Anda di halaman 1dari 3

Pendahuluan

Ikan botia (Chromobotia


macracanthus) yang berparas
amat
cantik
ini
daerah
penyebarannya di sungai-sungai
Sumatera
dan
Kalimantan.
Kecantikannya membuat ikan hias
ini cukup laris, balk di pasar lokal
maupun ekspor.
Umumnya,
ikan
botia
diperjualbelikan dalam ukuran
antara 1-3 inchi atau 2,5 7,5
cm. Botia berukuran besar, yakni
di atas 5 inchi dilarang untuk
diperjualbelikan. Tujuannya untuk
melindungi botia dari kepunahan
karena penangkapan ikan secara
besar-besaran.
Pemilihan induk
Hingga saat ini, induk botia
masih didatangkan dari alam atau
harus
dibeli
di
tempat
penangkapan. Induk kemudian
dipelihara
dalam
tempat
pemeliharaan yang tertutup atau

wadah
pemeliharaannya
dilengkapi tutup agar sinar tidak
banyak masuk. Adaptasi untuk
matang gonad ikan ini agak lama
sekitar 8-10 bulan. Induk yang
matang gonad ditandai dengan
gendutnya induk betina. Cara
kanulasi
atau
kateterisasi
merupakan cara yang paling
efektif
untuk
menentukan
kematangan
gonad.
Apabila
ukuran telur sudah mencapai 1,1
1,2 mm ikan dapat dipijahkan.
Untuk induk jantan dapat dilihat
dengan pengurutan dan bila
sudah dapatkeluar sperma yaitu
cairan putih susu berarti dia
matang.

kedua 0,6 ml dengan interval


waktu 6 jam. Untuk induk jantan
0,6 ml/kg cukup bersamaan
dengan suntikan pertama induk
betina.
Setelah
penyuntikan,
dilanjutkan dengan pengeluaran
sperma dan telur induk dengan
cara stripping.
Stripping pada induk jantan
dilakukan
bila
induk
sudah
tampak gelisah dan berenang
dengan mengibas-ngibaskan ekor.
Tahapan stripping pada induk
jantan adalah sebagai berikut.

Pemijahan induk
Perbanyakan
botia
dilakukan
melalui
pemijahan
buatan,
yakni
dengan
cara
menyuntikkan
hormon
pada
induk-induk terpilih. Untuk induk
betina kadar digunakan 1,0 ml/kg
berat badan induk dengan dua
kali suntik. Pertama 0,4 ml dan

Setelah
induk
jantan
ditangkap, lap tubuhnya
hingga kering agar sperma
yang
diambil
tidak
tercampur air, kemudian
bias menggunakan MS22
atau phenoxy ethanol 0,3
m1/I air.
Sedot
sperma
menggunakan spuit berisi
garam kemudian tampung
ke dalam wadah berupa
mangkuk kecil.

Encerkan sperma dengan


menambahkan
larutan
garam
fisiologis
(perbandingan 1 : 3 hingga 1 :
4). Simpan dalam suhu
dingin seperti kulkas atau
ice box. Sperma ini dapat
tahan sampai 4 6 jam,

Sementara stripping induk


betina dapat dilakukan dengan
cara sebagai berikut,

Seperti halnya pada induk


jantan, sebelum stripping
clilakukan
induk
betina
harus dalam kondisi kering
untuk selanjutnya dilakukan
pembiusan.
Setelah
dibius,
lakukan
pengurutan hingga telur
keluar. Tampung telur pada
wadah berupa mangkuk
atau
piring
yang
permukaannya halus.
Bila ketika diurut masih
terasa
berat,
tunggu
sejenak
hingga
terasa
ringan kembali.

Lakukan pengurutan sedikit


demi sedikit hingga telur
habis.

Setelah proses stripping


induk jantan dan betina dilakukan,
campur sperma dan telur sambil
dialiri
air
bersih,
kemudian
goyang-goyangkan
hingga
merata. Setelah sate menit, cuci
dengan air bersih beberapa kali.
Penetasan telur botia paling
bagus ditempat yang berbentuk
corong dengan Aran air yang
halus. Air untuk menetaskan telur
sebaiknya air yang sudah tua
Telur akan menetas ditempat
penetasan sekitar 19 jam bila
suhu optimal yaitu antara 26-27
C.
Pemeliharaan
pemijahan

pasca

Larva yang menetas akan


lebih baik dipelihara dalam corong
sampai 4 hari yaitu sampai makan
artemia. Baru sesudah itu larva

dapat dipinclahkan ke
pemeliharaan
larva
akuarium atau bak.

tempat
seperti

Ikan botia daya tetasnya


masih rendah Baru sekitar 40%.
Hal ini karena induk botia
umumnya
susah
beradaptasi.
Namun
demikian,
bila
dirawatdengan
balk,
peluang
hidup larva bisa mencapai 8090%.

BUDIDAYA
IKAN BOTIA

Oleh : Ria Nugrahaningsih, SPi


Penyuluh Perikanan
Kabupaten Klaten

Kelompok Jabatan Fungsional


Dinas Pertanian Kabupaten
Klaten
2014

Anda mungkin juga menyukai