Anda di halaman 1dari 3

PERTANIAN KOTA (URBAN)

Pertanian kota (Urban Farming) adalah pertanian yang berada di kota dengan
memanfaatkan lahan/ruang sempit untuk memproduksi kebutuhan masyarakat kota sekitar.
Pertanian kota (urban farming) melibatkan dunia pertanian, peternakan, perikanan dan
kehutanan. Fungsi pertanian kota (urban farming) untuk menghasilkan pendapatan masyarakat
kota dan memberikan kontribusi untuk keamanan pangan sehingga dapat dipandang sebagai
pertanian berkelanjutan.
Sejarah pertanian kota diawali dengan terjadinya degradasi kualitas lingkungan hidup di
kota. Penurunan kualitas lingkungan hidup tersebut menjadi inspirasi pembuatan skema
pertanian kota di seluruh dunia. Machu Picchu (kota kerajaan yang terletak di atas pegunungan
pada puncak Kekaisaran Inca tahun 1450) juga menjadi salah satu inspirasi pertanian di kota
modern.
Pertanian kota didasari oleh nilai ekonomis dan lingkungan. Keterbatasan lahan dapat
dioptimalkan dengan menaman tanaman pangan, hortikultura dan tanaman penyuplai oksigen
dalam jumlah besar.. Pemanfaatan lahan tersebut dapat mengoptimalkan potensi nilai ekonomi
yang dimiliki. Selain didasari oleh nilai ekonomi, lingkungan juga menjadi dasar pembangunan
pertanian kota. Ancaman global warming dan tingginya polusi udara maka perlu dilakukan
pembangunan yang menjaga kelestarian lingkungan. Pertanian kota (urban farming) dapat
menjamin kesegaran dan keamanan panganbagi masyarakat kota. Sistem budidaya yang dapat
diterapkan dipertanian perkotaan antara lain : vertikultur, hidroponik, aquakultur dan taman
minimalis.

PROSES PERENCANAAN KEGIATAN PERTANIAN KOTA YANG DILAKUKAN


OLEH KOMUNITAS BERKEBUN DI KOTA BANDUNG SEBAGAI MASUKAN
PENGEMBANGAN PERTANIAN KOTA DI KAWASAN PERKOTAAN

Kota memiliki ketergantungan dengan wilayah pedesaan dalam penyediaan pangan, termasuk
kota Bandung. Sebanyak 97% kebutuhan pangan di kota Bandung dihasilkan dari beberapa kota
disekitar Bandung.
Terjadinya alih guna lahan pada wilayah-wilayah tersebut secara tidak langsung mempengaruhi
penyediaan pangan di kota Bandung yang mengakibatkan kota Bandung terancam mengalami
persoalan ketahanan pangan.
Ketahanan pangan menurut FAO merupakan situasi dimana semua rumah tangga mempunyai
akses bagi fisik maupun ekonomi untuk memperoleh pangan bagi seluruh anggota keluarganya,
dimana rumah tangga tidak beresiko mengalami kehilangan kedua akses tersebut. Di Indonesia,
ketahanan pangan merupakan kondisi terpenuhinya kebutuhan pangan bagi rumah tangga yang
tercermin dari tersedianya pangan secara cukup, baik dari jumlah maupun mutunya, aman,
merata dan terjangkau.
ketahanan pangan tidaknya terdiri dari 3 sub sistem utama, yaitu 1) Ketersediaan pangan, 2)
Akses pangan, dan 3) Penyerapan pangan. Tiga sub-sistem tersebut menghasilkan stabilitas
pangan yang memiliki keluaran status gizi di suatu wilayah.
Persoalan ketahanan pangan di perkotaan dapat diatasi dengan menerapkan Food Oriented
Department (FOD). FOD merupakan konsep yang menyeimbangkan antara pembangunan kota
dan ketahanan pangan.
Berkembangnya pertanian kota melahirkan beberapa komunitas di Indinesia, di kota Bandung
memiliki komunitas Bandung berkebun. Bandung berkebun memiliki 4 kebun yang tersebar di
seluruh kota Bandung. Pengaplikasian kegiatan pertanian kota dapat mendorong kota tersebut
semakin mandiri dalam penyediaan pangannya, sehingga akan tercipta kota yang tahan pangan.
Untuk pengaplikasian di kota Bandung itu sendiri dilakukan oleh komunitas Bandung berkebun
dengan mengelolah 3 kebun yang ada di kota Bandung, yaitu kebun Sukamulya, Kampung

Urban Farming (KUF) RW 04 Tamansari, dan KUF RW 08 Lebak Siliwangi. Ketiga kebun
tersebut dipilih karena memiliki interaksi dengan masyarakat, khususnya masyarakat Kota
Bandung.

Anda mungkin juga menyukai