Daphnia sp.
Oleh :
Nama
NIM
Rombongan
Kelompok
Asisten
:
:
:
:
:
Herasti Novita
B1J014039
VI
2
Venthyana Lestary
PENDAHULUAN
ostia, memungkinkan
darah masuk
kembali dari
sinus
melingkarnya. Daphnia sp. memiliki lima pasang kaki yang menyerupai lembaran
daun. Gerakan kaki menyebabkan timbulnya aliran air yang membawa partikelpartikel makanan dan oksigen. Organisme ini dikenal oleh masyarakat pada
umumnya disebut sebagai kutu air, namun sebenarnya organisme ini termasuk
dalam zooplankton (Radiopoetro, 1977).
Materi
Bahan yang digunakan pada praktikum kali ini adalah Daphnia sp., air panas,
air dingin dan alkohol 5%.
Alat yang digunakan pada praktikum kali ini adalah mikroskop cahaya,
termometer, pipet tetes, cavity slide, stopwatch, gelas beker, hand counter, tissue,
bak preparat dan baskom.
II.2
Cara Kerja
Cara kerja yang dilakukan dalam praktikum kali ini adalah sebagai berikut :
1. Daphnia sp. yang telah disediakan diambil dari baskom menggunakan pipet tetes,
kemudian temperatur media air yang ada di dalam baskom diukur dengan
termometer.
2. Daphnia sp. dimasukkan ke dalam cavity slide. Air yang berlebih dikeringkan
dengan tissue, jaga agar air tidak berlebihan dan Daphnia sp. pada cavity slide
akan cenderung berada pada posisi miring, diamati di bawah mikroskop.
3. Denyut jantung Daphnia sp. dihitung dengan alat bantu hand tally counter selama
15 detik, sehingga untuk memperoleh denyut jantung selama 1 menit, data yang
diperoleh dikalikan empat.
4. Daphnia sp. kedua diambil dari baskom, kemudian diberi perlakuan dingin
dengan cara meneteskan satu tetes air dingin di atas permukaan cavity slide
menggunakan pipet tetes.
5. Suhu air es dihitung terlebih dahulu sebelum Daphnia sp. diamati.
6. Daphnia sp. dimasukkan ke dalam cavity slide dan diamati di bawah mikroskop
dengan cara yang sama dengan cara kerja poin 3.
7. Cara kerja poin 1-3 diulangi dengan perlakuan penambahan air panas dan
penambahan larutan alkohol 5% sebanyak satu tetes.
III.
III.1 Hasil
Tabel 3.1. Hasil Pengamatan Denyut Jantung Daphnia sp. Rombongan VI
Perlakuan(denyutjantung/menit)
Kelompok
1
2
3
4
Normal
Suhu
DJ
(C)
29
268
28
208
26
276
25
164
Alkohol
Konsen
DJ
trasi
184
200
5%
252
72
AirPanas
Suhu DJ
(C)
49
288
54
300
52
212
52
228
1
2
Gambar3.1Daphniasp.
Keterangan:
1. Jantung
2. Kaki
Perhitungan (Kelompok 2) :
1. Suhu normal = 28C
Airdingin
Suhu
DJ
(C)
8
100
12
288
7
48
2,5
132
Denyutjantung=52x4=208DJ/menit
2. Suhuaires=12C
Denyutjantung=72x4=288DJ/menit
3. Suhuairpanas=54C
Denyutjantung=75x4=300DJ/menit
4. Alkohol5%=50x4=200DJ/menit
III.2 Pembahasan
Hasil dari percobaan denyut jantung pada Daphnia sp. pada kelompok 1
untuk suhu normal adalah 268 kali/menit, suhu panas 288 kali/menit, suhu dingin
100 kali/menit dan alkohol 5% 184 kali/menit. Hasil kelompok 2 menunjukkan
bahwa pada suhu normal denyut jantung Daphnia sp. adalah 208 kali/menit, suhu
panas 300 kali/menit, suhu dingin 288 kali/menit dan alkohol 5% 200 kali/menit.
Hasil kelompok 3 menunjukkan pada suhu normal denyut jantung Daphnia sp.
adalah 276 kali/menit, suhu panas 212 kali/menit, suhu dingin 48 kali/menit dan
pada alkohol konsentrasi 5% 252 kali/menit. Hasil pengamatan pada kelompok 4
pada suhu normal adalah 164 kali/menit, suhu panas 228 kali/menit, pada suhu
dingin 132 kali/menit dan pada alkohol 5% 72 kali/menit. Rata-rata hasil yang
didapatkan oleh rombongan VI kurang sesuai dengan pustaka, Soegiri (1988)
menyatakan bahwa pada suhu normal denyut jantung Daphnia sp. akan berdetak
secara normal, saat temperatur lingkungannya diubah menjadi rendah kemampuan
metabolisme Daphnia sp. menjadi menurun akibatnya denyut jantung menjadi
lemah, sedangkan pada temperatur panas yang terjadi di lingkungan membuat
peningkatan aktivitas metabolisme dari Daphnia sp. yang menyebabkan denyut
jantung Daphnia sp. menjadi cepat. Ketidaksesuaian ini dapat terjadi karena
berbagai faktor, seperti perbedaan selang waktu pengamatan terhadap perlakuan
yang terlalu lama, kurangnya ketelitian praktikan dalam perhitungan detak jantung
Daphnia sp. dan keadaan Daphnia sp. yang kurang optimal (stress).
Daphnia sp. memiliki bentuk badan yang terdiri dari kepala dan belalai.
Antena pada Daphnia sp. adalah alat penggerak utama. Daphnia sp. akan berganti
bulu pada waktu tertentu dan mengganti kulit eksternalnya (Rottman et al., 2002).
denyutannya lebih cepat, hal ini dikarenakan laju metabolisme tubuh meningkat.
Meningkatnya laju metabolisme tubuh harus mensuplai banyak oksigen, untuk
mencukupi suplai oksigen tersebut maka jantung harus memompa darah lebih
cepat. Menurunnya temperatur diikuti dengan menurunnya laju metabolisme,
karena enzim yang mengkatalisis proses metabolisme dalam tubuh Daphnia sp.
bekerja kurang optimal di luar suhu normal. Segato et al. (2005) menyatakan
bahwa frekuensi denyut jantung pada kondisi air panas lebih cepat karena
metabolisme tubuh berjalan cepat untuk mengatur kondisi normal. Meningkatnya
metabolisme tubuh mengakibatkan oksigen yang dibutuhkan di transpot dengan
cepat. Temperatur mengakibatkan reaksi kimia dalam tubuh lebih cepat sehingga
metabolisme meningkat. Frekuensi denyut jantung semakin tinggi dengan naiknya
temperatur.
Kecepatan denyut jantung dipengaruhi beberapa faktor antara lain suhu
lingkungan. Suhu mempengaruhi proses fisiologis organisme termasuk frekuensi
denyut jantung. Penaikan ataupun penurunan tersebut dapat mencapai dua kali
aktivitas normal. Aktivitas akan naik seiring dengan naiknya suhu sampai pada
titik dimana terjadi kerusakan jaringan, kemudian diikuti aktivitas yang menurun
dan akhirnya terjadi kematian. Kondisi pada suhu sekitar 10oC dibawah atau
diatas suhu normal suatu jasad hidup dapat mengakibatkan penurunan atau
kenaikan aktivitas jasad hidup tersebut kurang lebih dua kali pada suhu
normalnya, sedangkan perubahan suhu yang tiba-tiba akan mengakibatkan
terjadinya kejutan atau shock biasanya dikaitkan dengan koefisien aktivitas.
Pengukuran frekuensi denyut jantung dan lamanya kontraksi jantung diatur oleh
impuls yang datang dari sistem syaraf simpatik dan parasimpatik. Faktor-faktor
yang mempengaruhi fisiologis kerja jantung adalah pemberian zat kimia,
pengaruh temperatur dan besar kecilnya hewan (Soetrisno, 1987).
Menurut Wiwi (2006) faktor-faktor yang mempengaruhi kerja denyut jantung
Daphnia sp. adalah sebagai berikut :
a. Aktivitas dan faktor yang mempengaruhi denyut jantung Daphnia sp.
bertambah lambat setelah dalam keadaan tenang.
b. Ukuran dan umur, dimana spesies yang lebih besar cenderung mempunyai
denyut jantung yang lebih lambat.
c. Cahaya, pada keadaan gelap denyut jantung Daphnia sp. mengalami penurunan
sedangkan pada keadaan terang denyut jantung Daphnia sp. mengalami
peningkatan.
d. Temperatur, denyut jantung Daphnia sp. akan bertambah tinggi apabila suhu
meningkat.
e. pH, Daphnia sp. membutuhkan pH yang sedikit alkalin, yaitu 6,7-8,2.
f. Obat-obat (senyawa kimia), zat kimia menyebabkan aktivitas denyut jantung
Daphnia sp. menjadi tinggi atau meningkat
IV.
KESIMPULAN
DAFTAR REFERENSI
Barnes, R.P. 1996. Invertebrata Zoology. London: W. B. Saunders Company.
Corotto, F., Ceballos, D., Lee, A. & Vinson, L. 2010. Making the Most of the
Daphnia Heart Rate Lab: Optimizing the Use of Ethanol, Nicotine &
Caffeine. Journal of American Biology teacher, 72(3), pp. 176-179.
Djarijah, A. S. 1995. Pakan Ikan Alami. Yogyakarta: Kanisius.
Kamai, J. & Allbrett, V. 2004. Kava Decreases the Heart Rate of Daphnia. Scl
Journal, pp. 1-10.
Pangkey, H. 2009. Daphnia dan Penggunaannya. Jurnal Perikanan dan Kelautan,
V(3), pp. 33-36.
Radiopoetro. 1977. Zoologi Umum. Jakarta: Erlangga.
Rottman, R.W., Graves, J.S., Watson, C. & Yanong, R.P.E. 2002. Culture
Techniques of Moina: The Ideal Daphnia for Feeding to Freshwater Fish
Fry. University of Florida, 3(1), pp. 1-6.
Segato, S., Corato, A., Fasolato, L. & Andrighetto, I. 2005. Effect of the partial
replacement of fish meal and oil by vegetable products on performance and
quality traits of juvenile shi drum (Umbrina cirrosa L.). Italy: Universit di
Padova.
Soegiri, N. 1988. Zoologi Umum. Jakarta: Erlangga.
Soetrisno. 1987. Fisiologi Hewan. Purwokerto: Fakultas Peternakan Unsoed.