Oleh :
Nama
NIM
Rombongan
Kelompok
Asisten
I.
PENDAHULUAN
.1 Latar Belakang
Jantung merupakan organ penting dalam tubuh manusia yang
difungsikan untuk memompa darah ke seluruh tubuh. Darah yang dipompa ke
seluruh tubuh melalui sistem peredaran darah membawa zat-zat yang sangat
dibutuhkan oleh tubuh. Denyut jantung dapat menyebabkan darah mengalir
keseluruh tubuh. Hal tersebut terjadi karena jantung memiliki suatu sistem
dimana
selnya
mempunyai
kemampuan
untuk
membangkitkan
dan
menghantarkan impuls listrik secara spontan. Otot jantung seperti halnya otot
skelet, memperlihatkan aktivitas elektrik apabila berkontraksi. Denyut
jantung terjadi karena kontraksi dan menghasilkan pemompaan ke luar
jantung. Aktivitas elektrik dari jantung akan menghasilkan sinyal elektrik dan
sinyal magnetik di seluruh volume konduktor. Namun karena sinyal magnetik
sulit diamati maka dalam analisa aktivitas jaringan hidup, keberadaan' sinyal
magnetik ini sering kali diabaikan. Hal ini menyebabkan kita tidak dapat
mengamati perilaku dari sinyal magnetik pada jantung, sehingga belum dapat
memanfaatkan perilaku sinyal magnetik untuk keperluan diagnosa maupun
terapi (Sherwood, 2001).
Kegiatan listrik jantung sering dihubungkan dengan perjalanan impuls
dari jantung yang dihantarkan menuju jaringan tubuh dan diukur pada
permukaan tubuh menggunakan galvanometer. Denyut jantung manusia dapat
dicatat dan diukur menggunakan alat yang disebut elektroradiogram (EKG)
dalam bentuk signal elektrik yang kemudian dapat digambarkan dengan
kertas yang berjalan. Martini (1988), menerangkan bahwa arteri elektrikal
yang ditimbulkan oleh jantung sangat kuat, sehingga dapat dideteksi oleh
elektroda yang ada pada permukaan tubuh. Hal inilah yang mendasari prinsip
kerja EKG. Setiap kali jantung berdetak, sebuah gelombang radiasi yang
terpolarisasikan melalui atria mencapai AV node, lalu turun menuju
interventrikulum hingga mencapai miocardium ventriculer dibawahnya
(Martini, 1988).
II.
.1 Materi
III.
Aktivitas
Wanita Diam
Pria Diam
Wanita Jalan
Pria Jalan
Wanita Lari
Pria Lari
Wanita Kurus
Pria Kurus
Wanita Gemuk
Pria Gemuk
53
72
68
92
130
118
64
72
94
98
.2 Pembahasan
Berdasarkan hasil percobaan terhadap pengukuran denyut jantung yang
diperoleh dari beberapa praktikan dengan aktivitas yang berbeda menunjukkan
jumlah denyut jantung yang berbeda-beda pula. Aktivitas yang dilakukan tersebut
diantaranya adalah berjalan, berlari, istirahat, perempuan, perokok, laki-laki kurus
dan gemuk. Berdasarkan perbedaan aktivitas tersebut diperoleh masing-masing
jumlah denyut jantungnya yaitu wanita diam 53 denyut/menit, pria diam 72
denyut/menit, wanita jalan 68 denyut/menit, pria jalan 92 denyut/menit, wanita
lari 130 denyut/menit, pria lari 118 denyut/menit, wanita kurus 64 denyut/menit,
pria kurus 72 denyut/menit, wanita gemuk 94 denyut/menit, pria gemuk 98
denyut/menit.
Berdasarkan hasil pengukuran tersebut dapat dilihat bahwa jumlah denyut
jantung orang yang melakukan aktivitas berupa berlari menghasilkan jumlah
denyut jantung lebih besar daripada orang yang diam atau hanya berjalan biasa.
Hal tersebut menunjukkan bahwa aktivitas yang tinggi menyebabkan denyut
jantung berdetak lebih cepat. Hal ini sesuai dengan referensi yang menyatakan
bahwa denyut jantung rata-rata pada manusia normal atau dalam keadaan istirahat
adalah sekitar 70 denyut/menit. Sedangkan orang yang aktivitas lebih berat denyut
jantungnya meningkat antara 90-120 denyut/menit. Sementara itu, orang yang
melakukan aktivitas berupa berlari dapat dikatakan sebagai tachicardia proximal
atrium yaitu denyut jantung yang melebihi batas normal. Tachicardiaproximal
merupakan kelainan dalam setiap bagian jantung termasuk atrium, sistem purkinje
dan ventrikel kadang-kadang dapat menyebabkan pencetusan impuls berirama
dengan cepat yang menyebar kesemua arah di seluruh jantung. Tachicardia
paroksimal atrium mempunyai peningkatan frekuensi denyut jantung secara tibatiba dan kira-kira 95 denyut jantung/menit menjadi 150 denyut jantung/menit
(Ganong, 1995).
Denyut jantung pada praktikan kurus dan yang gemuk menunjukkan jumlah
denyut yang sangat berbeda. Disini terlihat bahwa denyut jantung orang yang
kurus lebih memiliki kecepatan berdenyut lebih rendah dari pada orang yang
memiliki bobot tubuh yang lebih besar. Hal tersebut tidak sesuai dengan teori
yang menyatakan bahwa semakin tinggi berat badan seseorang, maka frekuensi
denyut jantungnya semakin rendah, sehingga denyut jantung berbanding terbalik
dengan bobot badan (Yuwono, 2001). Selain itu, jenis kelamin juga berpengaruh
besar terhadap denyut jantung. Laki-laki akan memiliki denyut jantung yang lebih
cepat dari pada perempuan. Hal ini berkaitan dengan metabolisme yang dilakukan
oleh laki-laki lebih besar dari pada yang dilakukan oleh perempuan (Yuwono,
2011).
Sinyal elektrik yang berkaitan dengan denyut jantung yang teratur dapat
dicatat dalam alat pengukur jantung yang disebut elektrokardiogram (EKG). Alat
ini berfungsi untuk memberikan petunjuk apakah jantung berfungsi secara normal
atau tidak. Selain itu, pengukuran elektokardiogram berguna untuk mengetahui
kelainan-kelainan
irama
jantung
(aritmia),
mengetahui
kelainan-kelainan
Deskripsi
mbang
Karakteristik
QRS
Mempresentasikan proses
depolarisasi atrium
Gambaran
proses
depolarisasi
ventrikel
gelombang R
Gambaran
proses
repolarisasi
ventrikel
val PR
AVR
Lebar 0,06-0,12 detik
Dari V2 Ke V6 terlihat
semakin menghilang
Positif di lead I, II, V3V6
Terbalik di AVR
Nilai normal berkisar
antara 0,12-0,2 detik
gelombang P-QRS
Diukur
dari
akhir
gelombang
S-awal
gelombang T
Rekaman EKG biasanya dibuat pada kertas yang berjalan dengan kecepatan
standar 25 mm/detik dan defleksi 10 mm sesuai potensial 1 mV. Gambaran EKG
normal menurut Ozeke (2005), terdiri dari :
Gambaran EKG Normal
Mekanisme
yang
dan
Implus
syaraf
pengaruh
yang
Wyse,
1989).
mempunyai
besar
pada
6. Kondisi fisiologis, denyut jantung orang yang stress atau tertekan lebih
cepat berdenyut daripada kondisi normal.
7. Usia, semakin tua umur sesorang maka frekuensi denyut jantung semakin
rendah dan sebaliknya.
8. Obat-obatan, penggunaan
eter/alkohol
seringkali
menyebabkan
IV.
KESIMPULAN
2.
3.
DAFTAR REFERENSI
Assah, Felix K, dkk. 2006. Accuracy and validity of a combined heart rate and
motion sensor for the measurement of free-living physical activity
energy expenditure in adults in Cameroon. International Journal of
Epidemiology. 2010;19.
Barness, R. D. 1963. Vetebrata Zoology. W. B. Sounders Company, London.
Dash. 2002. Electrocardiogram Monitoring. Indian Journal of Anaesthesia. 46
(4) : 251-260.
Ganong, W. F. 1995. Fisiologi Kedokteran ECG. Penerbit Buku Kedokteran,
Jakarta.
Gordon, M. 1986. Animal Physiologi. Mac Millan Publisher. LTD, London.
Harihardjaja, Wahju. 1993. Manfaat Pemeriksaan Uji Latih Jantung dengan Beban
pada Penderita dengan Nyeri Dada. MKB. 25(2).
Katz, A.M. 1992. Physiology of The Heart. Roven Press, New York.
Martini, F.H. 1988. Fundamentals of Anatomy and Phsyiology 4th Edition. Prentice
Hall. New Jersy.
Ozeke, Ozcan., Dursun Aras, Bilal Geyik, Bulent Deveci, Timur Selcuk. 2005.
Brugada-Type Electrocardiographic Pattern Indeced by Fever.
Yuksek Ihtisas Hospital, Turkey.
Richard, H. W. And G. A. Wyse. 1989. Animal Physiology. Harper Collins
Publishers, New York.
S, Pulung, Ika, S. P. 2006. Perbedaan Efek Fisiologi Pada Pekerja. Jurnal
Kesehatan Lingkungan. 2(2) : 163-172.
Sherwood, Lauralee. 2001. Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem Edisi 2. Penerbit
Buku Kedokteran EGC, Jakarta.
Yuwono, E. 2001.Fisiologi Hewan I. FakultasBiologi UNSOED. Purwokerto.