Anda di halaman 1dari 28

ATOM

MAKALAH INI DIBUAT SEBAGAI TUGAS AKHIR


MATA KULIAH FISIKA DASAR

DOSEN: Hj. Yulia Rahmadhar, M.Pd.

DISUSUN OLEH:
SYIFA FAUZIYAH

NIM 1504015403

PROGRAM STUDI FARMASI


FAKULTAS FARMASI DAN SAINS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF. DR.HAMKA
JAKARTA, 2015

A. Perkembangan Teori Atom


Istilah atom bermula dari zaman Leukipos dan Demokritus
yang mengatakan bahwa benda yang paling kecil adalah atom.
Atom berasal dari bahasa Yunani yaitu atomos, a artinya tidak dan
tomos artinya dibagi. Model atom mengalami perkembangan
seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan berdasarkan
fakta-fakta eksperimen. Walaupun model atom telah mengalami
modifikasi, namun gagasan utama dari model atom tersebut tetap
diterima sampai sekarang. Perkembangan model atom dari model
atom Dalton sampai model atom mekanika kuantum yaitu sebagai
berikut:
1. Teori Atom John Dalton
Pada tahun 1808, John Dalton adalah seorang guru di
Inggris yang melakukan perenungan tentang atom. Teori atom
Dalton didasarkan pada dua hukum, yaitu hukum kekekalan massa
(hukum Lavoisier) dan hukum susunan tetap (hukum prouts).
Lavosier menyatakan bahwa Massa total zat-zat sebelum reaksi
akan selalu sama dengan massa total zat-zat hasil reaksi.
Sedangkan Prouts menyatakan bahwa Perbandingan massa
unsur-unsur dalam suatu senyawa selalu tetap. Dari kedua hukum
tersebut

Dalton

mengemukakan

pendapatnya

tentang

atom

sebagai berikut:
a.

Atom merupakan bagian terkecil dari materi yang sudah tidak

b.

dapat dibagi lagi


Atom digambarkan sebagai bola pejal yang sangat kecil, suatu
unsur memiliki atom-atom yang identik dan berbeda untuk unsur

c.

yang berbeda
Atom-atom
bergabung

membentuk

senyawa

dengan

perbandingan bilangan bulat dan sederhana. Misalnya air terdiri


atom-atom hidrogen dan atom-atom oksigen

d.

Reaksi kimia merupakan pemisahan atau penggabungan atau


penyusunan kembali dari atom-atom, sehingga atom tidak dapat
diciptakan atau dimusnahkan.
Hipotesa Dalton digambarkan dengan model atom sebagai bola
pejal seperti pada tolak peluru.
Kelebihan model/ teori atom John Dalton:
a. Dapat menerangkan hukum kekekalan massa (Lavoisier)
b. Dapat menerangkan hukum perbandingan tetap (Proust).
c. Memulai minat terhadap penelitian mengenai model atom
Kelemahan model/ teori atom John Dalton :
a. Ada partikel yang lebih kecil dari atom yang disebut partikel
subatom.
b. Tidak menjelaskan bagaimana atom-atom berikaitan.
c. Tidak menerangkan hubungan lautan senyawa dan daya hantar
arus listrik, jika atom merupakan bagian terkecil dari suatu
unsure dan tidak dapat dibagi lagi.
2. Teori Atom Joseph John Thomson (Roti Kismis)
J. J. Thomson (1897), fisikawan Inggris yang menyatakan
bahwa atom berbentuk bulat dimana muatan listrik positif yang
tersebar merata dalam atom dinetralkan oleh elektron-elektron yang
bermuatan negatif yang berada di antara muatan positif.
Model atom Thomson didasarkan pada asumsi bahwa
massa elektron lebih kecil dari massa atom, dan elektron
merupakan partikel penyusun atom. Karena atom bermuatan netral,
maka elektron yang bermuatan negatif akan menetralkan suatu
muatan positif dalam atom. Hal ini mendukung keberadaan proton
dalam atom.
Kelebihan model/ teori atom J. J. Thompson:

a. Dapat menerangkan adanya partikel yang lebih kecil dari pada


atom yang disebut partikel subatomik.
b. Dapat menerangkan sifat listrik atom
c. Membuktikan adanya partikel lain yang bermuatan negative
dalam atom
d. Selain itu juga memastikan bahwa atom tersusun dari partikel
yang bermuatan positif dan negative untuk membentuk atom
netral. Juga membuktikan electron terdapat dalam semua
unsure.
Kelemahan model/ teori atom J.J. Thompson:
a. Tidak dapat menjelaskan susunan muatan positif dan negatif
dalam bola atom
b. Tidak dapat menerangkan efek penghamburan cahaya pada
lempeng tipis emas
3. Teori Atom Rutherford
Ernest Rutherford (1911), seorang ahli Fisika Inggris.
Penelitian penembakan sinar alpha pada plat tipis emas membuat
Rutherford dapat mengusulkan teori dan model atom untuk
memperbaiki teori dan model atom Thomson.
Rutherford mengatakan bahwa Atom terdiri dari inti atom
yang sangat kecil dan bermuatan positif, dikelilingi oleh elektron
yang bermuatan negatif. Sebagian besar atom adalah ruangan
kosong dan hampir semua massa atom ada pada inti.
Kelebihan model/ teori atom Rutherford :
a. Dapat menerangkan fenomena penghamburan sinar alfa pada
lempeng tipis emas
b. Mengemukakan keberadaan inti atom
Kelemahan model/ teori atom Rutherford :

a. Tidak menjelaskan kenapa elektron tidak jatuh ke dalam inti


atom
4. Teori Atom Niels Bohr
Niels Bohr (1913), fisikawan dari Denmark ini yang
selanjutnya menyempurnakan model atom yang dikemukakan oleh
Rutherford.
tentang

Penjelasan
spektrum

Bohr didasarkan
garis

pada penelitiannya
atom

hidrogen.

Beberapa hal yang dijelaskan oleh Bohr:


a. Elektron mengorbit pada tingkat energi tertentu yang disebut
kulit.
b. Tiap elektron mempunyai energi tertentu yang cocok dengan
tingkat energi kulit.
c. Dalam keadaan stationer, elektron tidak melepas dan menyerap
energi.
Elektron dapat berpindah posisi dari tingkatenergi rendah
dan sebaliknya dengan menyerap dan melepas energi. Menurut
model atom bohr, elektron-elektron mengelilingi inti pada lintasanlintasan tertentu yang disebut kulit elektron atau tingkat energi.
Tingkat energi paling rendah adalah kulit elektron yang terletak
paling dalam, semakin keluar semakin besar nomor kulitnya dan
semakin tinggi tingkat energinya.
Kelebihan model/ teori atom Bohr :
a. Dapat menjelaskan spektrum pancaran dari atom hidrogen
b. Menjawab kesulitan teori atom Rutherford

Kelemahan model/ teori atom Bohr :


a. Tidak dapat menjelaskan atom berelektron banyak.

b. Tidak dapat menerangkan efek Zeeman bila atom ditempatkan


pada medan magnet
c. Tidak dapat menjelaskan spektrum warna dari atom berelektron
banyak
5. Teori Atom Mekanika Kuantum
Erwin Schrdinger (1926) mengemukakan teori mekanika
gelombang atau mekanika kuantum. Heissenberg, dengan asas
ketakpastian Heissenberg, Tidak mungkin dapat ditentukan
kedudukan dan momentum suatu benda secara seksama pada
saat bersamaan, yang dapat ditentukan adalah keboleh jadian
menemukan elektron pada jarak tertentu dari inti atom. Sehingga
persamaan

Schrdinger

tidak

memberitahukan

tepatnya

keberadaan elektron itu, melainkan menjelaskan kemungkinan


bahwa elektron akan berada pada daerah tertentu pada atom.
Pada model Bohr, elektron berada pada garis edar tertentu, pada
model Schrdinger kemungkinan untuk tingkat energi elektron yang
diberikan

sedangkan

model

Schrdinger

menggunakan

tiga

bilangan kuantum: n, l dan m untuk menerangkan orbit.


Daerah ruang di sekitar inti dengan keboleh jadian untuk
mendapatkan elektron disebut orbital. Bentuk dan tingkat energi
orbital dirumuskan oleh Erwin Schrodinger.Erwin Schrodinger
memecahkan
gelombang

suatu

persamaan

untuk

untuk

menggambarkan

mendapatkan
batas

fungsi

kemungkinan

ditemukannya elektron dalam tiga dimensi.


Persamaan Schrodinger

x,y dan z

: Posisi dalam tiga dimensi

: Fungsi gelombang

: Massa

: h/2p dimana h = konstanta plank dan p = 3,14

: Energi total

: Energi potensial

Model atom dengan orbital lintasan elektron ini disebut model atom
modern atau model atom mekanika kuantum yang berlaku sampai
saat ini.
Awan elektron disekitar inti menunjukan tempat keboleh
jadian elektron. Orbital menggambarkan tingkat energi elektron.
Orbital-orbital dengan tingkat energi yang sama atau hampir sama
akan membentuk sub kulit. Beberapa sub kulit bergabung
membentuk kulit.Dengan demikian kulit terdiri dari beberapa sub
kulit dan subkulit terdiri dari beberapa orbital. Walaupun posisi
kulitnya sama tetapi posisi orbitalnya belum tentu sama.
Gerakan

elektron

memiliki

sifat

gelombang,

sehingga

lintasannya (orbitnya) tidak stasioner seperti model Bohr, tetapi


mengikuti penyelesaian kuadrat fungsi gelombang yang disebut
orbital (bentuk tiga

dimensi

darikebolehjadian

paling besar

ditemukannya elektron dengan keadaan tertentu dalam suatu atom)


Bentuk dan ukuran orbital bergantung pada harga dari ketiga
bilangan kuantumnya. (Elektron yang menempati orbital dinyatakan
dalam

bilangan

kuantum

tersebut)

Posisi elektron sejauh 0,529 Amstrong dari inti H menurut Bohr


bukannya sesuatu yang pasti, tetapi boleh jadi merupakan peluang
terbesar ditemukannya elektron.
Teori kuantum yang menyatakan bahwa atom dapat
memancarkan atau menyerap energi hanya dalam jumlah tertentu
(kuanta). Jumlah energi yang dipancarkan atau diserap dalam
bentuk radiasi elektromagnetik disebut kuantum. Adapun besarnya
kuantum dinyatakan dalam persamaan berikut:

Keterangan:
E = energi radiasi (Joule)
h = konstanta Planck (6,63 x 10-34 J.s)
c = cepat rambat cahaya di ruang hampa (3 x 10 8 ms-1)
= panjang gelombang (m)
Dengan Teori Kuantum, kita dapat mengetahui besarnya
radiasi yang dipancarkan maupun yang diserap. Selain itu, Teori
Kuantum juga bisa digunakan untuk menjelaskan terjadinya
spektrum atom.
Percikan listrik masuk ke dalam tabung gelas yang
mengandung gas hidrogen. Sinar yang keluar dari atom H (setelah
melalui celah) masuk ke dalam prisma, sehingga sinar tersebut
terbagi menjadi beberapa sinar yang membentuk garis spektrum.
Ketika sinar itu ditangkap oleh layar, empat garis yang panjang
gelombangnya tertera pada layar adalah bagian yang dapat dilihat
dari spektrum gas hidrogen.
Salah satu alasan atom hidrogen digunakan sebagai model
atom Bohr adalah karena hidrogen mempunyai struktur atom yang
paling sederhana (satu proton dan satu elektron) dan menghasilkan
spektrum paling sederhana. Model atom hidrogen ini disebut solar
system (sistem tata surya), di mana electron dalam atom
mengelilingi inti pada suatu orbit dengan bentuk, ukuran, dan
energi yang tetap. Semakin besar ukuran suatu orbit, semakin
besar pula energi elektronnya. Keadaan ini dipengaruhi oleh
adanya gaya tarik-menarik antara proton dan elektron. Dengan
menggunakan model atom hidrogen, Bohr menemukan persamaan
energi elektron sebagai berikut

Keterangan:
A = 2,18 x 10-18 J
N = bilangan bulat yang menunjukkan orbit elektron (1, 2, 3, , 8)
{Tanda negatif menunjukkan orbit mempunyai energi paling rendah
(harga n = 1) dan paling tinggi (harga n = 8)}.
Pada atom hidrogen, elektron berada pada orbit energi
terendah (n = 1). Jika atom bereaksi, elektron akan bergerak
menuju orbit dengan energy yang lebih tinggi (n = 2, 3, atau 4).
Pada saat atom berada pada orbit dengan energi yang lebih tinggi,
atom

mempunyai

sifat

tidak

stabil

yang

menyebabkan

elektron jatuh ke orbit yang memiliki energi lebih rendah.


Perpindahan tersebut menjadikan electron mengubah energinya
dalam jumlah tertentu. Besar energi tersebut sama dengan
perbedaan energi antarkedua orbit yang dilepaskan dalam bentuk
foton dengan frekuensi tertentu.
Meskipun teori atom Niels Bohr mampu menerangkan
spektrum gas hidrogen dan spektrum atom berelektron tunggal
(seperti He+ dan Li2+), tetapi tidak mampu menerangkan spektrum
atom berelektron lebih dari satu. Oleh karena itu, dibutuhkan
penjelasan lebih lanjut mengenai gerak partikel (atom). Pada tahun
1924, ahli fisika dari Perancis bernama

Louis de Broglie

mengemukakan bahwa partikel juga bersifat sebagai gelombang.


Dengan demikian, partikel mempunyai panjang gelombang yang
dinyatakan dengan persamaan berikut.

Keterangan:
= panjang gelombang (m)
h = tetapan Planck (6,63 10-34 J.s)
p = momentum (m2s-1)
m = massa partikel (kg)
v = kecepatan partikel (ms-1)
Berdasarkan persamaan de Broglie, diketahui bahwa teori
atom

Bohr memiliki

kelemahan. Kelemahan

itu ada pada

pernyataan Bohr yang menyebutkan bahwa elektron bergerak


mengelilingi inti atom pada lintasan tertentu berbentuk lingkaran.
Padahal, elektron yang bergerak mengelilingi inti atom juga
melakukan gerak gelombang. Gelombang tersebut tidak bergerak
sesuai garis, tetapi menyebar pada suatu daerah tertentu.
Selanjutnya,

pada

tahun

1927,

Werner

eisenberg

menyatakan bahwa kedudukan elektron tidak dapat diketahui


dengan tepat. Oleh karena itu, ia menganalisis kedudukan elektron
(x) dengan momentum electron (p) untuk mengetahui kedudukan
elektron.
Hasil analisis Heisenberg, yaitu selalu terdapat ketidakpastian
dalam menentukan kedudukan elektron yang dirumuskan sebagai
hasil kali ketidakpastian kedudukan x dengan momentum p. Satu
hal yang perlu diingat adalah hasil kali keduanya harus sama atau
lebih besar dari tetapan Planck. Persamaan ini dikenal sebagai
prinsip ketidakpastian Heisenberg yang dirumuskan sebagai
berikut:

Keterangan:
x = ketidakpastian kedudukan
p = ketidakpastian momentum

= tetapan Planck
Selain

Werner

Heisenberg,

ada

juga

ilmuwan

yang

menunjukkan kelemahan teori atom Bohr. Pada tahun 1927, Erwin


Schrodinger menyempurnakan teori atom yang disampaikan oleh
Bohr. Dari penyelidikan terhadap gelombang atom hidrogen,
Schrodinger menyatakan bahwa elektron dapat dianggap sebagai
gelombang

materi

dengan

gerakan

menyerupai

gerakan

gelombang. Teori ini lebih dikenal dengan mekanika gelombang


(mekanika

kuantum).

Teori model atom Schrodinger memiliki persamaan dengan model


atom Bohr berkaitan dengan adanya tingkat energi dalam atom.
Perbedaannya yaitu model atom Bohr memiliki lintasan elektron
yang pasti. Sedangkan pada model atom Schrodinger, lintasan
elektronnya tidak pasti karena menyerupai gelombang yang
memenuhi

ruang

(tiga

dimensi).

Fungsi

matematik

untuk

persamaan gelombang dinyatakan sebagai fungsi gelombang


[ dibaca psi (bahasa Yunani)] yang menunjukkan bentuk dan ener
gi gelombang elektron.
Berdasarkan teori yang disampaikan oleh Schrodinger,
diketahui bahwa elektron menempati lintasan yang tidak pasti
sehingga electron berada pada berbagai jarak dari inti atom dan
berbagai arah dalam ruang. Jadi, daerah pada inti atom dengan
kemungkinan terbesar ditemukannya elektron dikenal sebagai
orbital.

B. Sifat-sifat Atom
1. Nomor Atom dan Nomor Massa Atom

Nomor atom menunjukkan jumlah proton dalam inti atom


atau banyaknya elektron pada atom netral dan diberi simbol z. Inti
atom terdiri atas proton dan neutron. Oleh karena itu, massa suatu
atom merupakan massa proton ditambah massa neutron. Massa ini
selanjutnya disebut massa atom. Susunan suatu atom biasa ditulis
dengan notasi, yaitu: ZXA
Keterangan:
A = Nomor massa
X= Simbol atom
Z = Nomor atom
Hubungan antara nomor massa dan nomor atom dapat
ditulis sebagai berikut.
A=p+n
p=Z
A=Z+n
n =A Z
Keterangan:
p = jumlah proton
n = jumlah neutron
Notasi ZZA dapat ditulis zXp+n. Suatu atom netral dapat
memperoleh tambahan elektron atau kehilangan elektron. Atom
yang mendapat tambahan elektron akan bermuatan negatif (ion
negatif).

Sebaliknya,

atom

yang

kehilangan

elektron

akanbermuatan positif (ion positif)


2. Elektron, Proton, dan Neutron.
a. Elektron
Elektron merupakan partikel atom bermuatan negatif.
Elektron terletak dalam atom (terikat pada inti atom) dan
menyebabkan sifat kimia.Di dalam logam, elektron bersifat bebas
(tidak terikat atom) sehingga dapat menghantarkan arus listrik atau
kalor.Dalam semikonduktor, aliran elektron dapat diatu sehingga
dapat dibuat dioda, transistor, dll.
Nama elektron diusulkan
elektron

dimulai

dari

eksperimen

oleh G.J
yang

Stoney.Penemuan
dilakukan

oleh J.J

Thomson dengan tabung sinar katoda. Eksperimen ini berhasil

mengukur perbandingan antara muatan listrik dengan massa sinar


katoda. Menurut Thomson, sinar katoda merupakan bagian dari
atom yang disebut elektron. dari hasil percobaan diperoleh em =
1,75086 x 1011 C/kg.
Selanjutnya, pada tahun 1909 ahli fisika Amerika, Robert A.
Milikan berhasil mengukur muatan elektron dengan eksperimennya
yang dikenal dengan percobaan tetes minyak Milikan. Dengan
beberapa pengukuran, diperoleh besar muatan elektron, e = 1,6021
1019 C, sedangkan massa elektron, me = 9,10908 1031 kg.

Gambar Percobaan tetes minyak Milikan


b. Proton
Pada

tahun

eksperimen

dengan

1897, Goldstein melakukan


menggunakan

tabung

serangkaian
sinar

katoda.

Eksperimen tersebut dilakukan dengan cara memvariasikan katoda


dari rapat ke renggang. Pada saat dibuat rapat, gas di belakang
katoda tetap gelap.Akan tetapi, setelah dibuat renggang (diberi
lubang),

gas

di

belakang

katoda

menjadi

berpijar.Hal

itu

menunjukkan adanya sinar yang menerobos lubang katoda


sehingga gas di belakangnya menjadi berpijar.Sinar tersebut
berasal dari anoda, sehingga disebut sebagai sinar anoda.Sinar
anoda juga disebut sinar positif karena anoda merupakan kutub
positif.

Gambar Sinar anoda


Beberapa sifat sinar anoda adalah sebagai berikut.
a. Dapat meradiasikan partikel.
b. Dapat dibelokkan medan listrik atau magnet menuju ke
kutub negatif sehingga sinar anoda bermuatan positif.
c. Ukuran partikel sinar anoda bergantung pada jenis gas
dalam tabung. Ukuran terkecil terjadi jika dalam tabung
menggunakan gas hidrogen. Selanjutnya, partikel sinar
anode itu disebut proton. Massa proton adalah 1 sma = 1,67
1024 g.
d. Muatan proton adalah +1 atau 1,6 10 19 C. Berdasarkan
hasil eksperimen, muatan dan massa partikel sinar anoda
merupakan kelipatan bulat dari massa dan muatan proton.
Oleh karena itu, semua partikel diasumsikan terdiri dari
proton.
e. Semakin besar massa partikel, sinar anodanya semakin
sukar dibelokkan
c. Neutron
Neutron merupakan

partikel

dalam

atom

yang

tidak

bermuatan listrik. Neutron mempunyai massa yang dianggap sama


dengan massa proton, yaitu 1,67 10 27 kg = 1,00890 sma (satuan
massa

atom).

Neutron

oleh Boseh dan Becker pada

pertama
tahun

kali

1930.Neutron

ditemukan
dihasilkan

melalui rekasi inti antara isotop berilium dan partikel alfa.Akan


tetapi, penamaan istilah neutron dikenalkan oleh Chadwick.
Neutron dalam keadaan bebas bersifat radioaktif dan dapat
berubah menjadi proton dan elektron dengan waktu paruh 12
menit.Partikel ini dapat dihasilkan dalam reaktor nuklir dan alat

pemercepat partikel.Walaupun tidak bermuatan, neutron memiliki


momen magnetik.Oleh karena itu, neutron dapat digunakan untuk
menyelidiki sifat magnetik bahan.Sementara itu, neutron yang
dihasilkan reaktor nuklir dapat digunakan untuk membuat isotop
radioaktif yang digunakan dalam penyelidikan struktur atom,
analisis kuantitatif, dan uji tidak rusak.
3. Isotop, Isoton, dan Isobar
Atom-atom yang memiliki nomor atom sama, tetapi memiliki
nomor massa berbeda disebut isotop. Berikut ini merupakan contoh
isotop.
a. 1H1,1H2 , 1H3 isotop dari H.
b. 17Cl35,17Cl37 isotop dari Cl.
c. 6C12,6C13,6C14 isotop dari C.
Isoton adalah atom-atom yang memiliki jumlah neutron
sama, tetapi nomor massanya berbeda. Berikut ini merupakan
contoh isoton.
a. 23Cl38 dan 15Y30
b. 11Na23 dan 12Mg24
c. 6C13 dan 7N14
Isobar adalah atom-atom yang memiliki nomor massa sama,
tetapi nomor atomnya berbeda. Berikut ini merupakan contoh
isobar.
a. 13X14 dengan 11Y14
b. 27Co59 dengan 28Ni59s

C. Penyusun Tabel Periodik


Unsur yang dikenal di dunia sampai sekarang ini jumlahnya
mencapai sekitar 118 unsur, termasuk unsur alami dan unsur
buatan. Karena jumlahnya yang banyak, tentu akan sulit untuk
menghafalkannya. Karenanya, para ilmuwan sejak dulu berusaha
untuk dapat mengelompokkannya.Pengelompokkan ini bertujuan
untuk mempermudah dalam menghafal seta megnenali berbagai
unsur

yang

ada.

Pengelompokkan unsur dilakukan dengan membandingkan


sifat-sifat unsur.Usaha pengelompokkan sistem periodik unsur telah
dimulai sejak abad ke-18.Awalnya, unsur ditemukan dan dipelajari
secara terpisah.Namun ketika penemuan unsur semakin banyak,
ini menyulitkan pada ilmuwan untuk mempelajarinya.Karenanya,
ilmuwan Arab dan Persia di akhir abad ke-18, melakukan
penggolongan unsur ke dalam logam dan nonlogam. Kala itu,
hanya dikenal sekitar dua puluh jenis unsur yang tampaknya
memiliki sifat berbeda satu sama lain.
Berikut adalah dasar penggolongan atau sifat-sifat fisika
logam dan nonlogam
Sifat fisika logam

Sifat fisika nonlogam

1. Tidak mengilap.

1. Mengilap.
2. Pada suhu kamar umumnya berwujud padat.
3. Mudah ditempa/dibentuk.
4. Penghantar panas dan
listrik yang baik.

2. Pada suhu kamar dapat


berwujud padat, cair, dan
gas.
3. Sulit dibentuk dan rapuh.
4. Bukan penghantar panas dan
listrik yang baik.

Seorang ilmuwan lain, Lavoisier masih menganggap cahaya


dan kalori sebagai zat/unsur dan beberapa senyawa sebagai unsur.
Karenanya, tidak puas dengan penggolongan unsur logam dan
nonlogam saja, Lavoisier membagi unsur berdasarkan sifat
kimia zat-zat menjadi gas, logam, nonlogam, dan tanah.
Perkembangan baru kemudian terjadi dengan ditandai oleh
penemuan teori atom oleh John Dalton. Pada awal abad ke-20,
Dalton menemukan bahwa setiap unsur mempunyai sifat dan
massa atom yang berbeda. Massa atom yang dimaksud adalah
perbandingan massa atom unsur tersebut terhadap massa atom
unsur hidrogen. Dalton kemudian mengelompokkan 36 unsur yang
ada saat itu berdasarkan kenaikkan massa atomnya. Meski
kemudian penentuan massa atom tersebut salah.
Sebagai gantinya, mereka menggunakan massa atom relatif,
yaitu perbandingan massa atom yang satu terhadap atom lain.
Metode

penentuan

dariBerzelius (1814)

massa
dari

atom
Swedia

relatif

ini

serta P.

merupakan

ide

Dulong dan A.

Petit (1819) dari Perancis. Mereka bertiga menggunakan kalor jenis


unsur untuk menentukan massa atom relatif. Massa atom relatif
menjadi sifat penting bagi unsur dan merupakan sifat spesifik. Ini
karena setiap unsur mempunyai massa atom relatif tertentu yang
berbeda dari unsur lainnya.
Penemuan spektrometer massa pada awal abad XX,
membuat penentuan massa atom kembali mengalami perubahan.

Unsur hidrogen tidak lagi menjadi pembanding, melainkan isotop C12. Selain itu, satuan yang digunakan bukan lagi gram melainkan
satuan massa atom (sma).
Hanya saja, satuan massa atom (sma) terlalu kecil sehingga
tidak ada neraca di dunia yang mampu menimbang massa atom.
Lalu, berdasarkan hasil penghitungan massa atom ini Berzellius
mempublikasikan daftar massa atom unsur-unsur yang lebih
akurat.
Selanjutnya, pada ahli pun terus melakukan pengelompkkan
sistem periodik unsur hingga ditemukan sistem pengelompokkan
modern

sekarang

ini.

Berikut

beberapa

penemuan

dalamperkembangan system periodik unsur:


1. Hukum Triade Dobereiner
Pada tahun 1829, Johan Wolfgang Dobereiner, seorang
professor kimia dari Jerman, mengelompokkan unsur-unsur
berdasarkan kemiripan sifat.Masing-masing kelompok terdiri
atas

unsur

(triad).

Dobereiner

menemukan

adanya

kecenderungan bahwa massa atom unsur yang di tengah


merupakan rata-rata massa atom 2 unsur yang mengapit. Hal
ini diawali dari pengamatannya terhadap massa atom relatif
Stronium yang ternyata sangat dekat dengan massa rata-rata
dari dua unsur lain yang mirip dengan strontium, yaitu Kalsium
dan Barium. Hal ini pun juga terjadi pada beberapa kelompok
unsur lain.
Hal inilah yang mendasari pembentukan kelompok Triad.
Misalnya saja pada kelompok Li, Na dan K, dimana massa atom
relatif Na (23) adalah rata-rata dari Li (7) dan K (39). Namun,
sistem Triade Doberainer akhirnya gugur karena tidak ada
cukup

banyak

Triade

yang

mampu

ditemukan.Meskipun

demikian, Dobereiner adalah pelopor pertama yang berusaha


melakukan penggolongan pada unsur.
2. Hukum Oktaf Newlands

Triade

Dobereiner mendorong

John Alexander

Reina

Newlands, seorang ahli kimia dari Inggris untuk melanjutkan


upaya pengelompokan unsur-unsur berdasarkan kenaikkan
massa atom dan kemiripan sifat unsur. Pada tahun 1866,
Newlands mengamati adanya pengulangan secara teratur
keperiodikan

sifat

unsur

berdasarkan

pada

Pengulangan

ini

ketika

urutan

unsur-unsur

kenaikan

berlangsung

pada

itu

massa
tiap

disusun
atomnya.

unsur

ke

delapan.Misalnya unsur ke-8 memiliki kemiripan sifat dengan


unsur ke-1, dan juga unsur ke-9 yang mirip sifatnya dengan
unsur

ke-2.

Sifat keperiodikan unsur berdasarkan urutan kenaikan massa


atom setiap kelipatan delapan ini disebut sebagai hukum
oktaf. Ketika itu, jumlah unsur yang ditemukan hanya 60
unsur.Gas mulia belum ditemukan sehingga tidak termasuk
dalam pengelompokan sistem oktaf.
Berikut

pengelompokan

unsur

berdasarkan

hukum

oktaf

Newlands:
1

Cl

Co/Ni

Br

Pd

Pt

Li

Na

Cu

Rb

Ag

Cs

Tl

Be

Mg

Ca

Zn

Sr

Cd

Ba/V

Pb

Al

Cr

Ce/La

Ta

Th

Si

Ti

In

Zr

Sn

Hg

Mn

As

Di/Mo

Sb

Nb

Bi

Fe

Se

Ro/Ru

Te

Au

Os

Beberapa unsur ditempatkan tidak urut sesuai massanya,


serta ada dua unsur ditempatkan di kolom yang sama karena
kemiripan sifat.
3. Sistem Periodik Mendeleyev
Pada tahun 1869, Dmitri Ivanovich Mendeleyev, ahli
kimia

Rusia

menyusun

65

unsur

yang

ada.Sesuai

kegemarannya bermain kartu, Mendeleyev mengumpulkan

informasi

sebanyak-banyaknya

tentang

unsur,

dan

menuliskannya pada kartu-kartu. Kartu-kartu unsur tersebut lalu


disusun berdasarkan kenaikan massa atom dan kemiripan sifat
kimianya. Kartu unsur dengan sifat mirip terletak pada kolom
yang sama yang kemudian disebut golongan. Sedangkan
pengulangan sifat menghasilkan baris yang disebut periode.
Mendeleyev juga menyediakan kotak kosong untuk
tempat unsur yang belum ditemukan saat itu, seperti unsur
bernomor massa 44, 68, 72, dan 100. Mendeleyev meramalkan
sifat-sifat unsur tersebut yang kemudian ramalannya terbukti
ketika

unsur-unsur

tersebut

ditemukan.Susunan

unsur

berdasarkan hukum Mendeleyev ini lalu disempurnakan dan


disebut dengan sistem periodik Mendeleyev.
Di saat bersamaan, Julius Lothar Meyer juga membuat
susunan unsur yang serupa.Bedanya, Meyer menyusun unsurunsur tersebut berdasarkan sifat fisiknya. Meskipun dasar yang
digunakan berbeda, namun ternyata pengelompokan unsur
yang dihasilkan sama.
Berikut adalah tabel sistem periodik Mendeleyev:

Sistem Mendeleyev memiliki keunggulan tersendiri karena

1. Dapat meramalkan tempat kosong untuk unsur yang


belum ditemukan (diberi tanda ?), seperti pada unsur Ekasilikon (Germanium-Ge) berada di antara Si dan Sn.
2. Menyajikan data massa atom secara lebih akurat, seperti
Be dan U.
3. Periode 4 dan 5 mirip dengan Sistem Periodik Modern,
seperti pada unsur K dan Cu yang sama-sama berada di
periode 4 golongan I. Dalam Sistem Periodik Modern K
digolongan IA dan Cu di golongan IB.
4. Penempatan gas mulia yang baru ditemukan tahun 1890
1900

tidak

merubah

susunan

Sistem

Periodik

Mendeleyev.

Meski demikian, sistem ini mempunyai kelemahan


seperti adanya penempatan unsur yang tidak sesuai dengan
kenaikkan massa atom. Seperti pada

127

I dan 128Te, yang

karena sifatnya, Mendeleyev terpaksa menempatkan Te lebih


dulu daripada I. pada sistem Periodik Modern yang
berdasarkan pada kenaikkan nomor atom Te (Z = 52) lebih
dulu dari I (Z = 53).
4. Pengelompokan Unsur Berdasarkan Sistem Periodik Modern
Pada tahun 1913, Henry Moseley menemukan bahwa urutan
kenaikkan nomor atom cenderung diikuti dengan kenaikan
massa atomnya. Moseley menyimpulkan bahwa keperiodikan
sifat fisika dan kimia unsur disusun berdasar pada nomor
atomnya.Penemuan inilah yang kemudian memunculkan sistem
periodik modern dari unsur.Pada Sistem Periodik Modern

ditemukan keteraturan pengulangan sifat dalam periode (baris)


serta kemiripan sifat dalam golongan (kolom).
Sistem periodik unsur modern ini merupakan modifikasi dari
sistem periodik Mendeleyev.Mendeleyev telah meletakkan dasar
yang

memungkinkan

unsur.Setelah

perkembangan

penemuan

unsur-unsur

sistem
gas

mulia,

periodik
sistem

Mendeleyev ini lalu dikembangkan dan disempurnakan oleh


Moseley.
Pada tampilan fisik tabel Sistem Periodik Modern, terdapat
periode yang dibedakan menjadi periode pendek dan periode
panjang, serta golongan yang dibedakan menjadi golongan A
(golongan utama) dan golongan B (golongan transisi). Pada
periode pendek mencakup periode 1 (terdiri dari 2 unsur),
periode 2 (terdiri dari 8 unsur) dan periode 3 (terdiri dari 8
unsur).Pada periode panjang terdapat periode 4 sampai dengan
periode 7.
a. Golongan
Penyusunan golongan unsur pada sistem periodik
unsur

modern

didasarkan

pada

jumlah

elektron

valensi (elektron yang terletak pada kulit terluar). Unsur


dalam satu golongan mempunyai sifat yang cenderung sama
dan ditempatkan dalam arah vertikal (kolom).
Sistem periodik unsur modern, terdari dari golongan
yang dibagi menjadi 18 berdasarkan aturan IUPAC. Merujuk
pada aturan Amerika, sistem periodik unsur modern dibagi
ke dalam dua golongan yakni golongan A dan B. Golongan
unsur dari kiri ke kanan yaitu:
IA, IIA, 11113, IVB, VB, VIB, VIIB, VIIIB, IB, 1113, IIIA, IVA,
VA, VIA, VIIA, dan VIIIA. Dalam sistem ini juga digunakan
pembagian golongan menjadi A dan B.
Golongan yang ada pada sistem periodik unsur
modern,

diberi

nama

khusus.

Berikut

adalah

penggolongannya dan contoh nama khusus serta unsurunsurnya:

Nama
Golongan

Khusus

Unsur-unsur

IA

Alkali

Li, Na, K, Rb, Cs, dan Fr

Be, Mg, Ca, Sr, Ba, dan


IIA

Alkali Tanah Ra

IIIA

13

Boron

B, Al, Ga, In, dan Tl

IVA

14

Karbon

C, Si, Ge, Sn, dan Pb

VA

15

Nitrogen

N, P, As, Sb, dan Bi

VIA

16

Oksigen

O, S, Se, Te, dan Po

VIIA

17

Halogen

F, Cl, Br, I, dan At


He, Ne, Ar, Kr, Xe, dan

VIIIA

18

Gas Mulia

Rn

b. Periode
Periode unsur pada sistem periodik unsur modem
disusun pada arah horisontal (baris) guna menunjukkan
kelompok unsur dengan jumlah kulit yang sama.
Sistem periodik bentuk panjang terdiri dari 7 periode, yakni :
1) Periode pendek, meliputi:
a. Periode 1 terdiri atas 2 unsur; (periode sangat
pendek, unsurnya hanya H dan He)
b. Periode 2 terdiri atas 8 unsur;
c. Periode 3 terdiri atas 8 unsur.
2) Periode panjang, meliputi:
a. Periode 4 terdiri atas 18 unsur;
b. Periode 5 terdiri atas 18 unsur;
c. Periode 6 terdiri atas 32 unsur.
d. Periode 7 terdiri dari periode yang unsur-unsurnya
belum lengkap berisi 30 unsur
Unsur dalam periode 6 termasuk periode yang sangat
panjang, karena berisi 32 unsur.

Golongan III B pada periode 6 berisi 14 unsur dengan


sifat mirip yang dinamakan sebagai golongan lantanida.Pada
golongan III B pada periode 7 berisi 14 unsur dengan sifat
mirip yang dinamakan sebagai golongan aktinida.Golongan
lantanida dan aktinida ini disebut sebagai golongan transisi
dalam.Penulisan

umum

unsur

golongan

aktinida

dan

lantanida dituliskan terpisah di bawah.


5. Penetapan Golongan dan Periode
Penetapan golongan dan periode dapat dilakukan dengan
cara menuliskan konfigurasi elektron. Yang dimaksud dengan
konfigurasi elektron merupakan penataan elektron dalarn atom
yang ditentukan berdasarkan jumlah elektron.Pada konfigurasi
elektron, jumlah elektron valensi menunjukkan nomor golongan,
sedangkan jumlah kulit yang sudah terisi dengan elektron (n
terbesar) menunjukkan periode.

D. Peluruhan Radioaktif
Diagram ini menunjukkan waktu paruh (T ) beberapa isotop
dengan jumlah proton Z dan jumlah proton N (dalam satuan detik).
Setiap unsur mempunyai satu atau lebih isotop berinti tak
stabil yang akan mengalami peluruhan radioaktif, menyebabkan inti
melepaskan

partikel

ataupun

radiasi

elektromagnetik.

Radioaktivitas dapat terjadi ketika jari-jari inti sangat besar


dibandingkan dengan jari-jari gaya kuat (hanya bekerja pada jarak
sekitar 1 fm.Bentuk-bentuk peluruhan radioaktif yang paling umum
adalah:
Peluruhan alfa, terjadi ketika suatu inti memancarkan partikel
alfa (inti helium yang terdiri dari dua proton dan dua neutron). Hasil
peluruhan ini adalah unsur baru dengan nomor atom yang lebih
kecil.
Peluruhan beta, diatur oleh gaya lemah, dan dihasilkan oleh
transformasi neutron menjadi proton, ataupun proton menjadi
neutron. Transformasi neutron menjadi proton akan diikuti oleh
emisi satu elektron dan satu antineutrino, manakala transformasi
proton menjadi neutron diikuti oleh emisi satu positron dan
satu neutrino. Emisi elektron ataupun emisi positron disebut
sebagai partikel beta.

E. Nuklida
Inti atom yang stabil tidak akan mengalami perubahanperubahan untuk membentuk inti lain, sedangkan inti yang tidak
stabil merupakan isotop-isotop radioaktif yang akan berubah
membentuk suatu inti yang stabil. Atom-atom yang memiliki jumlah
proton sama tetapi massa atom yang berbeda disebut isotop.
Untuk mempelajari reaksi inti dan peluruhan radioaktif, maka
digunakan istilah nuklida. Nuklida adalah istilah umum yang
digunakan apabila ingin menunjukkan inti atom dari isotop tertentu.
Contoh nuklida Karbon .
Kekhasan nuklida ditentukan oleh jumlah proton dan jumlah
neutron yang membentuknya. Pada saat ini di alam terdapat
nuklida lebih dari 3000 nuklida, hanya 280 nuklida diantaranya
stabil, yang lain tidak. Nuklida yang tidak stabil mengalami
peluruhan atau transformasi radioaktif (perubahan inti secara
spontan) sampai terbentuk nuklida yang stabil. Kestabilan inti dapat
ditentukan oleh perbandingan jumlah proton dan neutron dalam
nuklida tersebut.
Macam-macam nuklida:

a. Isotop: nuklida yang mempunyai jumlah proton sama tetapi


jumlah neutron berbeda.
Contoh:

b. Isobar: nuklida yang mempunyai jumlah proton dan neutron


sama tetapi jumlah proton berbeda.
Contoh:

c. Isoton: nuklida yang mempunyai jumlah neutron sama.

Contoh:

Untuk mencapai inti yang stabil, maka suatu nuklida


radioaktif akan mengalami proses-proses antara lain :
1.

Mengubah kelebihan proton neutron dan sebaliknya

2.

Melepas kelebihan proton atau neutron

3.

Menangkap elektron dari kulit K


4. Mengadakan pembelahan inti membentuk inti-inti yang lebih

ringan

Anda mungkin juga menyukai