ASFIKSIA
Untuk Memenuhi Tugas Praktik Klinik Kep.Anak di Ruang Cut Nyak Dien
RSUD Kanjuruhan Kab.Malang
Awaludin Jamal
1401460019
5. Klasifikasi
Klasifikasi asfiksia berdasarkan nilai APGAR
a. Asfiksia berat dengan nilai APGAR 0-3
b. Asfiksia ringan sedang dengan nilai APGAR 4-6
c. Bayi normal atau sedikit asfiksia dengan nilai APGAR 7-9
d. Bayi normal dengan nilai APGAR 10
6. Gejala Klinis
a. Pada Kehamilan
Denyut jantung janin lebih cepat dari 160 x/mnt atau kurang dari 100 x/mnt,
halus dan ireguler serta adanya pengeluaran mekonium.
Jika DJJ normal dan ada mekonium : janin mulai asfiksia
Jika DJJ 160 x/mnt ke atas dan ada mekonium : janin sedang asfiksia
Jika DJJ 100 x/mnt ke bawah dan ada mekonium : janin dalam gawat
7. Pemeriksaan Fisik
Kulit
Kepala
Mata
Hidung
Mulut
Telinga
Leher
Thorax
penumpukan lendir.
Bibir berwarna pucat atau merah, ada lendir atau tidak.
Perhatikan kebersihannya dan adanya kelainan.
Perhatikan kebersihannya karena leher neonatus pendek.
Bentuk simetris, terdapat tarikan intercostal, perhatikan
suara wheezing dan ronchi, frekuensi bunyi jantung lebih
Abdomen
Umbilikus
belum sempurna.
Tali pusat layu, perhatikan ada perdarahan/tidak, adanya
Genitalia
Anus
Ekstremitas
Refleks
lemah.
Reflek
moro
dapat
memberi
8. Pemeriksaan Diagnostik/Penunjang
a. Darah
Nilai darah lengkap pada bayi asfiksia terdiri dari :
b. Nilai analisa gas darah pada bayi post asfiksi terdiri dari :
pO2 (normal 75-100 mmHg). Kadar pO2 bayi post asfiksia cenderung
turun karena terjadi hipoksia progresif.
c. Urine
Nilai serum elektrolit pada bayi post asfiksia terdiri dari :
d. Foto thorax
2. Diagnosa Keperawatan
a. Bersihan jalan nafas tidak efektif b.d produksi mukus banyak.
b. Pola nafas tidak efektif b.d hipoventilasi/ hiperventilasi
c. Gangguan pertukaran gas b.d ketidakseimbangan perfusi ventilasi.
d. Risiko cedera b.d anomali kongenital tidak terdeteksi atau tidak teratasi
pemajanan pada agen-agen infeksius.
e. Risiko ketidakseimbangan suhu tubuh b.d kurangnya suplai O2 dalam darah.
VI. Proses keluarga terhenti b.d pergantian dalam status kesehatan anggota
keluarga.
3. Intervensi
Diagnosa
Keperawatan
Hasil
Bersihan jalan nafas Setelah dilakukan
1. Tentukan
Rasional
1. pengumpulan data
untuk perawatan
produksi mukus
selama proses
suction tracheal.
optimal
banyak.
keperawatan
Tujuan : Setelah
diharapkan jalan
dilakukan tindakan
mengevaluasi
keefektifan upaya
bagian tracheal
3. meminimaliasi
diharapkan jalan
2. Tidak
setelah suction
penyebaran
nafas lancar.
mikroorganisme
4. untuk mengetahui
efektifitas dari
4. Pengeluaran
suction.
nafas tambahan.
Setelah dilakukan
1) Pertahankan
1. untuk
efektif b.d
membersihkan jalan
hipoventilasi.
selama proses
nafas dengan
nafas
keperawatan
melakukan
2. guna meningkatkan
menjadi efektif.
2) Pantau status
bersirkulasi dan
Kriteria hasil :
pernafasan dan
memperbaiki status
1. Pasien
oksigenasi sesuai
kesehatan
menunjukkan pola
3) Auskultasi jalan
mengevaluasi
2. Ekspansi dada
nafas untuk
keefektifan upaya
simetris.
nafas tambahan.
4) Kolaborasi
4. Kecepatan dan
dapat mencetuskan
5. terapi oksigen
5) Berikan
klien menjadi
oksigenasi sesuai
kebutuhan.
membantu
mencegahedema paru.
Kerusakan
Tujuan : Setelah
dilakukan tindakan
frekuensi nafas,
ketidakseimbangan
perfusi ventilasi.
proses keperawatan
produksi sputum.
diharapkan
pertukaran gas
mengevaluasi
teratasi.
penurunan aliran
keefektifan upaya
mengevaluasi
batuk klien
Kriteria hasil :
batuk klien
3. perubahan AGD
dapat mencetuskan
batas normal
Tujuan : Setelah
anomali kongenital
dilakukan tindakan
2. untuk mencegah
tidak teratasi
proses keperawatan
2. Pakai sarung
infeksi nosokomial
pemajanan pada
diharapkan risiko
tangan steril.
3. untuk mencegah
pengkajian fisik
meningkatkan
dari level
adanya anomali.
pertama
melaporkannya pada
pemberi pelayanan
kesehatan.
5. Berikan agen
imunisasi sesuai
indikasi
(imunoglobulin
hepatitis B dari
vaksin hepatitis
suatu penyakit.
Risiko
Tujuan : Setelah
ketidakseimbangan
dilakukan tindakan
stabil.
lingkungan yang
2. untuk mendeteksi
dalam darah.
diharapkan suhu
hangat.
tubuh normal.
2. Monitor gejala
Kriteria Hasil :
yang berhubungan
mencegah komplikasi
3. peningkatan suhu
perubahan warna
adanya tanda-tanda
distress pernafasan.
kulit dll.
infeksi
3. Tidak gelisah.
3. Monitor TTV.
4. penurunan
frekuensi nadi
kulit.
bradikardi.
menunjukkan
5. Bilirubin dalam
5. Monitor status
terjadinya asidosis
batas normal.
pernafasan.
resporatori karena
kelebihan retensi
CO2.
Daftar Pustaka
Carpenito. 2001. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Edisi 8. Jakarta : EGC
Wilkinson. 2007. Buku Saku Diagnosa Keperawatan dengan Intervensi NIC dan Criteria
Hasil NOC. Edisi 7. Jakarta : EGC
http://bluesteam47.blogspot.com/2010/05/asuhan-keperawatan-asfiksia-neonatorum.html
http://www.scribd.com/doc/31144164/ASKEP-ASFIKSIA-NEONATORUM
http://ifan050285.wordpress.com/2010/03/07/asfiksia-neonatarum/