Tanggal Penyerahan :
Batas Penyerahan : 15 Agustus 2011
Oleh :
Juliana Maisyara
P056101451.46
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah yang telah
memberi Rahmat, Hidayah, dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah dengan judul Strategi Perencanaan dan Pengembangan Karir Sumber
Daya Manusia di PT Coca Cola Bottling Indonesia tanpa halangan yang berarti.
Makalah ini disusun sebagai sebagai salah satu persyaratan dalam
menyelesaikan mata kuliah Manajemen Sumber Daya Manusia.
Dalam penyusunan makalah ini, penulis mendapat banyak saran, bimbingan,
dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih
yang sebesar-besarnya kepada Prof.Dr.Ir. Aida Vitayala Hubeis dan Dr.Nurmala
Panjaitan, MS DEA selaku dosen mata kuliah Manajemen Sumber Daya Manusia
yang telah memberikan bimbingan dan ilmu serta membuka cakrawala berpikir
penulis akan banyak hal, terutama bahwa pengetahuan tidak hanya untuk diketahui
melainkan untuk dipahami.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih terdapat banyak kekurangan.
Untuk itu, kritik dan saran diperlukan untuk kesempurnaan atas makalah ini. Akhir
kata, semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua dalam memperkaya ilmu dan
menjadi bekal bagi hidup sekarang maupun di masa mendatang.
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
................................................................................................................
10
10
11
12
13
BAB V PEMBAHASAN...........................................................................................................................
16
BAB IV PENUTUP
6.1 Kesimpulan ............................................................................................................................
20
6.2 Saran.......................................................................................................................................
20
22
BAB I
PENDAHULUAN
2.
3.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Manajemen sumber daya manusia adalah suatu ilmu atau suatu cara
pengaturan hubungan dan peran SDM (tenaga kerja) yang dimiliki oleh individu
secara efisien dan efektif serta dapat digunakan secara maksimal sehingga tercapai
tujuan (goal) bersama perusahaan, karyawan dan masyarakat menjadi maksimal
(Dessler, Gary 2005).
Karir adalah keseluruhan jabatan/ pekerjaan/ posisi yang dapat diduduki
seseorang selama kehidupan kerjanya dalam organisasi atau dalam beberapa
organisasi. Dari sudut pandang pegawai, jabatan merupakan suatu hal yang sangat
penting sebab setiap orang menginginkan suatu jabatan yang sesuai dengan
keinginannya
dan
menginginkan
jabatan
setinggi
mungkin
sesuai
dengan
kemampuannya. Jabatan yang lebih tinggi biasanya mengakibatkan gaji yang lebih
besar, tanggung jawab yang lebih besar, dan pengetahuan yang lebih baik, yang
biasanya diharapkan pegawai. Oleh karena itu, ketika seseorang memasuki dunia
kerja, orang tersebut mungkin akan bertanya apakah tujuan karirnya (sebagai jabatan
tertinggi yang diharapkan) akan dapat dicapai di organisasi tempat dia bekerja.
Bilamana seseorang melihat bahwa tujuan karirnya tidak dapat dicapai di organisasi
tersebut, orang tersebut mungkin tidak akan mempunyai semangat kerja yang tinggi
atau tidak termotivasi untuk bekerja atau bahkan akan meninggalkan organisasi
(Hariandja, 2005).
Menurut Handoko (1992), istilah karir digunakan untuk menunjukan suatu
peran atau status dari masing-masing individu, di mana istilah tersebut memiliki tiga
pengertian, yaitu:
1. Karir sebagai suatu pengembangan secara vertikal (promosi) ataupun
pengembangan secara horizontal (transfer) ke jabatan-jabatan yang lebih
menurut tanggung jawab atau menyilang hirarki hubungan kerja seorang
karyawan selama kehidupan kerja
2. Karir sebagai penunjuk pekerjaan yang membentu pola kemajuan secara
sistematik dan memperjelas jalur karir
3. Karir sebagai suatu rangkaian kegiatan pekerjaan yang dipegang seseorang
selama kehidupan kerja
Perencanaan
Karier
Jalur Karier
Sasaran-sasa
ran karier
Pengembangan
Karier
Umpan Balik
strategi
dengan
ketersediaan
pegawai
internal,
yaitu
pengembangan karir secara vertikal atau promosi adalah meliputi perubahan tugas
dari suatu tingkat jabatan ke tingkat jabatan yang lebih tinggi dalam organisasi.
Menurut Hariandja (2005) beberapa tindakan yang perlu diambil oleh pegawai
dalam upaya pengembangan karir secara umum adalah meningkatkan unjuk kerja,
exposure, loyal pada organisasi dan atasan, mencari pembimbing (mentor) dan
sponsor, meningkatkan keahlian dalam bidang yang sangat diperlukan organisasi,
mengambil kesempatan untuk pengembangan diri seperti mengikuti program
pelatihan, mengembangkan jaringan/ hubungan kerja sama dengan anggota organisasi
seluas mungkin atau dengan pihak-pihak di luar organisasi, mempelajari organisasi
dan departemen di mana kita berada, tetap berada pada kompetensi inti yang dimiliki,
mencari informasi yang berkaitan dengan pengembangan karir menjaga hubungan
baik dengan organisasi bilamana harus mengundurkan diri dari organisasi.
Pengunduran diri bisa menjadi satu pilihan dalam usaha mencapai tujuan karir. Hal ini
dapat terjadi bila di perusahaan tempat bekerja saat ini tidak memungkinkan untuk
mengembangkan karir. Dengan pindah ke perusahaan lain, mungkin akan didapat
pengetahuan dan pengalaman tambahan serta kenaikan gaji.
Pada umumnya manajer memiliki tanggung jawab yang sama, yaitu
melakukan
perencanaan,
pengorganisasian,
pengarahan,
pengendalian,
serta
penyusunan staf namun dari sisi tingkat atau level manajemen dapat dibagi menjadi
tiga macam, yakni: 1
1. Manajer Puncak / Top Manager
Tanggung jawab dari manajer puncak adalah keseluruhan kinerja dan
keefektifan dari suatu perusahaan. Manajer tingkat puncak membuat
kebijakan, keputusan dan strategi yang berlaku secara umum pada suatu
perusahaan. Manajer puncak juga yang melakukan hubungan dengan
perusahaan lain dan pemerintah.
2. Manajer Menegah / Middle Manager
Manajer tingkat menengah berada di antara manajer puncak dan manajer lini
pertama. Manajer ini bertugas mengimplementasikan strategi, kebijakan serta
keputusan yang diambil oleh manajer tingkat atas atau puncak.
3. Manajer Lini Pertama / First-Line Manager
http://ufuktimurr.wordpress.com/2010/11/06/manajemen/
BAB III
KEADAAN PERUSAHAAN
itu
perusahaan
baru
memperkerjakan
25
karyawan
dan
mengoperasikan tiga buah kendaraan truk distribusi. Sejak saat itu hingga tahun
1980-an, berdiri 11 perusahaan independen di seluruh Indonesia guna
memproduksi dan mendistribusikan produk-produk The Coca-Cola Company.
Pada awal tahun 1990-an, beberapa diantara perusahaan-perusahaan tersebut
mulai bergabung menjadi satu.
Tepat pada tanggal 1 Januari 2000, sepuluh dari perusahaan-perusahaan
tersebut bergabung dalam perusahaan-perusahaan yang kini dikenal sebagai CocaCola Bottling Indonesia. Saat ini, dengan jumlah karyawan sekitar 10.000 orang,
jutaan krat produk Coca-Cola didistribusikan dan dijual melalui lebih dari 400.000
gerai eceran yang tersebar di seluruh Indonesia 2 .
http://www.coca-colabottling.co.id/ina/ourcompany/index.php
perusahaan
dalam
sumber
daya
manusia
ialah
General Manajer
Foodstrore
Manajer
ASM
Horeca
ASM
BD
Area Mkt.
Manager
CSS
Manager
ASM West
ASM East
General Manajer
General Manager adalah jabatan tertinggi yang memegang suatu perusahaan. Seorang
General Manager bertanggung jawab penuh dengan segala sesuatu yang terjadi di PT. Coca-Cola
Bottling Indonesia. Saat
3.5.2
Foodstore Manager
Foodstore Manager adalah bagian yang bertugas sekaligus bertanggung jawab pada
perusahaan atas kegiatan perusahaan yang behubungan dengan produk (minuman) perusahaan. Pada
bagian ini menentukan kualitas dan kuantitas produk (minuman) yang akan dan sudah diproduksi
oleh PT. Coca-Cola Bottling Indonesia Begitupun semua bagian yang dipimpinnya seperti :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
KAO MFS
7.
DSD Coordinator
8.
Merchandiser
3.5.3
jawab pada perusahaan atas kegiatan penjualan beserta marketingnya serta berperan penting bagi
kemajuan financial PT. Coca-Cola Bottling Indonesia. Begitupun semua bagian yang dipimpinnya
seperti :
1.
2.
3.
4.
CSS Manajer
5.
6.
BAB IV
PERMASALAHAN KASUS
Coca-Cola mengatur operasi globalnya melalui 25 divisi operasi yang terorganisasi dibawah 6
kelompok regional: Amerika Utara, Eropa, Asia Pasifik, Timur Tengah, Afrika dan Amerika Latin.
Fungsi perusahaan manajemen sumber daya manusia adalah menyatukan semua divisi yang berbeda
kedalam keluarga Coca-Cola. Pencapaian manajemen sumber daya manusia perusahaan dengan dua
cara:
1.
2.
Membangun kelompok internasional level eksekutif untuk tanggung jawab manajemen senior
dimasa datang.
Salah satu misi kelompok sumber daya manusia perusahaan dengan membangun dan mendirikan
sebuah filosofi di seluruh dunia yang mana bisnis lokal dapat membangun pelatihan sumber
daya manusianya. Contohnya, untuk mendapatkan kebijakan standar kompensasi untuk semua operasi
nasional, Coca-Cola memiliki filosofi kompensasi yang sama, total kompensasi harus kompetitif
dengan perusahaan terbaik di pasar lokal. Dua kali setahun kelompok manajemen sumber daya manusia
perusahaan juga menerapkan sesi pelatihan manajemen sumber daya manusia dua kali seminggu untuk
staf sumber daya manusia dari setiap 25 divisi operasional. Sesi ini memberikan gambaran dari filosofi
manajemen sumber daya manusia perusahaan dan membicarakan bagaimana bisnis lokal bisa
mengartikan filosofi itu pada kebijakan manajemen sumber daya manusia. Coca-Cola menemukan
bahwa pembagian informasi adalah salah satu keuntungan yang baik dari membawa manajemen
sumber daya manusia profesional secara bersama-sama. Contohnya, alat-alat yang dikembangan di
Brazil cocok dengan masalah spesifik dari manajemen sumber daya manusia yang mungkin berguna
juga di Australia. Sesi ini menyediakan sarana untuk manajemen sumber daya manusia profesional
berkomunikasi dan belajar satu sama lain, dan memfasilitasi tukar informasi yang cepat dari inovasi
dan alat nilai-nilai manajemen sumber daya manusia dari regional ke regional.
Sebanyak mungkin, Coca-Cola menjalin hubungan antara staf operasionalnya dengan staf lokal.
Menurut seorang eksekutif senior: kami mencoba membatasi jumlah dari expatriat di suatu wilayah
karena umumnya orang lokal mempunyai persiapan yang lebih baik untuk melakukan bisnis di tempat
lokasi mereka sendiri. Bagaimanapun, expatriat lebih dibutuhkan karena dua alasan utama: pertama,
untuk mengisi kebutuhan skill yang spesifik yang mungkin tidak ada di beberapa lokasi. Contohnya:
ketika Coca-Cola memulai operasi di Eropa Timur, mereka membawa ekpatriat dari Chicago untuk
mengisi manajer keuangan. Alasan kedua, dengan menggunakan expatriat untuk meningkatkan
kemampuan dasar mereka sendiri. Coca-Cola percaya bahwa karena mereka perusahaan global,
manajer-manajer senior harus memiliki pengalaman internasional.
Sejak tahun 1995, Coca-Cola Amatil Indonesia (CCAI) membuat suatu program yang
dinamakan Graduate Trainee Program (GTP), yang merupakan bagian dari pengembangan SDM. GTP
merupakan pelatihan terstruktur selama satu tahun bagi professional muda/lulusan baru untuk
membentuk pemimpin masa depan yang dinamis, berdedikasi tinggi dan tanggap. Para lulusan GTP
diyakini akan bisa menempati posisi manajerial tingkat menengah melalui pengembangan terarah dan
dalam waktu lebih cepat. Sejak tahun 1995 program ini telah menghasilkan delapan grup, yang
sebagian dari mereka telah menduduki posisi kepemimpinan di dalam perusahaan.
Graduate Trainee Program berjalan sekitar 12 bulan yang akan membekali peserta dengan
kemampuan memimpin dan pelatihan profesional yang dibutuhkan dalam mencapai keberhasilan di
perusahaan multinasional. Dibutuhkan komitmen yang kuat untuk menghadapi tantangan ini sebagai
kesempatan untuk berkembang. Jika bisa melalui seluruh proses pengembangan ini, maka mereka akan
menjalani peran sebagai pemimpin dan dapat menikmati remunerasi yang menarik.
Untuk bisa bergabung, calon peserta harus Sarjana lulusan universitas terkemuka dengan nilai
yang baik, diutamakan S2 dan memiliki pengalaman kerja maksimal 1 tahun. Selain itu calon peserta
harus mempunyai pengalaman akademis yang sangat baik dan kegiatan ekstrakurikuler, memiliki
kemampuan berbahasa Inggris dan Bahasa Indonesia yang baik, serta bersedia untuk berpergian dan
siap ditempatkan di seluruh Indonesia. 3
Meskipun para lulusan GTP akan menempati posisi manajerial, namun hanya sebatas level
menengah. Sedangkan untuk posisi manajer level atas (top manager) biasanya diisi dengan expatriate.
Hal tersebut yang menyebabkan banyaknya karyawan yang berpotensi mengundurkan diri untuk
mengembangkan karir dengan perusahaan lain (leverage).
http://www.coca-colaamatil.co.id/ina/peopledev/index.php?act=graduatetrain
BAB V
PEMBAHASAN
Manajemen sumber daya manusia yang strategis didefinisikan sebagai adanya keterkaitan antara
SDM dengan tujuan dan sasaran strategis untuk meningkatkan kinerja bisnis dan mengembangkan
budaya organisasi yang mendorong inovasi dan fleksibilitas untuk memampukan organisasi dalam
mencapai tujuannya. Definisi ini mengatakan bahwa departemen sumber daya manusia harus menjadi
mitra strategis, di mana departemen sumber daya manusia tidak hanya sekedar pendukung, tetapi juga
harus menjadi penentu strategi. Oleh karena itu, departemen sumber daya manusia harus terlibat dalam
perumusan strategi perusahaan.
Untuk mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan perusahaan dalam hubungannya dengan faktor
penentu untuk keberhasilan usaha, serta peluang dan tantangan dalam hubungannya dengan lingkungan
yang dihadapi maka dilakukan analisis SWOT (Strength, Weakness, Opportunity, Threat).
1.
Kekuatan (Strength)
Struktur organisasi telah ada. Dengan menggunakan struktur organisasi yang ada diharapkan
tidak terjadi perangkapan jabatan pada setiap departemen, sehingga seluruh aktivitas
perusahaan berjalan lancar. Dengan adanya uraian pekerjaan yang jelas dari setiap jabatan,
akan membantu karyawan dalam melaksanakan tugas yang menjadi tanggung jawabnya, di
mana perusahaan telah membuat uraian tugas, sebagai arahan dan pedoman bagi karyawan
dalam melaksanakan pekerjaan.
Sudah ada pendidikan dan pelatihan yang mendukung kebutuhan jangka penjang. Coca-Cola
Amatil Indonesia sudah mempunyai fast track program (program percepatan) sejak tahun
1995 yang dikenal dengan Graduate Training Program sebagai sarana pengembangan karir
karyawan yang merupakan salah satu faktor dalam peningkatan jenjang jabatan. GTP
diadakan bertujuan membentuk pemimpin masa depan yang dinamis, berdedikasi tinggi dan
tanggap, sehingga para lulusan GTP diyakini akan bisa menempati posisi manajerial tingkat
menengah melalui pengembangan terarah dan dalam waktu lebih cepat. Di dalam GTP mereka
akan mendapatkan off the job training di kelas selama 2 bulan, kemudian 6 bulan on the job
training di sales center sebagai tenaga penjual (sales force) dan 1 bulan on the job training di
pabrik. Setelah itu mereka akan melakukan presentasi akhir sebagai evaluasi dari training
yang telah mereka jalankan.
Ketentuan standar persyaratan jabatan yang ada saat ini sudah bersifat terbuka. Hal ini terlihat
dari persyaratan calon peserta Graduate Training Program yang mengharuskan si pelamar
mempunyai gelar Sarjana dengan nilai yang baik, diutamakan S2 dan memiliki pengalaman
kerja maksimal 1 tahun. Selain itu calon peserta juga harus mempunyai pengalaman akademis
yang sangat baik dan kegiatan ekstrakurikuler, memiliki kemampuan berbahasa Inggris dan
Bahasa Indonesia yang baik. Hal tersebut bertujuan untuk memudahkan dalam pemilihan
kader yang tepat dan berpotensi tinggi.
2.
Kelemahan (Weakness)
Peluang (Opportunity)
Salah satu cara meningkatkan pengetahuan dan kemampuan karyawan ialah melalui sarana
pendidikan dan pelatihan. Dengan adanya Graduate Training Program, maka perusahaan
memiliki peluang besar untuk menarik tenaga kerja dari luar perusahaan yang siap pakai yang
berlatar belakang pendidikan Sarjana (S1/ S2) sehingga kebutuhan perusahaan akan tenaga
kerja potensial dapat terpenuhi
4.
Ancaman (Threat)
Saat ini semakin banyak perusahaan memerlukan tenaga kerja yang berpendidikan dan
berpengalaman yang siap pakai. Hal ini perlu tanggapan positif dari perusahaan karena
dikhawatirkan tenaga kerja berpotensi yang dimiliki akan lari ke perusahaan lain. Oleh karena
itu, perusahaan perlu membuat strategi perencanaan dan pengembangan karir yang baik,
sehingga perusahaan tidak perlu khawatir akan terancam kehilangan tenaga kerja yang
berpotensi
Dilihat dari analisis SWOT, maka peran manajer sumber daya manusia menjadi penentu
strategi mana yang akan dipakai, sehingga perannya tidak lagi sekedar menyesuaikan aktivitasnya
dengan strategi atau terfokus pada administrasi kepegawaian semata, tetapi sebagai pihak yang harus
terlibat dalam pengambilan keputusan. Berdasarkan hal ini maka fungsi manajemen sumber daya
manusia mempunyai peran baru (terutama untuk manajernya) yaitu menjadi pembentuk perubahan
dengan peran berpartisipasi dalam pertemuan yang membahas proses perubahan dan pembentukan misi
dan tujuan, menjadi konsultan bagi organisasi, menjadi pembentuk dan pelaksana strategi dengan
memahami strategi dari semua divisi yang ada dalam perusahaan.
Pola perencanaan dan pengembangan karir yang akan diterapkan sebaiknya mengarah pada
bagaimana dengan adanya perencanaan dan pengembangan karir dapat menentukan karyawan pada
jabatan yang sesuai dengan keahlian dan pengalamannya. Dan dalam penyusunannya diharapkan dapat
melibatkan wakil dari karyawan, bagian personalia (HRD) dan direksi. Hal ini menunjukkan bahwa
perencanaan dan pengembangan karir merupakan sesuatu yang penting. Untuk itu, perlu adanya
ketentuan dan penetapan yang jelas, sehingga informasi tersebut dapat diketahui oleh seluruh karyawan
dan dapat memacu karyawan untuk ikut bekerja lebih giat dan menyumbangkan pemikirannya dalam
rangka pengembangan sumber daya manusia di perusahaan. Di dalam melakukan penyusunan,
diharapan memiliki dasar yang mengandung unsur-unsur keterbukaan, kerja sama, dan keteladanan. Di
samping itu juga perlu dilakukan penyusunan persyaratan jabatan yang menetapkan persyaratan
minimal yang harus dipenuhi oleh setiap karyawan yang akan menduduki jabatan struktural di
perusahaan, memperbaiki mekanisme sistem penempatan (promosi dan mutasi) karyawan dengan
mempertimbangkan prestasi kerja, pengalaman dan lamanya menduduki jabatan, membuat
perencanaan pendidikan dan pelatihan berkaitan dengan penjenjangan jabatan disertai penyediaan
anggaran yang cukup untuk program pendidikan dan pelatihan, dan membuat ketentuan yang jelas
tentang persyaratan untuk mendapatkan pengetahuan dan keterampilan dalam rangka pengembangan
karir.
Perencanaan karir karyawan staf harus dapat menggambarkan suatu keputusan bersama yang
berkaitan dengan pengkaderisasian tenaga kerja. Dari hasil tersebut diharapkan perencanaan karir yang
disetujui lebih memperjelas jalur karir para karyawan staf sehingga produktivitas perusahaan
meningkat
BAB VI
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
1.
Sistem kebijakan staf dari Coca-Cola adalah pendekatan geosentris di mana Coca-Cola
menggunakan karyawan lokal di negara tempat mereka berbisnis dan menggabungkannya
dengan ahli manajemen dari luar negeri (expatriate). Coca-Cola memahami bahwa terdapat
kekurangan dan kelebihan pada budaya yang ada sehingga perlu dibuat adanya penyesuaian
budaya dengan menggabungkan keduanya untuk membentuk budaya yang baru yang lebih
kuat dan efektif.
2.
Filosofi Coca-Cola adalah berpikir global dan bertindak lokal yang menggambarkan
mentalitas manajemen Coca-Cola, yang dapat diartikan memiliki strategi yang global tetapi
dalam prakteknya menerapkan aturan-aturan lokal di suatu negara.
3.
Strategi dari manajemen sumber daya manusia Coca-Cola adalah berusaha untuk memasuki
pasar sasaran dengan menggunakan sumber daya yang ada di negara sasaran tersebut karena
umumnya pekerja lokal lebih mengetahui mengenai situasi dan lebih siap dalam memasuki
pasar yang ada.
4.
Perusahaan telah memiliki struktur organisasi dan uraian pekerjaan secara jelas
5.
Ketentuan standar persyaratan jabatan yang ada saat ini sudah bersifat terbuka.
6.
Dengan adanya Graduate Training Program, maka pelaksanaan pendidikan dan pelatihan
sudah dilakukan secara terencana dan disesuaikan dengan perencanaan dan pengembangan
karir karyawan
7.
Saran
1.
Perusahaan harus mempunyai career planning workbook yang mantap karena dapat menjadi
acuan bagi perencanaan dan pengembangan karir karyawan
2.
Jalur karir yang ada pelaksanaannya agar disesuaikan perencanaan karir yang telah tergambar
pada perusahaan, sehingga para karyawan dapat bekerja dengan giat dan termotivasi yang
pada akhirnya akan memberikan manfaat positif bagi perusahaan
3.
4.
Untuk menjaga kinerja perusahaan maka perusahaan perlu mengelola karir dan
mengembangkannya dengan baik supaya produktivitas karyawan tetap terjaga dan mampu
mendorong karyawan untuk selalu melakukan hal yang terbaik. Oleh karena itu, diperlukan
program pengembangan karir seperti pengadaan career planning workshop secara berkala
untuk menambah wawasan yang berhubungan dengan karir, menggunakan jasa career
counselor dari luar, menyediakan layanan informasi yang baik seperti job posting, skill
inventory, career path, dan career resourches center yang memuat kumpulan berbagai materi
pengembangan karir dan juga akan melindungi di mana pekerja dapat melakukan self
assessment, menerima bimbingan dan berpikir strategi tentang karir.
DAFTAR PUSTAKA