I.
TUJUAN PRAKTIKUM
Tujuan dalam praktikum ini adalah agar dapat melakukan penetapan kadar protein
dengan merode biuret.
II.
TINJAUAN PUSTAKA
Protein berasal dari kata protos atau proteos yang berarti pertama atau utama.
Protein merupakan komponen penting atau komponen utama sel hewan atau manusia.
Oleh karea itu, sel merupakan pembentuk tubuh, maka protein yan terdapat dalam
makanan berfungsi sebagai zat utama dalam pembentukan dan pertumbuhan tubuh
(Poedjiadi dan Supriyanti, 2006).
Protein merupakan molekul besar dengan bobot molekul bervariasi antara 5000
sampai jutaan. Dengan cara hidrolisis oleh asam atau oleh enzim, protein akan
menghasilkan asam-asam amino. Ada 20 jenias asam amino yang terdapat dalam
molekul protein. Asam-asam amino ini terikat satu sama lain dengan ikatan peptida.
Komposisi rata-rata unsur kimia yang terdapat dalam molekul protein ialah sebagai
berikut : karbon 50%, hidrogen 7%, oksigen 23%, nitrogen 16%, belerang 0-3%, dan
fosfor 0-3%. Dengan berpedoman pada kadar nitrogen sebesar 16%, dapat dilakukan
penentuan kandungan protein dalam suatu bahan makanan. Unsur nitrogen ditentukan
secara kuatitatif, misalnya dengan cara Kjedahl, yaitu dengan cara destruksi dengan
asam pekat.berat protein yang ditetukan adalah 6,25 kali berat unsur nitrogen (Poedjiadi
dan Supriyanti, 2006).
Ikatan yang terjadi antara dua dua asam amino tersebu dinamakan ikata peptida.
Jadi, pada satu molekul dipeptida terdapat satu ikatan peptida. Suatu senyawa yang
terdiri atas tiga buah asam amino yang berikatan disebut tripeptida. Pada satu molekul
tripeptida ini terdapat dua buah ikatan peptida. Ikatan peptida yaitu :
C
O
NH
Ikatan peptida
Melalui
suatu
proses
tertetu,
sejumlah
besar
molekul
asam
amino
dapat
membentuksuatu senyawa yang memiliki banyak ikatan peptida. Molekul senyawa ini
merupakan suatu molekul besar atau makromolekul yang terdiri atas banyak molekul
asam amino dan karenanya disebut polipeptida. Protein adalah salah satu makromolekul
yang terdiri atas sejumlah besar asam amin (Poedjiadi dan Supriyanti, 2006).
Suatu peptida yang mempunyai dua ikatan peptida ata lebih dapat bereaksi
dengan ion Cu++ dalam suasana basa dan membentuk suatu senyawa kompleks yang
berwarna biru ungu. Reaksi ini dikenal dengan nama reaksi biuret (Poedjiadi dan
Supriyanti, 2006).
Telur merupakan salah satu sumber protein hewani yang dikonsumsi oleh
masyarakat. Hampir semua zat gizi yang diperlukan oleh tubh ada di dalam telur. Salah
satunya protein telur, mengadung semua asam amino esssensial yang dibutuhkan tubuh
untuk hidup sehat. Protein merupakan salah satu dari sekian banyak zat yang erat dengan
proses kehidupan. Fungsi protein adalah sebagai zat pembangun tubuh, baik pembentuk
sel-sel yang baru meupun mengganti sel-sel yang rusak (Hidayati dan Mardiono, 2009).
Kadar protein pada putih telur dapat ditentukan dengan menggunaknan metode
gunning yang dibagi menjadi tiga tahap, yaitu tahap destruksi, tahap destilasi dan tahap
titrasi (Hidayati, Mardiono, 2009).
Kebanyakan protein mengabsorbsi sinar ultraviolet maksimumpada 280 nm.
Penentuan protein berdasarkan absorbansi sinar UV adalah cepat, mudah, dan tidak
merusak bahan. Untuk keperluan perhitungan juga diperlukan kurva standar yang
melukiskan hubungan antara konsentrasi protein dengan optical density. Keuntungan
dari spekrofotometer UV-tampak ini adalah dilengkapi dengan
menyediakan plot absorban vs panjang gelombang. Agar plot ini akurat, penempatan
radiasi suatu sampel, harus sedekat mungkin dengan monokromatik. Selain itu,
spektrofotometer menggunakan prisma yang memiliki pita absorbansi efektif dari satu
nanometer atau kurang (Dangeubun dan Putnarubun, 2009).
III.
Pipet ukur 10 ml
Kuvet
Tabung reaksi
Filler
B. Bahan
Adapun bahan-bahan digunakan dalam praktikum ini antara lain :
-
Putih telur
Pereaksi biuret
Akuades
IV.
CARA KERJA
Putih telur
- Dipipet 10 ml dan dimasukan dalam
labu takar 100 ml
- Ditambahkan dengan akuades sampai
batas tera/ tanda batas
- Dikocok dan didiamkan
- Dipipet masing-masing 0,1 ml; 0,2 ml;
0,3 ml; 0,4 ml; 0,6 ml; 0,7 ml; dan 1ml
untuk larutan sampel
- Masing-masing ditambahkan akades
hingga 1 ml (kecuali larutan sampel)
- Dikocok dan didiamkan 30 menit
- Masing-masing diukur serapannya
dengan spektrofotometer
Hasil pengamatan.?
HASIL PRAKTIKUM
1)
Absorbansi () Panjang
gelombang ()
I (0,1 ml)
0,019
II (0,2 ml)
0,032
0,068
IV (0,4 ml)
0,070
V (0,5 ml)
0,083
VI (0,6 ml)
0,090
0,121
540 nm
2)
V.
0.12
0.1
0.08
0.06
0.04
0.02
0
0
0.2
0.4
0.6
0.8
1.2
VI.
PEMBAHASAN
Protein merupakan suatu makromolekul yang terdiri dari monomer-monomer
berupa asam amino. Protein memiliki peran yang sangat penting, salah satunya sebagai
pembangun tubuh. Protein dapat diperoleh dari tumbuhan (protien nabati) maupun dari
hewan (protein hewani). Salah satu contohnya ialah telur. Pada percobaan ini, dilakukan
penentuan kadar protein pada putih telur ayam.
Dalam percobaan, penentuan kadar protein pada putih telur ayam dilakukan
dengan cara biuret dan digunakan alat berupa spektrofotometer.sebelumnya, larutan
putih telur ayam yang telah diencerkan dengan air ditambahkan dengan pereaksi biuret.
Tujuan penambahan pereaksi biuret adalah untuk membuat larutan menjadi berwarna,
karena penentuan selanjutnya dengan menggunakan spektrofotometer, di mana larutan
hendaknya berwarna.
Penambahan biuret pada putih telur meghasilkan warna biru. Secara teori
perubahan warna yang seharusnya setelah penambahan biuret pada larutan protein ialah
warna ungu. Perbedaan hasil yang diperoleh dengan teori yang telah dikemukakan
sebelumnya kemungkinan dipengaruhi oleh pereaksi biuret yang digunakan sudah tidak
memenuhi syarat atau sudah mengalami kerusakan. Adapun perubahan warna tersebut
dapat terjadi karena adanya pembantukan kompleks antara ion Cu2+ pada pereaksi biuret
dengan gugus amino pad protein. Reaksi biuret bergantung pada pembentukan suatu
kompleks antara ion Cu2+ dan 4 atom N-peptida pada protein dalam suasana basa.
Setelah penambahan pereaksi biuret dan telah didiamkan selama kurang lebih 30
menit, pengukuran dilakukan dengan menggunakan alat, yaitu spektrofotometer. Pada
spektrofotometer, akan diperoleh nialai absorbansi suatu larutan. Absorbansi atau biasa
disebut pula nilai serapan merupakan sinar yang diserap oleh senyawa dalam larutan.
Dalam spektrofotometer akan memancarkan sinar tampak yang kemudian melewati
suatu larutan dan diserap oleh larutan yang dilewati sehingga serapannya tersebut yang
dikatakan sebagai absorbansi. Namun, sinar tampak tersebut hanya dapat melewati
larutan berwarna, sehingga untuk larutan yang tidak berwarna perlu diwarnakan terlebih
dahulu.
VII.
KESIMPULAN
Berdasarkan percobaan yag dilakukan, dapat ditarik kesimpulan bahwa kadar
protein pada putih telur diperoleh sebagai berikut : 0,1ml = 0,019; 0,2ml = 0,032; 0,3ml
= 0,068; 0,4ml = 0,070; 0,5ml = 0,083; 0,6ml = 0,090; dan 0,7ml = 0,121
DAFTAR PUSTAKA
Dangeubun, J.L., dan Putnarubun. C, 2009, Isolasi dan Penentuan Aktivitas Enzim Proteolitik
Dari Pancreas Ikan Lele, Percikan, Vol. 104, Edisi September 2009, Hal. 111.
Hidayati, Nur dan Mardiyono, 2009, Pengaruh waktu Pengasinan Terhadap Kadar Protein Putih
Telur, Biomedika, Vol. 2, No.1, Hal, 81-82.
Poedjiadi, Anna dan F.M. Titin Supriyanti, 2006, Dasar-Dasar Biokimia, Edisi Kedua, Jakarta,
UI Press, Hal. 81-82, 91-92.