Anda di halaman 1dari 16

Hak dan Kewajiban WNI dalam berbagai hal

Pengertian Hak
Hak adalah segala sesuatu yang memang harus didapatkan (mutlak) oleh setiap
manusia sejak ia diciptakan. Adapun dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, Hak adalah
sesuatu hal yang benar, milik, kepunyaan, kewenangan, kekuasaan untuk berbuat sesuatu
(karena telah ditentukan oleh aturan, undang-undang, dan sebagainya), kekuasaan yang benar
atas sesuatu/menuntut sesuatu, derajat atau martabat.
Hak menurut Prof. Dr. Notonagoro adalah kuasa untuk menerima atau melakuakan
suatu yang semestinya diterima atau dilakukan smata-mata (ansih) oleh pihak tertentu dan
tidak dapat dilakukan oleh pihak manapun juga yang pada prinsipnya dapat dituntut secara
paksa olehnya.
Pengertian Kewajiban
Kewajiban adalah segala sesuatu yang harus dilakukan/dilaksanakan oleh masingmasing individu sehingga bisa mendapatkan haknya secara layak. Suatu kewajiban dapat
dikatakan sebagai hutang yang harus dilunasi untuk memperoleh apa yang harus seseorang
miliki.
Menurut Prof. Dr. Notonagoro, wajib adalah beban untuk memberikan sesuatu yang
semestinya dibiarkan atau diberikan semata-mata (ansih) oleh pihak tertentu tidak dapat oleh
pihak lain manapun yang pada prinsipnya dapat dituntut secara paksa oleh yang
berkepntingan.
Pengertian Warga Negara
Warga negara adalah penduduk yang sepenuhnya dapat diatur oleh pemerintahannya dan
mengakui pemerinahan itu sendiri. Warga negara dapat diartikan juga sebagai seseorang yang
secara hukum merupakan anggota dari suatu negara, sedangkan bukan warga negara disebut
orang asing atau warga negara asing.
Contoh Hak Warga Negara Indonesia
1. Setiap warga negara berhak mempertahankan wilayah Negara Kesatuan Republik
Indonesia.
2. Setiap warga negara berhak memperoleh pendidikan dan pengajaran.
3. Setiap warga negara memiliki kedudukan yang sama di hadapan hukum.
4. Setiap warga negara berhak memilih, memeluk dan menjalankan agama dan kepercayaan
masing-masing tanpa paksaan dan tekanan dari pihak manapun.
5. Setiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak.
6. Setiap warga negara berhak mendapat pengakuan dan perlindungan hukum.
7. Setiap warga negara memiliki hak yang sama dalam kemerdekaan mengemukakan
pendapat, berserikat dan berkumpul, baik secara lisan maupun tulisan berdasarkan aturan

perundang-undangan yang berlaku.


Contoh Kewajiban Warga Negara Indonesia
1. Setiap warga negara wajib membayar pajak dan retribusi yang telah ditetapkan oleh
pemerintah pusat dan daerah berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
2. Setiap warga negara wajib membela dan mempertahankan kedaulatan Negara Republik
Indonesia.
3. Setiap warga negara wajib melindungi, menghargai, menghormati, dan menjunjung tinggi
Hak Asasi Manusia.
4. Setiap warga negara memiliki kewajiban untuk taat, tertib, tunduk, dan patuh terhadap
segala hukum yang berlaku di wilayah Negara Indonesia.
5. Setiap warga negara wajib turut serta dalam membangun bangsa dan tanah air agar menjadi
bangsa yang lebih baik lagi.
6. Setiap warga negara wajib mentaati serta menjunjung tinggi dasar negara, hukum dan
pemerintahan tanpa terkecuali, serta dijalankan sebaik-baiknya.

Bentuk Hak dan Kewajiban Warga Negara Indonesia

Hak dan Kewajiban Warga Negara dalam Bidang Hukum


Segala warga negara bersamaan kedudukannya dalam hukum dan pemerintahan dan wajib
menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan tiada kecualinya (Tercantum pada Pasal 27
ayat (1) UUD NRI 1945 ).
Hak dan Kewajiban Warga Negara dalam Bidang Pemerintahan
Warga negara memiliki kesamaan kedudukan dalam pemerintahan serta mempunyai
kesempatan yang sama dalam pemerintahan. Hal ini juga ditegaskan dalam Pasal 28 D ayat
(3) : Setiap warga negara berhak memperoleh kesempatan yang sama dalam pemerintahan
Keikutsertaan warga negara dalam pemerintahan juga dijamin dalam UU No. 39 Tahun 1999
tentang Hak Asasi Manusia yaitu dalam Pasal 43 ayat (2) : Setiap warga negara berhak turut
serta dalam pemerintahan dengan langsung dipilihnya secara bebas, menurut cara yang
ditentukan dalam peraturan perundang-undangan, dan pada ayat (3) : Warga negara dapat
diangkat dalam setiap jabatan pemerintahan.
Hak dan Kewajiban Warga Negara dalam Bidang Politik
Tentang hak warganegara dalam bidang politik terdapat pada UU No. 39 mengatur sebagai
berikut :
Pasal 24 ayat (2) : Setiap warga negara atau kelompok masyarakat berhak mendirikan partai
politik, lembaga swadaya masyarakat atau organisasi lainnya untuk berperan serat dalam
jalannya pemerintahan dan penyelenggaraan negara sejalan dengan tuntunan perlindungan,

penegakan, dan pemajuan hak asasi manusia dengan ketentuan peraturan perundangundangan.
Pasal 43 ayat (1) : Setiap warga negara berhak untuk dipilih dan memilih dalam pemilihan
umum berdasarkan persamaan hak melalui pemungutan suara yang langsung, umum, bebas,
rahasia, jujur, dan adil sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 1 UU No. 9 Tahun 1998 tentang Kemerdekaan menyampaikan pendapat di muka umum
: Yang dimaksudkan dengan kemerdekaan menyampaikan pendapat adalah hak setiap warga
negara untuk menyampaikan pikiran dengan lisan, tulisan dan sebagainya secara bebas dan
bertanggung jawab sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Apa maksud dari di muka umum ? Maksudnya adalah di hadapan orang banyak atau orang
lain termasuk juga di tempat yang dapat didatangi atau dilihat setiap orang.
Hak dan Kewajiban Warga Negara dalam Bidang Sosial Budaya
Di bidang pendidikan
UUD NRI 1945 Pasal 31 ayat (1) : Setiap warga negara berhak mendapat pendidikan .
UUD NRI 1945 Pasal 31 ayat (2) : Setiap warga negara wajib mengikuti pendidikan dasar
dan pemerintah wajib membiayainya.
Di bidang budaya
Pasal 32 UUD NRI 1945 : Pemerintah memajukan kebudayaan nasional Indonesia.
Di bidang Hak Asasi Manusia (UU Nomor 39 Tahun 1999)
Pasal 27 ayat (1) : Setiap warga negara Indonesia berhak untuk secara bebas bergerak,
berpindah dan bertempat tinggal dalam wilayah Negara Republik Indonesia.
Pasal 27 ayat (2) : Setiap warga negara Indonesia berhak meninggalkan dan masuk kembali
ke wilayah Negara Republik Indonesia sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan.
Pasal 42 ayat (1) : Setiap warga negara berhak atas jaminan sosial yang dibutuhkan untuk
hidup layak serta untuk perkembangan pribadinya secara utuh
Pasal 42 ayat (2) : Setiap penyandang cacat, orang yang berusia lanjut, wanita hamil, dan
anak-anak, berhak memperoleh kemudahan dan perlakuan khusus.
Hak dan Kewajiban Warga Negara dalam Bidang Pertahanan dan Keamanan
UUD NRI Tahun 1945 Pasal 27 ayat (3) : Setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta
dalam upaya pembelaan negara.
UUD NRI Tahun 1945 Pasal 30 ayat (1) : Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta
dalam usaha pertahanan dan keamanan negara.
Hak dan Kewajiban Warga Negara dalam Bidang Ekonomi
UUD NRI Tahun 1945 Pasal 27 ayat (2) menyatakan bahwa warga negara berhak
memperoleh pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan.

Ditegaskan lagi dalam UU Nomor 39 Tahun 1999 Pasal 38 yang menyatakan Setiap warga
negara, sesuai dengan bakat, kecakapan, dan kemampuan, berhak atas pekerjaan yang layak

Indonesia ius soli atau ius sanguinis

Penegasan Asas Kewarganegaraan dalam UU No. 12 Tahun 2006


Dalam Penjelasan Umum UU No. 12 Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan Republik
Indonesia, dijelaskan bahwa Indonesia menganut 4 (empat) asas umum, yaitu: (i) asas ius
sanguinis (law of the blood) adalah asas yang menentukan kewargangeraan seseorang
berdasarkan keturunan, bukan berdasarkan negara tempat kelahiran; (ii) asas ius soli (law of
the soil) secara terbatas adalah asas yang menentukan kewarganegaraan seseorang
berdsasarkan negara tempat kelahiran, yang diberlakukan terbatas bagi anak-anak sesuai
dengan ketentuan yang diatur dalam undang-undang ini; (iii) asas kewarganegaraan tunggal
adalah asas yang menentukan satu kewarganegaraan bagi setiap orang, (iv) asas
kewarganegaraan ganda terbatas adalah asas yang menentukan kewarganegaraan ganda bagi
anak-anak sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam undang-undang ini.
Asas ius sanguinis tercermin dari ketentuan Pasal 4 yang menyatakan bahwa: anak yang
lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ayah dan ibu Warga Negara Indonesia (huruf e),
anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ayah Warga Negara Indonesia dan
ibu warga negara asing (huruf c), anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang
ayah warga negara asing dan ibu Warga Negara Indonesia (huruf d), dan seterusnya. UU No.
12 Tahun 2006 juga mengakomodir asas ius sanguinis terhadap anak yang lahir dari
perkawinan yang sah dari seorang ibu Warga Negara Indonesia, tapi ayahnya tidak memiliki
kewarganegaraan (stateless) atau hukum negara asal ayahnya tidak memberikan
kewarganegaraan kepada anak tersebut (vide Pasal 4 huruf d).
Selanjutnya terkait dengan asas ius soli terbatas, UU No. 12 Tahun 2006 juga mengakomodir
setiap anak yang lahir di Indonesia dapat dikategorikan sebagai Warga Negara Indonesia.
Namun, dengan catatan (batasan) bahwa anak yang lahir di wilayah negara Republik
Indonesia tersebut merupakan hasi dari perkawinan yang ayah dan ibunya tidak mempunyai
kewarganegaraan (stateless) atau tidak diketahui keberadaannya. Jadi berbeda dengan
asas ius soli di negara lain, yang menentukan kewarganegaraan anak berdasarkan tempat
kelahiran, walaupun orang tuanya memiliki kewarganegaraan (masing-masing), yang dapat
saja negara orang tuanya tersebut menganut asas ius sanguinis. Di Indonesia, dianutnya
asas ius soli terbatas ini, merupakan bentuk perlindungan hukum bagi anak yang lahir di
wilayah Republik Indonesia, namun status dan asal usul orang tuanya tidak diketahui. Jelas,
apabila Indonesia hanya menganut asasius sanguinis semata, maka dalam posisi demikian, si
anak tidak akan memiliki kewarganegaraan (stateless). Oleh karena itulah mengapa dalam
UU No. 12 Tahun 2006, Indonesia menganut asas ius soli terbatas, yaitu terbatas pada kondisi
tertentu.
Kemudian, asas kewarganegaraan tunggal dan asas kewarganegaraan ganda terbatas. Kedua
asas ini memiliki korelasi, dimana pada prinsip nya UU No. 12 Tahun 2006 hanya
menentukan asas kewarganegaraan tunggal bagi setiap orang, yaitu Warga Negara Indonesia,
baik itu diperoleh berdasarkan asas ius sanguinis ataupun asas ius soli. Namun, bagi anak

yang lahir dari perkawinan campuran (kewarganegaraan) orang tuanya, yang kemudian
mengakibatkan si anak tersebut berkewarganegaraan ganda, maka setelah berusia 18 (delapan
belas) tahun atau sudah menikah, maka anak tersebut harus menyatakan memilih salah satu
kewarganegaraannya
(vide Pasal
6).
Indonesia
tidak
mengenal apatride, bipatride ataupun multipatride. Sehingga setiap orang yang berada di
wilayah Republik Indonesia, harus memiliki status kewarganegaraan yang jelas, karena hal
ini terkait dengan status hukum dari orang yang bersangkutan.
Hadirnya UU No. 12 Tahun 2006 yang menggantikan UU No. 62 Tahun 1958 tentang
Kewarganegaraan Republilk Indonesia, telah memberikan perlindungan kewarganegaran bagi
setiap orang, tidak terkecuali terhadap anak yang dilahirkan dari orang tua yang tidak
memiliki kewarganegaraan (stateless), bahkan asal usulnya tidak diketahui sekalipun.
Indonesia paham betul, arus globalisasi dan meningkatnya pola dinamisasi penduduk dari
suatu negara ke negara lain, bukan tidak mungkin akan menyebabkan terjadi nya hal-hal yang
tidak diinginkan, yang akan berakibat pada kewarganegaraan si anak. Oleh karenanya,
diharapkan undang-undang ini dapat memberikan kepastian hukum bagi status
kewarganegaraan anak, sehingga anak yang dalam posisi yang inferior tidak dirugikan secara
hukum.

Cara Memperoleh Kewarganegaraan Indonesia


UU NO.12 TAHUN 2006

Bab III
SYARAT DAN TATA CARA MEMPEROLEH KEWARGANEGARAAN REPUBLIK
INDONESIA
Pasal 8
Kewarganegaraan Republik Indonesia dapat juga diperoleh melalui pewarganegaraan.
Pasal 9
Permohonan pewarganegaraan dapat diajukan oleh pemohon jika memenuhi persyaratan
sebagai berikut:
a. telah berusia 18 (delapan belas) tahun atau sudah kawin;
b. pada waktu mengajukan permohonan sudah bertempat tinggal di wilayah negara Republik
Indonesia paling singkat 5 (lima ) tahun berturut-turut atau paling singkat 10 (sepuluh
puluh) tahun tidak berturut-turut;
c. sehat jasmani dan rohani;
d. dapat berbahasa Indonesia serta mengakui dasar negara Pancasila dan Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
e. tidak pernah dijatuhi pidana karena melakukan tindak pidana yang diancam dengan pidana
penjara 1 (satu) tahun atau lebih;
f. jika dengan memperoleh Kewarganegaraan Republik Indonesia, tidak menjadi
berkewarganegaraan ganda;
g. mempunyai pekerjaan dan/atau berpenghasilan tetap; dan
h. membayar uang pewarganegaraan ke Kas Negara.
Pasal 10
(1) Permohonan pewarganegaraan diajukan di Indonesia oleh pemohon secara tertulis dalam
bahasa Indonesia di atas kertas bermeterai cukup kepada Presiden melalui Menteri.
(2) Berkas permohonan pewarganegaraan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disampaikan
kepada Pejabat.

Pasal 11
Menteri meneruskan permohonan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 disertai dengan
pertimbangan kepada Presiden dalam waktu paling lambat 3 (tiga) bulan terhitung sejak
tanggal permohonan diterima.
Pasal 12
(1) Permohonan pewarganegaraan dikenai biaya.
(2) Biaya sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dengan Peraturan Pemerintah.
Pasal 13
(1) Presiden mengabulkan atau menolak permohonan pewarganegaraan.
(2) Pengabulan permohonan pewarganegaraan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
ditetapkan dengan Keputusan Presiden.
(3) Keputusan Presiden sebagaimana dimaksud pada ayat (2) ditetapkan paling lambat 3
(tiga) bulan terhitung sejak permohonan diterima oleh Menteri dan diberitahukan kepada
pemohon paling lambat 14 (empat belas) hari terhitung sejak Keputusan Presiden
ditetapkan.
(4) Penolakan permohonan pewarganegaraan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus
disertai alasan dan diberitahukan oIeh Menteri kepada yang bersangkutan paling lambat 3
(tiga) bulan terhitung sejak tanggal permohonan diterima oleh Menteri.
Pasal 14
(1) Keputusan Presiden mengenai pengabulan terhadap permohonan pewarganegaraan
berlaku efektif terhitung sejak tanggal pemohon mengucapkan sumpah atau menyatakan
janji setia.
(2) Paling lambat 3 (tiga) bulan terhitung sejak Keputusan Presiden dikirim kepada pemohon,
Pejabat memanggil pemohon untuk mengucapkan sumpah atau menyatakan janji setia.
(3) Dalam hal setelah dipanggil secara tertulis oleh Pejabat untuk mengucapkan sumpah atau
menyatakan janji setia pada waktu yang telah ditentukan ternyata pemohon tidak hadir
tanpa alasan yang sah, Keputusan Presiden tersebut batal demi hukum.
(4) Dalam hal pemohon tidak dapat mengucapkan sumpah atau menyatakan janji setia pada
waktu yang telah ditentukan sebagai akibat kelalaian Pejabat, pemohon dapat

mengucapkan sumpah atau menyatakan janji setia di hadapan Pejabat lain yang ditunjuk
Menteri.
Pasal 15
(1) Pengucapan sumpah atau pernyataan janji setia sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14
ayat (1) dilakukan di hadapan Pejabat.
(2) Pejabat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) membuat berita acara pelaksanaan
pengucapan sumpah atau pernyataan janji setia.
(3) Paling lambat 14 (empat belas) hari terhitung sejak tanggal pengucapan sumpah atau
pernyataan janji setia, Pejabat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menyampaikan berita
acara pengucapan sumpah atau pernyataan janji setia kepada Menteri.
Pasal 16
Sumpah atau pernyataan janji setia sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 ayat (1) adalah:
Yang mengucapkan sumpah, lafal sumpahnya sebagai berikut:
Demi Allah/demi Tuhan Yang Maha Esa, saya bersumpah melepaskan seluruh kesetiaan saya
kepada kekuasaan asing, mengakui, tunduk, dan setia kepada Negara Kesatuan Republik
Indonesia, Pancasila, dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dan
akan membelanya dengan sungguh-sungguh serta akan menjalankan kewajiban yang
dibebankan negara kepada saya sebagai Warga Negara Indonesia dengan tulus dan ikhlas.
Yang menyatakan janji setia, lafal janji setianya sebagai berikut:
Saya berjanji melepaskan seluruh kesetiaan saya kepada kekuasaan asing, mengakui, tunduk,
dan setia kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia, Pancasila, dan Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dan akan membelanya dengan sungguh-sungguh
serta akan menjalankan kewajiban yang dibebankan negara kepada saya sebagai Warga
Negara Indonesia dengan tulus dan ikhlas.
Pasal 17
Setelah mengucapkan sumpah atau menyatakan janji setia, pemohon wajib menyerahkan
dokumen atau surat-surat keimigrasian atas namanya kepada kantor imigrasi dalam waktu
paling lambat 14 (empat belas) hari kerja terhitung sejak tanggal pengucapan sumpah atau
pernyataan janji setia.
Pasal 18
(1) Salinan Keputusan Presiden tentang pewarganegaraan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 14 ayat (1) dan berita acara pengucapan sumpah atau pernyataan janji setia dari
Pejabat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 ayat (2) menjadi bukti sah
Kewarganegaraan Republik Indonesia seseorang yang memperoleh kewarganegaraan.

(2) Menteri mengumumkan nama orang yang telah memperoleh kewarganegaraan


sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dalam Berita Negara Republik Indonesia.
Pasal 19
(1) Warga negara asing yang kawin secara sah dengan Warga Negara Indonesia dapat
memperoleh Kewarganegaraan Republik Indonesia dengan menyampaikan pernyataan
menjadi warga negara di hadapan Pejabat.
(2) Pernyataan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan apabila yang bersangkutan
sudah bertempat tinggal di wilayah negara Republik Indonesia paling singkat 5 (lima)
tahun berturut-turut atau paling singkat 10 (sepuluh) tahun tidak berturut-turut, kecuali
dengan perolehan kewarganegaraan tersebut mengakibatkan berkewarganegaraan ganda.
(3) Dalam hal yang bersangkutan tidak memperoleh Kewarganegaraan Republik Indonesia
yang diakibatkan oleh kewarganegaraan ganda sebagaimana dimaksud pada ayat (2), yang
bersangkutan dapat diberi izin tinggal tetap sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara menyampaikan pernyataan untuk menjadi
Warga Negara Indonesia sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) diatur dengan
Peraturan Menteri.
Pasal 20
Orang asing yang telah berjasa kepada negara Republik Indonesia atau dengan alasan
kepentingan negara dapat diberi Kewarganegaraan Republik Indonesia oleh Presiden setelah
memperoleh pertimbangan Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia, kecuali dengan
pemberian kewarganegaraan tersebut mengakibatkan yang bersangkutan berkewarganegaraan
ganda.
Pasal 21
(1) Anak yang belum berusia 18 (delapan belas) tahun atau belum kawin, berada dan
bertempat tinggal di wilayah negara Republik Indonesia, dari ayah atau ibu yang
memperoleh
Kewarganegaraan
Republik
Indonesia
dengan
sendirinya
berkewarganegaraan Republik Indonesia.
(2) Anak warga negara asing yang belum berusia 5 (lima) tahun yang diangkat secara sah
menurut penetapan pengadilan sebagai anak oleh Warga Negara Indonesia memperoleh
Kewarganegaraan Republik Indonesia.
(3) Dalam hal anak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) memperoleh
kewarganegaraan ganda, anak tersebut harus menyatakan memilih salah satu
kewarganegaraannya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6.
Pasal 22

Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara mengajukan dan memperoleh Kewarganegaraan
Republik Indonesia diatur dalam Peraturan Pemerintah.

Mungkinkah Kehilangan Kewarganegaraan Indonesia


Warga Negara Indonesia dengan sendirinya kehilangan kewarganegaraannya
karena:
1. Memperoleh kewarganegaraan lain atas kemauannya sendiri.
2. Tidak menolak atau tidak melepaskan kewarganegaraan lain, sedangkan orang yang
bersangkutan mendapat kesempatan untuk itu
3. Masuk dalam dinas tentara asing tanpa izin terlebih dahulu dari Presiden;
4. Secara sukarela masuk dalam dinas negara asing, yang jabatan dalam dinas semacam
itu di Indonesia sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan hanya dapat
dijabat oleh Warga Negara Indonesia;
5. Secara sukarela mengangkat sumpah atau menyatakan janji setia kepada negara asing
atau bagian dari negara asing tersebut;
6. Tidak diwajibkan tetapi turut serta dalam pemilihan sesuatu yang bersifat
ketatanegaraan untuk suatu negara asing;
7. Mempunyai paspor atau surat yang bersifat paspor dari negara asing atau surat yang
dapat diartikan sebagai tanda kewarganegaraan yang masih berlaku dari negara lain
atas namanya; atau
8. Bertempat tinggal di luar wilayah negara Republik Indonesia selarna 5 (lima) tahun
terus menerus bukan dalam rangka dinas negara, tanpa alasan yang sah dan dengan
sengaja tidak menyatakan keinginannya untuk tetap menjadi Warga Negara Indonesia
sebelum jangka waktu 5 (lima) tahun itu berakhir, dan setiap 5 (lima) tahun
berikutnya yang bersangkutan tidak mengajukan pernyataan ingin tetap menjadi
Warga Negara Indonesia kepada Perwakilan Republik Indonesia yang wilayah
kerjanya meliputi tempat tinggal yang bersangkutan padahal Perwakilan Republik
Indonesia tersebut telah memberitahukan secara tertulis kepada yang bersangkutan,
sepanjang yang bersangkutan tidak menjadi tanpa kewarganegaraan.
9. Warga Negara Indonesia dinyatakan hilang kewarganegaraannya oleh Presiden atas
permohonannya sendiri apabila yang bersangkutan sudah berusia 18 (delapan belas)
tahun atau sudah kawin, bertempat tinggal di luar negeri, dan dengan dinyatakan
hilang Kewarganegaraan Republik Indonesia tidak menjadi tanpa kewarganegaraan.

Mungkinkankah Terjadi Kewarganegaraan Ganda Atau Tidak


Berkewarganegaraan

Apatride
Apatride yaitu sebutan bagi orang yang tidak memiliki status kewarganegaraan. Contohnya :
anda adalah keturunan dari bangsa A (Ius soli) tetapi anda dilahirkan dinegara B (Ius
sanguinis), maka bisa dipastikan anda tidak diakui sebagai warga negara A maupun negara B
1. Agus dan Ira adalah status suami dan istri dari Negara B Ius Soli. Mereka tinggal di Negara
A yang berasas Ius Sanguinis. Kemudian Budi anak mereka lahir, menurut Negara A, Budi
tidak diakui sebagai warga negara A, karena orang tua bukan warga negara. Demikian
menurut Negara B, Budi tidak diakui sebagai warga negara, karena lahir di wilayah lain.
Dengan demikian Budi tidak memiliki kewarganegaraan atau Apatride .
2. Jennifer Lopez memiliki darah keturunan bangsa Latin ( Brazil ) , tapi ia lahir di Belanda .
Jadi Jennifer tidak memiliki status kewarganegaraan dari kedua Brazil dan warga Belanda .
Brasil tidak mengakui Jennifer Lopez sebagai warga negara karena ia lahir di luar negara
Brazil . Dan dia bukan warga negara Belanda , karena ia tidak memiliki darah atau keturunan
bangsa Belanda .
Bipatride
Bipatride yaitu sebutan bagi seseorang yang memiliki status kewarganegaraan rangkap atau
ganda. Contohnya: Anda adalah keturunan dari bangsa A (Ius sanguinis) dan anda lahir
dinegara B (ius soli) tetapi karena kedua orangtua anda mempunyai garis keturunan A, maka
anda dengan sah dapat disebut sebagai warganegara A dan sebagai warga negara B.
1. Adi dan Ani adalah suami dan istri dengan status warga Negara A Ius Sanguinis, tetapi
mereka berdomisili di Negara B yang menganut prinsip Ius Soli. Lalu anak mereka lahir,
Dani. Menurut Negara A, Dani adalah warga negara, karena mengikuti kewarganegaraan
orang tua mereka. Menurut Negara B, Dani juga warga negara, karena tempat kelahirannya
adalah di Negara B. Sehingga Dani memiliki status kewarganegaraan ganda atau Bipatride.
2. Ayah Bao Cun Lai adalah seorang Cina, Tapi Bao Cun Lai lahir di Inggris. Jadi dia
memiliki kewarganegaraan ganda, yang merupakan warga negara Inggris yang menerapkan

prinsip kewarganegaraan berdasarkan tempat kelahiran, serta warga China yang menganut
prinsip kewarganegaraan berdasarkan hubungan darah .
Multipatride
Multipatride yaitu sebutan bagi seseorang yang memiliki kewarganegaraan lebih dari 2
negara. Contohnya : Anda adalah seseorang yang telah memiliki kewarganegaraan ganda
(Bipatide), tetapi ketika anda dewasa ada sebuah negara lain memberikan status
kewarganegaraan yang baru karena alasan tertentu lalu anda menerimanya.
Sebuah negara dapat memberikan status kewarganegaraan secara cuma cuma pada seseorang
yang telah dinilai berjasa ikut mengharumkan nama negara tersebut lewat kinerjanya yang
berhubungan dengan nama baik negara atau lewat karya karyanya yang telah membuat nama
negara yang telah disinggahinya selama bertahun tahun menjadi semakin harum.

Hirarki Peraturan Perundang Undangan

NO
.
1.

UU NO. 12 TAHUN 2011

UU NO. 10 TAHUN 2004

Undang-Undang Dasar
Negara Republik
Indonesia Tahun 1945

Undang-Undang Dasar
Negara Republik
Indonesia Tahun 1945

2.

Undang-Undang atau
Peraturan Pemerintah
Pengganti UndangUndang

Ketetapan MPR

3.

Peraturan Pemerintah

UU atau PERPU

4.
5.
6.

Peraturan Presiden
Peraturan Daerah
-

Peraturan Pemerintah
Peraturan Presiden
PERDA Provinsi

KETERANGAN
Undang-Undang Dasar
1945 ditetapkan dan
disahkan oleh Majelis
Permusyawaratan Rakyat
(MPR) yang terdiri dari
Anggota Dewan
Perwakilan Rakyat (DPR)
dan Anggota Dewan
Perwakilan Daerah (DPD).
Terdapat perbedaan di
hirarki nomor 2
ditambahkannya Tap MPR
setalah UUD 1945.
Sedangkan untuk hirarki
lama hirarki nomor 2
ditempati oleh UU dan
Perpu.
UU atau Perpu menempati
urutan ketiga pada hirarki
yang baru sedangkan
hirarki lama ada pada
urutan kedua
Pada hirarki terbaru
peraturan daerah pada
hirarki lama dijabarkan

menjadi peraturan provinsi


dan peraturan kabupatan.
Hirarki terbaru terdapat
tujuh hirarki sedangkan
hirarki lama hanya
terdapat 6 hirarki dengan
adanya penambahan tap
MPR dan penjabaran
peraturan daerah menjadi
dua.
7.

PERDA Kabupaten

Fungsi Peraturan Perundang Undangan

Undang-undang adalah peraturan perundang-undangan yang tertinggi di Negara Republik


Indonesia, yang di dalam pembentukannya dilakukan oleh dua lembaga, yaitu Dewan
Perwakilan Rakyat dengan Persetujuan Presiden. Undang-undang dapat diartikan menjadi 2
yakni Undang-undang dalam arti material serta Undang-undang dalam arti formil. Di
Indonesia hanya dikenal Undang-Undang dalam arti formal.
Secara internal, peraturan perundang-undangan menjalankan beberapa fungsi:
a. Fungsi Penciptaan Hukum
Penciptaan hukum (rechtschepping) yang melahirkan sistem kaidah hukum yang berlaku
umum dilakukan atau terjadi melalui beberapa cara yaitu melalui putusan hakim
(yurisprudensi). Kebiasaan yang tumbuh sebagai praktek dalam kehidupan masyarakat atau
negara, dan peraturan perundang-undangan sebagai keputusan tertulis pejabat atau
lingkungan jabatan yang berwenang yang berlaku secara umum. Secaratidak langsung,
hukum dapat pula terbentuk melalui ajaran-ajaran hukum (doktrin) yang diterima dan
digunakan dalam pembentukan hukum.
Di Indonesia, peraturan perundang-undangan merupakan cara utama penciptaan hukum.
Peraturan perundang-undangan merupakan sendi utama sistem hukum nasional. Pemakaian
peraturan perundang-undangan sebagai sendi utama sistem hukum nasional karena:
1. Sistem hukum Indonesia sebagai akibat sistem hukum Hindia Belandia lebih
menampakkan sistem hukum kontinental yang mengutamakan bentuk sistem hukum
tertulis (geschrevenrecht, written law).
2. Politik pembangunan hukum nasional mengutamnakan penggunaan peraturan
perundang-undangan sebagai Instrumen utama. Bandingkan dengan hukum
yurisprudensi dan hukum kebiasaan. Hal ini antara lain karena pembangunan hukum

nasional yang menggunakan peraturan perundang-undangan sebagai instrument dapat


disusun secara berencana (dapat direncanakan).
b. Fungsi Pembaharuan Hukum
Peraturan perundang-undangan merupakan instrumen yangefektif dalam pembaharuan
hukum (law reform) dibandingkan dengan penggunaan hukum kebiasaan atau hukum
yurisprudensi. Telah dikemukakan, pembentukan peraturan perundang-undangan dapat
direncanakan, sehingga pembaharuan hukum dapat pula direncakan. Peraturan perundangundangan tidak hanya melakukan fungi pembaharuan terhadap peraturan perundangundangan (yang telah ada). Peraturan perundang-undangan dapat pula dipergunakan Sebagai
sarana memperbaharui yurisprudensi.
Hukum kebiasaan atau hukum adat. Fungsi pembaharuan terhadap peraturan perundangundangan antara lain dalam rangka mengganti peraturan perundang-undangan dari masa
pemerintahan Hindia Belanda. Tidak pula kalah pentingnya memperbaharui peraturan
perundang-undangan nasional (dibuat setelah kemerdekaan) yang tidak sesuai lagi dengan
kebutuhan dan perkembangan baru. Di bidang hukum kebiasaan atau hukum adat. Peraturan
perundang-undangan berfungsi mengganti hukum kebiasaan atau hukum adat yang
tidaksesuai dengan kenyataan-kenyataan baru. Pemanfaat peraturan perundang-undangan
sebagai instrumen pembaharuan hukum kebiasaan atau hukum adat sangat bermanfaat,
karena dalam hal-hal tertentu kedua hukum yang disebut belakangan tersebut sangat rigid
terhadap perubahan.
c. Fungsi Integrasi Pluralisme Sistem Hukum
Pada saat ini, di Indonesia masih berlaku berbagai system hukum (empat macam sistem
hukum), yaitu: sistem hukumkontinental (Barat), sistem hukum adat, sistem hukum agama
(khususnya lslam) dan sistem hukum nasional.
Pluralisme sistem hukum yang berlaku hingga saat ini merupakan salah satu warisan kolonial
yang harus ditata kembali. Penataan kembali berbagai sistem hukum tersebut tidaklah
dimaksudkan meniadakan berbagai sistem hukum terutama sistem hukum yang hidup
sebagai satu kenyataanyang dianut dan dipertahankan dalam pergaulan masyarakat.
Pembangunan sistem hukum nasional adalah dalam rangkamengintegrasikan berbagai
sistem hukum tersebut sehingga tersusun dalam satu tatanan yang harmonis satu sama
lain. Mengenai pluralisme kaidah hukum sepenuhnya bergantung pada kebutuhan hukum
masyarakat. Kaidah hukum dapat berbeda antara berbagai kelompok masyarakat, tergantung
pada keadaan dan kebutuhan masyarakat yang bersangkutan.
d. Fungsi kepastian hukum
Kepastian hukum (rechtszekerheid, legal certainty) merupaken asas penting dalam tindakan
hukum (rechtshandeling) dan penegakan hukum (hendhaving, uitvoering). Telah menjadi
pengetahuan umum, bahwa peraturan perundang-undangan depat memberikan kepastian
hukum yang lebih tinggi dan pada hukum kebiasan, hukum adat, atau hukum yurisprudensi.
Namun, perlu diketahui, kepastian hukum peraturan perundang-undangan tidak semata-mata
diletakkan pada bentuknya yang tertulis (geschreven, written).
Untuk benar-benar menjamin kepastian hukum, peraturan perundang-undangan selain harus
memenuhi syarat-syarat formal, harus memenuhi syarat-syarat lain, yaitu:

1. Jelas dalam perumusannya (unambiguous).


2. Konsisten dalam perumusannya -baik secara intern maupun ekstern. Konsisten secara
intern mengandung makna bahwa dalam peraturan perundang-undangan yang sama
harus terpelihara hubungan sietematik antara kaidah-kaidahnya, kebakuan susunan
dan bahasa. Konsisten secara eketern, adalah adanya hubungan harmonisasi
antara herbagrii peraturan perundang-undangan.
3. Penggunaan bahasa yang tepat dan mudah dimengerti.Bahasa peraturan perundangundangan haruslah bahasayang umum dipergunakan masyarakat. Tetapi ini
tidakberarti bahasa hukum tidak penting. Bahasa hukum baikdalam arti struktur,
peristilahan, atau cara penulisan tertentu harus dipergunakan secara ajeg karena
merupakan bagian dan upaya menjamin kepastian hukum Melupakan syarat-syarat di
atas, peraturan perundang-undangan mungkin menjadi lebih tidak pasti dibandingkan
dengan hukum kebiasaan, hukum adat, atau hukum yurisprudensi.
e. Fungsi peraturan perundang-undangan dari sisi lain
Secara umum, peraturan perundang-undangan fungsinya adalah mengatur sesuatu substansi
untuk memecahkan suatu masalah yang ada dalam masyarakat. Artinya, peraturan perundangundanganadalah sebagai instrumen kebijakan (beleidsinstrument) apapun bentuknya ,apakah
bentuknya penetapan, pengesahan, pencabutan, maupun perubahan. Secara khusus fungsi
peraturan perundang-undangan dirinci sebagai berikut
Fungsi Perundang-undangan adalah sebagai:
1. Memberikan Jaminan Perlindungan bagi hak-hak kemanusiaan;
2. Memastikan posisi hukum setiap orang sesuai dengan kedudukan hukumnya masingmasing;
3. Sebagai Pembatasan Larangan, perintah tertentu yang harus dipatuhi dalam
berperilaku.

Anda mungkin juga menyukai

  • Invoice - Tokopedia
    Invoice - Tokopedia
    Dokumen1 halaman
    Invoice - Tokopedia
    fajaradityadarma
    Belum ada peringkat
  • GCG Tppi
    GCG Tppi
    Dokumen81 halaman
    GCG Tppi
    fajaradityadarma
    Belum ada peringkat
  • Data Penduduk Desa Dlimas
    Data Penduduk Desa Dlimas
    Dokumen4 halaman
    Data Penduduk Desa Dlimas
    fajaradityadarma
    Belum ada peringkat
  • Dompet
    Dompet
    Dokumen1 halaman
    Dompet
    fajaradityadarma
    Belum ada peringkat
  • 1.energy Conservasi
    1.energy Conservasi
    Dokumen31 halaman
    1.energy Conservasi
    fajaradityadarma
    100% (1)
  • Pengumuman PPPK 2023
    Pengumuman PPPK 2023
    Dokumen4 halaman
    Pengumuman PPPK 2023
    fajaradityadarma
    Belum ada peringkat
  • Kenakalan Remaja
    Kenakalan Remaja
    Dokumen7 halaman
    Kenakalan Remaja
    fajaradityadarma
    Belum ada peringkat
  • Ips Asean
    Ips Asean
    Dokumen5 halaman
    Ips Asean
    fajaradityadarma
    Belum ada peringkat
  • Dasar Teori
    Dasar Teori
    Dokumen6 halaman
    Dasar Teori
    fajaradityadarma
    Belum ada peringkat
  • Mou
    Mou
    Dokumen3 halaman
    Mou
    fajaradityadarma
    Belum ada peringkat
  • Gamelan Jawa
    Gamelan Jawa
    Dokumen11 halaman
    Gamelan Jawa
    fajaradityadarma
    Belum ada peringkat
  • Kegiatan Lingkungan Berbasis Partisipatif
    Kegiatan Lingkungan Berbasis Partisipatif
    Dokumen22 halaman
    Kegiatan Lingkungan Berbasis Partisipatif
    fajaradityadarma
    Belum ada peringkat
  • Lampiran 1 Struktur
    Lampiran 1 Struktur
    Dokumen1 halaman
    Lampiran 1 Struktur
    fajaradityadarma
    Belum ada peringkat
  • Lampiran 1 Struktur
    Lampiran 1 Struktur
    Dokumen1 halaman
    Lampiran 1 Struktur
    fajaradityadarma
    Belum ada peringkat
  • ADSORPSI
    ADSORPSI
    Dokumen9 halaman
    ADSORPSI
    fajaradityadarma
    Belum ada peringkat
  • Isi
    Isi
    Dokumen16 halaman
    Isi
    fajaradityadarma
    Belum ada peringkat
  • Karakteristik Dari CNG
    Karakteristik Dari CNG
    Dokumen2 halaman
    Karakteristik Dari CNG
    fajaradityadarma
    Belum ada peringkat
  • Boiler 1
    Boiler 1
    Dokumen2 halaman
    Boiler 1
    fajaradityadarma
    Belum ada peringkat
  • Laporan PT Sier
    Laporan PT Sier
    Dokumen35 halaman
    Laporan PT Sier
    fajaradityadarma
    Belum ada peringkat
  • Tugas 2
    Tugas 2
    Dokumen20 halaman
    Tugas 2
    fajaradityadarma
    Belum ada peringkat