Anda di halaman 1dari 12

1.

JALUR, JENJANG DAN JENIS PENDIDIKAN


a. Jalur Pendidikan
Jalur pendidikan adalah wahana yang dilalui peserta didik untuk
mengembangkan potensi diri dalam suatu proses pendidikan yang
sesuai dengan tujuan pendidikan. jalur pendidikan terdiri atas
pendidikan formal, nonformal, dan informal.
1) Pendidikan formal,
Pendidikan formal adalah jalur pendidikan yang tersktruktur
daberjenjang yang terdiri atas pendidikan anak usia dini (TK),
SD/MI, pendidikan menengah SMP/MTs dan SMA/MA), dan
pendidikan tinggi(Universitas).
2) Pendidikan nonformal,
Pendidikan nonformal adalah jalur pendidikan di luar pendidikan
formal yang dapat dilaksanakan secara tersktruktur dan
berjenjang.
3) Pendidikan informal,
Pendidikan formal adalah jalur pendidikan keluarga dan
lingkungan yang berbentuk kegiatan belajar secara mandiri
b. Jenjang Pendidikan
Jenjang pendidikan adalah tahapan pendidikan yang diterapkan
berdasarkan tingkat perkembangan peserta didik, tujuan yang akan
dicapai dan kemampuan yang akan dikembangkan
1) Pendidikan Dasar,
Pendidikan Dasar merupakan jenjang pendidikan yang
melandasi pendidikan menengah
2) Pendidikan Menengah,
Pendidikan menengah merupakan lanjutan pendidikan dasar :
a. Sekolah Menengah Pertama (SMP) atau Madrasah Tsanawiyah
b.
c.
d.
3)

(MTS)
Sekolah Menengah Atas (SMA) atau Madrasah Aliyah (MA)
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)
Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK)
Pendidikan Tinggi,

Pendidikan

tinggi

merupakan

jenjang

pendidikan

setelah

pendidikan menengah yang mencangkup program Diploma,


Sarjana, Magister, Spesialis, dan Doktor
c. Jenis Pendidikan
1. Jenis pendidikan formal
a. Pendidikan Umum
b. Pendidikan Kejuruan
c. Pendidikan Akademik
d. Pendidikan profesi
e. Pendidikan Vokasi
f. Pendidikan Keagamaan
g. Pendidikan Khusus
2. Jenis pendidikan informal
a. Pendidikan Kecakapan Hidup (Life Skill)
b. Pendidikan Kepemudaan
c. Pendidikan Pemberdayaan Perempuan
d. Pendidikan Kesetaraan
e. Pendidikan Pelatihan Kerja
f. Pendidikan anak Usia Dini
2. PENDIDIKAN DIPLOMA UU NO 20 TAHUN 2003
a. Pasal 1
Membahas tentang pengertian dari pendidikan tenaga pendidik, Jalur
pendidikan,Jengjang pendidikan ,Jenis pendidikan dan kurikulum.
b. Pasal 3
Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan yang
bermanfaat.
c. Pasal 13
Jenjang pendidikan formal terdiri atas pendidikan formal, nonformal dan
informasi yang dapat saling melengkapi dan memperkaya.
d. Pasal 14
Jenjang pendidikan formal terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan
menengah, dan pendidikan tinggi.
e. Pasal 15
Jenis pendidikan mencakup pendidikan umum, kejuruan, akademik,
profesi, vokasi, keagamaan dan khusus.
f. Pasal 19
Membahas pendidikan tinggi.
g. Pasal 20
Bentuk, kewajiban dan program perguruan tinggi.
h. Pasal 24
Masyarakat merupakan sumber dana untuk perguruan tinggi.

i. Pasal 36
Pengembangan kurikulum.
j. Pasal 37
Kurikulum pendidikan tinggi.
k. Pasal 39
Tugas dari pendidik.
l. Pasal 40
Hak pendidik dan tenagan kependidikan.
m. Pasal 41
Fasilitas dari pemerintah untuk pendidik dan tenaga kependidikan.
n. Pasal 42
Jenjang pendidikan formal.
o. Pasal 57, 58 dan 59
Evaluasi dilakukan dalam rangka pengendalian mutu pendidikan.
p. Pasal 60
Akreditasi pada jenjang dan jenis pendidikan.
q. Pasal 61
Ijazah dan Sertifikat kompetensi diberikan oleh penyelenggara pendidikan.

3. PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR


60 TAHUN 1999 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Pemerintah ini membahas tentang: Pengertian, Struktur dan
tingkatan pada perguruan tinggi. Yang mulai membahas macam-macam
pendidikan, tenaga pendidik sampai pemimpin lembaga pemerintah yang
bertanggung jawab.
BAB II
TUJUAN PENDIDIKAN TINGGI
Pasal 2

Membahas tentang : Tujuan pendidikan tinggi yang menyiapkan tenaga pendidik,


mengembangkan dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan.
BAB III
PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN TINGGI
Pasal 3
Membahas tentang : Cakupan dari perguruan tinggi mulai dari pembagian, satuan
pendidikan, bahasa, standar tahun, administrasi, bagaimana cara pengembangan
diri, proses penyeleksian mahasiswa baru dan pendidikan tinggi dapat
diselenggarakan oleh satuan pendidikan yang di adakan oleh pemerintah dan
departemen.
BAB IV
KURIKULUM
Pasal 13 dan 14
Membahas tentang :Penyelenggaraan pendidikan tinggi dilaksanakan dalam
program-program studi Beban studi dan masa studi diatur oleh Menteri.

BAB V
PENILAIAN HASIL BELAJAR
Pasal 15 dan 16
Membahas tentang : ujian untuk menilai setiap kemampuan mahasiswa.
BAB VI
KEBEBASAN AKADEMIK DAN OTONOMI KEILMUAN
Pasal 16-20
Membahas tentang :Bagaimana Kebebasan akademik dapat diwujudkan dan di
selenggarakan karena merupakan kebebasan setiap anngota.
BAB VII
GELAR DAN SEBUTAN LULUSAN PERGURUAN TINGGI
Pasal 21-26

Membahas tentang : Bagaimana gelar dan sebutan dalam perguruan tinggi.


BAB VIII
SUSUNAN PERGURUAN TINGGI
Bagian 1
Pasal 27-34 : Membahas tentang, unsur-unsur apa saja perguruan tinggi.
Bagian 2
Pasal 35-57: Membahas tentang, bagaimana universitas dan institut pada
perguruan tinggi.
Bagian 3
Pasal 58-99: Membahas tentang, sekolah tinggi.
BAB IX
TENAGA KEPENDIDIKAN
Pasal 101-107
Membahas tentang: fungsi dosen biasa sampe dosen tamu, jenjang jabatan, syarat
untuk menjadi tenaga pengajar, dan tata cara pengangkatan.

BAB X
MAHASISWA DAN ALUMNI
Pasal 108-112
Membahas tentang : syarat untuk menjadi mahasiswa, kewajibab mahasiswa,
keorganisasian kemahasiswaan dan organisasi alumni.
BAB XI
SARANA DAN PRASARANA
Pasal 113
Membahas tentang : Pengelolaan dana dan tata cara penggunaan dalam perguruan
tinggi.
BAB XII
PEMBIAYAAN
Pasal 114-117

Membahas tentang : Pembiayaan perguruan tinggi dapat diperoleh dari sumber


pemerintah, masyarakat dan pihak luar negeri

dan bagaimana cara

pengelolaannya.
BAB XIII
SYARAT DAN TATA CARA PENDIRIAN
Pasal 118-127
Persyaratan, tata cara dan hal-hal apa saya yang dapat memberhentikan Pendirian,
perubahan dan penambahan unsur pelaksanaan akademik perguruan tinggi yang
dapat dilakukan oleh menteri.
BAB XIV
PENGAWASAN DAN AKREDITASI
Pasal 128
Menteri menetapkan Tata cara pengawasan mutu dan efesiensi semua perguruan
tinggi.
BAB XV
KERJASAMA ANTAR PERGURUAN TINGGI
Pasal 129-130
membahas tentang hal-hal apa saja yang menjadi syarat dan pemberhentian
kerjasama antar perguruan tinggi.
BAB XVI
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 131
Semua peraturan pelaksanaan dari peraturan perundang-undangan mengenai
pendidikan tinggi yang telah ada pada saat berlakunya Peraturan Pemerintah ini
masih tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan dan belum diganti berdasarkan
Peraturan Pemerintah ini.
BAB XVII
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 132-133

Pada saat mulai berlakunya Peraturan Pemerintah ini, Peraturan Pemerintah


Nomor 30 Tahun 1990 tentang Pendidikan Tinggi, berlaku pada tanggal yang di
undangkan dan Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 24 Juni 1999
KEPUTUSAN
MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL
REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 232/U/2000
TENTANG : PEDOMAN PENYUSUNAN KURIKULUM PENDIDIKAN
TINGGI DAN PENILAIAN HASIL BELAJAR MAHASISWA MENTERI
PENDIDIKAN NASIONAL
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Membahas tentang : pengertian dari macam-macam pendidikan, kurikulum dan
kelompok mata kuliah.

BAB II
TUJUAN DAN ARAH PENDIDIKAN
Pasal 2-4
Membahas tentang : tujuan dari macam-macam pendidikan dan penjelasan tentang
program diploma
BAB III
BEBAN DAN MASA STUDI
Pasal 5
Membahas tentang :
a. Beban studi program sarjana 144 sampai 16.
b. Beban studi program magister 36 sampai 50.

c. Beban studi program doktor, S1 sebidang ( 76 untuk 8 semester ), S1 tidak


sebidang ( 88 untuk 9-13 semester ),

S2 sebidang ( 40 untuk 4-10

semester), S2 tidak sebidang ( 52 untuk 5-11 semester).


Pasal 6
a.
b.
c.
d.

Beban studi program diploma I, 40 sampai 55, 2 sampai 4 semester.


Beban studi program diploma II, 80 sampai 90, 4 sampai 6 semester.
Beban studi program diploma III,110 sampai 120, 6 sampai 10 semester.
Beban studi program diploma IV, 144 sampai 160, 8 sampai 14 semester.
BAB IV
KURIKULUM INTI DAN KURIKULUM INSTITUSIONAL

Pasal 7-11
Kurikulum pendidikan tinggi terdiri atas:
a. Kurikulum inti.
b. Kurikulum institusional
Dan membahas tentang masing-masing tugas kelompok
BABV
PENILAIAN HASIL BELAJAR MAHASISWA
Pasal 12-16
Membahas

tentang

Bagaimana

cara

menentukan

penilaian

terhadap

pembelajaran mahasiswa.
BAB VI
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 17
Membahas Tentang :Dengan berlakunya Keputusan ini, kurikulum yang berlaku
secara nasional program pendidikan tetap berlaku.
BAB VII
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 18-19
Membahas tentang : Dengan berlakunya Keputusan ini, Keputusan Menteri
Pendidikan dan pemberlakuannya.
4. KURIKULUM PROGRAM DIPLOMA

a. Kurikulum adalah sebuah program yang disusun dan dilaksanakan untuk


mencapai suatu tujuan pendidikan, kurikulum bisa diartikan sebuah program
yang berupa dokumen program dan pelaksanaan program.
b. Program diploma program Pendidikan Profesional/Vokasi yang
mempersiapkan peserta didik untuk memiliki kemampuan dalam keahlian
terapan.
c. Beban Studi Program Diploma III sekurang-kurangnya 110-120 SKS yang
dijadwalkan dalam 6 semester:
- Tahap Persiapan, dengan beban studi sekurang-kurangnya 40 SKS yang
-

dijadwalkan dalam 2 semester


Tahap Diploma, dengan beban studi sekurang-kurangnya 70 SKS yang

dijadwalkan dalam 4 (empat) semester.


d. Struktur Program Diploma
1.Kurikulum inti, terdiri atas:
a. Kelompok Matakuliah Pengembangan Kepribadian (MPK).
b. Kelompok Matakuliah Keilmuan dan Ketrampilan (MKK).
c. Kelompok Matakuliah Keahlian Berkarya (MKB).
d. Kelompok Matakuliah Perilaku Berkarya (MPB).
e. Kelompok Matakuliah Berkehidupan Bermasyarakat
2. Kurikulum Institusional
e. Perbedaan Antara Program Diploma dan Program Sarjana
Program Diploma :
1. Masa studi 1 tahun (D1), 2 tahun (D2) dan 3 tahun (D3).
2. Mata kuliahnya bertujuan memberikan skill/vokasional.
3. Membekali praktik lebih banyak.
4. Peluang mengikuti organisasi internal dan eksternal kampus luas tetapi
waktunya singkt.
5. Melahirkan tenaga terampil berkualifikasi pendidikan tinggi formal ke
dunia usaha/industri.
6. Semua program diploma mewajibkan praktk kerja lapangan (PKL).
7. Tugas akhir berupa kerja praktik laporan, dan KTI.
8. Bergelar Ahli Pratama/A.P. (D1), Ahli Muda/A.Ma (D2) atau Ahli

1.
2.
3.
4.

Madya/A.Md. (D3).
Program Sarjana
Masa studi berkisar 3,5 sampai 5 tahun.
Mendapatkan pendalaman teori yang kuat.
Memiliki kemampuan riset dan analisis mendalam.
Peluang mengikuti organisasi internal dan eksternal kampus lebih luas.

5. Mendapatkan kesempatan magang di institutusi (perusahaan/pemerintahan


/LSM).
6. Beberapa perguruan tinggi mewajibkan Praktik Kerja Lapangan (PKL).
7. Tugas akhir berupa skripsi.
8. Bergelar sarjana sesudah lulus.

5. KURIKULUM INTI
1. Pengertian Kurikulum Inti
That part of the curriculum, which takes is its major job, is the
development of personal social responsibility and competency needed
by all youth to serve the needs of a democratic society.
Berdasarkan definisi di atas, cirri-ciri kurikulum inti adalah:
a.
Merupakan rangkaian pengalaman yang saling berkaitan.
b.
Direncanakan secara terus-menerus sebelum dan selama
c.
d.

dijalankan.
Berdasarkan pada masalah.
Diperuntukkan bagi semua

siswa,

karenanya

termasuk

pendidikan umum.
2. Kurikulum inti/pokok nasional adalah isi dari pelajaran yang akan
diajarkan atau dipelajari peserta didik (Anshari, 1989). Kurikulum inti
dapat juga disebut rencana pengajaran, bagaimana rencana itu dibuat
ruang lingkupnya, urutan dari bahan pelajarannya, serta metode dan
teknik apa yang digunakan untuk mencapai kurikulum itu.
3. Pada umumnya, dalam penyusunan kurikulum mempunyai dasar atau
landasan sebagai berikut :
a. landasan Ideal
Yaitu UUD 1945, Pancasila dan Tap MPR Nomor II/1989 tentang
GBHN.
b. landasan hukum
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 tahun 1989,
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 28 tahun 1990.
c. landasan teori

Buku landasan Program dan Pengembangan Kurikulum dan Buku


Garis-Garis Besar Program Pengajaran (GBPP).
4. Komponen kurikulum inti adalah: tujuan, isi, metode atau teknik
menyampaikan dalam proses belajar mengajar dan evaluasi
program.
5. Kurikulum juga memiliki asas-asas, yaitu:
a. Asas Filosofis ( Pancsila )
Adalah mendidik anak menjadi manusia yang baik dalam
masyarakat tempat dia hidup.
b. Asas Psikologis
Berupa Psikologis belajar dan psikologis Anak.
c. Asas Sosiologis
Bagaimana seorang anak bisa menyesuaikan diri di
lingkungan masyarakat.
d. Asas Organisatoris
Asas ini mengenai bentuk penyajian bahan pelajaran, yakni
organisasi kurikulum.

Anda mungkin juga menyukai