id
10/07/2014
Abstrak
A. Latar Belakang
Dasar pertimbangan tentang penerapan Bimbingan dan Konseling di
sekolah adalah untuk mewujudkan tujuan pendidikan sebagaimana dikemukakan
dalam Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 yaitu (1) Beriman dan bertaqwa
terhadap Tuhan Yang Maha Esa, (2) Berahlak mulia, (3) Memiliki keterampilan
http://bdkmedan.kemenag.go.id
10/07/2014
dan pengetahuan, (4) Memiliki kesehatan jasmani dan rohani. (5) Memiliki
kepribadian yang mantap dan mandiri dan (6) Memiliki rasa tanggung jawab
kemasyarakatan dan kebangsaan.
Anak didik pada usia sekolah sedang berada dalam proses pertumbuhan atau
perkembangan ke arah kematangan atau kemandirian, untuk mencapai
kematangan tersebut siswa memerlukan bimbingan karena mereka masih
memiliki pemahaman atau wawasan tentang dirinya dan lingkungannya secara
terbatas dan tidak selalu berjalan mulus dari masalah atau searah dengan potensi
harapan dan nilai-niliai yang dianut.
Perkembangan siswa tidak terlepas dari pengaruh lingkungan, baik fisik,
psikis, maupun sosial. Iklim lingkungan kehidupan yang kurang sehat seperti
maraknya tayangan pornografi, minuman keras, peredaran narkoba, tawuran serta
kurang harmonisnya kehidupan keluarga dan bobroknya mental orang-orang
dewasa, sangat mempengaruhi perkembangan pola prilaku atau gaya hidup anak
didik terutama pada remaja. Karenanya kita perlu menciptakan pendidikan yang
bermutu atau ideal yang mengintergrasikan tiga bidang utama secara bersinergi
yaitu bidang administrasi dan kepemimpinan, bidang instraksional dan kurikuler,
dan bidang pembinaan siswa (bimbingan dan konseling)
Pendidikan yang hanya melaksanakan bidang administrasi dan pengajaran
dengan mengabaikan bidang bimbingan, mungkin hanya menghasilkan siswa
yang pintar dalam aspek akademik tetapi kurang memiliki kemampuan atau
kematangan dalam aspek kepribadian. Maksudnya bahwa seseorang tidak akan
dapat mencapai kematangan untuk memahami dirinya dan orang lain, tanpa
wawasan moral dan kemampuan berpikir secara terpadu sehingga, dia dapat
menyelesaikan masa pendidikan umum secara formal.
Untuk dapat menerapkan hasil pendidikan yang berkelanjutan dalam
kehidupan anak didik maka, anak didik perlu memiliki wawasan tentang aplikasi
psikologis terutama Bimbingan Konseling. atas dasar itu maka dalam
implementasinya
jenis-jenis
layanan
2
Bimbingan
Konseling
di
sekolah
http://bdkmedan.kemenag.go.id
10/07/2014
B. PEMBAHASAN
Bimbingan merupakan bantuan yang diberikan kepada individu dalam
membuat pilihan-pilihan dan penyesuaian yang bijaksana. Bantuan itu
berdasarkan atas prinsip demokrasi yang merupakan tugas dan hak setiap
individu untuk memilih jalan hidupnya sendiri, sejauh tidak mencampuri hak
orang lain. Kemampuan membuat pilihan seperti itu tidak diturunkan (diwarisi)
tetapi harus dikembangkan ( Prayitno dan Erman Amti 2004:95)
Secara etimologis, istilah konseling berasal dari bahasa latin, yaitu
consilium yang berarti dengan atau bersama secara luas konseling
merupakan upaya bantuan yang diberikan kepada konseli supaya dia memperoleh
konsep diri dan kepercayaan diri sendiri untuk dimanfaatkan untuk memperbaiki
tingkah laku pada masa yang akan datang (Mohd Surya 1990:38). Selanjutnya
menurut Rogers (dikutip Namora Lumongga 2011) konseling sebagai hubungan
membantu dimana salah satu pihak (konselor) bertujuan meningkatkan
kemampuan dan fungsi mental pihak lain (klien) agar dapat menghadapi
persoalan/konflik dengan lebih baik, untuk melaksanakan proses Bimbingan
Konseling ini seorang konselor harus mengguasai jenis-jenis layanan agar proses
pelaksanaan Bimbingan Konseling di sekolah menjadi baik dan berhasil sehingga
anak keluar dari permasalahan dan bisa mengambil keputusan dengan tepat.
Adapun jenis-jenis layanan Bimbingan Konseling tersebut adalah sebagai berikut:
http://bdkmedan.kemenag.go.id
10/07/2014
1. Layanan orientasi
a. Pengertian layanan orientasi
Layanan orientasi adalah layanan bimbingan yang dilakukan untuk
memperkenalkan siswa baru dan atau seorang terhadap lingkungan yang
baru dimasukinya, pemberian layanan ini bertolak dari anggapan bahwa
memasuki lingkungan baru bukanlah hal yang selalu dapat berlangsung
dengan mudah dan menyenangkan bagi setiap orang, ibarat seseorang
yang baru pertama kali datang kesebuah kota besar, maka ia berada dalam
keadaan serba buta buta tentang arah yang hendak dituju, buta tentang
jalan-jalan dan buta tentang itu dan ini, akibat dari kebutaannya itu, tidak
jarang ada yang tersesat dan tidak mencapai apa yang hendak ditujunya
demikian juga bagi siswa baru disekolah, yang belum banyak mengenal
tentang lingkungan yang baru dimasukinya. Layanan orientasi ada
beberapa bentuk yaitu:
1) Layanan orientasi di sekolah
Bagi siswa, ketidak kenalan atau ketidak tahuannya terhadap
lingkungan lembaga pendidikan (sekolah) yang baru dimasuki dapat
memperlambat kelangsungan proses belajarnya, bahkan lebih jauh dari
itu membuat tidak tercapainya hasil belajar yang diharapkan oleh
sebab itu, pihak sekolah perlu diperkenalkan dengan berbagai hal
tentang lingkungan lembaga pendidikan yang baru.
2) Layanan orientasi di luar sekolah
Individu-individu
yang
memasuki
lingkungan
baru
di
luar
http://bdkmedan.kemenag.go.id
10/07/2014
akan dapat
2. Layanan Informasi
a. Pengertian layanan informasi
Layanan iniformasi adalah kegiatan bimbingan yang bermaksud
membantu siswa untuk mengenal lingkungan sekitarnya yang dapat
dimanfaatkan untuk masa kini maupun masa yang akan datang.
Layanan informasi ini bertujuan untuk membekali individu dengan
berbagai pengetahuan dan pemahaman tentang berbagai hal yang berguna
untuk mengenal diri, merencakan dan mengembangkan pola kehidupan
sebagai pelajar, anggota Keluarga dan masyarakat. Pemahaman yang
diperoleh melalui layanan informasi, digunakan sebgai bahan acuan dalam
meningkatkan kegiatan dan prestasi belajar, mengembangkan cita-cita
menyelenggarakan kehidupan sehari-hari dan mengambil keputusan
Secara umum, bersama dengan layanan informasi bermaksud memberikan
pemahaman kepada individu-individu yang berkepentingan tentang
berbagai hal yang diperlukan untuk menjalani suatu tugas atau kegiatan
atau untuk menentukan arah suatu tujuan atau rencana yang dikehendaki.
Ada
tiga
alasan
utama
mengapa
diselenggarakan:
5
pemberian
informasi
perlu
http://bdkmedan.kemenag.go.id
10/07/2014
dalam
membantu
menyalurkan/menempatkan
dirinya
siswa
dalam
program
http://bdkmedan.kemenag.go.id
10/07/2014
dipandang sebagai
http://bdkmedan.kemenag.go.id
10/07/2014
http://bdkmedan.kemenag.go.id
10/07/2014
pemahaman dan penerimaan diri menuju prilaku yang lebih baik dari
sebelumnya.
Konseling kelompok biasanya berkaitan dengan masalah-masalah
perkembangan dalam hal-hal yang situsional dari pada anggota. Fokusnya
adalah sikap dan perasaan, pemilihan nilai-nilai yang terlibat dalam
hubungan antar pribadi. dalam berinteraksi satu dengan lainnya, para
anggota
membentuk
hubungan
yang
bersifat
membantu
yang
remedial,
mengembangan
atau
pencegahan.
http://bdkmedan.kemenag.go.id
10/07/2014
8. Layanan konsultasi
a. Pengertian layanan konsultasi
Kata konsultasi merupakan serapan dalam bahasa
Indonesia yang
pemecahan.
Konsultasi;
pemecahan
masalah
lebih
10
http://bdkmedan.kemenag.go.id
10/07/2014
(expertise) biasa juga disebut konselor. Ketiga adalah konsulti orang yang
mempunyai masalah dan yang membutuhkan pemecahannya.
Dengan demikian dapat dipahami bahwa pelayanan konsultasi adalah
segala kegiatan yang dilakukan seseorang dalam rangka memberikan
bantuan kepada orang lain yang mengalami kesulitan dalam hidupnya
agar orang tersebut mampu mengatasinya secara mandiri.
b. Tujuan Layanan Konsultasi
Menurut para ahli setidaknya ada 6 tujuan layanan konsultasi
1) memperbaiki dan memperluas lingkungan belajar peserta bimbingan
2) memperbaiki komunikasi dengan cara memberikan fasilitas informasi
yang bermanfaat dan langsung bagi peserta konsultasi
3) memperluas layanan para ahli dalam memberikan layanan kepada
orang lain yang membutuhkan bantuan,
4) memperluas kedalaman layanan bimbingan atau penyuluhan oleh
konselor kepada peserta layanan konsultasi.
5) membantu orang lain bagaimana belajar menangani tingkah laku
bermasalah
6) menggerakan kelompok, organisasi, individu membantu dirrinya
sendiri.
11
http://bdkmedan.kemenag.go.id
10/07/2014
9. Layanan mediasi
a. Pengertian layanan mediasi berasal dari kata media yang artinya
perantara atau
dilaksanakan oleh konselor terhadap dua pihak atau lebih yang sedang
mengalami keadaan tidak harmonis (tidak cocok).
b. Tujuan layanan mediasi untuk mencapain kondisi hubungan yang positif
dan kondusif diantara para klien, yaitu pihak-pihak yang berselisih,
sehingga terjadi perubahan baru dalam hubungan antara pihalk-pihak
yang bermasalah.
c. Komponen-komponen layanan mediasi
1) Konselor
Adalah seorang memahami yang terjadi antara pihak yang bermasalah
dan berusaha membangun jembatan antara pihak yang bermasalah
tersebut
2) klien
Klien terdiri dari 2 pihak atau lebih yang sedang mengalami
ketidakcocokan dan sepakat meminta bantuan konselor untuk menangani
permasalahan itu
3) Masalah klien
Adalah masalah hubungan yang terjadi antara individu atau kelompok
yang sedang bertikai dan meminta konselor untuk mengatasinya
d. Azas-azas layanan mediasi
1) Kerahasiaan
2) Keterbukaan
3) Kesukarelaan
4) Kekinian
5) Kemandirian
12
http://bdkmedan.kemenag.go.id
10/07/2014
C. Rangkuman
Untuk mencapai hasil tujuan pendidikan sebagaimana dikemukakan dalam
Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 yaitu (1) Beriman dan bertaqwa terhadap
Tuhan Yang Maha Esa, (2) Berahlak mulia, (3) Memiliki keterampilan dan
pengetahuan, (4) Memiliki kesehatan jasmani dan rohani. (5) Memiliki
kepribadian yang mantap dan mandiri dan (6) Memiliki rasa tanggung jawab
kemasyarakatan dan kebangsaan, maka
Konseling disekolah karena aspek yang harus dikembangkan bukan hanya ranah
kognitif dan keterampilan anak saja, tetapi jauh dari itu ada ranah-ranah yang
sangat penting diperhatikan
pribadi dan sosial. Ranah ini sangat berpengaruh basar terhadap keberhasilan
belajar dan karir anak didik, oleh karena itu sebagai seorang konselor disekolah
dalam pelaksanaan Bimbingan dan Konseling harus menguasai praktik-praktik
dari semua jenis layanan.
13
http://bdkmedan.kemenag.go.id
10/07/2014
DAFTAR PUSTAKA
Namora Lumongga, 2011. Memahami Dasar-Dasar Konseling, Jakarta: Prenada Jaya
Group.
Lahmuddin Lubis, 2007. Bimbingan Konseling, Jakarta: Hijri Pustaka Utama.
Lahmuddin Lubis, 2006. Konsep-Konsep Bimbingan Konseling, Bandung: Cipustaka
Abadi.
Depertemen
14