Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan
karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Pemeriksaan Kimia
Urine. Terima kasih penulis ucapkan kepada sumber-sumber yang telah membantu saya
dalam menyelesaikan makalah ini. Mungkin makalah ini belum sepenuhnya sempurna
oleh karna itu saran beserta kritik tentang makalah ini sangat saya harapkan agar
nantinya saya dapat lebih memperbaiki makalah ini.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas praktikum PATOFISIOLOGI dan
PATOLOGI KLINIK. Semoga makalah ini memenuhi kriteria penilaian dan
bermanfaat bagi pembaca.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Setiap hari tubuh kita menghasilkan kotoran dan zat-zat sisa dari berbagai proses
tubuh. Agar tubuh kita tetap sehat dan terbebas dari penyakit, maka kotoran dan
zat- zat sisa dalam tubuh harus dibuang melalui alat ekskresi. Sistem ekresi
adalah
proses
pengeluaran
zat-zat
sisa
hasil
metabolisme
yang
sudah tidak digunakan lagi oleh tubuh. Sedangkan kebalikan dari sistem ini
adalah sistem sekresi yaitu proses pengeluaran zat-zat yang berguna bagi tubuh.
Alat-alat ekskresi manusia berupa ginjal, kulit, hati, paru-paru dan colon.
Pada uji praktikum kali ini kita lebih khusus membahas tentang alat ekskresi
pada ginjal dimana yang dihasilkan ginjal adalah urin. Urin atau air seni atau air
kencing adalah cairan sisa yang diekskresikan oleh ginjal yang kemudian akan
dikeluarkan dari dalam tubuh melalui proses urinasi. Eksreksi urin diperlukan
untuk membuang molekul- molekul sisa dalam darah yang disaring oleh ginjal
dan untuk menjaga homeostasis cairan tubuh. Dalam mempertahankan
homeostasis tubuh peranan urin sangat penting, karena sebagian pembuangan
cairan oleh tubuh adalah melalui sekresi urin.
Buang air kecil merupakan suatu hal yang normal namun kenormalan tersebut
dapat menjadi tidak normal apabila urin yang kita keluarkan tidak seperti
biasanya. Mengalami perubahan warna misalnya. Atau merasakan nyeri saat
melakukan proses buang air kecil. Dari contoh tersebut tentu saja terdapat sebab
mengapa hal itu dapat terjadi. Jika hal itu terjadi maka yang perlu kita lakukan
adalah dengan cara melakukan pemeriksaan. Pemeriksaan pada urin dapat
menentukan penyakit apa yang sedang diderita oleh seseorang. Oleh sebab itu
dalam makalah ini kami akan membahas bagaimana proses pemeriksaan urin,
alat- alat yang digunakan dan apa saja kegunaan urin dalam menentukan
diagnosa suatu penyakit. Dalam praktikum uji urin, peneliti dapat mengetahui
kandungan yang ada dalam urin. Begitu pula dapat mengetahui zat-zat yang
seharusnya tidak terkandung dalam urin. Apabila zat yang seharusnya tidak
terkandung dalam urin itu ada maka kita dapat mengetahui secara lebih cepat.
kita dapat mengetahui dan meneliti urine sebagai sample untuk mengetahui
tingkat kesehatan atau gangguan-gangguan yang terjadi didalam tubuh manusia.
B. Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum kali ini yaitu :
1. Untuk menentukan kadar pH dalam urine pada mahasiswa.
2. Untuk mengetahui kandungan glukosa dalam urine.
3. Untuk mengetahui kandungan protein dalam urine.
4. Untuk menentukan berat jenis pada urin
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1. Pengertian urin
Sistem ekresi merupakan sistem yang berperan dalam proses pembuangan zat-zat
yang sudah tidak diperlukan (zat sisa) ataupun zat-zat yang membahayakan bagi
tubuh dalam bentuk larutan. Eksresi terutama berkaitan dengan pengeluaranpengeluaran senyawa-senyawa nitrogen. Manusia memiliki organ atau alat-alat
ekskresi yang berfungsi membuang zat sisa hasil metabolisme. Zat sisa hasil
metabolisme merupakan sisa pembongkaran zat makanan, misalnya: karbondioksida
(CO2), air (H20), amonia (NH3), urea dan zat warna empedu. Zat sisa metabolisme
tersebut sudah tidak berguna lagi bagi tubuh dan harus dikeluarkan karena bersifat
racun dan dapat menimbulkan penyakit.
Organ atau alat-alat ekskresi pada manusia terdiri dari:
1. Paru-paru,
2. Hati,
3. Kulit, dan
4. Ginjal
Sistem urine adalah suatu sistem organ yang memproduksi, menyimpan, dan
mengalirkan urin.
Pada
manusia,
sistem
ini
terdiri
dari
dua ginjal,
dua ureter, kandung kemih, dua otot sphincter, dan uretra. Urin atau air seni atau air
kencing adalah cairan sisa yang diekskresikan oleh ginjal yang kemudian akan
dikeluarkan dari dalam tubuh melalui proses urinasi. Eksreksi urin diperlukan untuk
membuang molekul-molekul sisa dalam darah yang disaring oleh ginjal dan untuk
menjaga homeostasis cairan tubuh. Namun, ada juga beberapa spesies yang
menggunakan urin sebagai sarana komunikasi olfaktori. Urin disaring di dalam
ginjal, dibawa melalui ureter menuju kandung kemih, akhirnya dibuang keluar
tubuh melalui uretra. Urin berasal dari penyaringan darah oleh ginjal yang dialirkan
memelaui uretra selanjutnya dikeluarkan dari tubuh urin. banyak mengandung
bebrapa zat seperti glukosa, garam-garam, asam amino. Urin ditampung dalam
kantung urin sampai sekitar 300cc. Urin terdiri dari air dengan bahan terlarut
berupa sisa metabolisme (seperti urea), garam terlarut, dan materi organik. Cairan
dan materi pembentuk urin berasal dari darah atau cairan interstisial. Komposisi
urin berubah sepanjang proses reabsorpsi ketika molekul yang penting bagi tubuh,
misal glukosa, diserap kembali ke dalam tubuh melalui molekul pembawa. Cairan
yang tersisa mengandung urea dalam kadar yang tinggi dan berbagai senyawa yang
berlebih atau berpotensi racun yang akan dibuang keluar tubuh. Materi yang
terkandung di dalam urin dapat diketahui melalui urinalisis. Urea yang dikandung
oleh urin dapat menjadi sumber nitrogen yang baik untuk tumbuhan dan dapat
digunakan untuk mempercepat pembentukan kompos. Diabetes adalah suatu
penyakit yang dapat dideteksi melalui urin. Urin seorang penderita diabetes akan
mengandung gula yang tidak akan ditemukan dalam urin orang yang sehat.
Proses pembentukan urine meliputi 3 tahap yaitu :
1. Tahap penyaringan (filtrasi).
Tahap filtrasi terjadi di badan Malpighi yang di dalamnya terdapat glomerulus
yang dikelilingi sangat dekat oleh kapsula Bowman . Proses filtrasi: Ketika
darah yang mengandung air, garam, gula, urea dan zat-zat lain serta sel-sel
darah dan molekul protein masuk ke glomerulus, tekanan darah menjadi tinggi
sehingga mendorong air dan komponen-komponen yang tidak dapat larut,
melewati pori-pori endotelium kapiler glomerulus, kecuali sel-sel darah dan
molekul protein. Kemudian menuju membran dasar dan melewati lempeng
filtrasi, masuk ke dalam ruang kapsula Bowman. Hasil filtrasi dari glomerulus
dan kapsula Bowman disebut filtrat glomerulus atau urine primer. Urine primer
ini mengandung: air, protein, glukosa, asam amino, urea dan ion anorganik.
Glukosa, ion anorganik dan asam amino masih diperlukan tubuh.
2. Tahap penyerapan kembali (reabsorpsi).
Filtrat glomerulus atau urine primer mengalami tahap reabsorpsi yang terjadi di
dalam tubulus kontortus proksimal, dan lengkung Henle. Proses tahap ini
dilakukan oleh sel-sel epitelium di seluruhtubulus ginjal. Banyaknya zat yang
direabsorpsi tergantung kebutuhan tubuh saat itu. Zat-zat yang direabsorpsi
antara lain adalah: glukosa, asam amino, ion-ion Na+, K+, Ca, 2+, Cl-, HCO3-,
dan HbO42-, sedangkan kadar urea menjadi lebih tinggi. Proses reabsorpsi :
mula-mula urine primer masuk dari glomerulus ke tubulus kontortus proksimal,
Jumlah garam yang harus dikeluarkan dari darah agar tekanan osmosis
tetap.
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM
A. Alat
1. Tabung reaksi
2. Rak tabung reaksi
3. Penjepit tabung reaksi
4. Gelas ukur 100 ml
5. Indikator universal
6. Pembakar spiritus
7. Pipet tetes
B. Bahan
1. Urine
2. Larutan benedit
3. Larutan biuret
4. Korek api
C. Prosedur Praktikum
a. Carik Celup
- Masukan urin kedalam tabung reaksi.
- Ambil kertas carik celup, lalu masukan kedalam tabung reaksi yang telah
berisi urin.
- Tunggu beberapa saat, lihatlah perubahan warna yang terjadi.
b. Uji PH
- Masukan urin kedalam tabung reaksi.
- Ambil kertas lakmus PH, lalu celupkan kedalam tabung reaksi yang telah
-
berisi urin.
Tunggu beberapa saat, lihatlah perubahan warna yang terjadi.
c. Uji Protein
- Masukan urin kedalam tabung reaksi sebanyak 5ml
- Lalu tetesi dengan asam sulfanilat sebanyak 8 tetes.
- Kocok, lalu lihat apakah jernih atau keruh.
d. Uji Glukosa
- Masukan urin kedalam tabung reaksi sebanyak 5ml
- Lalu masukan 5ml pereaksi benedict dan panaskan.
- Lihatlah apakah ada endapan merah bata atau tidak.
e. Uji BJ
a) Urinometer
- Masukan urin kedalam tabung hingga 50ml.
- Lalu masukan urinometer kedalamnya.
- Tunggu sampai urinometernya naik dan lihat nilai skalanya.
Rumus BJ: Urinometer besar
1+(skala x 0,4)
Urinometer kecil
2+(skala x 0,3)
b) Piknometer
Rumus BJ: W3-W1
W2-W1
Ket: W1=piknometer kosong
W2=piknometer+ air
W3=piknometer+ urin
BAB 1V
PEMBAHASAN
A. Hasil
no
1
2
3
4
5
Mahasiswa
M.Reza.S
Akbar
Febri
Fernando
Miftahudin
R
Yuki
Bj
Uji
(piknometer)
Benedict
1,0107
1,0004
Biru
Putih
Hijau
Putih
0,9073
1,0208
1,0148
Tes
Carik
Ph
Uji Protein
(Asam SulfoSalisilat
20%)
5
5
Jernih (-protein)
Jernih (-protein)
Jernih (-protein)
Putih
Jernih (-protein)
Putih
Jernih (-protein)
Glukosa Protein
Celup
B. Pembahasan
Urin normal merupakan suatu larutan yang sangat kompleks, sebagian terdiri atas
produk- produk sisa proses metabolisme. Senyawa normal yang terdapat dalam urin
antara lain urea, kreatinin, asam urat, kalium, chloride, kalsium.
a. Berat Jenis
Berat jenis yang berbanding lurus dengan osmolalitas urin yang mengukur
konsentrasi zat terlarut. Mengukur kepadatan urin serta dipakai untuk menilai
kemampuan ginjal untuk memekatkan dan mengencerkan urin. Pemeriksaan
berat jenis dalam urin berdasarkan pada perubahan pka (konstanta disosiasi) dari
polielektrolit. Berat jenis urin normal yaitu antara 1,003-1,030. Urin yang
mempunyai berat jenis 1,020 atau lebih, menunjukan bahwa faal pemekat ginjal
baik. Keadaan ini dapat dijumpai pada penderita dengan demam dan dehidrasi.
Sedangkan berat jenis urin kurang dari 1,009 dapat disebabkan oleh intake
cairan yang berlebihan, hipotermi
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum kali ini yaitu :
Dosen
Nurhasnah