Oleh:
Ni Wayan Krisma Andiani
(P07120014063)
Tingkat II.2 D III Keperawatan
LAPORAN PENDAHULUAN
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN TERMINAL
A. Pengertian Penyakit Terminal
Keadaan Terminal adalah suatu keadaan sakit dimana menurut akal sehat
tidak ada harapan lagi bagi si sakit untuk sembuh. Keadaan sakit itu dapat
disebabkan oleh suatu penyakit atau suatu kecelakaan. Kondisi terminal adalah
suatu proses yang progresif menuju kematian berjalan melalui suatu tahapan
proses penurunan fisik, psikososial dan spiritual bagi individu (Kubler-Ross,
1969).
Kondisi terminal adalah suatu proses yang progresif menuju kematian
berjalan melalui suatu tahapan proses penurunan fisik, psikososial dan spiritual
bagi individu (Carpenito, 1999).
Penyakit yang tidak dapat disembuhkan dan tidak ada obatnya, kematian
tidak dapat dihindari dalam waktu yang bervariasi. (Stuard & Sundeen, 1995).
Penyakit pada stadium lanjut, penyakit utama tidak dapat diobati, bersifat
progresif, pengobatan hanya bersifat paliatif (mengurangi gejala dan keluhan,
memperbaiki kualitas hidup). ( Tim medis RS Kanker Darmais, 1996).
Pada stadium lanjut, pasien dengan penyakit kronis tidak hanya
mengalami berbagai masalah fisik seperti nyeri, sesak nafas, penurunan berat
badan, gangguan aktivitas tetapi juga mengalami gangguan psikososial dan
spiritual yang mempengaruhi kualitas hidup pasien dan keluarganya. Maka
kebutuhan pasien pada stadium lanjut suatu penyakit tidak hanya pemenuhan/
pengobatan gejala fisik,, namun juga pentingnya dukungan terhadap kebutuhan
psikologis, sosial dan spiritual yang dilakukandengan pendekatan interdisiplin
yang dikenal sebagai perawatan paliatif. (Doyle & Macdonald, 2003).
Pada pasien penyakit terminal akan melalui fase fase berduka akibat
kekhwatiran akan penyakitnya. Sering kali penyakit terminal membawa efek
psikologis terhadap klien, seperti kekhawatiran berlebihan akan penyakit atau
kondisis yang akan dialami, serta kekawatiran akan kematian yang disebabkan
oleh penyakitnya. Kehilangan aspek diri biasanya dialami oleh pasien terminal,
akibat kondisi tubuh yang semakin melemah, terjadi penurunan kemampuan fisik,
1
dan diikuti perubahan citra tubuh, yang menyebabkan kehilangan pada aspek diri
klien.
Perawatan terminal dapat dimulai pada minggu-minggu, hari-hari dan
jaminan terakhir kehidupan dimana bertujuan:
1. Mempertahankan hidup
2. Menurunkan stress
3. Meringankan
dan
mempertahankan
kenyamanan
selama
mungkin (Weisman)
Secara umum kematian adalah sebagian proses dari kehidupan yang
dialami oleh siapa saja meskipun demikian, hal tersebut tetap saja menimbulkan
perasaan nyeri dan takut, tidak hanya pasien akan juga keluarganya bahkan pada
mereka yang merawat dan mengurusnya.
Penderita yang akan meninggal tidak akan kembali lagi ke tengah
keluarga, kenyataan ini sangat berat bagi keluarga yang akan ditinggalkannya
Untuk menghindari hal diatas bukan hanya keluarganya saja yang berduka bahkan
klien lebih tertekan dengan penyakit yang dideritanya.
B. Faktor Predisposisi
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
Usia
Lingkungan sosial dan budaya
Faktor Jenis Kelamin
Faktor Tingkat Pendidikan
Faktor Ekonomi
Faktor Pengetahuan
Faktor Lama Rawat Inap
Faktor Caring Perawat
C. Pathway
Penyakit Terminal
Fase Denial
Fase Anger
Fase
Bargaining
Fase
Depresi
Syok
Marah
Tawar
Menawar
Gangguan
Hubungan
Sosial
Menerima
Kondisi
Merasa
Tidak
Berharga
Mempersiap
kan mental
Takut Akan
Dosa
Mengingkari
Kondisi
Takut Akan
Kematian
Tidak
Percaya
Fase
Acceptance
Penarikan
Diri Dari
Lingkungan
Sosial
Resiko
Bunuh Diri
Faktor Usia
Faktor
Ekonomi
Dukacita
Faktor
Lingkungan
Sosial dan
Budaya
Faktor Jenis
Kelamin
Faktor Tingkat
Pendidikan
Faktor
Pengetahuan
Faktor Lama
Rawat Inap
Faktor Caring
Perawat
Kehilangan
Ketidak efektifan
koping
D. Klasifikasi
1
2
3
Ketidak mampuan
koping keluarga
4
5
6
7
Fisik
a. Gerakan pengindraan menghilang secara berangsur angsur dari ujung
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
Psikososial
Sesuai fase-fase kehilangan menurut seorang ahli E.Kubbler Ross
mempelajari respon-respon atas menerima kematian dan maut secara
mendalam dan hasil penelitiannya yaitu:
a. Respon kehilangan
1) Rasa takut diungkapkan dengan ekspresi wajah , keakutan, cara
tertentu untuk mengatur tangan
2) Cemas diungkapkan dengan cara menggerakan otot rahang dan
kemudian mengendor
3) Rasa sedih diungkapkan dengan mata setengah terbuka / menangis
b. Hubungan dengan orang lain
Gelisah
Susah tidur
Tangan mengepal
3) Bargaining (Tawar-Menawar)
Klien
berusaha
melakukan
tawar
menawar
terhdap
b. Gejala fisik
menolak makan
susah tidur
letih
libido turun
5) Acceptance ( Penerimaan)
Pada fase ini biasanya klien telah menerima kondisinya. Klien
membutuhkan
F. Pengkajian Keperawatan
a. Pengkajian terhadap identitas klien
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
Nama
Umur
Jenis Kelamin
Agama
Suku
Bangsa
Alamat
Dx Medis
Sumber Biaya
Sumber Informasi
No.RM
Tanggal Masuk Rumah Sakit
Ruangan
1. Bernapas
2. Makan dan minum
3. Gerak aktivitas
4. Eliminasi
5. Istirahat tidur
6. Kebersihan diri
7. Pengaturan suhu tubuh
8. Rasa aman
9. Rasa nyaman
10. Sosial
11. Prestasi dan produktivitas
12. Rekreasi
13. Belajar
14. Spiritual
e. Melakukan pemeriksaan fisik pada klien
f. Mengkaji data penunjang klien
g. Mengkaji kondisi keluarga klien dalam menghadapi kondisi klien dan
kesiapan keluarga akan kehilangan klien dengan penyakit terminal yang sulit
disembuhkan:
1. Fase Denial
Perawat dapat mengkaji gejala pada tahap denial (penolakan) yang
ditunjukan keluarga klien pada saat mendengar kondisi klien dengan
penyakit terminal, yang kemudian dicocokan dengan tanda dan gejala
pada fase ini sesuai teori.
2. Fase Anger
Perawat dapat mengkaji gejala pada tahap anger (marah) yang
ditunjukan keluarga klien pada saat mendengar kondisi klien dengan
penyakit terminal, yang kemudian dicocokan dengan tanda dan gejala
pada fase ini sesuai teori. Pada fase ini perawat mengkaji hanya
berdasarkan observasi sebab kluarga pasien tidak mungkin menjawab
pertanyan perawat pada fase ini.
3. Fase Bargaining (Tawar Menawar)
Perawat dapat mengkaji gejala pada tahap bargaining (tawar menawar)
yang ditunjukan keluarga klien pada saat mendengar kondisi klien
dengan penyakit terminal, yang kemudian dicocokan dengan tanda dan
gejala pada fase ini sesuai teori. Pada fase ini perawat masih bisa
mengkaji klien dengan wawancara namun perhatikan kuantitas serta
kulitas pertanyaan untuk menjaga kestabilan kondisi keluarga klien.
4. Fase Depresi
klien
dalam
keadaan
tertekan,
dan
perawat
dapat
neuroendokrin
Marah
Menyalahkan
Berpisah/menarik diri
Putus asa
Disorganisasi/kacau
Gangguan pola tidur
Mengalami kelegaan
Memelihara hubungan dengan
klien dengan penyakit
terminal
Membuat makna kehilangan
Kepedihan
Perilaku panik
Pertumbuhan personal
Distres psikologis
Menderita
2. Ketidakefektifan Koping
a. Defenisi
Ketidak mampuan untuk membentuk penilaian valid tentang stressor,
ketidak adekuatan pilihan respon yang dilakukan dan/atau tidak mampuan
untuk menggunakan sumber daya yang tersedia.
b. Batasan Karakteristik
Perubahan pada pola komunikasi yang biasa
Penurunan penggunaan dukungan sosial
Perilaku destruktif terhadap orang lain
Letih, Angka penyakit yang tinggi
Ketidak mampuan memperhatikan informasi
Ketidakmampuan memenuhi kebutuhan dasar
Ketidak mampuan memenuhi harapan peran
Pemecahan masalah yang tidak adekuat
Kurangnya perilaku yang berfokus pada pencapaian tujuan
Kurangnya resolusi masalah
Konsentrasi buruk
Mengungkapkan ketidakmampuan meminta bantuan
Mengungkapkan ketidakmampuan untuk mengatasi masalah
Pengambilan resiko, gangguan tidur
Penyalahgunaan zat
Menggunakan koping yang mengganggu perilaku adaptif
c. Faktor yang berhubungan
10
hubungan
Tingkat percaya diri yang tidak adekuat dalam kemampuan mengatasi
masalah
Tingkat persepsi kontrol yang tidak adekuat
Ketidak adekuatan kesempatan bersiap terhadap stresor
Krisis muturasi, krisis situasi
Ragu
Pengabaian
Agresi agitasi
Menjamin rutinitas biasa tanpa menghormati kebutuhan klien
Peningkatan ketergantungan klien
Depresi
Membelot
Tidak menghormati kebutuhan klien
Perilaku keluarga yang mengganggu kesejahteraan
Permusuhan
Ganguan Individualisasi
Gangguan membangun kembali kehidupan yang bermakna untuk diri
sendiri
Intoleran
perawatan yang mengabaikan klien dalam hal kebutuhan dasar manusia
hubungan yang mengabaikan anggota keluarga lain
terlalu khawatir terus menerus mengenai klien
psikosomatis
penolakan
11
Diagnosa
Tindakan dan
Kep.
Kriteria Hasil
1.
Duka cita
1. Menunjukkan
Intervensi
rasa 1) Tentukan
pada
pergerakan ke arah
berduka
terfiksasi.
dan
perilaku-perilaku
harapan
untuk
masa depan
2. Fungsi pada tingkat
adekuat,
ikut
mana
Rasional
Identifikasi
yang
berhubungan
dengan
tahap ini.
serta 2) Kembangkan
hubungan
saling
AKS
pasien.
empati
perencanaan
keperawatan yang
yang berduka.
dengan 2) Rasa percaya
Perlihatkan
perhatian.
sikap
dan
membolehkan
untuk
penting untuk
percaya
dan
pasien
mengekspresikan
perasaannya
secara
terbuka
4) Dorong
pasien
mengekspresikan
12
percaya meningkat.
untuk 4) Pengungkapan secara
rasa
marah.
5) Bantu
pasien
terpecahkan.
untuk 5) Latihan fisik
mengeluarkan kemarahan
memberikan suatu
berpartisipasi
efektif untuk
dalam
aktivitas-aktivitas
motorik
kasar
mengeluarkan
(mis,
kemarahan yang
berduka
yang
perasaan-perasaan
berhubungan
berhubungan dengan
dengan
setiap tahap.
7) Dorong
pasien
meninjau
dengan
untuk
hubungan
konsep
respon ini.
7) Pasien harus
menghentikan persepsi
idealisnya dan mampu
menerima baik aspek
kehilangan.
13
kepada
hal
menghadapi
yang
kehilangan
9) Umpan balik positif
dalam
meningkatkan harga
memecahkan masalahnya
sebagai
pengulangan perilaku
dapat diterima.
9) Bantu
pasien
usaha
menentukan
untuk
metoda-
yang diharapkan.
terhadap
pengalaman kehilangan.
10) Memenuhi
10) Dorong pasien untuk
kebutuhan spiritual
menjangkau
dukungan
klien
spiritual selama waktu ini
dalam
bentuk
yang
2.
apapun
diinginkan
Ketidak
NOC
untuknya.
NIC
efektifan
Decision making
Decision making
koping
Role inhasmet
berhubung
Sosial suport
dapat
mengurangi perasaan
penanganan
tanpa
pola
harapan
tidak
dan
penyakit
Mengidentifikasi
terminal
Keikutsertaan
Mengungkapkan secara
perawatan
meningkatkan
yang efektif
Mengatakan penurunan
stres
dalam
akan
harga diri.
2) Meningkatkan
perasaan kontrol dan
membuat keputusan
keikutsertaan
tentang
dalam
keadaanya
Mampu
berbuat banyak.
3) Memberikan wawasan
mengidentifikasi strategi
tentang koping
berguna.
3) Bantu
klien
untuk
mengidentifikasi
keuntungan,
14
mengenai
pemikiran,/faktor-
kerugian
faktor
yang
dari keadaan
berhubungan
dengan
situasi
individu.
Kepercayaan
akan
meningkatkan persepsi
pasien tentang situasi
dan partisipasi dalam
regimen keperawatan.
1) Menurunkan ansietas
Role inhancement
1) Bantu
klien
untuk
mengidentifikasi macam
macam nilai kehidupan
positif
dan
menyediakan
kontrol
bagi
pasien
dan
memelihara
rasa
kontrol individu
untuk
dimiliki
mental
Coping enhancement
1) Anjurkan
klien
mengidentifikasi
gambaran
pasien
mampu
untuk
perubahan
terkait
diagnosis,
dengan
terapi
dan
agar
menerima
3) Hindari
status
informasi
dengan jelas
4) Agar keluarga bisa
mengerti
dan
menerima
tahap
sehingga
anger
bisa
ditekan
prognosis
1) Memonitor
Intervensi lainnya
1) Mengobservasi
TTV
perkembangan status
kesehatan pasien
15
klien
2) Memenuhi
2) Menghargai
kebutuhan
kehidupan
klien
dengan
tetap
memberikan
dasar klien
pelayanan
sesuai
kebutuhannya demi
mempertahankan
hidupnya
3.
Ketidak
NOC
mampuan
1) Family
koping
disable
2) Perenting, impaired
3) Therapeutic regimen
keluarga
berhubunga
n
dengan
kehilangan
NIC
coping, Coping enhanchement
1)
1) Pasien
management,
ineffective
4) Violence:
menghadapi
other
Kriteria hasil
1)
Dorong
partisipasi
Hubungan pemberi
asuhan
pertemuan kelompok
klien:
interaksi
dan
hubungan
yang
positif
: 4)
perawatan
dan
perawatan
yang
kepada
anggota
keluarga
oleh
pemberi
membantu
penyediaan
tepat
keluarga
dalam menyelesaikan
harga
diri pasien.
asuhan perawatan
personal
anggota
seluruh
memperlihatkan
penerima asuhan
Performa pemberi
kesehatan
penyakitnya
Partisipasi
meningkatkan
dan
lansung
2)
antara 3)
pemberi
2)
mendapatkan
keperawatan
perawatan
pascahospitalisasi
4) Membantu
orang
Bantu
memotivasi
terdekat dengan pasien
keluarga untuk berubah
untuk
meyakinkan
membantu klien untuk
pasien agar menerima
beradaptasi
dengan
apa yang terjadi dan
persepsi
stresor,
berkeinginan
untuk
perubahan,
atau
membagi
masalah
ancaman
yang
pasien
dengan
mengganggu
keluarga
pemenuhan
tuntutan
dan peran hidup
16
5) Mengungkapkan
3)
keluarga
Peforma
5)
pemberian asuhan
perawatan
tidak
langsung
6)
keluarga
Kesejahteraan
pemberi asuhan :
derajat
persepsi
positif
mengenai
status
kesehatan
8)
asuhan
9)
perawatan
oleh
pemberi perawatan
keluarga
dalam
periode
waktu
yang lama
Koping keluarga :
tindakan keluarga
mengelola
stresor
yang
membebani
sumber sumber
keluarga
Normalisasi
terjadi
dengan efektif
sistem
:
lokal
kesehatan
yang sesuai
Mendorong
8)Peningkatan kesehatan
pasien
memberikan
dengan
pelayanan
pasien
mencari
spiritual
kontinuitas
untuk
keluarga
Panduan
faktor
meningkatkan
keluarga
memfasilitasi
yang
7)
keluarga
kesehatan
dan kondisi
Potensial
koping
fisik klien
7)Meningkatkan
Dukungan keluarga :
hubungan
keluarga
meningkatkan
nilai,
dengan klien
minat,
dan
tujuan
pelayanan
ketahanan pemberi
6)
6) Proses
periode stres
Memfasilitasi
dalam perawatan emosi
perawatan
tidak
selama
bagi
pemberi
yang
diri
dan
sesuai
oleh
5)
terselesaikan
partisipasi
7)
pada
penenangan,
yang
keluarga
perasaan
pasien
perawatan
anggota
4)
memberikan
dorongan
dan
pengawasan
emosi
penerimaan,
pengaturan
Dukungan
dorongan
,
jika
9)Memberikan
diperlukan
10) Bantu anggota keluarga
pemahaman
tentang
dalam mengklarifikasi
esensi kehidupan dan
apa
yang
mereka
kematian
harapkan dan butuhkan
10)
Untuk
mencari
satu sama lain
bantuan
sesuai
Caregiver support
kebutuhan
akan
1) Menyediakan informasi
membuat
mereka
penting, advokasi, dan
memilih
untuk
dukungan
yang
mengambil keuntungan
dibutuhkan
untuk
dari apa yang tersedia
memfasilitasi perawatan
1)Membantu
primer pasien selain dari
pasien/orang
terdekat
profesional kesehatan
untuk mengilhami solusi
yang
17
mungkin
I. Daftar Pustaka
Nurarif, Amin Huda, Kusuma, Hardhi. 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan
Berdasarkan Diagnosa Medis Dan Nanda NIC-NOC. Jakarta : Mediaction
Carpenito-Moyet, Lynda Juall.
Jakarta:EGC
Kozier, Barbara. 2011. Fundamental Keperawatan. Jakarta : EGC
Cemy Nur Fitria. 2010. Palliative Care Pada Penderita Penyakit Terminal.
Bandung. portalgaruda.org. diakses pada 30 Mei 2015
Joko Susanto. 2012. Asuhan Keperawatan Klien Dengan Penyakit Terminal.
Lamongan. www.e-jurnal.com. diakses pada 30 Mei 2015
AD Damayanti. 2008. Asuhan Keperawatan Klien Dengan Penyakit Terminal
Ditinjau Dari Aspek Psikososial. www.indonesianjournalofcancer.or.id.
diakses pada 30 Mei 2015
Mengetahui
Pembimbing Praktik
(
NIP.
Mengetahui
Pembimbing Akademik
19