempunyai peran yang sangat vital dalam penyampaian informasi bencana apalagi dalam masa tanggap darurat. Kondisi yang sering menyebabkan terjadinya kelemahan dalam penyampaian informasi biasanya disebabkan oleh terjadinya gangguan pada sistim informasi itu sendiri yang diakibatkan oleh terputusnya jaringan komunikasi. Jaringan komunikasi seperti telpon, telpon seluler ataupun internet bisa mengalami gangguan atau kerusakan karena bencana. Salah satu media yang efektif dalam upaya mencipatkan sistim informasi yang ideal adalah komunikasi radio. Komunikasi radio merupakan hubungan komunikasi yang mempergunakan media udara dan menggunakan gelombang radio sebagai sinyal pembawa. Suatu perangkat sistem komunikasi radio sedikitnya terdiri dari 3 bagian utama yaitu : pesawat radio, antena, dan power supply. Pesawat radio merupakan bagian utama yang berfungsi mengirim dan menerima informasi dalam bentuk gelombang suara. Perangkat radio pada dasarnya terbagi menjadi 2 yaitu bagian pemancar (transmitter) dan bagian penerima (receiver). Kedua bagian ini menjadi satu kesatuan dengan fungsinya masing-masing (transceiver).