1 Pengertian
Model Pembelajaran Generatif pertama kali diperkenalkan oleh Wittrock dan Osborne
pada tahun 1985. Model pembelajaran ini berlandaskan pada teori belajar konstruktivistik.
Teori konstruktivistik mengemukakan bahwa pengetahuan bukanlah kumpulan fakta dari
suatu kenyataan yang sedang dipelajari, melainkan sebagai konstruksi kognitif seseorang
terhadap objek, pengalaman, maupun lingkungan. Dengan demikian konsep pembelajaran
menurut teori konstruktivitik adalah suatu proses pembelajaran yang mengkondisikan siswa
untuk melakukan proses aktif membangun konsep baru, pengertian baru dan pengetahuan
baru berdasarkan data. Proses pembelajaran harus dikelola sedemikian rupa sehingga mampu
mendorong siswa mengorganisasi pengalamannya sendiri menjadi pengetahuan yang
bermakna (Komarudin:2009:56).
Von Garlserfeld mengemukakan bahwa ada beberapa kemampuan yang diperlukan
dalam proses mengkonstruksi pengetahuan yaitu:
1.
2.
3.
menumbuhkan rasa ingin tahu pada diri siswa. Melalui aktifitas demonstrasi atau
penulusuran, siswa didorong untuk mengamati gejala atau fakta. Dengan kondisi yang
demikian, pada akhirnya diharapkan muncul pertanyaan pada diri siswa, mengapa hal itu
terjadi. Pada langkah berikutnya guru mengajak dan mendorong siswa untuk berdiskusi
tentang fakta atau gejala yang baru diselidiki atau diamati. Guru harus mengarahkan proses
diskusi guna mengidentifikasi konsepsi siswa yang selanjutnya dapat dikembangkan menjadi
rumusan, dugaan, atau hipotesis.
Pada proses pembelajaran ini guru berperan memberikan dorongan, bimbingan,
memotivasi dan memberi arahan agar siswa mau dan dapat mengemukakan pendapat/ide/
hipotesis. Pendapat / ide / hipotesis sebaiknya disajikan secara tertulis. Pendapat/ide/hipotesis
siswa yang berhasil teridentifikasi mungkin ada yan benar dan mungkinada pula yang salah.
Apabila konsepsi siswa ini salahmaka dikatakan terjadi salah konsep (misconception ).
Namun demikian, guru pada saat itu sebaiknya tidak memberikan makna, menyalahkan, atau
membenarkan terhadap konsepsi siswa. Pengujian hipotesis siswa akan dilakukan pada
kegiatan eksperimen oleh siswa sendiri. Pendapat diatas berdasarkan asas pembelajaran
kuantum disebut alami sebelum member nama, yang artinya biarkan siswa melakukan proses
eksperimen/penelusuran terlebih dahulu, kemudian baru menyimpulkan.
b. Pemfokusan
Tahap kedua yaitu tahap pemfokusan atau pengenalan konsep atau intervensi. Pada
tahap pemfokusan siswa melakukan pengujian hipotesis melalui kegiatan laboratorium atau
dalam model pembelajaran lain. Pada tahap ini guru bertugas sebagai fasilitator yang
menyangkut kebutuhan sumber, member bimbingan dan arahan, dengan demikian para siswa
dapat melaukukan proses sains.
Tugas-tugas pembelajaran yang diberikan hendaknya dibuat sedemikian rupa hingga
memberi peluang dan merangsang siswa untuk menguji hipotesisnya dengan caranya sendiri.
Tugas-tugas pembelajaran yang disusun/dibuat guru hendaknya tidak seratus persen
merupakan petunjuk atau langkah-langkah kerja, tetapi tugas-tugas haruslah memberikan
kemungkinan siswa untuk beraktivitas sesuai caranya sendiri atau cara yang diinginkannya.
Penyelesaian tugas-tugas dilakukan secara berkelompok yang terdiri atas 2 sampai 4 siswa
sehingga dapat berlatih untuk meningkatkan sikap seperti seorang ilmuan. Misalnya, pada
aspek kerja sama dengan sesama teman sejawat, membantu dalam kerja kelompok,
menghargai pendapat teman, tukar pengalaman (sharing idea), dan keberanian bertanya.
c. Tantangan
No.
Langkah
1.
Pembelajaran
Pendahuluan
Kegiatan Guru
Kegiatan Siswa
dari
pengalaman
tingkat
kelas
sebelumnya.
Mendorong dan merangsang
Mengutarakan
ide-ide
dan
serta
merumuskan hipotesis.
Membimbing siswa untuk
2.
Pemfokusan
Melakukan
klasifikasi
Membimbing
dan
Menetapkan
konteks
mengarahkan
siswa
menetapkan
untuk permasalahan,
konteks mencermati
memahami,
permasalahan
ide
siswa
kemudian
pengujian.
Membimbing
konsep.
Memutuskan
menggambarkanapa
yang
ketahui
kejadian.
tentang
Mengklarifikasi
Menginterpretasi
respon
dan
ide
kelompok.
Mempresentasikan
ia
kedalam
ide
ke
3.
Tantangan
Mengarahkan
memfasilitasi
agar
dan
Membuka
mengusulkan
diperlukan.
Menunjukkan
bukti
4.
Aplikasi
Membimbing
merumuskan
Membawa
dalam
verbal
berbagai
menggambarkan penyelesaian
masalah
di
problem.
dipelajari
debat
terlibat
dalam masalah,
tentang
penyelesaian
mengkritisi
dan
diskusi
menyelesaikan permasalahan.
4.3 Kelebihan
Kelebihan model generatif:
a. Pembelajaran Generatif memberikan peluang kepada siswa untuk belajar secara kooperatif.
b. Meningkatkan aktivitas belajar siswa, diantaranya dengan bertukar pikiran dengan siswa yang
lainnya, menjawab pertanyaan dari guru, serta berani tampil untuk mempresentasikan
hipotesisnya.
c. Pembelajaran Generatif cocok untuk meningkatkan keterampilan proses.
d. Merangsang rasa ingin tahu siswa.
e. Konsep yang dipelajari siswa akan masuk ke memori jangka panjang
4.4 Kekurangan
Kekurangan model generatif:
a. Dikawatirkan akan terjadi salah konsep.
b. Membutuhkan waktu yang relatif lama
4.5 Cakupan Materi
Cakupan Materi SMP:
No
Model Pembelajaran
.
1.
Generatif
Kelas
Pengukuran
Kalor
2.
Cahaya
IX Listrik Statis
Alat Peraga
Suhu dan
Pengukurannya :
- Termometer
- 3 buah ember
- Air panas
- Es
Pengukuran :
- Mistar
- Jangka Sorong
- Neraca
- Mikrometer Skrub
- Beban
- Kaleng
Kalor :
- Tampilan Macromedia
Flash
- Lilin
- Air
- Balon
- Es
Usaha dan Energi :
- Katrol
- Macromedia Flash
- Meja
- Bola Lampu
- Kabel Listrik
Cahaya :
- Kit Optik
- Macromedia Flash
- Jarum Pentul
- Laser
Alat alat Optik :
- Kit Optik
- Macromedian
- Flash
Listrik Statis :
- Multimeter
Kemagnetan
Date 10.50
Comments No comments
Resistor
Lampu
Kabel
Kemagnetan :
Magnet batang
Kompas
Mistar panjang
busur