Anda di halaman 1dari 11

EEG(ELEKTROENSEFALOGRAM)

Ditulis oleh : Fiqi Febriyanto


NIM : 140431100028

PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA
2016

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas selesainya makalah
yang berjudul "cara membuat makalah yang baik dan benar". Atas dukungan moral dan
materi yang diberikan dalam penyusunan makalah ini, maka penulis mengucapkan banyak
terima kasih kepada pihak yang sudah membantu menyelesaikan makalah ini
Penulis menyadari bahwa makalah ini belumlah sempurna. Oleh karena itu, saran dan
kritik yang membangun dari rekan-rekan sangat dibutuhkan untuk penyempurnaan
makalah ini.

Bangkalan, 10 September 2016

Fiqi Febriyanto

EEG(ELEKTROENSEFALOGRAM)
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam melakukan fungsinya sehari-hari, neuron-neuron yang ada diotak
menghantarkan impuls saraf satu dengan yang lain, baik dari korteks serebri ke perifer
maupun sebaliknya. Aktifitas listrik ini bersifat ritmik, terus menerus dan diduga berasal
dari talamus yang berfungsi semacam pacemaker, yang dipancarkan ke korteks serebri
melalui neuron dan sinaps-sinapsnya. Intensitas kegiatan listrik ini berubah sesuai dengan
tingkat aktivitas otak, tetapi selalu terdapat aktivitas listrik dasar yang bersumber dari
talamus tadi. Untuk merekam aktivitas listrik tersebut, dipakai alat Elektroensefalografi
(EEG) yang dapat merekam aktivitas listrik setelah sampai di korteks.
Otak manusia merupakan sumber dari segala pikiran, emosi, persepsi dan tingkah
laku. Otak terdiri dari jutaan elemen mikroskopik yang disebut saraf yang menggunakan
bahan kimia dalam mengatur aktivitas listrik di dalam otak. Tahapan embrional yang
penting dalam perkembangan otak adalah neurulasi, proliferasi, migrasi, mielinisasi dan
sinatogenesis. Keadaan mulai lahir sampai usia 5 tahun akan terjadi pertumbuhan fisik
yang cepat diikuti dengan perkembangan otak. Maturitas dari otak yang paling tinggi pada
batang otak dan terakhir pada kortek serebri. Setelah usia 5 tahun maka pertumbuhan otak
berjalan lambat, dan progresivitasnya untuk mencapai usia pertengahan masa kanak-kanak
biasanya antara usia 6-8 tahun. Sinaptogenesis terjadi secara cepat pada kortek serebri saat
2 tahun dari kehidupan. Myelinisai paling cepat saat usia 2 tahun pertama kemudian
berlangsung lebih lambat setelah itu.
Neuron- neuron yang berhubungan (fungsi motorik, sensorik dan kognitif)
mengalami mielinisasi yang besar dimulai saat usia anak masuk sekolah (6 tahun) dan sel
saraf area ini terjadi mielinisasi yang lengkap antara usia 6-12 tahun. Lebih jauh lagi hal ini
dekat sekali hubungannya dengan maturasi hipokampus di mana terjadi mielinisasi pada
anak-anak.

BAB II
EEG
(ELECTROENCEPHALOGRAPH)
2.1

Pengertian EEG
Electroencephalogram atau EEG merupakan alat yang telah digunakan sejak tahun
1924 untuk mendeteksi kebohongan seorang criminal dari seluruh dunia. Sebuah EEG
digunakan untuk mengetes dan merekam aktivitas elektrik dari otak manusia. Terdapat
sensor khusus (elektroda) yang dipasang di kepala dan dikaitkan dengan kabel ke sebuah
computer. Kemudian computer akan merekam aktivitas elektrik otak ke layar atau kertas
dalam bentuk garis-garis bergelombang. Dalam kondisi tertentu, seperti keterkejutan, dapat
dilihat perubahan hasilnya dalam pola normal aktivitas elektrik otak di layar. Yang
tujuannya untuk mengetahui ada tidaknya abnormalitas fungsi maupun struktur lapisan
otak bagian luar.
Kalangan kedokteran menggunakan sinyal EEG untuk diagnosa penyakit yang
berhubungan dengan kelainan otak dan kejiwaan. Walaupun penggunaan teknik modern
seperti CT Scan dan Magnetic Resonance Imaging (MRI) dapat memeriksa otak, namun
EEG tetap berguna mengingat sifatnya yang non-destruktif, dapat digunakan secara on line
dan sangat murah harganya dibandingkan kedua metoda. Disamping keunggulan lain,
sinyal EEG dapat mengidentifikasi kondisi mental dan pikiran, serta menangkap persepsi
seseorang terhadap rangsangan luar.

2.2

Tujuan EEG
Kalangan kedokteran menggunakan sinyal EEG untuk diagnosa penyakit yang
berhubungan dengan kelainan otak dan kejiwaan. Walaupun penggunaan teknik modern
seperti CT Scan dan Magnetic Resonance Imaging (MRI) dapat memeriksa otak, namun
EEG tetap berguna mengingat sifatnya yang non-destruktif, dapat digunakan secara on line
dan sangat murah harganya dibandingkan kedua metoda. Disamping keunggulan lain,
sinyal EEG dapat mengidentifikasi kondisi mental dan pikiran, serta menangkap persepsi
seseorang terhadap rangsangan luar.

2.3

Fungsi EEG
Berikut fungsi EEG :
A. Mendiagnosis epilepsi dan tanda-tandanya.
B. Mengecek permasalahan pada orang yang mengalami kehilangan kesadaran.
C. Mencari tahu apakah seseorang dalam keadaan koma.
D. Mempelajari penyebab susah tidur.
E. Melihat aktivitas otak ketika seseorang menerima obat anestesi selama operasi otak.
F. Membantu orang yang memiliki masalah psikis, seperti rasa gugup, dan kesehatan
mental.

2.4

2.5

Persiapan Sebelum Pemeriksaan


Sebelum melakukan tindakan EEG, maka pasien ada beberapa hal yang harus
dipersiapkan, diantaranya yaitu :
A. Identitas penderita harus dicatat lengkap
B. Tingkat kesadaran penderita harus dicatat, untuk menghindari salah interpretasi EEG
C. Obat-obatan yang dikonsumsi oleh pasien harus diidentifikasi, oleh karena beberapa
obat-obatan tertentu yang dapat mempengaruhi frekuensi maupun bentuk gelombang
otak. -Saat terbaik perekaman adalah pada saat bebas obat sehingga gelombang otak
yang didapat adalah gelombang otak yang bebas dari pengaruh obat
D. Premedikasi, dosis dan berapa lama sebelum perekaman harus diidentifikasi dengan
jelas.
E. Pasien dalam keadaan tenang dan rileks
F. Kulit kepala dalam keadaan bersih, bebas kotoran, debu, minyak dan kulit yang mati.
sampolah rambut serta membilas dengan air bersih saat mandi sore atau pagi hari
sebelum di lakukan test
G. Perhatikan adanya bekas luka, bekas kraniotomi
H. Hindari makanan yang mengandung kafein ( seperti kopi, teh, cola, dan coklat)
sedikitnya 8 jam sebelum test. Makanlah dalam porsi kecil sebelum test, sebab gula
darah rendah ( hypoglycemia) dapat menghasilkan test abnormal
I. Tidur dapat mempengaruhi hasil EEG maka ushakan agar pasien tidak tertidur saat
dilakukan test, jika anak-anak akan di EEG coba untuk tidur sebentar tepat sebelum
dilakukan test
J. Penyuluhan penderita sebelum perekaman tentang tujuan dilakukannya EEG, apa yang
dilakukan teknisi terhadap dirinya sebelum dan saat perekaman, apa yang harus
dilakukan penderita saat perekaman dan apa yang akan dirasakan oleh penderita saat
perekaman
K. Identifikasi hasil neuroimaging yang sudah dilakukan.

Prosedur Cara Penggunaan EEG

A. Sebelum melakukan prosedur perekaman EEG sebaiknya diketahui Standard Minimal.


B. Perekaman EEG yaitu memakai minimal 16 channel yang bekerja secara simultan. Setiap
area di otak bisa memberikan pola yang sama atau berbeda pada waktu yang bersamaan,
dan menurut pengalaman diperlukan perekaman pada minimal 8 area di otak secara
simultan untuk mendapatkan distribusi pola EEG. Perekaman dengan 8 channel secara
simultan diperkirakan cukup mencakup permukaan otak untuk menghindari
misinterpretasi.
C. Memakai minimal 17 elektrode pencatat. Semua elektroda ini harus mencakup area frontal,
central, parietal, oksipital, temporal, auricular atau mastoid, vorteks dan elektroda ground.
D. Kedua system monopolar (referensial) dan bipolar (diferensial) harus digunakan secara
rutin. Setiap system montage mempunyai keunggulan dan kekurangan, sehingga
penggunaan kedua system sekaligus adalah esensial untuk mendapatkan informasi yang
akurat.

E. Harus ada prosedur buka tutup mata. Aktifitas alfa dapat memberi informasi tentang fungsi
abnormal otak. Aktifitas paroksismal dapat pula dicetuskan oleh prosedur ini.
F. Mesin EEG harus dikalibrasi di awal dan di akhir rekaman. Perubahan setting alat selama
perekaman harus dicatat.
G. Lama perekaman minimal 15-20 menit pada penderita sadar. Bila ada prosedur stimulasi
fotik, hiperventilasi dan tidur maka lama perekaman harus ditambah. EEG adalah sample
waktu dari kehidupan seseorang, dan waktu 20 menit adalah waktu yang sangat singkat
untuk menarik suatu kesimpulan dari suatu kerja atau suatu fungsi otak seseorang. Oleh
karena itu semakin lama perekaman maka semakin besar kemungkinan kita untuk
menemukan abnormalitasnya.
2.6

Prinsip Kerja dari EEG


Elektroda EEG ukurannya lebih kecil daripada elektroda ECG. Elektroda EEG dapat
diletakkan secara terpisah pada kulit kepala atau dapat dipasang pada penutup khusus
yang dapat diletakkan pada kepala pasien.
Untuk meningkatkan kontak listrik antara elektroda dan kulit kepala
digunakan elektroda jelly atau pasta. Bahan elektroda yang umumnya digunakan adalah
perak klorida. EEG direkam dengan cara membandingkan tegangan antara elektroda aktif
pada kulit kepala dengan elektroda referensi pada daun telinga atau bagian lain dari tubuh.
Tipe merekam ini disebut monopolar. Tetapi tipe merekam bipolar lebih populer dimana
tegangan dibandingkan antara dua elektroda pada kulit kepala. Berikut ini diperlihatkan
blok diagram dari peralatan EEG.

A. Amplifier
Amplifier digunakan karena EEG harus memiliki penguatan yang tinggi dan
karakteristik noise yang rendah sebab amplitudo tegangan EEG sangat rendah. Amplifier
yang digunakan harus bebas dari interferensi sinyal dari kabel listrik atau dari peralatan
elektronik yang lain. Noise sangat berbahaya di dalam kerja EEG karena gelombang
elektroda yang dilekatkan pada kulit kepala hanya beberapa mikrovolt ke amplifier.
Amplifier digunakan untuk meningkatkan amplitudo hingga beratus-ratus bahkan beriburibu kali dari sinyal yang lemah yang hanya beberapa mikrovolt. Rangkaian dalam
sederhana dari amplifier EEG diperlihatkan pada Gambar 3.
B.

Kontrol Sensitivitas
Keseluruhan sensitivitas dari sebuah alat EEG adalah penguatan dari amplifier
dikalikan dengan sensitivitas dari alat penulisan. Jika sensitivitas alat penulisan adalah 1
cm/V, amplifier harus mempunyai keseluruhan penguatan 20.000 untuk 50 V sinyal
untuk memantulkan untuk menghasilkan nilai penguatan diatas.
Langkah-langkahnya adalah kapasitor digabungkan. Sebuah alat EEG mempunyai dua
tipe dari kontrol penguatan. Pertama adalah variabel kontinu dan digunakan untuk
menyamakan sensitivitas semua channel. Kedua adalah kontrol beroperasi sejalan dan
dimaksudkan untuk meningkatkan atau mengurangi sensitivitas dari suatu channel oleh
sesuatu yang dikenal. Kontrol ini biasanya dikalibrasi dalam desibel. Penguatan amplifier

normalnya diset sehingga sinyalnya sekitar 200 V dipantulkan pena diatas daerah
linearnya.
C.

Filter
Ketika direkam oleh elektroda, EEG mungkin berisi kerusakan otot dalam kaitannya
dengan kontraksi dari kulit kepala dan otot leher. kerusakannya besar dan tajam sehingga
menyebabkan kesulitan besar dalam klinik dan interpretasi otomatis EEG. Cara paling
efektif untuk mengurangi kerusakan otot adalah dengan menyarankan pasien untuk rileks,
tapi ini tidak selalu berhasil. Kerusakan ini umumnya dihilangkan menggunakan low pass
filter. Filter pada alat EEG mempunyai beberapa pilihan posisi yang biasanya ditandai
dengan tetapan waktu. Suatu nilai satuan tetapan waktu yang diset untuk kontrol frekuensi
rendah adalah 0,03; 0,1; 0,3; dan 1,0 detik. Tetapan waktu ini sesuai dengan 3 dB
menunjuk pada frekuensi 5,3; 1,6; 0,53; dan 0,16 Hz. Di atas frekuensi cut-off dan
dikontrol dengan filter high- frekuensi. Beberapa nilai dapat dipilih, diantaranya adalah 15,
30, 70, dan 300 Hz.

D. Sistem Penulisan
Sistem penulisan pada EEG umumnya menggunakan sistem ink writing tipe directwriting ac recorder yang menyediakan respon frekuensi hingga 60 Hz pada 40 mm puncak
ke puncak. Tipe umum dari direct-recorder adalah tipe stylus yang langsung menulis pada
kertas yang digerakkan di bawahnya. Pada umumnya di dalamsistem direct-writing
recorder, digunakan galvanometer yang mengaktifkan lengan penulis yang disebut pen atau
stylus.
Mekanismenya dimodifikasi dari pergerakan DArsonval meter. Sebuah kumparan dari
kawat tipis berputar pada suatu bingkai aluminium segi-empat dengan ruang udara antara
kutub suatu magnet permanen. Poros baja yang dikeraskan dikaitkan dengan bingkai
kumparan sedemikian sehingga kumparan berputar dengan friksi minimum. Paling sering,
jewel dan poros digantikan oleh taut- band sistem. Suatu pen ringan terikat dengan
kumparan. Spring berkait dengan bingkai mengembalikan pen dan kumparan selalu ke
suatu titik acuan. Ketika listrik mengalir sepanjang kumparan, suatu medan magnet timbul
yang saling berhubungan dengan medan magnet dari magnet permanen. Hal itu
menyebabkan kumparan mengubah sudut posisinya seperti pada suatu motor listrik. Arah
perputaran tergantung dari arah aliran arus di dalam kumparan. Besar defleksi dari pen
adalah sebanding dengan arus yang mengalir melalui kumparan.
Penulisan stylus dapat mempunyai tinta di ujungnya atau dapat mempunyai suatu
ujung yang menjadi kontak dengan suatu sensitif elektro, tekanan yang sensitif atau panas
kertas sensitif. Jika suatu penulisan lengan dari panjang yang ditetapkan digunakan, sumbu
koordinat akan menjadi kurva. Dalam rangka mengkonversi kurva linier dari ujung
penulisan ke dalam kurva gerak lurus, berbagai mekanisme telah dipikirkan untuk
mengubah panjang efektif dari lengan penulisan sehingga bergerak ke tabel perekaman.
Instrumen taut-band lebih disukai dibandingkan dengan instrumen poros dan jewel
karena lebih menguntungkan untuk meningkatkan sensitivitas listrik, mengeliminasi friksi,
lebih baik pengulangannya dan meningkatkan daya tahannya.

E.

Noise
Amplifier EEG dipilih untuk level minimum derau yang dinyatakan dalam kaitan
dengan ekuivalen tegangan masuk. Dua mikrovolt sering dinyatakan dapat diterima oleh
perekam EEG. Noise berisi komponen dari semua frekuensi dan perekaman noise dapat
meningkatkan bandwith dari sistem. Oleh karena itu, penting untuk membatasi bandwith
yang dibutuhkan untuk menghasilkan sinyal.

F.

Penggerak Kertas
Hal ini disediakan oleh suatu motor sinkron. Sebuah mekanisme penggerak kertas
yang stabil dan akurat perlu dan normal untuk mempunyai beberapa kecepatan kertas yang
tersedia untuk dipilih. Kecepatan pada 15, 30, dan 60 mm/s penting. Beberapa mesin juga
menyediakan kecepatan di luar daerah ini.

G. Saluran
EEG direkam secara serempak dari sebuah susunan yang terdiri atas banyak elektroda.
Elektroda dihubungkan untuk memisahkan amplifier dan sistem penulisan. Mesin EEG
komersial dapat memiliki sampai 32 saluran, walaupun 8 atau 16 saluran lebih umum.
2.7

Pembacaan Hasil
Mendapatkan rekaman EEG yang baik dan benar adalah salah satu dari tujuan utama dari
pemeriksaan EEG selain interpretasi yang benar. EEG adalah alat untuk menunjang
tegaknya diagnosa, selama kita dapat memperoleh rekaman yang baik dan benar. Rekaman
yang tidak baik justru akan menyesatkan tegaknya diagnosa.

2.8

Sinyal Electroencephalogram (EEG)


Pada pembacaan hasil EEG perlu diperhatikan :
Lokasi / distribusi
Frekuensi
Pola / gambaran khas
Usia
Bangun
Tidur

A.
B.
C.
D.
E.
F.

Sinyal EEG dapat diketahui dengan menggunakan elektroda yang dilekatkan pada
kepala. Tegangan sinyalnya berkisar 2 sampai 200 V, tetapi umumnya 50 V.
Frekuensinya bervariasi tergantung pada tingkah laku. Daerah frekuensi EEG yang normal
rata-rata dari 0,1 Hz hingga 100 Hz, tetapi biasanya antara 0,5 Hz hingga 70 Hz. Variasi
dari sinyal EEG yang terkait dengan frekuensi dan amplitudo mempengaruhi diagnostik.
Daerah frekuensi EEG dapat diklasifikasikan menjadi beberapa bagian untuk analisis EEG,
yaitu :
1. Gelombang di posterior :
a. Gelombang Alpha

Gelombang alfa mempunyai frekwensi 8-12 siklus per detik. Gelombang alfa
terlihat normal pada saat bangun dan mata tertutup (tidak tertidur)
Distribusi : bagian posterior kepala (oksipital, parietal dan temporal posterior)
dapat meluas ke sentral, verteks dan midtemporal
Karakteristik : sinusoidal, waxes and wanes, Amplitudo : 20 70 uV
( Ka>Ki)
Reaktivitas : Amplitudo berkurang saat buka mata, aktivitas mental
sedangkan frekuensi berkurang saat mengantuk
Anak : Frekuensi tergantung usia
3-4 bln : 3.5 4.5 Hz
3 thn : 8 Hz
12 bln : 5 6 Hz
9 thn : 9 Hz
24 bln : 7 Hz
15 thn: 10 Hz
b.

2.

3.

4.

5.

Gelombang lambda
Karakteristik : dapat terlihat saat bangun, buka mata, polaritas positif, asimetri
(normal), di daerah oksipital, jelas terlihat usia 2 15 thn, dan jarang terlihat
pada usia tua . Gelombang Lambda mempunyai amplitudo : 20 50 uV .
Reaktivitas : gelombang ini tampak jika melihat suatu objek,dan menghilang
saat tutup mata.
Gelombang Mu
Gelombang ini sering disebut juga comb rhythm, rolandic alpha. Frekuensi seperti
Alpha (8-10 Hz) terdapat pada 20 % orang dewasa, sering pada usia 8 16 tahun
dan lokasinya di daerah sentral, dapat tampak unilateral atau bilateral.
Karakteristik : Bentuk lengkung, amplitudonya 20 60 uV, gelombang ini akan
menurun frekuensinya atau hilang dengan gerakan aktif, pasif atau stimulus taktil
kontralateral, maupun berpikir tentang gerakan. Gelombang ini berasal dari
korteks sensorimotor.
Gelombang Beta
Gelombang Beta mempunyai suatu frekwensi 13-30 siklus per detik. Gelombang
ini secara normal ditemukan ketika siaga atau menjalani pengobatan tertentu,
seperti benzodiazepines atau pengobatan anticonvulsants. Distribusi terutama
frontal dan central dengan amplitudo : 10 20 uV (dewasa) dan 60 uV (anak usia
12-18 bulan). Gelombang Beta dapat lebih jelas terlihat saat mengantuk, maupun
atas pengaruh obat-obatan (barbiturat, benzodiazepin). Perbedaan amplitude kanan
dan kiri lebih dari 35 % merupakan suatu abnormalitas.
Gelombang Theta
Gelombang Theta mempunyai frekuensi : 4 7 Hz, di daerah frontal atau frontocentral (tutup mata) , dan Temporal (4 7 Hz) biasanya pada orang tua
.Gelombang theta jelas terlihat saat hiperventilasi,mengantuk dan tidur. Amplitudo :
30 80 uV
Gelombang Delta

Gelombang delta mempunyai suatu frekwensi kurang dari 3 siklus per detik.
Gelombang secara normal ditemukan hanya pada saat sedang tidur dan anak-anak
muda
2.9

Hasil Pemeriksaan EEG


Normal

A.
B.

Hasil dua sisi otak menunjukkan pola serupa dari aktivitas elektrik
Tidak ada gambaran gelombang abnormal dari aktivitas elektrik dan
tidak ada gelombang yang lambat
C.
Jika pasien dirangsang dengan cahaya (photic) selama test maka
hasil gelombang tetap normal.

A. Abnormal

B.
C.

D.

E.
F.

Hasil dua sisi otak menunjukkan pola tidak serupa dari aktivitas
elektrik
EEG menunjukkan gambaran gelombang abnormal yang cepat atau
lambat, hal ini mungkin disebabkan oleh tumor otak,
infeksi/peradangan, injuri, strok, atau epilepsi. Ketika seseorang
mempunyai epilepsi dengan pemeriksaan EEG ini bisa diketahui daerah
otak bagian mana yang aktivitas listriknya tidak normal. Namun
pemeriksaan EEG saja tidak cukup, sebab EEG diambil selalu pada saat
tidak ada serangan kejang bukan pada saat serangan, karena tidak
mungkin orang yang sedang mengalami serangan epilepsi dibawa ke
rumah sakit untuk diperiksa EEG. Maka, pemeriksaan EEG harus
ditunjang oleh pemeriksaan otak itu sendiri, yaitu melihat gambaran
otaknya dengan teknik foto Magnetic Resonance Imaging (MRI). Jadi
EEG dengan sendirinya tidak cukup untuk mendiagnosa penyakit
neurology tetapi perlu dengan pemeriksaan yang lain
Berbagai keadaan dapat mempengaruhi gambaran EEG. EEG yang
abnormal dapat disebabkan kelainan di dalam otak yang tidak hanya
terbatas pada satu area khusus di otak, misalnya intoksikasi obat,
infeksi otak (ensefalitis), atau penyakit metabolisme (Diabetik
ketoasidosis)
EEG menunjukkan grlombang delta atau gelombang teta pada orang
dewasa yang terjaga. Hasil ini menandai adanya injuri otak
EEG tidak menunjukkan aktivitas elektrik di dalam otak ( a flat/
atau garis lurus ). Menandai fungsi otak telah berhenti, yang mana
pada umumnya disebabkan oleh tidak adanya (penurunan) aliran darah
atau oksigen di dalam otak. Dalam beberapa hal, pemberian obat
penenang dapat menyebabkan gambaran EEG flat. Hal ini juga dapat
dilihat di status epilepsi setelah pengobatan diberikan.

BAB III
PENUTUP
3.1

Kesimpulan
Electroencephalografi adalah prosedur pencatatan aktifitas listrik otak dengan alat
pencatatan yang peka sedangkan grafik yang dihasilkannya disebut Electroencephalogram.
Jadi, aktivitas otak berupa gelombang listrik, yang dapat direkam melalui kulit kepala
disebut Elektro-Ensefalografi (EEG). Amplitudo dan frekuensi EEG bervariasi, tergantung
pada tempat perekaman dan aktivitas otak saat perekaman. Saat subyek santai, mata
tertutup, gambaran EEG nya menunjukkan aktivitas sedang dengan gelombang sinkron 814 siklus/detik, disebut gelombang alfa. Gelombang alfa dapat direkam dengan baik pada
area visual di daerah oksipital. Gelombang alfa yang sinkron dan teratur akan hilang, jika
subyek membuka matanya yang tertutup. Gelombang yang terjadi adalah gelombang beta
(> 14 siklus/detik). Gelombang beta direkam dengan baik di regio frontal, merupakan
tanda bahwa orang terjaga, waspada dan terjadi aktivitas mental. Meski gelombang EEG
berasal dari kortek, modulasinya dipengaruhi oleh formasio retikularis di subkortek.
Keadaan tidur (alamiah maupun akibat induksi obat) mengaktifkan paroksismalitas
yang umum maupun fokal. Dalam keadaan tidak tidur hanya kira-kira sepertiga individu
dengan diagnosa klinik epilepsy memperlihatkan paroksismalitas spesifik, 15 %
memperlihatkan EEG yang normal dan sisanya memperlihatkan perlambatan atau
percepatan yang spesifik.
Electroencephalogram ( EEG) adalah suatu test untuk mendeteksi
kelainan aktivitas elektrik otak (
Campellone, 2006). Sedangkan menurut dr.
Darmo Sugondo
membedakan antara Electroencephalogram dan
Electroencephalografi. Electroencephalografi adalah prosedur pencatatan aktifitas
listrik otak dengan alat pencatatan yang peka sedangkan grafik yang
dihasilkannya disebut Electroencephalogram.

Anda mungkin juga menyukai