lainnya. Dengan cara tersebut, anak dapat menganal perbedaan anatomis pria dan wanita, anak
menaruh perhatian besar terhadap alat kelaminnya sendiri maupun orang lain. Agar pengenalan
terhadap jenis kelamin (sex) itu berjalan normal, maka orang tua perlu memperlakukan anaknya, baik
dalam memberikan alat mainan, pakaian, maupun aspek lainnya sesuai dengan jenis kelamin anak.
f. Mencapai kestabilan jasmaniah fisiologis. Keadaan jasmani anak sangat labil apabila dibandingkan
dengan orang dewasa, anak cepat sekali merasakan perubahan suhu sehingga temperatur badannya
mudah berubah. Perbedaan variasi makanan yang diberikan dapat mengubah kadar garam dan gula
dalam darah dan air di dalam tubuh. Untuk mencapai kestabilan jasmaniah, bagi anak diperlukan
waktu sampai usia 5 tahun. Dalam proses mencapai kestabilan jasmaniah ini, orangtua perlu
memberikan perawatan yang intensif, baik menyangkut pemberian makanan yang bergizi maupun
pemeliharaan kebersihan.
g. Membentuk konsep-konsep (pengertian) sederhana kenyataan sosial dan alam. Pada mulanya dunia
ini bagi anak merupakan suatu keadaan yang kompleks dan membingungkan. Lama kelamaan anak
dapat mengamati benda-benda atau orang-orang disekitarnya. Perkembangan lebih lanjut, anak
menemukan keteraturan dan dapat membentuk generalisasi (kesimpulan) dari berbagai benda yang
pada umumnya mempunyai ciri yang sama. Anak belajar bahwa bayangan tertentu dengan suara
tertentu yang nyaring memenuhi kebutuhannya disebut orang,ibu dan ayah. Anak belajar bahwa
benda-benda khusus dapat dikelompokkan dan diberi satu nama, seperti kucing, ayam, kambing, dan
burung dapat disebut binatang. Untuk mencapai kemampuan tersebut (mengenal pengertianpengertian) diperlukan kematangan sistem syaraf, pengalaman dan bimbingan dari orang dewasa.
h. Belajar mengadakan hubungan emosional dengan orang tua, saudara dan orang lain. Anak
mengadakan hubungan dengan orang-orang yang ada disekitarnya dengan menggunakan berbagai
cara, yaitu isyarat, menirukan dan menggunakan bahasa. Cara yang diperoleh dalam belajar
mengadakan hubungan emosional dengan orang lain, sedikit banyaknya akan menentukan sikapnya di
kemudian hari. Apakah ia bersikap bersahabat, bersikap dingin, introvert, extrovert, dan sebagainya.
Misalnya, apabila anak memperoleh pergaulan dengan orang tuanya itu menyenangkan, maka
cenderung akan bersikap ramah dan ceria.
i. Belajar mengadakan hubungan baik dan buruk, yang berarti mengembangkan kata hati. Anak kecil
dikuasai oleh hedonisme naif, dimana kenikmatan dianggapnya baik, sedangkan penderitaan
dianggapnya buruk (hedonisme adalah aliran yang menyatakan bahwa manusia dalam hidupnya
bertujuan mencari kenikmatan dan kebahagiaan). Apabila anak bertambah besar ia harus belajar
pengertian tentang baik dan buruk, benar dan salah, sebab sebagai makhluk sosial (bermasyarakat),
manusia tidak hanya memperhatikan kepentingan/kenikmatan sendiri saja, tetapi juga harus
memperhatikan kepentingan/kenikmatan sendiri saja, tetapi juga harus memperhatikan kepentingan
orang lain. Anak mengenal pengertian baik dan buruk, benar dan salah ini dipengaruhi oleh
pendidikan yang diperolehnya. Pada mulanya, anak belajar apa yang dilarang itu berarti buruk atau
salah dan apa yang diperbolehkan itu berarti baik dan benar. Pengalaman ini merupakan permulaan
pembentukkan kata hati anak. Perkembangan selanjutnya terjadi melalui nasihat, bimbingan, bukubuku bacaan dan analisis pikiran sendiri. Sesuatu yang penting dalam mengembangkan kata hati anak
adalah suri teladan dari orang tua dan bimbingannya. Hal ini lebih baik daripada penggunaan
hukuman dan ganjaran, meskipun dalam situasi tertentu masih tetap diperlukan.
2. TUGAS-TUGAS PERKEMBANGAN PADA MASA SEKOLAH (6,0-12,0)
a. Belajar memperoleh keterampilan fisik untuk melakukan permainan. Pada masa sekolah anak sudah
sampai pada taraf penguasaan otot, sehingga sudah dapat berbaris, melakukan senam pagi dan
permainan-permainan ringan, seperti sepak bola, loncat tali, berenang, dan sebagainya.
b. Belajar membentuk sikap yang sehat terhadap dirinya sendiri sebagai makhluk biologis. Hakikat
tugas ini ialah (1) mengembangkan kebiasaan untuk memelihara badan, meliputi kebersihan,
keselamatan diri, dan kesehatan; (2) mengembangkan sikap positif terhadap jenis kelaminnya (pria
atau wanita) dan juga menerima dirinya (baik rupa wajahnya maupun postur tubuhnya) secara positif.
c. Belajar bergaul dengan teman-teman sebaya. Yakni belajar menyesuaikan diri dengan lingkungan
dan situasi yang baru serta teman-teman sebayanya. Pergaulan anak di Indonesia atau teman
sebayanya mungkin diwarnai perasaan senang, karena secara kebetulan temannya berbudi baik, tetapi
mungkin juga diwarnai oleh perasaan tidak senang karena teman sepermainannya suka mengganggu
atau nakal.
d. Belajar memainkan peranan sesuai dengan jenis kelaminnya. Dari segi permainan umpamanya akan
tampak bahwa anak laki-laki tidak akan memperbolehkan anak perempuan mengikuti permainannya
yang khas laki-laki, seperti main kelereng, main bola, dan layang-layang.
e. Belajar keterampilan dasar dalam membaca, menulis, dan berhitung. Salah satu sebab masa usia 612 tahun disebut masa sekolah karena pertumbuhan jasmani dan perkembangan rohaninya sudah
cukup matang untuk menerima pengajaran. Untuk dapat hidup dalam masyarakat yang berbudaya,
paling sedikit anak harus tamat sekolah dasar (SD), karena dari sekolah dasar anak sudah memperoleh
keterampilan dasar dalam membaca, menulis, dan berhitung.
f. Belajar mengembangkan konsep sehari-hari. Apabila kita telah melihat sesuatu, mendengar,
mengecap, mencium, dan mengalami, tinggallah suatu ingatan pada kita. Ingatan mengenai
pengamatan yang telah lalu itu disebut konsep (tanggapan). Demikianlah kita mempunyai tanggapan
tentang ayah, ibu, rumah, pakaian, buku, sekolah, dan juga mengenai gerak-gerik yang dilakukan,
seperti berbicara, berjalan, berenang, dan menulis. Bertambahnya pengalaman akan menambah
perbendaharaan konsep pada anak. Tugas sekolah yaitu menanamkan konsep-konsep yang jelas dan
benar. Konsep-konsep itu meliputi kaidah-kaidah atau ajaran agama (moral), ilmu pengetahuan, adat
istiadat, dan sebagainya. Untuk mengembangkan tugas perkembangan anak ini, maka guru dalam
mendidik/mengajar di sekolah sebaiknya memberikan bimbingan kepada anak untuk:
1) Banyak melihat, mendengar, dan mengalami sebanyak-banyaknya tentang sesuatu yang bermanfaat
untuk peningkatan ilmu dan kehidupan bermasyarakat.
2) Banyak membaca buku-buku atau media cetak lainnya. Semakin dipahami konsep-konsep tersebut,
semakin mudah untuk memperbincangkannya dan semakin mudah pula bagi anak untuk
mempergunakannya pada waktu berpikir.
g. Mengembangkan kata hati. Hakikat tugas ini ialah mengembangkan sikap dan perasaan yang
berhubungan dengan norma-norma agama. Hal ini menyangkut penerimaan dan penghargaan terhadap
peraturan agama (moral) disertai dengan perasaan senang untuk melakukan atau tidak melakukannya.
Tugas perkembangan ini berhubungan dengan masalah benar-salah, boleh-tidak boleh, seperti jujur itu
baik, bohong itu buruk, dan sebagainya.
h. Belajar memperoleh kebebasan yang bersifat pribadi. Hakikat tugas ini ialah untuk dapat menjadi
orang yang berdiri sendiri, dalam arti dapat membuat rencana, berbuat untuk masa sekarang dan masa
yang akan datang bebas dari pengaruh orang tua dan orang lain.
i. Mengembangkan sikap yang positif terhadap kelompok sosial dan lembaga-lembaga. Hakikat tugas
ini ialah mengembangkan sikap sosial yang demokratis dan menghargai hak orang lain. Umpamanya,
mengembangkan sikap tolong-menolong, sikap tenggang rasa, mau bekerjasama dengan orang lain,
toleransi terhadap pendapat orang lain dan menghargai hak orang lain.
3. TUGAS-TUGAS PERKEMBANGAN PADA MASA REMAJA (12,0-18,0)
1. Mencapai hubungan yang lebih matang dengan teman sebaya.
a) Hakikat tugas. Tujuannya: (1) Belajar melihat kenyataan, anak wanita sebagai wanita, dan anak pria
sebagai pria; (2) berkembang menjadi orang dewasa di antara orang dewasa lainnya; (3) belajar
bekerja sama dengan orang lain untuk mencapai tujuan bersama; dan (4) belajar memimpin orang lain
tanpa mendominasinya.
2. Mencapai peran sosial sebagai pria dan wanita.
a) Hakikat tugasnya. Remaja dapat menerima dan belajar peran sosial sebagai pria atau wanita dewasa
yang dijunjung tinggi oleh masyarakat.
3. Menerima keadaan fisik dan menggunakannya secara efektif.
a) Hakikat tugasnya. Tugas ini bertujuan agak remaja merasa bangga, atau bersikap toleran terhadap
fisiknya, menggunakan dan meemlihara fisiknya secara efektif, dan merasa puas dengan fisiknya
tersebut.
4. Mencapai kemandirian emosional dari orangtua dan orang dewasa lainnya.
a) Hakikat tugasnya. (1) membebaskan diri dari sikap dan perilaku yang kekanak-kanakan atau
bergantung pada orangtua,(2) mengembangkan afeksi (cinta kasih) kepada orangtua, dan (3)
mengembangkan sikap respek terhadap orang dewasa lainnya tanpa bergantung kepadanya.
5. Mencapai jaminan kemandirian ekonomi.
a) Hakikat tugasnya. Tujuannya agar remaja merasa mampu menciptakan suatu kehidupan (mata
pencaharian). Penting buat remaja pria dan tidak terlalu penting buat remaja wanita.
6. Memilih dan mempersiapkan karier (pekerjaan).
a) Hakikat tugasnya. (1) memilih suatu pekerjaan yang sesuai dengan kemampuannya, dan (2)
mempersiapkan diri-memiliki pengetahuan dan keterampilan- untuk memasuki pekerjaan tersebut.
7. Mempersiapkan pernikahan dan hidup berkeluarga.
a) Hakikat tugasnya. (1) mengembangkan sikap positif terhadap pernikahan, hidup berkeluarga, dan
memiliki anak. (2) memperoleh pengetahuan yaang tepat tentang pengelolaan keluarga dan
pemeliharaan anak.
8. Mengembangkan keterampilan intelektual dan konsep-konsep yang diperlukan bagi warga negara.
a) Hakikat tugasnya. (1) Mengembangkan konsep-konsep hukum, pemerintahan, ekonomi, politik,
geografi, hakikat manusia, dan lembaga-lembaga sosial yang cocok dengan dunia modern, dan (2)
mengembangkan keterampilan berbahasa dan kemampuan nalar (berfikir) yang penting bagi upaya
memecahkan masalah-masalah secara efektif.