Anda di halaman 1dari 2

Fibrilasi ventrikel

Fibrilasi ventrikel dan gagal jantung (cardiact arrest)


Atrial fibrilasi (AF) adalah aritmia jantung menetap yang paling umum didapatkan.
Ditandai dengan ketidakteraturan irama dan peningkatan frekuensi atrium sebesar 350-650
x/menit sehingga atrium menghantarkan implus terus menerus ke nodus AV. Konduksi ke
ventrikel dibatasi oleh periode refrakter dari nodus AV dan terjadi tanpa diduga sehingga
menimbulkan respon ventrikel yang sangat ireguler. Atrial fibrilasi dapat terjadi secara episodic
maupun permanen. Jika terjadi secara permanen, kasus tersebut sulit untuk dikontrol. Atrial
fibrilasi terjadi karena meningkatnya kecepatan dan tidak terorganisirnya sinyal-sinyal listrik di
atrium, sehingga menyebabkan kontraksi yang sangat cepat dan tidak teratur (fibrilasi). Sebagai
akibatnya, darah terkumpul di atrium dan tidak benar-benar dipompa ke ventrikel. Ini ditandai
dengan heart rate yang sangat cepat sehingga gelombang P di dalam EKG tidak dapat dilihat.
Ketika ini terjadi, atrium dan ventrikel tidak bekerja sama sebagaimana mestinya. (10)
Fibrilasi ventrikel akan timbul akibat trauma listrik pada arus antara 75-100 MA. Arus
listrik yang sangat tinggi (2A atau lebih) tidak menyebabkan fibrilasi ventrikel, tetapi cenderung
henti ventrikel. Ketika arus listrik memasuki tubuh manusia, arus akan mengalir dari titik kontak
menuju permukaan tanah, mengikuti jalur terpendek. Hampir selalu jalurnya dari tangan menuju
kaki. Lama arus mengalir dalam tubuh menentukan kematian, tergantung dari mekanisme
kematian dan kuat arus. Kuat arus yang sangat lemah kematian disebabkan oleh paralysis otototot pernapasan dengan asfiksia sekunder. Pada listrik rumah tangga, dimana kematian terjadi
karena fibrilasi ventrikel, lama kontak sangat penting dalam menimbulkan fibriliasi yang
terbilang dalam hitungan detik atau sepersepuluh detik, tergantung pada kuat arus. Hal ini tentu
saja ditentukan oleh hambatan listrik. Contohnya pada tegangan 110 V, dianggap hambatan 1000
, arus yang masuk ke tubuh 110 MA. Pada kasus ini kontak selama 5 detik akan menghasilkan
fibrilasi ventrikel. Jika titik kontak listrik adalah kulit yang lembab dan tipis, hambatannya
mungkin hanya 100 . Dalam hal ini harus yang memasuki tubuh sebesar 1100 MA dan fibrilasi
ventrikel dapat terjadi dalam 0,1 detik. Pada tegangan tinggi henti jantung dapat terjadi seketika.
Pada tegangan tinggi, dapat terjadi luka panas listrik yang berat/ireversibel. Ketika jantung mulai
kembali berdenyut setelah berhenti, pernafasan mungkin belum kembali karena paralysis pusat
pernafasan. Hal ini kemungkinan karena kelumpuhan pusat pernapasan pada batang otak karena
efek panas yang berlebihan (hipertemik) dari arus listrik. Efektif hipertemik listrik tegangan

tinggi dapat dilihat pada hukuman mati dengan listrik dimana luka bakar derajat tiga timbul pada
tempat kontak elektroda dan kulit, seperti halnya pengamatan Werner bahwa setelah eksekusi,
suhu otak dapat mencapai 63C.(5)
Keadaan post mortem: tubuh yang pucat tanpa gambaran kongestif pada kulit atau organ.(4)

Paralisis Pernapasan (Respiratory Paralysis)


Hal ini dapat terjadi bila aliran arus listrik di atas let go thres hold, akan tetapi tetap di
bawah kebutuhan yang dapat menimbulkan fibrilasi ventrikel. Pada eksperimen kematian korban
yang murni karena asfiksia oleh adanya spasme otot. Jantung akan tetap berdenyut sampai terjadi
kematian. Mekanisme tersebut agaknya berkaitan dengan asfiksia traumatic, dan menimbulkan
sianosis yang hebat, petechial hemorrages sedikit tidak terlampau diffusa tau prominen, akan
tetapi masih dapat dilihat pada konjungtiva, palpebrae dan muka.(4)
Organ yang kongestif, juga pada kulit dan wajah, petechi pada pleura dan perikardium. Juga
dapat kegagalan pernapasan sentral: paralisis batang otak karena jalur arus listrik melalui kepala.
Keadan ini terlihat jika kepala kontak dengan kabel listrik pada saat kecelakaan.(5)

Anda mungkin juga menyukai