yang lambat pertumbuhannya. Untuk membesarkan benih ukuran 2-3 cm Sampai siap konsumsi (500 g) diperlukan waktu sekitar 1,5 tahun. Wajar bila banyak yang enggan mengusahakannya. Kini hal ltu bisa diatasi dengan menerapkan pola budidaya secara bertahap. Pemeliharaan di kolam intensif selama 12-14 bulan Osphronemus gouramy, itu mencapai bobot 500 g/ekor. Dengan segmentasi, Beternak gurami lebih cepat, setiap tahap 3-4 bulan, sehingga kalau ada yang membutuhkan, tinggal dipanen. Tak perlu dibesarkan hingga ukuran konsumsi. Untung yang diraih per segmen budidaya pun jelas. Misalnya, benih ukuran wadah korek (4-5 cm) dibeli seharga Rp 1.250/ekor. Jika ditebar 3.000 benih di kolam seluas 100 m2.Tiga bulan berikutnya dipanen ukuran bungkus rokok (10 cm). Harganya bisa 2 kali lipat. Dengan kematian 10% petani bisa mengantongi Rp3juta belum termasuk biaya pakan dan tenaga kerja. Pemeliharaan gurami di kolarn intensif per segmen menghemat waktu
2-4 bulan. Dengan cara itu perputaran
modal juga cepat. Selain itu ukuran kolam budidaya tidak luas, 100-500 m2 tapi dalam jumnlah banyak. Selain kolam pendederan. ada yang untuk pembesaran. Kesehatan ikan dapat dikontrol sehingga kegagalan panen akibat penyakit dapat diminimkan.
Petani juga bisa memulai usaha
dan benih ukuran wadah korek, lalu dibesarkan hingga seukuran bungkus rokok (9-10cm). Atau dimulai dan benih ukuran bungkus rokok sampai siap konsumsi. Sebelum mulai usaha perlu mengetahui syarat-syarat lokasi sehingga gurami tumbuh dengan baik.
TERGANTUNG MODAL
SYARAT LOKASI
Petani bermodal minim bisa
memulai usaha dan pembenihan. modal besar, pembesaran. Semua segmen budidaya pun tidak masalah. Toh, jika tidak ada permintaan benih bisa dibesarkan lagi hingga siap konsumsi.
Gurami termasuk ikan yang
mudah dibudidayakan. Ia bisa hidup di sembarang tempat. Meskipun demikian, pemilihan lokasi yang tepat juga perlu diperhatikan. Di lokasi berketinggian 20400 m dpl pertumbuhan ikan cukup baik. Namun, di dataran tinggi, 800 m dpl pertumbuhannya agak lambat.
Pembenih hanya menghasilkan
benih ukuran kuku (2-3 cm). Modal yang diperlukan sepasang induk dan wadah penetasan, seperti ember, bak fiber, atau akuarium. Perawatan larva sampai burayak di akuarium lebih mudah. Selain kesehatannya mudah di kontrol juga bisa diusahakan di lahan terbatas. Pembesaran pilihannya lebih banyak. Pertama, membesarkan benih ukuran kuku hingga sebesar wadah korek (45cm).
Lokasi budidaya harus memiliki
suhu dan kualitas air sesuai kemauan gurami. Ia tumbuh baik di daerah bersuhu 25- 28C. Meskipun demikian, ia sangat peka terhadap perubahan suhu. Lokasi yang memiliki perbedaan suhu siang dan malam tinggi kurang baik untuk gurami. Apalagi daerah yang
suhunya seringkali berubah-ubah bisa
menyebabkan ikan stres. Kepekaan gurami terhadap suhu dapat diatasi dengan merekayasa lingkungan hidupnya. Penyebab naiknya suhu adalah panas matahari. Ketika cuaca panas tinggi air yang umum digunakan 70 80 cm, ditingkatkan l0-20 cm. Saat penghujan tiba biasanya suhu dingin dan diatasi dengan menurunkan tinggi air. Kualitas air di lokasi mendukung pertumbuhan ikan. Ia harus mengandung cukup mineral dan zat-zat hara yang dibutuhkan. Ketersediaan pakan alami yang cukup bisa meningkatkan kelulusan hidup benih pada tahap awal budidaya. Kadar oksigen tidak berpengaruhi terhadap kehidupan gurami. Ia memiliki labirin yang berfungsi untuk mengambil udara. Angka pH air ideal 6,5- 7, kesadahan 7HD. Air dan sungai atau irigasi teknis bisa dipakai asal tidak tercemar limbah pestisida atau sisa-sisa pembuangan rumah tangga.
Gurami menyukai air yang
bersih. Air kerub dikhawatirkan mengandung kotoran. Jika kotoran itu bercampur sisa-sisa pakan akan terjadi pembusukan. Hal itu memicu timbulnya bakteri, parasit, dan cacing. Pakan gurami harus tersedia secara kontinyu di lokasi. Pelet bisa didatangkan dan daerah lain. Namun, daun sente (Alocasia macrorrhiza), kegemaran gurami terkadang langka. Karena kebutuhan daun-daunan itu cukup besar sebaiknya petani menanamnya di sepanjang pematang kolam.