Anda di halaman 1dari 6

PETA TOPOGRAFI

1.11 Pengertian Peta Topografi


Berasal dari bahasa yunani, tropos yang berarti tempat dan graphi yang
berarti menggambar. Peta topografi memetakan tempat-tempat dipermukaan
bumi yang berketinggian sama dari permukaan laut menjadi bentuk garis-garis
kontur, dengan satu garis kontur mewakili satu ketinggian.
Peta topografi mengacu pada semua cirri-ciri permukaan bumi yang dapat
diidentifikasikan, apakah alamiah atau buatan, yang dapat ditentukan pada posisi
tertentu. Oleh sebab itu, dua unsure utama topografi adalah ukuran relief
(berdasarkan variasi elavasi axis) dan ukuran planimetrik (berdasarkan ukuran
permukaan bidang datar). Peta toppgrafi menyediakan data yang diperlukan
tentang sudut kemiringan, elevasi, daerah aliran sungai, vegetasi secara umum
dan pola urbanisasi. Peta topografi juga menggambarkan sebanyak mungkin ciriciri permukaan suatu kawasan tertentu dalam batas-batas skala.
Peta topografi juga diartikan sebagai peta yang menggambarkan
kenampakan alam (asli) dan kenampakan buatan manusia, diperlihatkan pada
posisi yang benar. Selain itu peta topografi dapat diartikan peta yang menyajikan
infirmasi spasial dari unsur-unsur pada muka bumi dan di bawah bumi meliputi,
batas administrasi, vegetasi dan unsur-unsur buatan manusia.

1.2 Pemanfaatan Peta Topografi


Peta topografi dapat digunakan untuk berbagai macam tujuan, serta dapat
digunakan sebagai peta dasar (base camp) dalam pembuatan peta tematik,
seperti peta arkeologi dan peta turis. Dalam survei arkeologi, peta topografi
berguna untuk memperoleh gambaran umum tentang wilayah yang diteliti.
Dalam kondisi tertentu, misalnya medan survei yang terlalu berat, peta
yang sudah ada dapat dipakai untuk memplotkan temuan arkeologis. Pemetaan
tersebut, meskipun hanya bersifat sementara, sangat efektif untuk menyimpan
dan menyelamatkan data arkeologis.

Data dati peta topografi yang diambil unutk membuat peta aekeologi hanya
satu atau dua unsur saja, tergantung dari skala dan tujuan pembuatan peta
arkeologi itu. Data tersebut digunakan sebagai latar belakang penempatan dan
orientasi secara geografis.

1.3 Pemahaman tentang Peta Topografi


1.3.1 Membaca garis kontur

Penggunaan gunung merupakan rankaian garis kontur berbentuk huruf


U dimana ujung dari huruf U menunjukan tempat atau daerah yang
lebih pendek dari kontur di atasnya.

Lembah atau sungai merupakan rangkaian garis kontur yang berbentuk


< huruf V terbalik > dengan ujung yang tajam.

Daerah landai / datar garis konturnya jarang, sedangkan daerah terjal


atau curam garis konturnya rapat.

1.3.2 Menghitung harga interval kontur


Pada peta skala 1 : 50.000 dicantumkan interval konturnya 25 meter. Untuk
mencari interval kontur berlaku rumus 1 / 2000 x skala peta. Tapi rumus ini tidak
berlaku untuk semua peta, pada peta GUNUNG MERAPI/1408-244/JICA
TOKYO-1997/1:25.000, tertera dalam legenda peta interval konturnya 10 ,eter
sehingga berlaku rumus yang baku, namun dapat dicari dengan: cari dua titik
ketinggian yang berbeda atau berdekatan. Misalnya titik A dan B. hitung selisih
ketinggian antara A-B dengan jumlah kontur antara A-B, hasilnya adalah interval
kontur.
1.3.3 Utara peta
Setiap kali menghadapi peta topografi, pertama-tama carilah utara peta
tersebut. Selanjutnya lihat judul peta (judul peta selalu berada pada bagian utara,
bagian atas dari peta). Atau lihat tulisan nama gunung atau desa di kolom peta,
utara peta adalah bagian atas dari tulisan tersebut.
1.3.4 Mengenal tanda medan
Selain tanda pengenal yang terdapat pada legenda peta, untuk keperluan
orientasi harus juga digunakan bentuk-bentuk bentang alam yang mencolok di
lapangan dan mudah dikenal dip eta, disebut Tanda Medan. Beberapa tanda
medan yang dapat dibaca pada peta sebelum berangkat ke lapangan, yaitu:
-

Lembah antara dua puncak.

Lembah yang curam.

Persimpangan jalan atau ujung desa.

Perpotongan sungai dengan jalan setapak.

Percabangan dan kelokan sungai, air terjun, dan lain-lain.

Untuk daerah yang datar dapat digunakan, persimpangan jalan dan


percabangan sungai, jembatan dan lain-lain.
1.3.5 Menggunakan peta topografi
Pada perencanaan perjalanan dengan menggunakan peta topografi, sudah

tentu titik awal dan titik akhir akan diplot di peta. Sebelum berjalan catatlah:
- Koordinat titik awal (A).
-

Koordinat titik tujuan (B).

Sudut peta antara A B.

Tanda medan apa saja yang akan dijumpai sepanjang lintasan A B.

Berapa panjang lintasan antara A B dan berapa kira-kira waktu yang


dibutuhkan untuk menyelesaikan lintasan A B.
Yang perlu diperhatikan dalam melakukan suatu operasi adalah.

Kita harus tahu titik awal keberangkatan kita, baik di medan maupun di
peta.

Gunakan tanda medan yang jelas baik di medan dan peta.

Gunakan kompas untuk melihat arah kita, apakah sudah sesuai dengan
tanda medan yang kita gunakan sebagai patokan, atau belum.

Perkirakan berapa jarak lintasan. Misalnya, medan datar 5 km ditempuh


selama 60 menit dan medan mendaki ditempuh selama 10 menit.

Lakukan orientasi dan resection, bila keadaannua memungkinkan.

Perhatikan dan selalu waspada terhadap adanya perubahan kondisi


medan dan perubahan arah perjalanan, menyeberangi sungai, ujung lembah
dan lain-lainnya.
Panjang lintasan sebenarnya dapat dibuat dengan cara, pada peta

dibuatkan lintasan dengan jalan membuat gatis (skala vertical dan horizontal)
yang disesuaikan dengan skala peta. Gambar garis lintasan tersebut (pada peta)
memperlihatkan kemiringan lintasan juga menampang dan bentuk peta. Panjang
lintasan diukur dengan mengalikannya dengan skala peta, maka akan
didapatkan panjang lintasan sebenarnya.
1.3.6 Memahami cara plotting peta

Plotting adalah menggambar atau membuat titik, membuat garis dan tandatanda tertentu di peta. Plotting berguna bagi kita dalam membaca peta. Misalnya
Tim Camp berada pada koordinat titik A (3989 : 6360) + 1400 m dpl. Basecamp
memerintahkan tim Camp agar menuju koordinat titik T (4020 : 6268) + 1301 m
dpl. Maka langkah-langkah yang harus dilakukan adalah:
-

Plotting koordinat T dip eta dengan menggunakan konektor. Pembacaan


dimulai dari sumbu X dulu, kemudian sumbu Y, didapat (X:Y).

Plotting sudut peta dari A ke T, dengan cara tarik garis dari A ke T,


kemudian dengan busur derajat/kompas orientasi ukur besar sudut A T dari
titik A kea rah garis AT. Pembacaan sudut menggunakan system Azimuth (0360) searah jarum jam. Sudut itu berguna untuk mengorientasikan arah dari
arah A ke T.

Interprestasi peta untuk menentukan lintasan yang efisien dari A manuju


T. Interprestasi ini dapat berupa garis lurus ataupun berkelok-kelok mengikuti
jalan setapak, sungai ataupun pegunungan. Harus dipahami betul bentuk garisgaris kontur. Plotting lintasan dan memperkirakan waktu tempuhnya. Faktorfaktor yang mempengaruhi waktu tempuh:
-

Kemiringan lereng dan panjang lintasan.

Keadaan dan kondisi medan (misalnya hutan lebat, semak berduri atau
pasir)

Keadaan cuaca rata-rata.

Waktu pelaksanaan (pagi, siang atai malam)

Kondisi fisik dan mental serta perlengkapan yang dibawa.


1.3.7 Membaca koordinat
Cara menyatakan koordinat ada dua cara, yaitu:

Cara koordinat peta


Menentukan koordinat ini dilakukan di atas peta dan bukan di lapangan.

Penunjuk koordinat ini menggunakan:


System Enam Angka, misalnya: koordinat titik A (374:622), titik B (377:461).
Cara Delapan Angka, misalnya: koordinat titik A (3740:6225), titik B
(3376:4614).
-

Cara koordinat geografis


Untuk Indonesia sebagai patokan perhitungan adalah Jakarta yang

dianggap 0 atau 106 4427,79. Sehingga di wilayah Indonesia awal perhitungan

adalah kota Jakarta. Bila di sebelah barat Jakarta akan berlaku pengurangan dan
sebaliknya. Sebagai patokan letak lintang adalah garis ekuator (sebagai 0).
Untuk koordinat geografis yang perlu diperlihatkan adalah petunjuk letak peta.

1.3.8 Sudut peta


Sudut peta dihitung dari utara ke garis sasaran searah jarum jam. System
pembacaan sudut dipakai Sistem Azimuth (0-360). Sistem Azimuth adalah
system yang menggunakan sudut-sudut mendatar yang besarnya dihitung atau
diukur sesuai dengan arah jarum jam dari suatu garis yang tetap (arah utara).
Bertujuan untuk menentukan arah-arah di medan atau di peta serta untuk
melakukan pengecekan arah perjalanan, karena garis yang membentuk sudut
kompas tersebut adalah arah lintasan yang menghubungkan titik awal dan akhr
perjalanan. Sistem perhitungan sudut dibagi menjadi dua berdasarkan sudut
kompasnya.
1.3.9 Azimuth sudut kompas
Back Azimuth: bila sudut kompas > 180 maka sudut kompas dikurangi
180. Bila sudut kompas < 180 = 37, 1km km = 3.710.000 1km = 3.710.000
000 = 74,2 1 = 1.855.000cm>.

DAFTAR PUSTAKA

Wikipedia

www.webiklans.com/search/peta+topografi+search.

Garudapala.blogspot.com//memahami-peta-topografi

Lisa.ugm.ac.id/chapter_view.php?Arkeologi.Anggraeni.

Anda mungkin juga menyukai