Anda di halaman 1dari 3

CARA PENGUKURAN

DO OKSIGEN
TERLARUT

Disusun oleh :
RIA NUGRAHANINGSIH, S.Pi
PENYULUH PERIKANAN KAB.
KLATEN

KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL


DINAS PERTANIAN KABUPATEN
KLATEN
TAHUN 2014

Oksigen terlarut (dissolved


oxygen, disingkat DO) atau
sering juga disebut dengan
kebutuhan
oksigen
(Oxygen
demand) merupakan salah satu
parameter
penting
dalam
analisis kualitas air. Nilai DO
yang biasanya diukur dalam
bentuk
konsentrasi
ini
menunjukan jumlah oksigen (O2)
yang tersedia dalam suatu
badan air. Semakin besar nilai
DO pada air, mengindikasikan air
tersebut memiliki kualitas yang
bagus. Sebaliknya jika nilai DO
rendah, dapat diketahui bahwa
air tersebut telah tercemar.
Pengukuran
DO
juga
bertujuan melihat sejauh mana
badan air mampu menampung
biota air seperti ikan dan
mikroorganisme.
Selain
itu
kemampuan
air
untuk
membersihkan pencemaran juga

ditentukan
oleh
banyaknya
oksigen dalam air. Oleh sebab
pengukuran
parameter
ini
sangat dianjurkan disamping
parameter lain seperti kob dan
kod.
Tabel Bahan Yang digunakan
Bahan
Botol BOD

MnSO4
NaOH
dalam KI
H2SO4
pekat

Ukura
n

Keterangan

125
ml

1 ml

Mengikat
oksigen dalam
air sampel

1 ml

Mengikat
oksigen dalam
air sampel

1 ml

Mengurai
oksigen dalam
air sampel

Na2S2O3
0,025 N

Sebagai titran
titrasi uji
kelarutan
oksigen

Indikator

Sebagai

amilum

tetes

indikator dalam
uji kelarutan
oksigen.

Metode yang digunakan dalam


pengukuran
kadar
oksigen
terlarut
adalah
Mengambil sampel air dengan
menggunakan botol BOD 125 ml
(tidak boleh ada udara yang
masuk),

Kemudian menambahkan 1 ml
MnSO4 dan 1 ml NaOH dalam
KI,
Tutup botol tersebut dan kocok
hingga larutan homogen dan
terjadi endapan.
Langkah
selanjutnya
menambahkan 1 ml H2SO4
pekat
kemudian
menutup
botol BOD,
kocok sampai endapan hilang
dan larutan berwarna kuning,

setelah itu memasukkan 50 ml


sampel ke dalam erlenmeyer
250 ml.
Melakukan titrasi dengan
0,025 N Na2S2O3 hingga
larutan berwarna kuning
muda.
Menambahkan 2 tetes amilum,
apabila timbul warna biru
kemudian
Melanjutkannya
dengan titrasi Na2S2O3 0,025
N hingga bening.

Untuk
mengetahui
berapa
jumlah volume titran dengan
membaca skala penurunan titran
dan memasukkan dalam rumus :

Titrasi merupakan salah


satu
teknik
analisis
kimia
kuantitatif yang dipergunakan
untuk menentukan konsentrasi
suatu larutan tertentu, dimana
penentuannya
menggunakan
suatu larutan standar yang
sudah diketahui konsentrasinya
secara
tepat.
Pengukuran
volume dalam titrasi memegang
peranan yang amat penting
sehingga ada kalanya sampai
saat ini banyak orang yang
menyebut titrasi dengan nama
analisis volumetri.
Larutan yang dipergunakan
untuk penentuan larutan yang
tidak diketahui konsentrasinya
diletakkan di dalam buret dan

larutan ini disebut sebagai


larutan standar atau titran atau
titrator, sedangkan larutan yang
tidak diketahui konsentrasinya
diletakkan di Erlenmeyer dan
larutan ini disebut sebagai
analit.
Titran ditambahkan sedikit
demi sedikit pada analit sampai
diperoleh keadaan dimana titran
bereaksi
secara
equivalen
dengan analit, artinya semua
titran habis bereaksi dengan
analit
keadaan
ini disebut
sebagai titik equivalen.
Mungkin kamu bertanya
apabila kita menggunakan dua
buah larutan yang tidak bewarna
seperti H2SO4 dan NaOH dalam
titrasi, bagaimana kita bisa
menentukan titik equivalent?
Titik
equivalent
dapat
ditentukan
dengan
berbagai
macam cara, cara yang umum
adalah dengan menggunakan

indicator. Indikator akan berubah


warna
dengan
adanya
penambahan sedikit mungkin
titran, dengan cara ini maka kita
dapat langsung menghentikan
proses titrasi.
Sebagai
contoh
titrasi
H2SO4 dengan NaOH digunakan
indicator fenolpthalein (pp). Bila
semua larutan H2SO4 telah
habis bereaksi dengan NaOH
maka
adanya
penambahan
sedikit mungkin NaOH larutan
akan berubah warna menjadi
merah mudah. Bila telah terjadi
hal yang demikian maka titrasi
pun kita hentikan.
Keadaan
dimana
titrasi
dihentikan
dengan
adanya
berubahan
warna
indicator
disebut sebagai titik akhit titrasi.
Titrasi yang bagus memiliki titik
equivalent
yang
berdekatan
dengan titik akhir titrasi dan
kalau bisa sama.

Perhitungan titrasi
pada rumus:

didasarkan

V.N titran = V.N analit


Dimana V adalah volume dan N
adalah normalitas. Kita tidak
menggunakan
molaritas
(M)
disebabkan
dalam
keadaan
reaksi
yang
telah
berjalan
sempurna (reagen sama-sama
habis bereaksi) yang sama
adalah mol-equivalen bukan mol.
Mol-equivalen dihasilkan dari
perkalian
normalitas
dengan
volume.

Anda mungkin juga menyukai