ABSRAK
Sekolah merupakan tempat berlangsungnya proses belajar mengajar dalam rangka mencapai tujuan pendidikan
nasional. Namun, tidak semua sekolah memiliki mutu yang tinggi untuk mencapai tujuan tersebut. Sekolah yang
bermutu dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya adalah kinerja mengajar guru dan pemanfaatan sumber belajar.
Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan dan menganalisa pengaruh dari kinerja mengajar guru dan pemanfaatan
sumber belajar terhadap mutu sekolah dasar di Kecamatan Indramayu Kabupaten Indramayu. Metode yang digunakan
adalah metode survei dengan pendekatan kuantitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah angket. Subjek
yang dijadikan sampel penelitian adalah guru dan kepala sekolah dasar di kecamatan Indramayu yang berjumlah 173
guru dan 52 kepala sekolah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa gambaran umum dari mutu sekolah dasar di
Kecamatan Indramayu dan kinerja mengajar guru berada pada kategori sangat tinggi, sementara pemanfaatan sumber
belajar pada kategori tinggi. Secara parsial, keduanya memberikan pengaruh yang signifikan terhadap mutu sekolah.
Secara bersama-sama, kinerja mengajar guru dan pemanfaatan sumber belajar memberikan pengaruh yang signifikan
terhadap mutu sekolah.
Kata Kunci : Mutu Sekolah, Kinerja Mengajar Guru, Pemanfaatan Sumber Belajar
ABSTRACT
School is a place that teaching and learning process occur in order to achieve national education goal. However, not
all of school have high quality for achieving these goal. School quality influenced by several factors, including the
teachers' teaching performance and utilization of learning resources. This study aims to describe and analyze the effect
of teachers' teaching performance and the utilization of learning resources towards the primary school quality at
Kecamatan Indramayu Kabupaten Indramayu. The methode is a survey with a quantitative approach. The data
collection technique used is a questionnaire. The sampled subjects are teachers and primary school principals existing
at Kecamatan Indramayu, amounting 173 teachers and 52 principals. The result showed that the general depiction of
the primary school quality and The teachers' teaching performance at very high category, and the utilization of
learning resources at high category. In partial, the teachers' teaching performance as well as the utilization of learning
resources have a significant influence of the primary school quality. Same as seen as the simultaneous both of them
have a significant influence of the primary school quality.
Keywords : School Quality, Teacher’s Tecahing Performance, The Utilization Of Learning Resources
PENDAHULUAN
METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan terhadap satu penelitian yang digunakan dalam penelitian ini
variabel terikat yaitu Mutu Sekolah (Y), dan dua adalah metode deskriptif dengan pendekatan
variabel bebas yaitu Kinerja Mengajar Guru (X 1) kuantitatif. Sementara desain penelitian yang
dan Pemanfaatan Sumber Belajar (X2). Metode digunakan adalah desain penelitian survey.
Instrumen penelitian yang digunakan adalah di sekolah-sekolah tersebut, yang selanjutnya
angket dengan memakai skala Likert sebagai skor diambil sampel guru dari masing-masing sekolah
penilaian masing-masing pertanyaan, dengan untuk dijadikan sampel penelitian mengunakan
rentang skor 1 – 5. Penelitian dilakukan di seluruh teknik proportional random sampling. Data yang
sekolah dasar yang berada di Kecamatan diperoleh melalui angket selanjutnya di analisis,
Indramayu Kabupaten Indramayu sejumlah 52 dengan menggunakan teknik analisis statistik
sekolah dasar. Adapun ynag menjadi populasi inferensial yang menggunakan analisis regresi dan
penelitian adalah semua guru dan kepala sekolah korelasi.
HASIL PENELITIAN
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kategori tinggi. Adapun kinerja mengajar guru
gambaran mengenai mutu sekolah berada dalam dan pemanfaatan sumber belajar berpengaruh
kategori sangat tinggi, kinerja mengajar guru secara positif dan signifikan terhadap mutu
berada dalam kategori sangat tinggi, sementara sekolah.
pemanfaatan sumber belajar berada dalam
Koefisien Koefisien
Hubungan Interpretasi Regresi
Korelasi Determinasi
0.476 3.826 ˃ 2.009
X1 terhadap Y 0.226 Ŷ = 67.223 + 0.484 X1
Sedang Positif signifikan
0.603 5.347 ˃ 2.009
X2 terhadap Y 0.364 Ŷ = 96.801 + 0.553 X2
Kuat Positif signifikan
X1 dan X2 0.679 20.990 ˃ 3.187
0.461 Ŷ = 48.868 + 0.333 X1 + 0.465 X2
terhadap Y Kuat Positif signifikan
Tabel 2. Gambaran Pengaruh Variabel Bebas Terhadap Variabel Terikat
PEMBAHASAN
Mutu sekolah mengindikasikan bagaimana Faktor geografis atau letak sekolah juga
pendidikan di sekolah tersebut berlangsung. Tiga tidak bisa diabaikan. Terbukti dengan sekolah
dimensi mutu sekolah yang diteliti dalam yang maju, lebih didominasi oleh sekolah-sekolah
penelitian ini menunjukkan skor yang hampir yang berada di pusat kota. Hal ini dapat dipahami,
seragam. Kenyataan ini mengindikasikan bahwa karena di pusat kota lah kegiatan-kegiatan, baik
jika input sekolah baik, diproses dengan baik, tentang kependidikan maupun yang lainnya lebih
maka akan menghasilkan output yang baik pula banyak terjadi. Sekolah di pusat kota cenderung
(Priansa, 2014). Sistem yang terjadi akan bersifat lebih mudah mendapatkan akses dalam bidang
saling mempengaruhi sehingga output sebagai apapun, sehingga lebih dipilih oleh sebagian besar
bagian akhir dapat mempengaruhi input sebagai masyarakat untuk mensekolahkan anak-anaknya.
awal dari sistem tersebut. Input sekolah dapat Sehingga, peserta didik yang bersekolah di
berupa sumber daya manusia (human resources) sekolah-sekolah yang ada di pusat kota berasal
berupa siswa, guru dan tenaga kependidikan lain, dari keluarga menengah ke atas yang lebih
sumber daya materi (material resources) termasuk mampu bersaing untuk masuk ke sekolah tersebut.
di dalamnya adalah sumber belajar, ataupun Faktor terakhir yang mempengaruhi
dalam bentuk kebijakan semisal perencanaan dan sekolah adalah lingkungan sosial. Jika dilihat dari
kurikulum. Dalam input, ada hal-hal yang tidak geografisnya, Kecamatan Indramayu bisa dibagi
bisa dipilih oleh sekolah dan hanya bisa menerima ke dalam tiga macam, yaitu pesisir, perkotaan,
apa adanya, seperti kebijakan dan kurikulum. dan pedesaan. Hal ini juga secara langsung
Namun ada pula yang dapat diusahan oleh pihak mempengaruhi bagaimana lingkungan sosial di
sekolah, seperti input siswa, input guru dan tenaga masing-masing wilayah tersebut. Wilayah pesisir
kependidikan, serta input sumber daya materi didominasi oleh perkampungan nelayan, sehingga
(sarana dan prasarana). Ketiganya memerlukan masyarakatnya berwatak keras, dan norma yang
upaya lebih dari pihak sekolah agar bisa agak longgar. Wilayah perkotaan, penghuninya
mendapatkan yang terbaik. didominasi oleh para pegawai, baik negeri
Hal ini pula yang mengakibatkan sekolah- maupun swasta, pengusaha, pedagang, dan
sekolah yang diteliti memiliki input yang berbeda- pekerja lainnya yang sebagian besar berasal dari
beda, karena usaha tiap-tiap sekolah untuk kalangan menengah ke atas dan tingkat
mengupayakan input tersebut berbeda pula. pendidikan yang lebih tinggi. Sementara wilayah
Penelitian ini menunjukkan bahwa beberapa pedesaan, didominasi oleh perkampungan petani,
faktor mempengaruhi bagaimana usaha sekolah pedagang, dan buruh. Keadaanya tidak jauh beda
dalam mengupayakan input ini, yaitu faktor dengan wilayah pesisir, namun dengan norma
ekonomi atau kemampuan sekolah dalam yang lebih ketat.
pembiayaan, faktor geografis atau letak sekolah, Input yang berbeda-beda tentunya akan
serta faktor lingkungan sosial tempat sekolah menjadikan proses yang berlangsung, yaitu
berada. pembelajaran, akan berbeda pula antara satu
Faktor ekonomi bisa diamati dari sekolah dengan sekolah lainnya. Berbeda disini
banyaknya dana BOS yang tersedia untuk masing- bukan dalam bentuknya, karena memang sudah
masing sekolah. Sekolah dengan jumlah siswa ada standar tersendiri yang diatur dalam Peraturan
yang banyak, maka dipastikan mendapat dana Pemerintah. Akan tetapi berbeda dalam bentuk
BOS dalam jumlah besar dan memiliki penyampaian, penggunaan media, budaya,
kesempatan lebih besar untuk mengupayakan maupun tingkat penyerapan materi oleh peserta
input yang lebih baik, khususnya dalam hal didik. Dalam proses inilah kinerja mengajar guru
sumber daya materi (sarana dan prasarana). dan pemanfaatan sumber belajar disorot. Kinerja
Walaupun demikian, hal itu dipengaruhi juga oleh mengajar guru akan berkolaborasi dengan
bagaimana manajemen sekolah tersebut bagaimana sumber belajar dimanfaatkan untuk
mengolahnya. menunjang pembelajaran.
Dengan adanya perbedaan input masing- lebih rendah dibandingkan dengan bagaimana
masing sekolah, akan mempengaruhi bagaimana sumber belajar dimanfaatkan terhadap mutu
proses pembelajaran yang terjadi, dan dampaknya sekolah. Padahal, seperti yang diuraikan di atas,
akan terlihat dari bagaimana ouput yang kinerja mengajar guru memiliki kategori yang
dihasilkan. Dengan demikian, perbedaan hasil lebih baik dibandingkan dengan pemanfaatan
output mutlak dipengaruhi oleh seperti apa input sumber belajar. Setelah dikonfirmasi dengan
yang masuk dan bagaimana proses pembelajaran pengawas sekolah di Kecamatan Indramayu,
terjadi di sekolah tersebut. maka didapatkan beberapa permasalahan yang
Mutu sekolah di kecamatan Indramayu terjadi dalam kinerja mengajar guru di
sudah berada dalam kategori sangat tinggi. Hal ini kebanyakan sekolah-sekolah. Hal itu seperti yang
berkat upaya keras yang dilakukan oleh semua diungkapkan oleh Sagala (2010) bahwa
pihak yang terkait dengan pendidikan di berdasarkan pengamatan dari berbagai penelitian
Kecamatan Indramayu itu sendiri, dimana menunjukkan bahwa sebagian guru yang telah
Kecamatan Indramayu merupakan ibukota bagi melaksanakan tugas sebagai pengajar,
Kabupaten Indramayu sehingga pendidikannya menganggap pekerjaan mengajar sebagai kegiatan
pun harus menjadi contoh bagi kecamatan rutinitas. Metode pembelajaran yang digunakan
lainnya. miskin dengan variasi yang dapat mendorong
Fakta yang didapat dari hasil penelitian, peserta didiknya belajar lebih bergairah. Kondisi
gambaran umum kinerja mengajar guru berada seperti ini dapat menyebabkan situasi belajar di
dalam kategori sangat tinggi, sementara kelasnya gersang dan membosankan, layanan
pemanfaatan sumber belajar berada dalam belajar yang diterima peserta didik menjadi tidak
kategori tinggi. Hal itu dapat dipahami, karena bermutu.
untuk memafaatkan sumber belajar, ada Banyaknya sekolah dasar di kecamatan
pertimbangan-pertimbangan tersendiri. Indramayu yang memiliki sumber belajar yang
Hendaknya seorang guru memahami terlebih memadai mengakibatkan pengaruh dari
dahulu beberapa kualifikasi yang dapat menunjuk pemanfaatan sumber belajar terhadap mutu
pada sesuatu untuk dipergunakan sebagai sumber sekolah menjadi kuat. Pihak dinas maupun
belajar dalam proses pembelajaran (Rohani, sekolah itu sendiri menyadari bahwa kecamatan
2004). Seorang guru sebelum menggunakan Indramayu merupakan suatu “etalase” pendidikan
sumber belajar harus mengetahui terlebih dahulu bagi Kabupaten Indramayu secara umum,
mengenal seperti apa sumber belajar yang dipakai, sehingga kelengkapan berbagai fasilitas
bagaimana pengoperasiannya, bagaimana dampak pendidikan termasuk sumber belajar selalu
pemakaiannya, serta kesesuaian dengan tujuan berusaha untuk diupayakan, baik melalui bantuan-
maupun kebutuhan pembelajaran. bantuan maupun swadaya sekolah.
Sementara itu, didapatkan fakta bahwa
kinerja mengajar guru ternyata memiliki korelasi
Hoy, Wayne dan Miskel, Cecil. G. (2013). Sa’ud, Udin, S. (2008). Pengembangan Profesi
Educational Administration, Theory, Guru. Bandung: Rosda
research and Practice 9th edition. New
Sagala, Syaiful. (2010). Manajemen Stratejik
York: McGraw Hill
dalam Peningkatan Mutu Pendidikan.
Leigh, Andrew dan Mead, Sara. (2005). Lifting Bandung: Alfabeta.
Teacher Performance: Policy Report 2005.
Scheerens, Jaap. dkk. (2011). Perspectives on
Australia : Progressive Policy Institute
Educational Quality. New York : Springer
Ngware, Moses. dkk. (2011). Quality of Primary
Supardi. (2013). Sekolah Efektif, Konsep Dasar
Education Inputs in Urban Schools:
dan Praktiknya. Jakarta: RajaGrafindo
Evidence From Nairobi. Journal of
Persada
Education and Urban Society. 43(1). Hlm.
91 –116 Supriyadi, Oding. (2009). Pengaruh Gaya
Kepemimpinan dan Kualitas Layanan
Pigozzi, Mary Joy. (2007). Quality in Education
Terhadap Mutu Pendidikan di Kabupaten
Defines ESD. Journal of Education for
Pandeglang Provinsi Banten. Jurnal
Sustainable Development. 1(1). Hlm. 27-35
Tabularasa PPS Unimed. 6(2). Hlm. 98-
Priansa, Donni J. (2014). Kinerja dan 111
Profesionalisme Guru. Bandung : Alfabeta
Syamsuddin Makmun, Abin. (1999).
Rohani, Ahmad. (2004). Pengelolaan Pengembangan Profesi dan Kinerja Tenaga
Pengajaran. Jakarta : Rineka Cipta. Kependidikan. Bandung: PPS IKIP
(Program Pasca Sarjana Institut Keguruan
Sallis, Edward. (2005). Total Quality
dan Ilmu Pendidikan) Bandung.
Management in Education. London:
Taylor&Francis e-Library