Data dati peta topografi yang diambil unutk membuat peta aekeologi hanya
satu atau dua unsur saja, tergantung dari skala dan tujuan pembuatan peta
arkeologi itu. Data tersebut digunakan sebagai latar belakang penempatan dan
orientasi secara geografis.
tentu titik awal dan titik akhir akan diplot di peta. Sebelum berjalan catatlah:
- Koordinat titik awal (A).
-
Kita harus tahu titik awal keberangkatan kita, baik di medan maupun di
peta.
Gunakan kompas untuk melihat arah kita, apakah sudah sesuai dengan
tanda medan yang kita gunakan sebagai patokan, atau belum.
dibuatkan lintasan dengan jalan membuat gatis (skala vertical dan horizontal)
yang disesuaikan dengan skala peta. Gambar garis lintasan tersebut (pada peta)
memperlihatkan kemiringan lintasan juga menampang dan bentuk peta. Panjang
lintasan diukur dengan mengalikannya dengan skala peta, maka akan
didapatkan panjang lintasan sebenarnya.
1.3.6 Memahami cara plotting peta
Plotting adalah menggambar atau membuat titik, membuat garis dan tandatanda tertentu di peta. Plotting berguna bagi kita dalam membaca peta. Misalnya
Tim Camp berada pada koordinat titik A (3989 : 6360) + 1400 m dpl. Basecamp
memerintahkan tim Camp agar menuju koordinat titik T (4020 : 6268) + 1301 m
dpl. Maka langkah-langkah yang harus dilakukan adalah:
-
Keadaan dan kondisi medan (misalnya hutan lebat, semak berduri atau
pasir)
adalah kota Jakarta. Bila di sebelah barat Jakarta akan berlaku pengurangan dan
sebaliknya. Sebagai patokan letak lintang adalah garis ekuator (sebagai 0).
Untuk koordinat geografis yang perlu diperlihatkan adalah petunjuk letak peta.
DAFTAR PUSTAKA
Wikipedia
www.webiklans.com/search/peta+topografi+search.
Garudapala.blogspot.com//memahami-peta-topografi
Lisa.ugm.ac.id/chapter_view.php?Arkeologi.Anggraeni.