Anda di halaman 1dari 2

Asuhan Keperawatan Polio

1. Pengkajian
1. Identitas klien
(Nama, umur, suku/bangsa, agama, pendidikan, alamat).
2. Keluhan utama
(Merasa lemas di sekujur tubuhnya, demam disertai pusing/ nyeri
kepala, tidak mampu berdiri atau berjalan)
3. Riwayat penyakit sekarang
(Lemas di sekujur tubuhnya dan tidak mampu berdiri atau berjalan)
4. Riwayat penyakit sebelumnya
(Belum melakukan vaksin polio)
5. Riwayat penyakit keluarga
(Hubungan kerabat memengaruhi, adanya penyakit yang sama/
penyakit menular pada generasi sebelumnya)
6. Pemeriksaan fisik
a. B1 (breath)
: RR normal, tidak ada penggunaan otot bantu
b.
c.
d.
e.
f.

pernapasan, suhu meningkat diatas noral


B2 (blood
: normal
B3 (brain)
: gelisah (rewel) dan pusing
B4 (bladder) : normal
B5 (bowel)
: mual, muntah, konstipasi
B6 (bone)
: letari atau kelemahan, tungkai kanan
mengalami kelumpuhan, refleks tendon berkurang, pasien tidak

mampu berdiri dan berjalan


g. Kepala dan leher: Terdapat

nyeri

kepala

dan

otot

leher

mengalami kram/ kaku dan terdapat nyeri saat menelan


h. Axila: Axila teraba hangat
i. Ekstremitas: Adanya paralisis atau kaku/kram
7. Pemeriksaan penunjang
1) Pemeriksaan Laboratorium
a. Viral isolation
Polio virus dapat di deteksi secara biakan jaringan, dari bahan
yang diperoleh pada tenggorokan satu minggu sebelum dan
sesudah paralisis dan tinja pada minggu ke 2-6 bahkan 12
minggu setelah gejala klinis
b. Uji serologi
Uji serologi dilakukan dengan mengambil sampel darah dari
penderita, jika pada darah ditemukan zat antibodi polio maka
diagnosis orang tersebut terkena polio benar. Pemeriksaan
pada fase akut dapat dilakukan dengan pemeriksaan antibodi

immunoglobulin

(IgM)

apabila

terkena

polio

akan

didapatkan hasil yang positif


c. Cerebrospinal Fluid
CSF pada infeksi poliovirus terdapat peningkatan jumlah sel
darah putih yaitu 10-200 sel/mm 3 terutama sel limfosit, dan
2)

terjadi kenaikan kadar protein sebanyak 40-50 mg/100 ml.


Pemeriksaan Radiologis
Pemeriksaan ini hanya menunjang diagnosis poliomielitis lanjut.
Pada anak tumbuh, didapati tulang yang pendek, osteoporosis
dengan korteks yang tipis dan rongga medulla yang relative
lebar, selain itu terdapat penipisan epifise, subluksasio dan
disloasi dari sendi.
2. Analisa Data
?
3. Diagnosa Keperawatan
1. Hipertermi berhubungan dengan proses penyakit
2. Gangguan Mobilitas Fisik berhubungan dengan paralisis
3. Ansietas pada anak dan keluarga berhubungan dengan kondisi penyakit

Virus
berkembang
biak di dalam tenggorokan dan s
Melalui Droplet, Udara,
makanan
dan minuman.
Virus poliomyelitis

n mengeluarkan neurotropik yang akan merusak akhiran saraf pada otot


Menyerang system saraf
Viruspusat
menyebar
, dan fungsi
ke getah
neuron
bening ,darah dan s
4. Woc

MK : Hipertermi

Proses infeksi
pada pada organ gerak sampai otot mata
ati yang menyebabkan
paralisis
tubuh
Kelemahan otot dan mengecilnya
Mobilitas
tungkai
fisik terganggu
MK : Gangguan Mobilitas Fis

MK : ResikoDefisit Pengetahuan
Kurang Informasi
Dukungan
Penanganan
keluarga dan lingkungan menurun

MK : Ansietas

MK : Risiko Jatuh

Anda mungkin juga menyukai