Anda di halaman 1dari 8

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MUTU SEKOLAH

(PENGARUH DARI FAKTOR KINERJA MENGAJAR GURU DAN


PEMANFAATAN SUMBER BELAJAR)
Oleh:
Edi Hidayat
SDN Margadadi VII – Kab. Indramayu
(email: edihdayat@gmail.com)

ABSRAK

Sekolah merupakan tempat berlangsungnya proses belajar mengajar dalam rangka mencapai tujuan pendidikan
nasional. Namun, tidak semua sekolah memiliki mutu yang tinggi untuk mencapai tujuan tersebut. Sekolah yang
bermutu dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya adalah kinerja mengajar guru dan pemanfaatan sumber belajar.
Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan dan menganalisa pengaruh dari kinerja mengajar guru dan pemanfaatan
sumber belajar terhadap mutu sekolah dasar di Kecamatan Indramayu Kabupaten Indramayu. Metode yang digunakan
adalah metode survei dengan pendekatan kuantitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah angket. Subjek
yang dijadikan sampel penelitian adalah guru dan kepala sekolah dasar di kecamatan Indramayu yang berjumlah 173
guru dan 52 kepala sekolah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa gambaran umum dari mutu sekolah dasar di
Kecamatan Indramayu dan kinerja mengajar guru berada pada kategori sangat tinggi, sementara pemanfaatan sumber
belajar pada kategori tinggi. Secara parsial, keduanya memberikan pengaruh yang signifikan terhadap mutu sekolah.
Secara bersama-sama, kinerja mengajar guru dan pemanfaatan sumber belajar memberikan pengaruh yang signifikan
terhadap mutu sekolah.

Kata Kunci : Mutu Sekolah, Kinerja Mengajar Guru, Pemanfaatan Sumber Belajar

ABSTRACT

School is a place that teaching and learning process occur in order to achieve national education goal. However, not
all of school have high quality for achieving these goal. School quality influenced by several factors, including the
teachers' teaching performance and utilization of learning resources. This study aims to describe and analyze the effect
of teachers' teaching performance and the utilization of learning resources towards the primary school quality at
Kecamatan Indramayu Kabupaten Indramayu. The methode is a survey with a quantitative approach. The data
collection technique used is a questionnaire. The sampled subjects are teachers and primary school principals existing
at Kecamatan Indramayu, amounting 173 teachers and 52 principals. The result showed that the general depiction of
the primary school quality and The teachers' teaching performance at very high category, and the utilization of
learning resources at high category. In partial, the teachers' teaching performance as well as the utilization of learning
resources have a significant influence of the primary school quality. Same as seen as the simultaneous both of them
have a significant influence of the primary school quality.

Keywords : School Quality, Teacher’s Tecahing Performance, The Utilization Of Learning Resources

PENDAHULUAN

Indikator-indikator kajian internasional dapat diperoleh begitu saja, melainkan haruslah


maupun regional dalam banyak aspek selalu diperoleh melalui proses pendidikan yang baik
menunjukkan bahwa daya saing Indonesia yang dilaksanakan di dalam institusi yang baik
menduduki peringkat yang belum memberikan pula. Karena pada hakikatnya, proses pendidikan
kebanggaan sebagai bangsa. Dengan yang terjadi di dalam institusi pendidikan secara
mempertimbangkan peranan strategis pendidikan formal, yaitu sekolah, merupakan inti proses
dalam investasi dan pengembangan SDM, pendidikan secara umum. Oleh sebab itu
diyakini bahwa penyelenggaraan pendidikan yang pendidikan melalui jalur formal perlu
bermutu akan mampu secara bertahap ditingkatkan. Penyelenggaraan pendidikan formal
membangun martabat dan daya saing bangsa tersebut harus dikelola scara profesional oleh
Indonesia dengan menciptakan SDM yang handal orang-orang yang profesional pula agar
dan maju, sesuai dengan amanat dalam Undang- tercapainya mutu pendidikan sebagai mana yang
undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem diharapkan. Jika mutu pendidikan dalam sekolah
Pendidikan Nasional (UU Sisdiknas). Namun baik, maka secara umum mutu pendidikan juga
demikian, kehandalan dan kemajuan SDM tidak bisa dikatakan baik.
Mutu Sekolah harus didahului oleh Hal itu pula yang mendasari pemikiran
efektifitas semua program sekolah sebagai bahwa segala kegiatan maupun upaya yang
organisasi yang dijalankannya ke dalam sistem dilakukan oleh berbagai pihak yang berada dalam
yang terorganisasi dan terintegrasi (Hoy dan lingkungan pendidikan sejatinya akan bermuara
Miskel, 2013). Sebagai sebuah organisasi, sekolah pada kegiatan pembelajaran, walaupun pihak-
mengambil masukan dari lingkungan (input), pihak tersebut tidak semuanya berinteraksi
mengubah atau mengolahnya (proses), dan langsung dalam prosesnya. Semua kegiatan dan
memproduksi hasil (output). Efektif yang upaya yang dilakukan di sekolah pada intinya
dimaksudkan di sini adalah sebuah keadaan selalu tertuju kepada bagaimana melayani
dimana tujuan menjadi ukuran untuk hasil yang pelanggan pendidikan melalui proses
diperoleh. Dari hal tersebut, maka pendidikan pembelajaran. Kepemimpinan, lingkungan, iklim,
lebih tepat diarahkan sebagai sebuah proses dalam sumber daya, maupun hal-hal lainnya
mengubah input menjadi output yang berbeda. diberdayakan dengan maksimal agar proses
Berbeda disini bukan berarti menghasilkan pembelajaran yang terjadi dapat bermutu, berjalan
sesuatu yang sama sekali berbeda, tetapi lancar dan mencapai tujuan yang diharapkan, serta
menjadikan input yang ada menjadi memiliki nilai dapat mencapai harapan dari pelanggan
tambah bersifat abstrak setelah melalui proses, pendidikan. Oleh karena itu, pembelajaran yang
namun tetap dengan keadaan serupa. Oleh bermutu akan memperlihatkan bagaimana mutu
karenanya, secara konseptual, mutu pendidikan sekolah, walaupun tidak bisa digeneralisir.
dapat dilihat dari siswa yang masuk, mutu input Namun, dapat dipastikan bahwa sekolah yang
dan proses instruksional, dan mutu dari keluaran bermutu maka proses pembelajaran yang terjadi di
(Scheerens, dkk. 2011; Ngware, 2011). dalamnya juga akan bermutu.
Pada dasarnya, sekolah yang bermutu Agar mutu sekolah bisa meningkat, maka
memiliki tujuan agar kegiatan pendidikan yang harus dilakukan usaha-usaha terkait dengan
terjadi di dalamnya bisa berlangsung dengan baik peningkatan mutu sekolah tersebut. Hasil
dan dapat mencapai tujuan yang diharapkan. penelitian dari Samtono (2010) menguraikan
Semua aktivitas, usaha, maupun upaya yang bahwa berbagai usaha telah dilakukan untuk
dilakukan tertuju kepada keberlangsungan meningkatkan mutu pendidikan nasional
kegiatan tersebut, yaitu kegiatan pembelajaran khsusunya mutu sekolah antara lain melalui
(Sallis, 2005). Hal tersebut menyiratkan bahwa berbagai pelatihan dan peningkatan kualitas guru,
pendidikan intinya adalah tentang belajar. pengadaan buku dan alat pelajaran, perbaikan
Sehingga, ketika membicarakan mutu sekolah, sarana dan prasarana pendidikan di berbagai
maka tidak bisa dilepaskan dari kegiatan jenjang baik tingkat dasar maupun perguruan
pembelajaran yang dilakukan oleh sekolah itu tinggi. Berbagai usaha tersebut jika ditelusuri,
sendiri, karena dari situlah mutunya dapat dilihat. maka semuanya akan bermuara kepada bagaimana
Artinya, dapat ditarik kesimpulan bahwa mutu agar proses pembelajaran dapat berjalan dengan
sekolah mengarah kepada mutu proses yang baik.
terjadi di dalamnya, yaitu proses belajar mengajar, Oleh karena itu, untuk mencapai sekolah
dimana terjadi interaksi pembelajaran antara guru yang bermutu, salah satu cara yang dapat
dan peserta didik (Piggozzi, 2007). dilakukan adalah memajukan proses
Jika dihubungkan dengan pemikiran Hoy pembelajaran. Memajukan proses pembelajaran
dan Miskel di atas, maka jika proses pembelajaran artinya adalah mengoptimalkan segala macam
tersebut ingin berjalan efektif, sekolah sebagai komponen yang terkait dengan proses tersebut,
tempat terjadinya proses belajar mengajar harus dimana kegiatan pembelajaran melibatkan banyak
menemukan cara-cara untuk menciptakan struktur komponen. Komponen-komponen itu berasal dari
yang terus menerus menunjang proses belajar input sekolah, yang kemudian diproses melalui
mengajar. Sekolah harus bisa menciptakan suatu kegiatan pembelajaran sehingga menghasilkan
sistem yang efektif sehingga akan mencapai output diantaranya berupa prestasi siswa. Adapun
tujuan yang diharapkan, yaitu pendidikan yang komponen-komponen itu khususnya yang
bermutu. Mutu pendidikan itu sendiri adalah berkaitan dengan proses pembelajaran diantaranya
bagaimana kualitas dari penyelenggaraan atau adalah guru dan sumber belajar.
pelayanan pendidikan yang meliputi: kesiapan Tidak dapat dipungkiri lagi bahwa guru
siswa, ketersediaan tenaga pengajar, sarana dan adalah pemegang peranan utama dalam kegiatan
prasarana, metode pembelajaran, relevansi pembelajaran di sekolah, khususnya di kelas.
pendidikan dengan kebutuhan, suasana Guru sebagai tenaga profesional dibidang
lingkungan, dan iklim sekolah (Supriyadi, 2009). kependidikan yang terkait langsung dengan
kegiatan pembelajaran, tidak hanya dituntut
memahami hal-hal yang bersifat filosofis dan dapat membantu dan memberikan kesempatan
konseptual tentang pembelajaran, tetapi juga belajar yang luas kepada peserta didik agar dapat
mengetahui dan melaksanakan hal-hal yang berpartisipasi serta dapat memberikan perjalanan
bersifat teknis operasional. Hal-hal yang bersifat belajar yang kongkrit, sehingga tujuan
teknis ini terutama kegiatan dalam mengelola dan pembelajaran yang telah ditentukan dapat di capai
melaksanakan interaksi belajar mengajar di dengan efisien dan efektif. Akan tetapi, ada
sekolah. kalanya sumber belajar tidak bisa diterapkan atau
Sebagaimana dijelaskan oleh J. Callahan dipakai untuk suatu proses pembelajaran
dan R. Clark (dalam Syamsuddin Makmun, 1999) disebabkan oleh suatu atau beberapa hal. Oleh
bahwa guru paling tidak memiliki dua modal karenanya, guru sebagai pihak langsung yang
dasar, yakni: kemampuan mendesain program dan memanfaatkan sumber belajar hendaknya
keterampilan mengkomunikasikan program itu mempertimbangkan: (1) aspek ekonomi; (2) aspek
kepada anak didik. Guru adalah pihak yang teknis; (3) aspek praktis; dan (4) aspek relevansi
berinteraksi langsung dengan peserta didik dalam (Rohani, 2004).
proses belajar mengajar. Tanpa guru, Sinergitas antara kinerja mengajar guru dan
pembelajaran rasanya akan mustahil dapat terjadi. pemanfaatan sumber belajar tentunya akan sangat
Guru mempengaruhi bagaimana mutu mempengaruhi bagaimana proses pembelajaran
pembelajaran itu dapat terwujud dan bagaimana berlangsung. Meskipun demikian, tentunya akan
peserta didik dapat belajar (Leigh dan Mead, sulit mengukur mutu sekolah atau mutu
2005). Hal tersebut mengisyaratkan bahwa guru pendidikan jika hanya dilihat dari bagaimana
memiliki kontribusi yang sangat signifikan proses pembelajaran di sekolah tersebut
terhadap peningkatan mutu pendidikan. Adapun berlangung, walaupun memang tujuan inti dari
kontribusi guru untuk meningkatkan mutu segala hal/kegiatan yang berkaitan dengan sekolah
pendidikan khususnya sangat dipengaruhi oleh adalah tentang pembelajaran yang bermutu. Jika
kemampuan profesional guru dan mutu kinerja dikembalikan kepada fungsi sekolah sebagai
mengajarnya, yaitu bagaimana peranan guru sebuah sistem pendidikan, maka mutu sebuah
dalam rangka pembelajaran di kelas. Guru lembaga pendidikan pada hakikatnya akan diukur
professional adalah guru yang dapat melakukan dari kualitas proses pembelajarannya, karena
tugas mengajarnya dengan baik, oleh karenanya pembelajaran merupakan inti dan muara segenap
guru tersebut harus memiliki keterampilan dalam proses pengelolaan pendidikan, namun juga
proses belajar mengajar (Saud, 2008). memperhitungkan mutu dari output yang
Implementasi dari keterampilan-keterampilan dihasilkan, serta input sebagai masukan awal.
yang dimiliki guru akan nampak dalam kinerja Dengan berbagai sudut pandang dari
mengajarnya, yang dapat dilihat dari kegiatan berbagai sumber teori dan para peneliti
guru ketika: (1) merencanakan kegiatan sebelumnya mengenai mutu sekolah, maka
pembelajaran; (2) melakukan kegiatan rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: (1)
pembelajaran; dan (3) melakukan evaluasi bagaimana gambaran mutu sekolah, kinerja
pembelajaran (Supardi, 2013). mengajar guru, dan pemanfaatan sumber belajar
Proses belajar-mengajar itu sendiri di Kecamatan Indramayu? (2) Seperti apa
merupakan suatu sistem yang tidak terlepas dari pengaruh dari kinerja mengajar guru dan
komponen-komponen lain yang saling pemanfaatan sumber belajar terhadap mutu
berinteraksi di dalamnya. Salah satu komponen sekolah di Kecamatan Indramayu?
dalam proses tersebut adalah sumber belajar. Secara umum penelitian ini untuk: (1)
Dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar mendeskripsikan dan menganalisis data empirik
guru dan peserta didik sudah seharusnya dari mutu sekolah, kinerja mengajar guru, dan
memanfaatkan sumber belajar, karena pemanfaatan sumber belajar di Kecamatan
pemanfaatan sumber belajar merupakan hal yang Indramayu (2) Menemukan keterkaitan serta
sangat penting dalam rangka menunjang proses menguji kebermaknaan dari pengaruh kinerja
belajar mengajar tersebut. Dikatakan demikian mengajar guru dan pemanfaatan sumber belajar
karena memanfaatkan sumber belajar akan terhadap mutu sekolah di Kecamatan Indramayu.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan terhadap satu penelitian yang digunakan dalam penelitian ini
variabel terikat yaitu Mutu Sekolah (Y), dan dua adalah metode deskriptif dengan pendekatan
variabel bebas yaitu Kinerja Mengajar Guru (X 1) kuantitatif. Sementara desain penelitian yang
dan Pemanfaatan Sumber Belajar (X2). Metode digunakan adalah desain penelitian survey.
Instrumen penelitian yang digunakan adalah di sekolah-sekolah tersebut, yang selanjutnya
angket dengan memakai skala Likert sebagai skor diambil sampel guru dari masing-masing sekolah
penilaian masing-masing pertanyaan, dengan untuk dijadikan sampel penelitian mengunakan
rentang skor 1 – 5. Penelitian dilakukan di seluruh teknik proportional random sampling. Data yang
sekolah dasar yang berada di Kecamatan diperoleh melalui angket selanjutnya di analisis,
Indramayu Kabupaten Indramayu sejumlah 52 dengan menggunakan teknik analisis statistik
sekolah dasar. Adapun ynag menjadi populasi inferensial yang menggunakan analisis regresi dan
penelitian adalah semua guru dan kepala sekolah korelasi.

HASIL PENELITIAN

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kategori tinggi. Adapun kinerja mengajar guru
gambaran mengenai mutu sekolah berada dalam dan pemanfaatan sumber belajar berpengaruh
kategori sangat tinggi, kinerja mengajar guru secara positif dan signifikan terhadap mutu
berada dalam kategori sangat tinggi, sementara sekolah.
pemanfaatan sumber belajar berada dalam

NO VARIABEL SKOR KATEGORI


1 Mutu Sekolah (Y) 4.26 Sangat Tinggi
2 Kinerja Mengajar Guru (X1) 4.39 Sangat Tinggi
3 Pemanfaatan Sumber Belajar (X2) 3.70 Tinggi
Tabel 1. Gambaran Umum Variabel Penelitian

Adapun gambaran pengaruh dari masing- bersama-sama berdasarkan pengujian hipotesis


masing variabel baik secara mandiri maupun yang telah dilakukan adalah sebagai berikut:

Koefisien Koefisien
Hubungan Interpretasi Regresi
Korelasi Determinasi
0.476 3.826 ˃ 2.009
X1 terhadap Y 0.226 Ŷ = 67.223 + 0.484 X1
Sedang Positif signifikan
0.603 5.347 ˃ 2.009
X2 terhadap Y 0.364 Ŷ = 96.801 + 0.553 X2
Kuat Positif signifikan
X1 dan X2 0.679 20.990 ˃ 3.187
0.461 Ŷ = 48.868 + 0.333 X1 + 0.465 X2
terhadap Y Kuat Positif signifikan
Tabel 2. Gambaran Pengaruh Variabel Bebas Terhadap Variabel Terikat

hasil perhitungan didapat bahwa kinerja Sementara itu, hasil perhitungan


mengajar guru berpengaruh secara positif dan memperlihatkan bahwa pemanfaatan sumber
signifikan terhadap mutu sekolah. Hasil penelitian belajar (X2) berpengaruh secara positif dan
mengindikasikan bahwa semakin baik kinerja signifikan terhadap mutu sekolah. Perhitungan
mengajar guru, akan diikuti oleh meningkatnya regresi menunjukkan bahwa setiap perubahan satu
mutu sekolah tersebut. Hal ini ditunjukkan dengan satuan variabel pemanfaatan sumber belajar, akan
persamaan regresi Ŷ = 67.223 + 0.484 X1. diikuti oleh kenaikan variabel mutu sekolah
Interpretasinya adalah jika kinerja mengajar guru sebesar 0.553 satuan pada arah yang sama.
(X1) dan mutu sekolah (Y) diukur dengan Hubungan antara pemanfaatan sumber belajar dan
instrument yang dikembangkan dalam penelitian mutu sekolah berada dalam kategori kuat dengan
ini, maka setiap perubahan skor variabel kinerja koefisien korelasi sebesar 0.603. Pengaruh yang
mengajar guru sebesar satu satuan dapat diberikan pemanfaatan sumber belajar terhadap
diestimasikan skor mutu sekolah akan berubah mutu sekolah dilihat dari Koefisien Determinasi
sebesar 0.484 satuan pada arah yang sama. sebesar 0.364 atau sebesar 36,4%, sementara
Hubungan antara kinerja mengajar guru dan mutu sisanya dipengaruhi oleh faktor lain.
sekolah berada dalam kategori sedang dengan Secara bersama-sama, kinerja mengajar
koefisien korelasi sebesar 0.476. Adapun guru (X1) dan pemanfaatan sumber belajar (X 2)
pengaruh yang diberikan kinerja mengajar guru berpengaruh positif dan signifikan terhadap mutu
terhadap mutu sekolah dilihat dari Koefisien sekolah (Y). Dari hasil perhitungan regresi dalam
Determinasi hanya sebesar 0.226 atau sebesar penelitian ini, apabila terdapat perubahan skor
22,6%, sementara sisanya dipengaruhi oleh faktor kinerja mengajar guru dan pemanfaatan sumber
lain. belajar sebesar satu satuan dapat diestimasikan
skor mutu sekolah akan berubah sebesar 0.333 koefisien korelasi sebesar 0.679. Adapun
satuan X1 dan 0.465 satuan X2 pada arah yang pengaruh yang diberikan kinerja mengajar guru
sama. Dari perhitungan korelasi didapatkan dan pemanfaatan sumber belajar terhadap mutu
bahwa hubungan antara kinerja mengajar guru sekolah dilihat dari Koefisien Determinasi sebesar
dan pemanfaatan sumber belajar dengan mutu 0.461 atau sebesar 46,1%, sementara sisanya
sekolah berada dalam kategori kuat dengan dipengaruhi oleh faktor lain.

PEMBAHASAN

Mutu sekolah mengindikasikan bagaimana Faktor geografis atau letak sekolah juga
pendidikan di sekolah tersebut berlangsung. Tiga tidak bisa diabaikan. Terbukti dengan sekolah
dimensi mutu sekolah yang diteliti dalam yang maju, lebih didominasi oleh sekolah-sekolah
penelitian ini menunjukkan skor yang hampir yang berada di pusat kota. Hal ini dapat dipahami,
seragam. Kenyataan ini mengindikasikan bahwa karena di pusat kota lah kegiatan-kegiatan, baik
jika input sekolah baik, diproses dengan baik, tentang kependidikan maupun yang lainnya lebih
maka akan menghasilkan output yang baik pula banyak terjadi. Sekolah di pusat kota cenderung
(Priansa, 2014). Sistem yang terjadi akan bersifat lebih mudah mendapatkan akses dalam bidang
saling mempengaruhi sehingga output sebagai apapun, sehingga lebih dipilih oleh sebagian besar
bagian akhir dapat mempengaruhi input sebagai masyarakat untuk mensekolahkan anak-anaknya.
awal dari sistem tersebut. Input sekolah dapat Sehingga, peserta didik yang bersekolah di
berupa sumber daya manusia (human resources) sekolah-sekolah yang ada di pusat kota berasal
berupa siswa, guru dan tenaga kependidikan lain, dari keluarga menengah ke atas yang lebih
sumber daya materi (material resources) termasuk mampu bersaing untuk masuk ke sekolah tersebut.
di dalamnya adalah sumber belajar, ataupun Faktor terakhir yang mempengaruhi
dalam bentuk kebijakan semisal perencanaan dan sekolah adalah lingkungan sosial. Jika dilihat dari
kurikulum. Dalam input, ada hal-hal yang tidak geografisnya, Kecamatan Indramayu bisa dibagi
bisa dipilih oleh sekolah dan hanya bisa menerima ke dalam tiga macam, yaitu pesisir, perkotaan,
apa adanya, seperti kebijakan dan kurikulum. dan pedesaan. Hal ini juga secara langsung
Namun ada pula yang dapat diusahan oleh pihak mempengaruhi bagaimana lingkungan sosial di
sekolah, seperti input siswa, input guru dan tenaga masing-masing wilayah tersebut. Wilayah pesisir
kependidikan, serta input sumber daya materi didominasi oleh perkampungan nelayan, sehingga
(sarana dan prasarana). Ketiganya memerlukan masyarakatnya berwatak keras, dan norma yang
upaya lebih dari pihak sekolah agar bisa agak longgar. Wilayah perkotaan, penghuninya
mendapatkan yang terbaik. didominasi oleh para pegawai, baik negeri
Hal ini pula yang mengakibatkan sekolah- maupun swasta, pengusaha, pedagang, dan
sekolah yang diteliti memiliki input yang berbeda- pekerja lainnya yang sebagian besar berasal dari
beda, karena usaha tiap-tiap sekolah untuk kalangan menengah ke atas dan tingkat
mengupayakan input tersebut berbeda pula. pendidikan yang lebih tinggi. Sementara wilayah
Penelitian ini menunjukkan bahwa beberapa pedesaan, didominasi oleh perkampungan petani,
faktor mempengaruhi bagaimana usaha sekolah pedagang, dan buruh. Keadaanya tidak jauh beda
dalam mengupayakan input ini, yaitu faktor dengan wilayah pesisir, namun dengan norma
ekonomi atau kemampuan sekolah dalam yang lebih ketat.
pembiayaan, faktor geografis atau letak sekolah, Input yang berbeda-beda tentunya akan
serta faktor lingkungan sosial tempat sekolah menjadikan proses yang berlangsung, yaitu
berada. pembelajaran, akan berbeda pula antara satu
Faktor ekonomi bisa diamati dari sekolah dengan sekolah lainnya. Berbeda disini
banyaknya dana BOS yang tersedia untuk masing- bukan dalam bentuknya, karena memang sudah
masing sekolah. Sekolah dengan jumlah siswa ada standar tersendiri yang diatur dalam Peraturan
yang banyak, maka dipastikan mendapat dana Pemerintah. Akan tetapi berbeda dalam bentuk
BOS dalam jumlah besar dan memiliki penyampaian, penggunaan media, budaya,
kesempatan lebih besar untuk mengupayakan maupun tingkat penyerapan materi oleh peserta
input yang lebih baik, khususnya dalam hal didik. Dalam proses inilah kinerja mengajar guru
sumber daya materi (sarana dan prasarana). dan pemanfaatan sumber belajar disorot. Kinerja
Walaupun demikian, hal itu dipengaruhi juga oleh mengajar guru akan berkolaborasi dengan
bagaimana manajemen sekolah tersebut bagaimana sumber belajar dimanfaatkan untuk
mengolahnya. menunjang pembelajaran.
Dengan adanya perbedaan input masing- lebih rendah dibandingkan dengan bagaimana
masing sekolah, akan mempengaruhi bagaimana sumber belajar dimanfaatkan terhadap mutu
proses pembelajaran yang terjadi, dan dampaknya sekolah. Padahal, seperti yang diuraikan di atas,
akan terlihat dari bagaimana ouput yang kinerja mengajar guru memiliki kategori yang
dihasilkan. Dengan demikian, perbedaan hasil lebih baik dibandingkan dengan pemanfaatan
output mutlak dipengaruhi oleh seperti apa input sumber belajar. Setelah dikonfirmasi dengan
yang masuk dan bagaimana proses pembelajaran pengawas sekolah di Kecamatan Indramayu,
terjadi di sekolah tersebut. maka didapatkan beberapa permasalahan yang
Mutu sekolah di kecamatan Indramayu terjadi dalam kinerja mengajar guru di
sudah berada dalam kategori sangat tinggi. Hal ini kebanyakan sekolah-sekolah. Hal itu seperti yang
berkat upaya keras yang dilakukan oleh semua diungkapkan oleh Sagala (2010) bahwa
pihak yang terkait dengan pendidikan di berdasarkan pengamatan dari berbagai penelitian
Kecamatan Indramayu itu sendiri, dimana menunjukkan bahwa sebagian guru yang telah
Kecamatan Indramayu merupakan ibukota bagi melaksanakan tugas sebagai pengajar,
Kabupaten Indramayu sehingga pendidikannya menganggap pekerjaan mengajar sebagai kegiatan
pun harus menjadi contoh bagi kecamatan rutinitas. Metode pembelajaran yang digunakan
lainnya. miskin dengan variasi yang dapat mendorong
Fakta yang didapat dari hasil penelitian, peserta didiknya belajar lebih bergairah. Kondisi
gambaran umum kinerja mengajar guru berada seperti ini dapat menyebabkan situasi belajar di
dalam kategori sangat tinggi, sementara kelasnya gersang dan membosankan, layanan
pemanfaatan sumber belajar berada dalam belajar yang diterima peserta didik menjadi tidak
kategori tinggi. Hal itu dapat dipahami, karena bermutu.
untuk memafaatkan sumber belajar, ada Banyaknya sekolah dasar di kecamatan
pertimbangan-pertimbangan tersendiri. Indramayu yang memiliki sumber belajar yang
Hendaknya seorang guru memahami terlebih memadai mengakibatkan pengaruh dari
dahulu beberapa kualifikasi yang dapat menunjuk pemanfaatan sumber belajar terhadap mutu
pada sesuatu untuk dipergunakan sebagai sumber sekolah menjadi kuat. Pihak dinas maupun
belajar dalam proses pembelajaran (Rohani, sekolah itu sendiri menyadari bahwa kecamatan
2004). Seorang guru sebelum menggunakan Indramayu merupakan suatu “etalase” pendidikan
sumber belajar harus mengetahui terlebih dahulu bagi Kabupaten Indramayu secara umum,
mengenal seperti apa sumber belajar yang dipakai, sehingga kelengkapan berbagai fasilitas
bagaimana pengoperasiannya, bagaimana dampak pendidikan termasuk sumber belajar selalu
pemakaiannya, serta kesesuaian dengan tujuan berusaha untuk diupayakan, baik melalui bantuan-
maupun kebutuhan pembelajaran. bantuan maupun swadaya sekolah.
Sementara itu, didapatkan fakta bahwa
kinerja mengajar guru ternyata memiliki korelasi

SIMPULAN DAN REKOMENDASI

Simpulan instrument pemanfaatan sumber belajar


Berdasarkan hasil penelitian dan berpengaruh kuat terhadap mutu sekolah. Secara
pembahasan, dapat ditarik kesimpulan sebbagai bersama-sama, kinerja mengajar guru dan
berikut: Gambaran mutu sekolah dasar dan kinerja pemanfaatan sumber belajar berpengaruh secara
mengajar guru di Kecamatan Indramayu positif dan signifikan dengan kriteria kuat
Kabupaten Indramayu berada pada kategori terhadap mutu sekolah. Artinya bahwa, tinggi
sangat tinggi. Sementara gambaran pemanfaatan rendahnya mutu sekolah, selain dipengaruhi
sumber belajar di Kecamatan Indramayu faktor lain, tergantung kepada bagaimana kinerja
Kabupaten Indramayu berada pada kategori mengajar guru dan pemanfaatan sumber belajar
tinggi. yang ada di sekolah tersebut.
Kinerja mengajar guru berpengaruh secara Pemanfaatan sumber belajar berpengaruh
positif dan signifikan terhadap mutu sekolah. Hal lebih kuat daripada kinerja mengajar guru karena
tersebut ditunjukkan dengan rata-rata angka pada pada dasarnya dalam pemanfaatan sumber belajar
instrument kinerja mengajar guru berpengaruh guru juga akan mengeluarkan kinerjanya.
sedang terhadap mutu sekolah. Sementara itu, Hasilnya akan berbeda apabila guru mengajar
pemanfaatan sumber belajar berpengaruh secara tanpa menggunakan sumber belajar karena guru
positif dan signifikan terhadap mutu sekolah. Hal tidak selamanya menguasai seluruh materi dan
tersebut ditunjukkan dengan rata-rata angka pada metode pembelajaran. Sehingga, guru hanya akan
seperti seorang penceramah di depan peserta media pembelajaran yang ada di sekolah
didiknya yang kemungkinan apa yang dengan berbagai cara; (d) meningkatkan
disampaikan hanya didengar namun tidak kreatifitas seperti pemanfaatan lingkungan
diresapi. dan benda-benda yang ada di sekitar untuk
Dengan mengidentifikasi hasil temuan dimanfaatkan sebagai sumber dan media
penelitian dan pembahasan, maka dapat pembelajaran; (e) selalu memperbaharui
dikemukakan beberapa rekomendasi sebagai informasi tentang berbagai strategi maupun
berikut: sumber belajar terbaru; dan (f) mengadakan
a. Mutu sekolah dalam penelitian ini berada kerja sama dengan guru/pihak lain atau
dalam kategori tinggi. Akan tetapi ada melalui KKG/MGMP untuk
beberapa indikator yang masih mendapat membuat/mengadakan kegiatan sebagai
skor rendah dibandingkan dengan indikator sumber belajar bagi siswa, agar bisa
lainnya. Tentunya hal ini harus menjadi menekan biaya dalam penggunaan sumber
perhatian khususnya bagi kepala sekolah belajar. Sementara itu, rekomendasi yang
sebagai pihak yang berwenang di dalam dapat diberikan kepada kepala sekolah
sekolah. Adapun rekomendasi yang dapat terkait variabel ini adalah: (a) mendorong
diberikan adalah : (a) dalam kegiatan guru untuk aktif dalam berbagai kegiatan
penerimaan siswa baru, kepala sekolah keprofesian seperti KKG dan MGMP; (b)
hendaknya bermusyawarah dengan guru memfasilitasi atau memberikan kemudahan
mengenai kriteria apa saja yang harus kepada guru untuk mengikuti berbagai
dipenuhi siswa untuk dapat masuk sekolah pelatihan atau pendidikan yang berkaitan
tersebut, dengan memperhitungkan kondisi dengan profesi keguruan; (c) melengkapi
lingkungan serta kondisi sekolah sendiri; berbagai kebutuhan guru untuk
(b) memperhatikan kesiapan dan memudahkan kegiatan pembelajaran,
kemampuan guru ketika akan memberikan misalnya menyediakan jaringan internet
tugas tambahan; (c) mengoptimalkan dan perangkat komputer;
berbagai kemampuan guru untuk c. Variabel pemanfaatan sumber belajar
mendukung kemajuan sekolah; (d) cenderung mendapat skor rendah
melakukan transparansi dan penghematan dibandingkan dengan variabel lain dalam
anggaran sekolah tanpa harus mengurangi penelitian ini. Hal ini terkait dengan
kualitas kegiatan sekolah dengan keberadaan dari sumber belajar itu sendiri
memperhatikan kesejahteraan guru; (d) di sekolah. Oleh karena itu, rekomendasi
melakukan pengawasan, audit serta refleksi yang dapat diberikan terkait dengan
terhadap setiap kegiatan sekolah khususnya variabel ini adalah (a) pihak sekolah
dalam masalah pembiayaannya, agar tidak melakukan kerja sama dengan pihak lain
terjadi defisit anggaran; dan (e) aktif untuk kelengkapan fasilitas maupun sumber
melakukan komunikasi dan koordinasi belajar yang ada di sekolah, misalnya
dengan berbagai pihak untuk melengkapi dengan pihak sponsor atau pengajuan CSR
kebutuhan finansial sekolah dengan cara- (Corporate Social Responsibility); (b) pihak
cara yang dibenarkan. yang paling memahami akan kebutuhan
b. Walaupun gambaran kinerja mengajar guru aktual sumber belajar adalah sekolah itu
dalam penelitian ini menunjukkan kategori sendiri. Untuk itu, Pemerintah melalui
sangat tinggi, namun ternyata pengaruhnya dinas/stakeholder pendidikan hendaknya
lebih kecil dibandingkan dengan memberikan peluang lebih kepada sekolah
pemanfaatan sumber belajar terhadap mutu untuk memberdayakan dan
sekolah. Adapun rekomendasi yang dapat mengoptimalkan sumber daya yang tersedia
diberikan terkait kinerja mengajar guru ini dan disediakan sehingga regulasi kebijakan
adalah: (a) guru selalu meningkatkan yang tidak tepat sasaran dapat dihindari;
berbagai kompetensinya, terlebih d. Bagi peneliti lain yang akan mengadakan
kemampuan dalam hal penguasaan media penelitian dengan topik yang sama, perlu
belajar; (b) mengikuti perbagai seminar menindak lanjuti dengan penelitian yang
maupun pelatihan baik formal maupun non lebih valid dan reliabel, baik dalam aspek
formal, khususnya yang terkait dengan teoritis maupun metodologis. Sehingga,
penggunaan media pembelajaran; (c) kekuatan dan kelemahan dari teori-teori
mengoptimalkan berbagai sumber atau dalam penelitian ini menjadi lebih jelas.
DAFTAR PUSTAKA

Hoy, Wayne dan Miskel, Cecil. G. (2013). Sa’ud, Udin, S. (2008). Pengembangan Profesi
Educational Administration, Theory, Guru. Bandung: Rosda
research and Practice 9th edition. New
Sagala, Syaiful. (2010). Manajemen Stratejik
York: McGraw Hill
dalam Peningkatan Mutu Pendidikan.
Leigh, Andrew dan Mead, Sara. (2005). Lifting Bandung: Alfabeta.
Teacher Performance: Policy Report 2005.
Scheerens, Jaap. dkk. (2011). Perspectives on
Australia : Progressive Policy Institute
Educational Quality. New York : Springer
Ngware, Moses. dkk. (2011). Quality of Primary
Supardi. (2013). Sekolah Efektif, Konsep Dasar
Education Inputs in Urban Schools:
dan Praktiknya. Jakarta: RajaGrafindo
Evidence From Nairobi. Journal of
Persada
Education and Urban Society. 43(1). Hlm.
91 –116 Supriyadi, Oding. (2009). Pengaruh Gaya
Kepemimpinan dan Kualitas Layanan
Pigozzi, Mary Joy. (2007). Quality in Education
Terhadap Mutu Pendidikan di Kabupaten
Defines ESD. Journal of Education for
Pandeglang Provinsi Banten. Jurnal
Sustainable Development. 1(1). Hlm. 27-35
Tabularasa PPS Unimed. 6(2). Hlm. 98-
Priansa, Donni J. (2014). Kinerja dan 111
Profesionalisme Guru. Bandung : Alfabeta
Syamsuddin Makmun, Abin. (1999).
Rohani, Ahmad. (2004). Pengelolaan Pengembangan Profesi dan Kinerja Tenaga
Pengajaran. Jakarta : Rineka Cipta. Kependidikan. Bandung: PPS IKIP
(Program Pasca Sarjana Institut Keguruan
Sallis, Edward. (2005). Total Quality
dan Ilmu Pendidikan) Bandung.
Management in Education. London:
Taylor&Francis e-Library

Anda mungkin juga menyukai