Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Galaksi Bima Sakti memiliki lebih dari 200 miliar bintang. Sekitar 4.000 bintang dapat dilihat
dengan mata telanjang. Bahkan, sebuah teleskop kecil mampu menunjukkan ratusan ribu bintang.
Mungkin 20 ribu juta bintang dapat difoto dengan sebuah teleskop 500 cm.
Bintang-bintang dalam telaga Bima Sakti memiliki berbagai ukuran. Untuk bintang yang
berukuran besar dinamakan giant, bintang yang berukuran sedang dinamakan medium, sedangkan
bintang yang berukuran kecil disebut dwarf. Matahari termasuk dalam jenis bintang berukuran
medium pada kelas G2(warna Kuning).
Bintang yang dianggap paling dekat dengan matahari adalah Alfa Centauri dengan jarak 4,2
tahun cahaya. Bintang yang paling jauh dari matahari belum diketahui karena mungkin cahayanya
belum sampai ke Bumi. Bintang terbesar yang diketahui oleh pengamatan manusia adalah VY Canis
Majoris (2.100 kali radius matahari)
RUMUSAN MASALAH:
1.
2.
3.
4.
5.

Bagaimana proses lahir dan berkembangnya sebuah bintang?


Bagaimana klasifikasi bintang yang ada dalam jagat raya?
Apa sifat fisis dasar bintang?
Bagaimana evolusi bintang?
Bagaimana akhir dari sebuah bintang dan supernova?

TUJUAN:
1. Memberikan pemahaman kepada mahasiswa tentang kelahiran dan perkembangan bintang
2. Memberi pemahaman kepada mahasiswa tentang klasifikasi bintang yang ada dalam jagat
raya
3. Memberikan pemahaman mahasiswa sifat fisi dasar bintang
4. Memberikan pemahaman kepada mahasiswa mengenai evolusi bintang baik pada tahap awal
deret utama maupun evolusi lanjut
5. Memberikan pemahaman kepada mahasiswa tentang akhir sebuah bintang dan supernova

BAB II
PEMBAHASAN

1. Bintang
Bintang adalah sebuah benda langit yang dapat memancarkan cahaya dan panas sendiri.
Diduga bintang itu berwujud bola gas yang amat besar, sangat panas, dan menyala-nyala. Banyak
bintang yang sangat besar bentuknya ada banyak pula yang relatif kecil ukurannya. Ada yang sangat
panas dan ada yang kurang panas. Ada yang berwarna merah, orange, kuning, biru, putih, dan lainlain.
2. Sejarah Kehidupan Bintang
Setelah terjadi big bang, debu,dan awan hidrogen hasil ledakan alam semesta tersebar ke
segala arah memenuhi ruang angkasa. Debu kosmik melayang dalam waktu yang sangat lama. Seiring
dengan waktu berlalu, debu kosmik merapat (mendekat) satu dengan yang lainnya. Lama kelamaan
memusar dan menggumpal menjadi bola api. Setelah itu tiba-tiba menyala menjadi bintang. Sebagian
debu yang belum sempat menyatu , terhempas oleh angin bintang yang baru terbentuk. Demikianlah
hipotesis terciptanya bintang,
Lahirnya sebuah bintang dimulai dari gangguan debu dan gas nebula oleh gelombang kejut
yang ditimbulkan oleh ledakan supernova (ledakan bintang yang mengakhiri hidupnya), angin bintang
besar atau tumbukan antara dua galaksi yang berada didekat kumpulan debu kosmik. Gangguan
gangguan terhadap debu harus lebih besar dari kriteria instabilitas jeans. Instabilitas jeans adalah
syarat sebuah awan molekul bergerak untuk mengawali terbentuknya bintang-bintang.gangguan
tersebut akan menyebabkan terganggunya awan, kerapatan materi akan terganggu sehingga suatu saat
instabilitas jeans tercapai. Fisikawan inggris yang bernama Sir James Jeans (1902) merumuskan
perhitungan instabilitas jeans sebagai berikut :

J=

12
vS
G~
n

( )

Keterangan :
G=konstanta gravitasi

~
n =rapat massa

v s = kecepatan suara dalam awan

Sesaat setelah awan merapat, menjadi padat calon bintang akan mulai bersinar. Gumpalan
awan kemudian membengkak atau nyebul menjadi semacam glubola-bok. Massa globula-bok
matahari memiliki massa 50 kali massa matahari setelah kelahirannya. Pada saat massa bintang
memadat, energi gravitasinya diubah menjadi energi panas sehingga temperatur meningkat dan
mulailah bersinar. Terciptanya bintang bersifat tunggal, kelahirannya di berbagai tempat dan
berkelompok. Ketika semua pilinan debu bersinar terciptalah lokus-lokus keluarga bintang.Bintang
yang sudah menyala memancarkan radiasi elektromagnetik dengan hembusan angin bintang. Bersama
angin matahari tersebar sebagai partikel proton,alfa,beta, dan lain-lain.

3. .Istilah Populer dalam Mempelajari Bintang


a. Ukuran Jarak Antarbintang
Perhitungan jarak antarbintang atau jarak antarbenda langit menggunakan tahun cahaya. Satu
detik cahaya setara dengan 299.792.458 m/detik dalam ruang hampa udara. Selain menggunakan
ukuran kecepatan rambat cahaya, ukuran jarak lainnya adalah satuan parsec. Satu parsec setara
dengan 3,26 tahun cahaya atau 3,09 1013 km= 206.265 SA.
b. Paralaks Bintang
Paralaks bintang adalah pergeseran lokasi bintang yang tampak di bumi akibat perpindahan
pengamatan dari tempat semula ketempat lain. Pergeseran tempat pengamatan menimbulkan beda
lihat atau paralaks. Nilai paralaks pada jauh dekatnya benda yang diamati. Semakin jauh letak
bintang,maka semakin kecil paralaksnya.

c. Luminositas Bintang
Luminositas bintang adalah jumlah cahaya atau energi yang dipancarkan oleh sebuah bintang ke
segala arahpersatuan waktu
3

L=4 R T e

Dimana :
L= luminosistas

= tetapan Stefan Boltzman


R=jari-jari bintang

T e = temperatur efektif bintang

d. Magnitudo Bintang
Magnitudo bintang adalah kecerahan bintang yang dapat diamati dengan mata telanjang dan
teleskop.Urutan skala magnitudo semu:
1= paling terang

4=tidak begitu redup

2= terang

5= redup

3=tidak begitu terang

6=paling redup

e. Massa Bintang
Massa suatu benda langit dapat dapat ditentukan dari gerak orbitnya. Sebagai contoh, kita dapat
mengukur massa matahari dan mengamati gerak orbit planetnya. Oleh karena itu kita dapat
menggunakan hukum Keppler III dan hukum gravitasi Newton. Hukum Keppler III berbunyi: kuadrat
kala edar objek yang mengorbit matahari sebanding dengan pangkat tiga jarak 99rata-rata objek dari
matahari.

( m 1+ m 2) =

( d 1+ d 2 )
p

dengan asumsi

( d 1 +d 2=R )

Dimana :
P= periode orbit
R=total jarak separasi antara kedua bintang dengan pusat massa

m1+ m2 = massa kedua bintang

f.

Gugus Bintang
Gugus bintang diduga merupakan sistem yang terdiri atas ribuan bintang yang bergerombol

relatif berdekatan dan saling beredar mengelilingi satu dengan yang lain di dalam ruangan yang
terbatas. Sedikit sekali bintang yang benar-benar terpisah dengan yang lain. Hampir seluruhnya
muncul dalam gugus-gugus. Gugus bintang tertentu, seperti Pleiades terdiri atas ratusan bintang.
Penting untuk disadari tentang gugus bintang yang membentuk pasangan atau gugus yang lebih besar
ialah bahwa gugus-gugus ini tidak mungkin berkumpul karena kebetulan. Pasti mereka terbentuk
bersama-sama.

Anggota suatu gugus bintang mulai terbentuk bersama-sama. Kondisi mereka sekarang
menunjukkan bagaimana bintang masih berevolusi. Anggota gugus bintang yang masih baru mungkin
terbentuk sepanjang rangkaian utama. Pada pandangan pertama, Plaides tampak seperti gugus
semacam ini karena menunjukkan urutan bintang sesuai dengan perkembangannya, dari yang lebih
terang yaitu yang paling biru, sampai yang paling redup, yang juga lebih kecil, lebih merah, dan lebih
padat.
g. Rasi Bintang
Beberapa bintang dilihat dari bumi tampak menggerombol menjadi satu kelompok yang tetap
sehingga seolah-olah membentuk gambar tertentu. Kelompok-kelompok bintang yang tetap bentuk/
gambarnya itu disebut rasi atau gugus bintang. Berikut rasi-rasi bintang penting:
1. Rasi ursa Mayor (Rasi Beruang Besar/Rasi Biduk/Rasi Pedati Sungsang)

Rasi bintang Ursa Mayor yang terdapat dalam bola langit sebelah utara terdiri atas tujuh buah
bintang. Rasi bintang ini sejak dulu secara praktis digunakan untuk mencari/ menentukan arah utara,
yakni dengan cara menghubungkan bintang Ursa Mayoris. Garis khayal ini kita teruskansampai
memotong horizon. Titik potong garis ini dengan horizon itulah titik utara.
2. Rasi Ursa Minor (Beruang Kecil)

Di bagian bola langit sebelah utara terdapat pula konstelasi rasi bintang yang bentuknya hampir
sama dengan Ursa Mayor, hanya bentuknya kecil, maka disebut Ursa Minor. Rasi ini memiliki
anggota 7 buah bintang, salah satu anggotanya yakni bintang Ursa Minoris yang disebut juga
bintang Polaris sebab letaknya boleh dikatakan tepat diatas titik Kutub Utara.
3. Rasi Crux(Rasi Salib Selatan/Rasi Pari/Rasi Gubug Penceng)

Rasi Gubuk Penceng atau rasi salib selatan merupakan salah satu dari sekian banyak rasi yang
cukup terang ketika langit malam tiba. Letaknya yang berada di selatan khatulistiwa dan bintangnya
yang selalu menunjukkan arah selatan membuatnya dijadikan kompas alam bagi nelayan zaman
dahulu berlayar di lautan. Tidak hanya itu, disetiap daerah, pulau,maupun negara, rasi ini mempunyai
nama lain, seperti rasi layang-layang, rasi Gubuk Penceng , rasi salib selatan, rasi ikan pari, dan masih
banyak lagi tergantung kesepakatan orang diwilayah itu menamakannya.

4. Rasi Orion (Bintang Belantik/Lintang Waluku)


Rasi orion di Indonesia dinamakan Waluku. Rasi bintang dapat dilihat dilangit sebelah barat. Rasi
bintang ini dinamakan Orion yang artinya pemburu. Rasi bintang ini didedikasikan bagi Orion putra
Neptune, seorang pemburu terbaik didunia. Orion mudah dikenali dengan adanya tiga bintangkembar
yang membentuk sabuk orion. Satu lagi yang menarik di rasi Orion ini ialah adanya bintang bellastrix
dan betellguest pada konstelasinya. Bellatrix identik dengan tokoh dalam Harry Potter, sedangkan
Betelguese merupakan salah satu di film anak-anak waktu dulu. Ternyata,kedua nama itu adalah nama
bintang, termasuk Sirius , Remus, Regulus , dan lain-lain di dunia perfilman. Selain sebagai petunjuk
arah barat, rasi bintang Orion / Waluku sering dijadikan tanda bagi para petani zaman dahulu untuk
mulai menggarap sawah dan ladangnya.
Rasi bintang yang digunakan untuk meramal biasanya rasi bintang zodiak. Zodiak adalah
duabelas rasi bintang sepanjang ekliptika membentuk gelang melingkari garis edar bumi mengelilingi
matahari. Duabelas rasi bintang itu sudah kita kenal ialah Capricornus, Aquarius, Piesces, Aries,
Taurus,Gemini, Cancer, Leo, Virgo,Libra,Scorpio,dan Sagitarius. Pada awal tahun 2007, rasi zodiak
ditambah satu lagi, yaitu rasi bintang Ophiucus (padang ular) muncul pada 20 November 18
December.
Setiap rasi bintang terdiri atas beberapa bintang yang membentuk gambaraan bintang. Misalnya,
rasi bintang Leo, disebut demikian karena membentuk formasi singa atau scrpio yang membentuk
formasi kalajengking. Setiap rasi bintang pada zodiak akan muncul satu kali selama satu tahun.
Lamanya rasi bintang menenpatkan diri dilangit ialah satu bulan,tenggelamnya satu rasi bintang
diganti oleh rasi bintang lain, demikian seterusnya.
4. Klasifikasi Bintang
Klasifkasi bintang adalah suatu penggolongan terhadap bintang-bintang yang didasarkan
kepada seberapa kuat garis serapnya pada bola spectrum bintang serta tingkat luminositas bintang.
Yang dimaksudkan dengan kuat garis serapan itu terutama pada garis-garis serapan hidrogen yang

didapat dari kajian yang mendalam dari pola spectrum bintang yang terlihat pada pengamatan
spektrosleopis.
a. Klasifikasi Yerkes (Kelas Luminositas)
Nama Yerkes sebetulnya adalah nama sebuah observatorium. Di tahun 1943, ada tiga ilmuan yang
menangani dan mengadakan pengamatan ilmiahnya tentang dunia kosmos. Klasifikasi ini berpijak
kepada tingkat ketajaman garis-garis spektrum yang sangat peka pada gaya tarik permukaan suatu
bintang. Gaya tarik permukaan dikaitkan dengan faktor luminositas yang merupakan fungsi radius
bintang. Berdasarkan klasifikasi Yerkes, bintang-bintang dibagi ke dalam kelas-kelas sebagai berikut:
0 = Hypergiants( Maha raksasa)
I = Supergiant, terbagi atas
I.a = Supergiants terang
I.b =kelas antara supergiant terang dengan supergianta kurang terang.
II = Bright giants (aksara terang)
III = raksasa (giant)
IV = Subgiants
V=Main Sequence atau dwart ( deret utama katai)
VI= Subdwart (sub.deret utama)
VII= White dwarts
b. Klasifikasi Harvard
Pada tahun 1925, dua peneliti astronomi yaitu Cecilia Payne dan Gapochkin telah menyusun
hipotesis bahwa muatan pola spektrum ini disebabkan karena adanya urutan suhu permukaan suatu
bintang. Dimana pada awalnya, para ahli perbintangan menganggapnya sebagai konsekuensi logis
akibat adanya perbedaan susunan kimia dari atmosfir bintang.
Pada tabel , akan dijabarkan urutan kelas bintang , warna,massa,radius,luminositas dalam satuan
matahari.
Kela
s
O
B

Temperatur
30.000-60.000K
10.000-30.000K

warna
Biru
Biru-putih

Massa
60
18
8

Radius

Luminosita

Garis Hidrogen

15
7

s
1.400.000
20.000

Lemah
Menengah

A
F
G
K
M

7.500-6.000K
6.000-7.500K
5.000-6.000K
3500-5.00K
2.000-3.500K

Putih
Kuning-putih
Kuning
Jingga
merah

3.2
1.7
1.1
0.8
0.3

2.5
1.3
1.1
0.9
0.4

80
60
1.2
0.4
0.04

Kuat
Menengah
Lemah
Sangat lemah
Hampir tidak terlihat

5. Sifat Fisis Dasar Bintang


a. Spektroskopi Bintang
Pada tahun 1665 Newton menunjukkan bahwa cahaya matahari yang terlihat putih itu bila
dilakukan suatu gelas prisma akan terurai dalam berbagai warna seperti pelangi. Uraian cahayaa ini
disebut spektrum. Pada tahun 1802 Wollaston melihat adanya garis-garis gelap pada spektrum
matahari. Fraunhofer melakukan pengamatan yang cermat pada garis-garis itu dan berhasil
mengkataloguskan 600 garis pada tahun 1815. Delapan tahun kemudian Fraunhofer melihat bahwa
spektrum bintang juga mengandung garis-garis gelap serupa yang terdapat pada spektrum matahari.
Hal ini menyokong pendapat bahwa matahari sebenarnya sebuah bintang.
Selanjutnya orang mendapatkan bahwa garis-garis semacam itu dapat dibentuk dalam
laboratorium. Pada tahun 1859 Kirchoff mengemukakan tiga hukum mengenai pembentukan
spektrum oleh materi dalam berbagai keadaan fisis.
1. Bila suatu benda langit, cair atau gas bertekanan tinggi dipijarkan, benda tadi akan
memancarkan energi dengan spektrum pada semua panjang gelombang. Spektrum ini disebut
spektrum kontiniu
2. Gas bertekanan bila dipiijarkan akan memancarkan energi hanya pada warna, atau panjang
gelombang tertentu saja. Spektrum yang diperoleh berupa garis-garis terang yang disebut
garis pancaran atau garis emisi. Letak setiap garis itu atau dengan kata lain panjang
gelombangnya, merupakan ciri khas gas yang memancarkannya. Unsur yang berbeda
memancarkan kumpulan garis yang berlainan pula.
3. Bila seberkas cahaya putih dengan spektrum kontinu dilewatkan melalui gas yang dingin dan
renggang(bertekanan rendah), gas tersebut akan menyerap cahaya tadi pada warna atau
panjang gelombang tertentu. Akibatnya akan diperoleh spektrum kontinu yang berasal dari
cahaya putih yang lewat itu, diselang-selang garis-garis gelap yang disebut garis serapan atau
garis absorpsi. Letak garis serapan itu sama dengan letak garis pancaran yang dipancarkan gas
yang dingin itu andaikan gas tadi dipijarkan.

b.

spektrum bintang

Pola spektrum bintang umumnya berbeda-beda. Pada tahun 1863 seorang astronom Jesuit
bernama Angelo Secchi mengelompokkan spektrum bintang dalam 4 golongan berdasarkan pada
kemiripan susunan garis spektrumnya. Pada mulanya perbedaan pola spektrum ini diduga karena
perbedaan susunan kimia atmosfer bintang. Tetapi kemudian diketahui penyebab utamanya adalah
perbedaan temperatur permukaan bintang. Pada bintang yang panas hampir semua hidrogennya
terionisasi. Garis hidrogen berasal dari atom hidrogen netral. Akibatnya garis hidrogen sangat lemah
pada bintang semacam ini . ciri utama spektrum bintang pada setiap kelas dapat dibaca pada tabel
dibawah, demikian juga temperatur permukaan dan warnanya.
Kelas
Kelas 0:

Ciri Utama
Garis ion helium, garis oksigen, nitrogen, karbon, silikon dan lain-lainyang terionisasi
beberapa kali terlihat. Garis hidrogen lemah. Temperatur > 25000 K. Warna biru.

Kelas B:

Garis helium netral terlihat, garis hidrogen lebih jelas daripada kelas 0. Juga terlihat
garis ion silikon dan oksigen. Temperatur antara 25000-10000 K. Warna biru

Kelas A

Garis hidrogen terkuat pada kelas ini. Garis ion Mg, Si, Fe, Ca dan lain-lain terlihat.

Kelas F

Garis logam netral terlihat lemah. Temperatur antara 10000-7500 K. Warna biru
Garis hidrogen lebih lemah dari kelas A tetapi masih jelas. Garis ion Ca,Fe,Cr masih
terlihat. Garis logam netral terlihat> temperatur antara 7500-6000 K. Warna putih

Kelas G

kekuning-kuningan
Garis G lebih lemah dari kelas F. Garis ion logam dan logam netral terlihat. Temperatur

Kelas K

antara 6000-5000 K. Warna putih kekuning-kuningan


Garis logam netral jelas. Pita molekul TiO terlihat. Temperatur antara 5000-3500 K.

Kelas M

Warna jingga kemerah-merahan.


Garis logam netral kuat. Pita molekul TiO jelas. Temperatur < 3500 K. Warna merah

b. Diagram Hertzsprung-Russel
Pada tahun 1913, seorang astronom Amerika bernama Hanry Noris Russell melakukan pekerjaan
yang serupa dengan untuk bidang disekitar matahari. Russell membuat plot hubungan antara
magnitudo mutlak dan spektrum bintang. Hasilnya merupakan sebuah diagram Hertzsprung-Russell

10

Dalam diagram tersebut kita lihat bintang-bintang cenderung mengelompok dalam beberapa
deretan. Sebagian besar bintang menempati jalur dari kiri ke kanan bawah. Deret ini disebut deret
utama. Tetpi tidak semua bintang menempati jalur utama. Kita melihat beberapa pengelompokan lain
seperti maharaksasa(supergiant), raksasa(giant),dan katai putih(dwarf). Sebenarnya astronom
menamakan nama bintang bergantung pada terang atau lemahnya kuat cahaya pada bintang tersebut.
Bintang yang luminositasnya besar disebut raksasa dan yang luminositasnya kecil disebut katai.
c. Warna dan Suhu Bintang
Bila kita memperhatikan cahaya bintang dengan lebih cermat akan terlihat bahwa warna
cahayanya berbeda-beda ada yang berwarna kemerahan seperti bintang Betelgeuse dan Antares, 99ada
yang cahayanya kebiruan seperti bintang Sirius dan bintang Vega, dan ada pula yang kekuningan
seperti bintang Alpha Centauri dan bintang Capella, serta ada yang bercahaya keputihan seperti
bintang Procyon.
Secara teori fisika, perbedaan warna cahaya yang dipancarkan oleh suatu benda yang panas
menandakan adanya perbedaan suhu dari benda-benda tersebut. Seperti halnya dengan benda yang
memijar dan memancarkan cahaya, bila suhunya rendah maka radiasi yang dipancarkannya berwarna
kemerahan, dan bila suhunya tinggi maka radiasi yang dipancarkannya makin menguning dan bahkan
bila suhunya cukup tinggi maka cahaya yang dipancarkannya berwarna putih dan kebiruan.
d. Hukum Radiasi Cahaya
Bintang sebagai sumber yang memancarkan radiasi dapat dipandang sebagai benda yang
hitam sempurna, maka itu sifat radiasi cahaya dapat dipelajari dari hukum radiasi benda hitam. Setiap
benda hitam menghasilkan radiasi pada seluruh panjang gelombang. Makin tinggi suhu benda makin
banyak energi yang dipancarkannya. Radiasi pada suhu tertentu terdapat panjang gelombang tertentu
pula yang membawakan energi maksimumdan panjang gelombang ini dinamakan panjang gelombang
maksimum. Makin tinggi suhu benda makanternyata makin pendek panjang gelombang maksimum
yang dipancarkannya.
11

Hubungan antara suhu benda dengan panjang gelombang maksimum ini disebut hukum
pergeseran Wien yang menyatakan bahawa panjang gelombang maksimum suatu radiasi benda hitam
berbanding terbalik dengan suhu mutlaknya:

m =

b
T

6. Gerak Bintang
Gerak Bintang di Sekitar Matahari
Sebenarnya bintang juga bergerak, tetapi karena letaknya sangat jauh, gerakan itu hampir tak
teramati. Mungkin setelah ratusan, perpindahan bintang akibat geraknya itu baru bisa dilihat dengan
nyata. Laju perubahan sudut letak suatu bintang disebut gerak sejati(proper motion).
Gerak sejati umumnya sangat kecil hingga sukar diukur hanya dalam waktu setahun atau dua
tahun. Gerak sejati rata-rata bintang yang tampak dengan mata hanyalah 0.1 detik pertahun. Baru
setelah selang 20 hingga 50 tahun perubahan letak suatu bintang dapat teramati hingga gerak sejatinya
pun dapat diukur. Pengukuran gerak sejati dilakukan dengan membandingkan kedudukan bintang
pada dua hasil pemotretan
Disamping gerak sejati,informasi tentang gerak bintang diperoleh dari pengukuran kecepatan
radialnya, yaitu komponen kecepatan bintang yang searah dengan garis pandang. Kecepatan radial
bintang dapat diukur dari efek Doppler-nya pada garis spektrum bintang yaitu,

Vr
=

c
7. Evolusi Bintang
Bintang dilahirkan, berkembang dan pada akhirnya padam, tak bersinar lagi. Proses ini
disebut evolusi bintang. Dibandingkan dengan umur manusia, bahkan umur seluruh peradaban
12

manusia, evolusi bintang merupakan proses yang sangat lama. Proses ini berlangsung dalam waktu
jutaan hingga milyaran tahun.
a. Sumber Energi Bintang
Dalam tahun 1854 Hemholtz dan Kelvin mengajukan teori bahwa sumber energi matahari
berasal dari perubahan sebagian energi potensial gravitasinya menjadi energi radiasi. Dua energi yang
tersimpan dalam bintang adalh energi termal dan energi gravitasi. Bila suatu bintang mengkerut maka
terjadi perubahan energi potensial gravitasi menjadi kalor dan sebagian energi ini berupa energi yang
dipancarkan atau energi radiasi.
Menurut teori relativitas khusus Einstein, terdapat kesetaraan antara massa dengan energi
yang dapat berubah dari yang satu ke yang lainnya dengan persamaan yang sangat terkenal
E= m c

Lalu dalam tahun 1928, ProfEddington mengajukan bahwa sumber energi radiasi yang dihasilkan
oleh matahari atau bintang adalah berasal dari proses fusi inti ringan menjadi inti yang lebih berat.
b. Evolusi Deret Utama
Ketika bintang masih merupakan gumpalan awan gas hidrogen yang sangat besar, baur, dan
dingin, karena pengaruh gaya gravitasinya dia mulai mengerut sehingga jarak antar atomnya menjadi
berkurang. Hal ini mengakibatkan energi potensial gravitasinya juga berkurang

V=

Gm1 m2
r
Sesuai dengan hukum kekekalan energi dimana energi total tetap konstan, maka berkurangnya

energi potensial gravitasi ini berubah menjadi energi kinetik dan energi radiasi

| V |= K + U
Pengerutan ini menyebabkan lebih banyak lagi atom-atom yang tertarik ke pusat sehingga suhu
dan kerapatan dekat pusat naik lebih cepat dibanding dengan daerah diluarnya
c. Terjadinya Nova dan Supernova
Sering terjadi suatu bidang dengan tiba-tiba memancarkan ledakan cahaya, luminositasnya
meningkat sampai terlihat dengan mata telanjang seakan muncul suatu bidang baru. Kejadian seperti

13

ini dinamakan nova. Cahaya nova ini bisa tetap terang sampai beberapa hari atau beberapa minggu
lalu secara perlahan memudar. Oleh karena itu orang Cina dahulu yang selalu mencatat jenis bintang.
Seperti ini menamakannya bintang tamu atau guest star. Nova yang nampak hanya sewaktuwaktu saja, tetapi bila dia mati dengan teleskop secara rerata ditemukan 2-3 nova dalam
setahun,sehinggga diperkirakan dua atau tiga puluhan nova yang terjadi setiap tahun pada galaksi kita.
Menurut teori terbaru, nova terjadi dalam sistem bintang ganda yang berdekatan dimana
tingkat evolusi akhirnya dipengaruhi oleh pasangannya. Bila kedua pasangan bintang ganda itu
memiliki massa berbeda, yang lebih besar akan berevolusi lebih cepat dan lebih dahulu mencapai
tingkat katai putih. Ketika anggota kedua mengembang menjadi raksasa merah maka akan terjadi
aliran materi, berupa bahan kaya hidrogen, dari lapisan luar raksasa merah menuju ke katai putih.
Penimbunan materi ini menyebabkan kenaikan suhunya sampai mendekati bagian dalam katai
putih yang terdegenerasi sehingga menimbulkan ketidakstabilan, yang secara eksplosif menyulut
Pembakaran hidrogen melalui daur CNO sehingga terjadi suatu ledakan energi dan hamburan materi
yang telah terakumulasi pada katai putih itu. Luminositasnya

meningkat dengan cepat sampai

puluhan ribu kali lebih terang sehingga sepertinya tampak dilangit tercipta bintang baru, oleh karena
itu diberi nama novae. Hal ini dapat dipahami karena sebelumnya kedua anggota bintang ganda ini
sebelum ledakan tidak tampak oleh mata telanjang.
Kebanyakan nova tidak tampak oleh mata telanjang meskipun pada terang maksimumnya
yang dapat mencapai magnitudo mutlak 6-9 karena jaraknya yang sangat jauh. Setelah peledakan itu,
katai putih kembali seperti biasa. Tetapi karena massa terus menerus mengalir dari pasangannya ,
proses ini akhirnya terulang kembali. Beberapa nova diketahui telah terjadi lagi dalam selang waktu
antara ratusan hingga ribuan tahun berselang.
Meskipun diperkirakan tiap tahunnya pada galaksi kita terjadi beberapa puluh ledakan nova,
tetapi kebanyakan tidak tampak oleh mata telanjang. Tiga supernova yang sangat terkenal teramati
selama milnium kedua dalam galaksikita adalah:
1. Supernova tahun 1054 di rasi Taurus
2. Bintang Tycho tahun 1572 di rasi Cassiopiea
3. Supernova tahun 1604 di rasi Serpen
d. Akhir Sebuah Bintang dan Supernova
Bintang akan padam jika hidrogen yang berada diatas teras bintang sudah habis. Teras bintang
berada dibagian mantek antara inti bintang dan bagian luar bintang. Teras bintang merupakan zona
radiktif yang mengeluarkan lebih dari 55% tenaga sinar bintang. Ketika hidrogen mulai habis, zat
helium mulai terbakar untuk mementuk elemen yang lebih berat. Reaksi pembakaran akan terus
14

berlangsung sampai seluruh intinya berubah menjadi besi. Setelah jadi besi, tidak ada lagi proses fusi
karena bahan bakar nuklir telah habis. Bintang yang mengalami proses ini akan mengecil dan
membebaskan banyak panas ke bagian konveksi bahkan ke lapisan luar bintang. Dampaknya bintang
akan mengembang menjadi berwarna merah.
Menjelang kehabisan heliumnya, bintang akan menjadi sangat labil. Semua energi akan
dikeluarkan dan sisanya akan menciut. Bintang itu akan mulai berkontraksi atau mengkerut sehingga
menjelma menjadi bintang kerdil putih. Pada kasus lain bintang menjelang ajalnya tidak menjadi
benda langit yang dingin dan gelap. Besi yang bersisa masih menyisakan proses pembangkitan pusat
besi yang masif oleh fusi silikon. Dibawah tekanan yang sangat tinggi, elektron bebas yang tersisa
dipaksa menyatu dengan proton inti besi sehingga muatan listrik akan saling meniadakan. Bagian inti
bintang akan berubah menjadi nukleus atom raksasa tunggal. Karena labil, pusat inti bintang white
dwarf akan meledak dengan kekuatan yang luar biasa. Semua unsur menjadi abu kosmik sebagaimana
ia diciptakan dari abu kosmik.

15

BAB III
PENUTUP
Kesimpulan:
1. Bintang adalah sebuah benda langit yang dapat memancarkan cahaya dan panas sendiri.
Diduga bintang itu berwujud bola gas yang amat besar, sangat panas, dan menyala-nyala.
Banyak bintang yang sangat besar bentuknya ada banyak pula yang relatif kecil ukurannya.
2.

Ada yang sangat panas dan ada yang kurang panas.


klasifikasi Yerkes, bintang-bintang dibagi ke dalam kelas-kelas sebagai berikut:
0 = Hypergiants( Maha raksasa)
I = Supergiant, terbagi atas
I.a = Supergiants terang
I.b =kelas antara supergiant terang dengan supergianta kurang terang.
II = Bright giants (aksara terang)
III = raksasa (giant)
IV = Subgiants
V=Main Sequence atau dwart ( deret utama katai)
VI= Subdwart (sub.deret utama)
VII= White dwarts

Klasifikasi Harvard
16

Kela

Temperatur

warna

Massa

Radius

Luminosita

Garis Hidrogen

s
O
B
A
F
G
K
M

30.000-60.000K
10.000-30.000K
7.500-6.000K
6.000-7.500K
5.000-6.000K
3500-5.00K
2.000-3.500K

Biru
Biru-putih
Putih
Kuning-putih
Kuning
Jingga
merah

60
18
3.2
1.7
1.1
0.8
0.3

15
7
2.5
1.3
1.1
0.9
0.4

s
1.400.000
20.000
80
60
1.2
0.4
0.04

Lemah
Menengah
Kuat
Menengah
Lemah
Sangat lemah
Hampir tidak terlihat

3. Sifat fisis bintang adalah:


Bila suatu benda langit, cair atau gas bertekanan tinggi dipijarkan, benda tadi akan
memancarkan energi dengan spektrum pada semua panjang gelombang. Spektrum ini disebut
spektrum kontiniu
Gas bertekanan bila dipiijarkan akan memancarkan energi hanya pada warna, atau panjang
gelombang tertentu saja. Spektrum yang diperoleh berupa garis-garis terang yang disebut
garis pancaran atau garis emisi. Letak setiap garis itu atau dengan kata lain panjang
gelombangnya, merupakan ciri khas gas yang memancarkannya. Unsur yang berbeda
memancarkan kumpulan garis yang berlainan pula.
Bila seberkas cahaya putih dengan spektrum kontinu dilewatkan melalui gas yang dingin dan
renggang(bertekanan rendah), gas tersebut akan menyerap cahaya tadi pada warna atau
panjang gelombang tertentu. Akibatnya akan diperoleh spektrum kontinu yang berasal dari
cahaya putih yang lewat itu, diselang-selang garis-garis gelap yang disebut garis serapan atau
garis absorpsi. Letak garis serapan itu sama dengan letak garis pancaran yang dipancarkan gas
yang dingin itu andaikan gas tadi dipijarkan.
4. Ketika bintang masih merupakan gumpalan awan gas hidrogen yang sangat besar, baur, dan
dingin, karena pengaruh gaya gravitasinya dia mulai mengerut sehingga jarak antar atomnya
menjadi berkurang. Hal ini mengakibatkan energi potensial gravitasinya juga berkurang

V=

Gm1 m2
r

Sesuai dengan hukum kekekalan energi dimana energi total tetap konstan, maka berkurangnya
energi potensial gravitasi ini berubah menjadi energi kinetik dan energi radiasi

| V |= K + U
Pengerutan ini menyebabkan lebih banyak lagi atom-atom yang tertarik ke pusat sehingga
suhu dan kerapatan dekat pusat naik lebih cepat dibanding dengan daerah diluarnya
5. Menjelang kehabisan heliumnya, bintang akan menjadi sangat labil. Semua energi akan
dikeluarkan dan sisanya akan menciut. Bintang itu akan mulai berkontraksi atau mengkerut
sehingga menjelma menjadi bintang kerdil putih. Pada kasus lain bintang menjelang ajalnya
tidak menjadi benda langit yang dingin dan gelap. Besi yang bersisa masih menyisakan proses
pembangkitan pusat besi yang masif oleh fusi silikon. Dibawah tekanan yang sangat tinggi,
17

elektron bebas yang tersisa dipaksa menyatu dengan proton inti besi sehingga muatan listrik
akan saling meniadakan. Bagian inti bintang akan berubah menjadi nukleus atom raksasa
tunggal. Karena labil, pusat inti bintang white dwarf akan meledak dengan kekuatan yang luar
biasa. Semua unsur menjadi abu kosmik sebagaimana ia diciptakan dari abu kosmik.

Daftar Pustaka:
Admiranto,Gunawan.2009.Menjelajahi Bintang , Galaksi dan Alam Semesta.Yogyakarta:Kanisius
Endarto,Danang.2014.Kosmografi.Yograkarta:Penerbit Ombak
Effendie,S.A.1994.Mengenal Alam Raya.Bandung:Pustaka
Sutantyo.Winardi.1984.Astrofisika Mengenal Bintang.Bandung:Penerbit ITB
Suwitra,Nyoman.2001.Astronomi Dasar.Bali:Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan Negeri Singaraja
Yani,Ahmad.2014.Pengantar Kosmografi.Yogyakarta:Penerbit Ombak

18

Anda mungkin juga menyukai