Oleh :
Nama
NIM
Rombongan
Kelompok
Asisten
:
:
:
:
:
Herasti Novita
B1J014039
VI
2
Venthyana Lestary
PENDAHULUAN
(1980), bahwa laju digesti adalah laju pengosongan lambung atau laju energi per
unit waktu akibat pembakaran pakan ikan yang dikonsumsi untuk memperoleh
energi.
Pakan merupakan campuran dari berbagai bahan pangan yang biasa disebut
dengan bahan mentah dan merupakan komponen yang sangat penting dalam
pertumbuhan hewan. Pakan ikan dapat bersifat nabati ataupun hewani yang diolah
sedemikian rupa sehingga mudah untuk dimakan dan dicerna oleh tubuh ikan.
Nutrisi yang terkandung di dalam pakan telah diatur agar dapat mencukupi nilai
gizi ikan sehingga ikan dapat melakukan pertumbuhan dengan baik. Praktikum
kali ini menggunakan preparat ikan lele dumbo (Clarias gariepinus) karena ikan
lele memiliki lambung sejati, sehingga mudah untuk diamati laju digestinya, ikan
lele dumbo juga relatif murah dan mudah untuk didapatkan (Kimball, 1983).
I.2 Tujuan
Tujuan praktikum kali ini adalah untuk mengetahui bentuk lambung yang
kosong dan berisi pakan, mampu terampil dalam mengisolasi lambung ikan serta
menghitung laju pengosongan lambung.
Materi
Bahan yang digunakan pada praktikum kali ini adalah ikan lele dumbo
Cara Kerja
Cara kerja yang dilakukan dalam praktikum pengukuran laju metabolisme
III.
III.1 Hasil
Tabel 3.1. Hasil Pengamatan Bobot Lambung Ikan Lele
Kelompo
k
Bx (%)
By (%)
Bz (%)
100
93,96
110,34
100
95
74,4
100
90,17
73,21
100
65,34
76,23
III.2 Pembahasan
Berdasarkan hasil percobaan laju digesti diketahui bahwa presentase bobot
lambung pada ikan lele dumbo berbeda-beda tiap waktu pengamatan menit ke 0,
menit ke 30 dan menit ke 60. Hasil kelompok 2 menunjukkan adanya penurunan
presentase bobot lambung ikan yang signifikan pada setiap pengamatan, pada
menit ke 0 persentase bobot lambung adalah 100%, persentase bobot lambung
pada menit ke 30 adalah 95% dan pada menit ke 60 persentase bobot lambung
adalah 74,4%. Hasil tersebut sudah sesuai dengan pernyataan Yuwono (2001)
yang menyatakan bahwa semakin lama waktu pengukuran setelah diberi pakan
maka semakin kecil bobot lambung ikan, hal ini dikarenakan molekul besar pada
pakan telah banyak yang didigesti menjadi molekul yang lebih kecil dan diserap
oleh usus.
Berdasarkan grafik pengamatan laju digesti rombongan VI didapatkan hasil
bahwa pada waktu 30 menit setelah pemberian pakan, semua data kelompok 1, 2,
3 dan 4 menunjukkan penurunan bobot lambung, sedangkan pada waktu 60 menit
setelah pemberian pakan, data kelompok 1 dan 4 menunjukkan peningkatan bobot
lambung. Hasil tersebut tidak sesuai dengan pustaka, seharusnya semakin lama
waktu pengukuran setelah diberi pakan maka semakin kecil bobot lambung.
Ketidaktepatan tersebut bisa disebabkan oleh faktor-faktor seperti umur, jenis
kelamin, status reproduksi, makanan dalam usus, stres fisiologis, aktivitasi,
musim, ukuran tubuh dan temperatur lingkungan (Ville et al., 1988).
Temperatur
Temperatur air yang meningkat memicu nafsu makan ikan juga mengalami
Umur
Aktivitas
Aktivitas ikan yang semakin tinggi menyebabkan kebutuhan energi juga akan
Kualitas pakan
Perbedaan kualitas pakan akan mencerminkan perbedaan komponen
penyusun pakan, perbedaan ini pada akhirnya akan berakibat pada perbedaan laju
digesti pada ikan.
Kondisi lingkungan yang optimal pada pertumbuhan ikan ditentukan oleh
jumlah dan mutu pakan yang dikonsumsi. Pakan yang dikonsumsi untuk dapat
digunakan dalam proses biosintesis yang menghasilkan pertumbuhan harus
melalui proses pencemaan dan penyerapan pada saluran pencernaan terlebih
dahulu. Kondisi saluran pencernaan memegang peranan penting dalam mengubah
pakan (senyawa komplek) menjadi nutrien (senyawa sederhana) sebagai bahan
baku dalam proses biosintesis tersebut (Yandes et al., 2003). Menurut Fenerci &
Sener (2005), kecepatan pencernaan bervariasi sesuai dengan spesies ikan, jenis
pakan dan kuantitas serta suhu. beberapa penelitian menunjukkan hasil waktu
yang digunakan ikan kecil lebih pendek jika dibandingkan dengan ikan besar.
Suhu mempengaruhi kecepatan pencernaan enzim sekresi selama penyerapan
pakan dan fungsi dari sistem pencernaan.
Laju digesti pakan berkorelasi dengan laju metabolisme ikan. Kondisi
temperatur air yang optimal bagi ikan menyebabkan metabolisme ikan akan
meningkat dan dengan meningkatnnya laju metabolisme ini harus diimbangi
dengan pasokan pakan yang diperoleh dari lingkungannya. Semakin cepat laju
digesti, maka akan semakin cepat pula metabolisme yang terjadi dan sebaliknya.
Peningkatan nafsu makan pada ikan dipengaruhi oleh temperatur, pada temperatur
air yang meningkat maka nafsu makan ikan juga mengalami peningkatan
(Schmidt & Nielsen, 1990).
IV.
KESIMPULAN
1. Bobot lambung saat kosong lebih besar daripada bobot lambung saat diberi
pakan, semakin lama waktu pengamatan setelah diberi pakan maka semakin
kecil bobot lambung ikan.
2. Praktikan sudah mampu terampil dalam mengisolasi lambung ikan lele dumbo
(Clarias gariepinus).
3. Hasil kelompok 2 menunjukkan presentase laju pengosongan lambung ikan
lele dumbo (Clarias gariepinus) pada menit ke 0 adalah 100%, menit ke 30
adalah 95% dan menit ke 60 adalah 74,4%.
DAFTAR REFERENSI
Elliot, W.H. & Elliot, D.C. 1997. Biochemistry and Moleculer Biology. New
York: Oxford University Press Inc.
Fenerci, S. & Sener, E. 2005. In Vivo and in Vitro Protein Digestibility of Rainbow
Trout (Oncorhynchus mykiss Walbaum, 1972) Fed Steam Pressured or
Extruded Feeds. Turkish Journal of Fisheries and Aquatic
Sciences, 5, pp. 17-22.
Fujaya, Y. 2004. Fisiologi Ikan Dasar Pengembangan Teknik Perikanan. Jakarta:
Rineka Cipta.
Kay, I. 1998. Introduction to Animal Physiology. New York: BIOS Scientific
Publisher Limited Springer Verlag.
Kimball, J.W. 1983. Biology Fifth Edition. London: Addison Wesley Publishing
Company Inc.
Marshal, P. 1980. Physiology of Mammals and Other Vertebrates Second Edition.
Melbourne: New Rochelle.
Santoso, B. 1994. Petunjuk Praktis Budidaya Lele Dumbo dan Lokal. Yogyakarta
Kanisius.
Schmidt & Nielsen, K. 1990. Animal Physiology-Adaptation and Enviroment
Fourth Edition. Cambridge: Cambridge University Press.
Ville, C.A., Walker, W.F. & Barners, R.D. 1988. General Zoology. Philadelphia:
W.B Sounders Company.
Yandes, Z., Affandi, R. & Mokoginta, I. 2003. Pengaruh Pemberian Selulosa
dalam Pakan Terhadap Kondisi Biologis Benih Ikan Gurami
(Osphronemus gourami Lac). Jurnal lktiologi Indonesia, 3 (1), pp. 27-33.
Yuwono, E. 2001. Fisiologi Hewan I. Purwokerto: Fakultas Biologi UNSOED.
CATATAN:
Font Times New Roman size 12. Margin kiri 4, kanan, bawah, atas 3.
Spasi antar bab ke subbab 3 spasi, spasi antar subbab ke kalimat
alinea pertama 2 spasi dan antar baris kalimat 1,5 spasi.
Kertas A4 80 gram