Anda di halaman 1dari 21

Kajian

otonomi daerah
terhadap
perkembangan wilayah
Luqman Raharjo
Alif Anggarda
Laksmita Dwi H.
Nadira Dwiputri

3613100067
3613100068
3613100069
3613100070

outline pembahasan
LATAR
BELAKANG

Tinjauan
pustaka

GAMBARAN
UMUM

PEMBAHASAN

Perkembangan
Wilayah, Otonomi
Daerah, dan
Disparitas Wilayah

Gambaran Umum
Permasalahan dan
Identifikasi
Masalah

Analisis
Permasalahan
dan Konsep
Penanganan

kesimpulan

Latar Belakang
Perencanaan wilayah merupakan suatu
perencanaan
yang
dilakukan
secara
komprehensif atau keseluruhan dimana
ada setiap era-nya, perencanaan wilayah
mengalami perkembangan.

Di Jawa Timur, masih terjadi


kesenjangan wilayah sebelum dan
sesudah otonomi daerah ditetapkan.

Pada tahun krisis moneter (sebelum 2000),


terjadi penurunan ekonomi yang drastis,
sehingga dibutuhkan perencanaan baru
untuk memperbaiki ekonomi yaitu dengan
cara menetapkan otonomi daerah

Maka dari itu, perlu dilakukan kajian


sebelum
dan
sesudah
adanya
otonomi
daerah
terhadap
ketimpangan wilayah, apakah ada
penurunan atau bahkan peningkatan.

tinjauan pustaka
PERKEMBANGAN WILAYAH
Menurut Dodi (2002), perkembangan wilayah
adalah upaya untuk memacu perkembangan sosial
ekonomi, mengurangi kesenjangan wilayah dan
menjaga kelestarian lingkungan hidup.
Perkembangan wilayah dibutuhkan untuk mengkaji
kondisi sosial, budaya, ekonomi, politik dan
geografis secara terpadu yang berbeda antara
satu wilayah dengan lainnya.

tinjauan pustaka
OTONOMI DAERAH
Menurut Undang-Undang No, 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah,
otonomi daerah yaitu pemberian kewenangan yang luas, nyata, dan
bertanggung jawab kepada daerah secara proporsional, yang diwujudkan
dengan pengaturan, pembagian, dan pemanfaatan sumber daya nasional,
serta perimbangan keuangan Pusat dan Daerah, sesuai dengan prinsipprinsip demokrasi, peran-serta masyarakat, pemerataan, dan keadilan, serta
potensi dan keanekaragaman Daerah, yang dilaksanakan dalam kerangka
Negara Kesatuan Republik Indonesia.

tinjauan pustaka
DISPARITAS WILAYAH
Menurut Chaniago et al (2000), Kesenjangan diartikan sebagai suatu
kondisi yang tidak seimbang atau ketidakberimbangan atau
ketidaksimetrisan.
Menurut Adelman dan Moris dalam Kuncoro (1997), kesenjangan
pendapatan di daerah ditentukan oleh jenis pembangunan ekonomi
yang ditunjukkan oleh ukuran negara, sumber daya alam, dan
kebijakan yang dianut. Dengan kata lain, faktor kebijakan dan dimensi
struktural perlu diperhatikan selain laju pertumbuhan ekonomi.

gambaran umum
Pendapatan Per Kapita Provinsi Jawa Timur Tahun 2010

Provinsi Jawa Timur terdiri


dari 28 Kabupaten dan 10 Kota.

Sejak diberlakukannya otonomi daerah,


setiap daerah berlomba-lomba
membangun daerahnya menjadi lebih
baik, dengan harapan seluruh
masyarakat di masing-masing daerah
tersebut dapat memperoleh
kesejahteraan & kemakmuran.

identifikasi masalah
Masih terjadinya ketimpangan
wilayah setelah dan sebelum
otonomi daerah, walaupun
mengalami penurunan.

alat analisis
1.
2.
3.

Indeks Williamson
Indeks Entropi Theil
Analisis Regresi Linier

analisis permasalahan
sebelum otonomi daerah

Nilai ini dikatakan mampu


mengejar wilayah Kabupaten/Kota
di Jawa Timur yang tingkat
pendapatan perkapitanya lebih
tinggi dengan nilai 0,34

analisis permasalahan
sebelum otonomi daerah

Terdapat 26
Kabupaten/kota
tertinggal di Jawa Timur

analisis permasalahan
sesudah otonomi daerah

Nilai ini dikatakan mampu


mengejar wilayah
Kabupaten/Kota di Jawa Timur
yang tingkat pendapatan
perkapitanya lebih tinggi
dengan nilai 0,34

analisis permasalahan
sesudah otonomi daerah

Nilai indeks williamson yang


semakin kecil menunjukkan
berkurangnya kesenjangan wilayah
(dilihat dari pendapatan per kapita
dan penduduk) dengan dibantunya
infrasturktur

analisis permasalahan
sesudah otonomi daerah

Terdapat 19
Kabupaten/kota
tertinggal di Jawa Timur

analisis permasalahan
sesudah otonomi daerah

Tingkat inflasi
berpengaruh positif
terhadap disparitas.
Hal ini terlihat dari
pencapaian inflasi
tahunan Jawa Timur
selama periode 20012010 sebesar 8,21
persen per tahun.

Tingkat Inflasi di Jawa Timur Tahun 2001-2010

analisis permasalahan
sesudah otonomi daerah

Semakin meningkat laju


pertumbuhan ekonomi Jawa
Timur, maka semakin rendah
pula tingkat kesenjangan
pendapatannya.

Laju Pertumbuhan Ekonomi dan Tingkat Kesenjangan Pendapatan di Jawa


Timur Tahun 2001-2010

analisis permasalahan
sesudah otonomi daerah

HASIL PENGUJIAN INDEKS WILLIAMSON

Indeks Disparitas Jawa Timur


Sebelum Otonomi
Daerah

Setelah Otonomi
Daerah

0,082

0.104

Faktor-faktor yang mempengaruhi


disparitas wilayah di Jawa Timur:
1. Perkembangan PDRB
2. Jumlah Penduduk
3. APBD (sisi pengeluaran)
Rata-rata indeks disparitas wilayah di
Jawa Timur sebelum era otonomi
daerah adalah 0.1186
Rata-rata indeks disparitas wilayah di
Jawa Timur setelah era otonomi
daerah adalah 0.0709

analisis permasalahan

Faktor penyebab disparitas setelah


otonomi daerah di Jawa Timur
Inflasi tinggi
Pembangunan infrastruktur belum
merata
Pemberdayaan sumber daya alam
belum optimal
Pemberdayaan manusia belum optimal

analisis permasalahan

Menurut Arsyad (2004) faktor penyebab disparitas


Pertambahan penduduk tinggi = menurunnya
pendapatan perkapita
Pendapatan > produksi barang
Tidak meratanya pembangunan antar daerah
Investasi terpusat pada proyek padat modal
Rendahnya mobilitas sosial
Pelaksanaan kebijakan industri subtitusi impor
Hancurnya industri kerajinan

konsep penanganan
Pemberdayaan sumber daya
Merumuskan sistem inovasi
masing-masing daerah
Memprioritaskan pembangunan
wilayah daerah tertinggal
Menerapkan sistem ruralurban linkage

kesimpulan
Disparitas di Jawa Timur masih
terjadi setelah otonomi daerah,
walaupun sudah menurun.
Terdapat lima faktor yang
mempengaruhi, yaitu:
Inflasi tinggi
Pembangunan infrastruktur belum
merata
Pemberdayaan sumber daya alam
belum optimal
Pemberdayaan manusia belum
optimal

THANK
YOU

Anda mungkin juga menyukai